Anda di halaman 1dari 32

Rhinosinusitis Kronik

Olivia Bernadi 112018103

Dokter Pembimbing:
dr. Retno Praptaningsih, Sp. THT-KL
PENDAHULUAN

Rhinitis and Sinusitis


Usually coexist and are concurrent

Duration of the Disease


• Acute
• Chronic

Primary Cause
Viral  Bacterial
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI HIDUNG
Anterior septum  Pleksus kiesselbach
(Little Area)
• A. sphenopalatina
• A. palatine mayor
• A. labialis superior
• A. etmoidalis anterior
• A. etmoidalis posterior

Persarafan:
• Bagian depan atas: n. etmoid anterior
(cabang n. nasolakrimalis, cabang n.
oftalmikus)
• Rongga hidung: n. maksila
• Saraf vasomotor (autonomy): Ganglion
Sfenopalatum
ANATOMI SINUS PARANASAL
KOMPLEKS OSTEOMEATAL

Struktur anatomis osteomeatal :


 Prosesus unsinatus
 Hiatus semilunaris
 Resesus frontalis
 Bulla etmoid
 Infudibulum etmoid
 Ostium sinus maksilaris
DEFINISI RHINOSINUSITIS
Rhinitis adalah
terjadinya proses
inflamasi mukosa Sinusitis adalah inflamasi
hidung yang dapat mukosa sinus paranasal
disebabkan oleh infeksi,
alergi atau iritasi

Inflamasi hidung dan sinus paranasal dengan 2/> gejala, salah satunya: hidung tersumbat/
obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/ posterior). nyeri wajah/ rasa tertekan di
wajah, penurunan/ hilangnya penghidu

Temuan nasoendoskopi: polip nasi dan/ atau sekret


mukopurulen terutama
CT scan dari meatus
berupa mediusmukosa
perubahan dan/ atau
di edema/
kompleks
obstruksi mukosaosteomeatal
terutama di dan/atau
meatus medius
sinus.
EPIDEMIOLOGI

26 Juta individu (2007)


Amerika Serikat

Divisi Rinologi Departemen


THT RSCM Januari-Agustus
2005  435 pasien
rinosinusitis, 69 % (300) RSK
 
ETIOLOGI
• Rhinovirus, Coronavirus, Influenza virus, Human para
influenza virus, Human respiratory syncytial virus,
Virus Metapneumovirus.

• Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza,


Moraxellacatarrhalis. Staphylococcus aureus , spesies
Bakteri streptococci lainnya, bakteri anaerobik, bakteri gram negatif.

• Aspergillus, Bipolaris, Curvularia and Exserohilum


Jamur
KLASIFIKASI

RHINOSINUSITIS

Acute Chronic

With Nasal Without Nasal


Polyp Polyp
GEJALA SINUSITIS
GEJALA SINUSITIS
GEJALA

Rasa nyeri/ tertekan pada daerah tertentu di


wajah
Akut
(Gejala kurang 12 Sekret hidung purulen (post nasal drip)
minggu)

Hidung tersumbat
GEJALA

Rasa nyeri kepala kronik

Kronik Post nasal drip


(Gejala lebih 12
minggu)
Gangguan Tenggorok

Bronkitis
FAKTOR PREDISPOSISI
FAKTOR PREDISPOSISI
Lingkungan
Rokok, perokok pasif, alergi, iritan/ polutan

Faktor Anatomis Primary


Haller cells, concha bullosa, deviasi septum, atresia Cilia
konka, hipoplasia sinus Dyskinesia

Genetik
Depresi
Immunocompromised, airway
dan
hyperreactivity, cystic fibrosis
Anxietas
PATOFISIOLOGI
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
ANAMNESIS
Diagnosis (EPOS, 2012):
Anamnesis
Penilaian subjektif, berlangsung > 12 minggu:
 Obstruksi hidung/kongesti
 Sekret hidung (anterior/posterior nasal drip)
 Nyeri wajah/tekanan, nyeri kepala
 Penurunan/ hilangnya daya penghidu
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik:
– Rinoskopi anterior
 Edema konka, hiperemi, sekret mukopurulen (nasal drip), krusta, deviasi septum,
tumor/polip
– Rinoskopi posterior
– Pemeriksaan penunjang:
 Transluminasi
 Endoskopi nasal
 Radiologi
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi
Perhatikan adanya pembengkakan pada wajah. Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata
bawah yang kemerah-merahan mungkin menunjukkan sinusitis maksila akut. Pembengkakan di
kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal akut.

 Palpasi
Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk gigi menunjukkan adanya sinusitis maksila. Sinusitis
etmoid menyebabkan rasa nyeri tekan di daerah kantus medius

 Transluminasi
Pemeriksaan dianggap bermakna bila terdapat perbedaan transiluminasi antara sinus kanan dan
kiri

 Endoskopi Nasal
Menilai kondisi rongga hidung, adanya sekret, patensi kompleks ostiomeatal, ukuran konka nasi,
udem disekitar orifisium tuba, hipertrofi adenoid. Indikasi endoskopi nasal yaitu evaluasi bila
pengobatan konservatif mengalami kegagalan.Untuk rinosinusitis kronik, endoskopi nasal
mempunyai tingkat sensitivitas sebesar 46 % dan spesifisitas 86 %.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

LATERAL
Anterior- Posterior WATERS
TATALAKSANA
Medikamentosa
 Antibiotik spektrum luas
 Anti inflamasi  kortikosteroid oral/topikal
 Drainase sinus  dekongestan oral/topikal, saline irrigation, anti
histamin, mukolitik

Operatif
• Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
INDIKASI FESS
Functional Endoscopic Sinus Surgery

Indikasi absolut FESS pada kasus rinosinusitis kronik


 obstruksi hidung komplit yang disebabkan oleh poliposis masif, abses
atau selulitis orbita yang tidak membaik dengan antibiotik intravena,
komplikasi intrakranial, polip antrokoana berukuran besar, mucocele,
dan rinosinusitis fungal

Indikasi relatif FESS


 rinosinusitis kronik dengan kejadian eksaserbasi berulang, meski
telah mendapatkan terapi medikamentosa yang optimal
RHINOSINUSITIS AKUT
RHINOSINUSITIS KRONIK
KOMPLIKASI

Komplikasi orbita

Komplikasi intrakranial

Osteomielitis dan abses subperiosteal

Komplikasi paru

Mukokel
KOMPLIKASI ORBITA
TEMUAN TERAPI

Selulitis Preseptal Kelopak mata edema dan kemerahan Medikamentosa


Otot ekstraokular intak
Pengelihatan normal

Selulitis Orbital Edema orbital lebih difus Medikamentosa


Terganggunya otot ekstraokuler + drainase sinus
Pengelihatan normal
Subperiosteal abscess Kelopak mata edema dan kemerahan Medikamentosa
Proptosis ± drainase sinus ± drainase abses

Orbital abscess Exophtalmus, kemosis, Medikamentosa


Ophtalmoplegia Drainase sinus , sering
Drainase abses, biasanya

Cavernous Sinus Nyeri orbital bilateral, kemosis, proptosis Medikamentosa


Thrombophlebitis Ophtalmoplegia Drainase sinus , sering
CN Ill, IV, V1, V2., V3, VI dapat terganggu
KOMPLIKASI INTRAKRANIAL

• Meningitis,
• Abscess epidural,
• Abscess subdural,
• Abscess intracerebral,
• Trombosis sinus kavernous,
• Trombosis sinus venousvenous
Kesimpulan
 Rinosinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal, umumnya disertai atau
dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rhinosinusitis

 Rinosinusitis dapat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan waktu terjadinya


yaitu akut dan kronis

 Gejala rinosinusitis bervariasi, namun penderita lebih sering mengeluhkan sekret


hidung purulen yang disertai dengan hidung tersumbat, nyeri wajah seperti
tertekan, terasa penuh atau keduanya

 Penatalaksanaan rinosinusitis bervariasi tergantung akut atau kroniknya penyakit.

 Diagnosis dan penatalaksanaan rinosinusitis harus dilakukan dengan tepat untuk


mencegah komplikasi yang mungkin terjadi

Anda mungkin juga menyukai