Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendidikan
SD
Nur Alfyfadhilah Rusydi, S.Pd.,M.Pd.
Modul 10
POTRET PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR
TUJUAN KHUSUS:
KEGIATAN BELAJAR 1
SARANA
PRASARANA
A. DAN
KETERJANGKA
UAN WILAYAH
Ada sekolah yag dilengkapi
degan fasilitas yang memadai
dan ada pula yang masih dalam
kondisi serba terbatas.
Kendala proses belajar mengajar yang selama ini
ditemukan adalah kurang memadainya sarana
dan prasarana penunjang yang ada. Sarana
prasarana pendidikan merupakan salah satu
komponen yang menunjang keberhasilan atau
ketercapaian tujuan pendidikan. Bagi yang
mengajar di daerah geografis terpencil sarana
prasarana kurang mendukung sehingga yang
materi yang disampaikan adalah kenyataan yang
ditemukan setiap hari. Bagi yang mengajar di
daerah yang telah dilengkapi dengan sarana
prasarana maka akan lebih mudah dan maju.
1. Letak geografis yang jauh sehingga untuk
menjangkaunya diperlukan waktu dan alat transportasi yang
memadai.
1.Guru belum menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan guru
mengajarkan yang bukan bidangnya,
2. Banyak guru yang dalam mengajar hanya menggunakan model yang sama,
mereka kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai
perkembangan anak didik dan sesuai teori pendidikan yang baru.
Bagaimana potret penerapan metode pembelajaran
di lingkungan sekolah tempat anda betugas?
C. KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN
YANG DITERAPKAN DI SEKOLAH
DASAR
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran Konstekstual adalah salah satu strategi
adalah konsep belajar pembelajaran yang
yang membantu guru berhubungan dengan :
mengaitkan anatara materi 1. Fenomena kehidupan
yang diajarkannya dengan A. PEBELAJARAN
sosial masyarakat, bahasa,
situasi dunia nyata siswa KONTEKSTUAL
lingkungan hidup, harapan
dan mendorong siswa dan cita tumbuh.
membuat hubungan anatar 2. Fenomena dunia
pengetahuan yang pengalaman dan
dimilikinya dengan pengetahuan murid.
penerapannya dalam 3. Kelas sebagai fenomena
kehidupan sehari-hari. sosial.
Pembelajaran Konstekstual melibatkan 7 komponen utama pembelajaran
efektif yaitu :
1. Konstruktivisme( constructivism)
2. Bertanya (questioning)
3. Menemukan (inquiry)
4. Masyarakat belajar (learning community)
5. Pemodelan (modeling)
6. Penilaian sebenarnya (authentic assessment)
Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang
tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkandan
menganalisis data, memecahkan masalah tertentu
dengan baik secara individu maupun kelompok.
B. PEMBELAJARAN PAKEM
Model pembelajaran ini didasarkan pada teori konstruktivisme yang dikembangkan Vygotsky
(sosial dan emosional) yang menyimpulkan bahwa siswa mengonstruksi pengetahuan atau
menciptakan makna atas dasar pemikiran dan hasil interaksi dalam sustu konteks sosial.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan aktivitas mengaktifkan,
menyentuhkan, mempertautkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk pemahaman
melalui penciptaan kegiatan, pembangkitan penghayatan, internalisasi, proses penemuan jawaban
pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman melalui refleksi yang berlangsung secara dinamis, atas
dasar keberagaman pemikiran sebagai wujud nyata perbedaan yang ada di antara para siswa.
Perhatikan ilustrasi berikut!
Ilustrasi:
Pak Gun adalah guru kelas 6 di sebuah SD di daerah yang mata pencaharian
penduduknya adalah menyadap nira kelapa kemudian diproses menjadi gula jawa.
Jumlah siswa kelas 6 yang diajar pak Gun berjumlah 25 siswa. Suatu ketika, dalam
mata pelajaran IPS, Pak Gun mengajarkan materi sumber daya alam dan rangkaian
kegiatan ekonomi. Aktivitas pembelajaran yang dipilih adalah dengan menugaskan
secara kelompok, yang masing-masing terdiri atas 5 siswa, untuk mengidentifikasi
siklus perekonomian yang menjadi mata rantai di desa mereka selama satu minggu.
Selajutnya..
Dari 5 kelompok yang terbentuk, Pak Gun memberikan tugas yang berbeda. Kelompok 1-2
diberi tugas mendeskripsikan manfaat industri pengolahan gula jawa dalam menciptakan
lapangan pekerjaan masyarakat. Kelompok 3-4 diberi tugas untuk mengevaluasi harga gula
jawa di tingkat perorangan, tengkulak, dan harga pasaran. Sementara kelompok 5 diberi tugas
untuk melihat risiko yang dihadapi penyadap ketika melakukan aktivitas keseharian di musim
hujan. Dalam paparan tiap kelompok, masing-masing kelompok mengajukan argumen masing-
masing ada yang pro dan ada yang kontra. Kelompok 3 menganggap bahwa tengkulak menjadi
sumber malapetaka yang memainkan harga hula jawa, sedangkan kelompok 4 berpendapat
bahwa tengkulak justru membantu memudahkan para warga menjual gula jawa hasil olahannya.
Selanjutnya...
Pak Gun memberikan ulasan yang sangat positif bahwa semua hasil
pendeskripsian yang mereka sampaikan benar. Pak Gun justru senang dengan
adanya perbedaan pendapat antara siswa. Pak Gun kemudian menyimpulkan
bahwa terdapat sisi positif dan negatif adanya tengkulak bagi penyadap nira.
Selain mendapatkan keuntungan yang kecilkarena sudah dililit sistem ijon, mereka
tidak ada piliha lain karena memang itulah mata pencaharian yang layak untuk
mereka dengan kondisi desa yang berbukit-bukit, tanah pertanian memang tidak
bersahabat.
Terdapat lima langkah yang telah dilakukan Pak Gun
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif:
3. Pemberian aktivitas kelompok, karena aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak secara
berkelompok selama satu minggu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Pak Gun
dapat memperluas perspektif serta membangun interpersonal untuk berhubungan
dengan orang lain. Pak Gun membagi siswa menjadi 5 kelompok merupakan strategi
yang tepat untuk mengefektifkan hasil yang diharapkan. yang menyertainya.
4. Pembuatan aktivitas belajar mandiri, karena Pak Gun secara tidak langsung telah
mengarahkan para siswa untuk mencari, menganalisis dan menggunakan informasi dengan
sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual yaitu
siswa harus mengidentifikasi masalah yang menjadi penugasan, menyediakan waktu yang
cukup, menyusun refleksi, serta berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya dapat
melakukan proses pembelajaran secara manduru bersama kelompoknya (independent
learning).
5. Penerapan penilaian autentik, karena yang dilakukan Pak Gun di
akhir pembelajaran sudah membantu siswa untuk menerapkan
informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi
nyata untuk tujuan tertentu sehingga dapat membantu siswa untuk
menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.
Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan
pembelajaran yang efektif, yaitu mempersiapkan dalam
bentuk analisis masalah di lingkungan sekitar yang
disesuaikan dengan silabus, kemudian mengidentifikasi
kompetensi yang akan dicapai untuk memilih model
pembelajaran yang tepat. Selain itu, guru harus memberikan
penghargaan kepada siswa.
Jelaskan bentuk pembaharuan
pembalajaran apa yang
pernah/akan anda lakukan di
sekolah tempat anda bertugas!
Silahkan unggah jawaban bapak /ibu pada link berikut!
https://forms.gle/1p71mgMX7SbK9rTt6
MODUL 11
EVALUASI PROGRAM
PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR
Tujuan Khusus:
● evaluasi program ialah pendekatan formal yg digunakan untuk menilai kebijakan, pekerjaan
dalam satu program tertentu
● Evaluasi program pembelajaran ialah penilaian dalam seluruh aspek pembelajaran,mulai dari
kurikulum, silabus, perencanaan pembelajaran, buku, alat peraga, lingkungan, pelaksanaan
pembelajaran serta hasil belajar siswa
Tujuan evaluasi program pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH DAN
TINDAK LANJUT EVALUASI
PROGRAM PEMBELAJARAN
A. LANGKAH-LANGKAH EVALUASI
PROGRAM PEMBELAJARAN DI SD
1. Kapan Evaluasi Program di Lakukan?
● Guru dapat menindak lanjuti hasil penilaiannya dengan segera ketika merancang pembelajaran
berikutnya ayau dengan menerapkan langkah2 PTK
● Sekolah dapat menindak lanjuti sesuai dengan temuan saat proses pembelajaran
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH!