Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PEMANTAUAN

TERAPI OBAT
FARMASI KLINIK

Kelompok 8
THAMRIN ROSADI 20344137
LIA WULANDARI 20344138
ANNISA NURUL FAJRIN 20344139
METASARY HUTAPEA 20344140
KURNIA AYU WULANDARI 20344141
GERD

DEFENISI GERD
Definisi GERD menurut Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit
Refluks Gastroesofageal di Indonesia tahun 2013 adalah suatu gangguan
berupa isi lambung mengalami refluks berulang ke dalam esofagus,
menyebabkan gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu.
Patofisiologi

GERD GERD terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara faktor ofensif


dan defensif dari sistem pertahanan esofagus dan bahan refluksat
lambung.
Faktor defensif sistem pertahanan esofagus adalah LES, mekanisme
bersihan esofagus, dan epitel esofagus.
Faktor ofensif adalah peningkatan asam lambung, dilatasi lambung
atau obstruksi gastric outlet, distensi lambung dan pengosongan
lambung yang terlambat, tekanan intragastrik dan intraabdomen
yang meningkat

Tanda dan Gejala

 Regurgitasi merupakan suatu keadaan refluks yang terjadi sesaat


setelah makan, ditandai rasa asam dan pahit di lidah.
 Heartburn adalah suatu rasa terbakar di daerah epigastrium yang
dapat disertai nyeri dan pedih.
 Gejala lain GERD adalah kembung, mual, cepat kenyang,
bersendawa, hipersalivasi, disfagia hingga odinofagia.
GERD

Diagnosa Tatalaksana
Berdasarkan Guidelines for the Diagnosis and Berdasarkan Guidelines for the Diagnosis and Management
Management of Gastroesophageal Reflux Disease yang of Gastroesophageal Reflux Disease tahun 1995 dan revisi
dikeluarkan oleh American College of Gastroenterology tahun 2013, terapi GERD dapat dilakukan dengan:
tahun 1995 dan revisi tahun 2013, diagnosis GERD dapat 1. Treatment Guideline I: Lifestyle Modification
ditegakkan berdasarkan: 2. Treatment Guideline II: Patient Directed
1. Empirical Therapy Therapy
2. Use of Endoscopy 3. Treatment Guideline III: Acid Suppression
3. Ambulatory Reflux Monitoring 4. Treatment Guideline IV: Promotility Therapy
4. Esophageal Manometry (lebih direkomendasikan untuk 5. Treatment Guideline V: Maintenance
evaluasi preoperasi untuk eksklusi kelainan motilitas Therapy
yang jarang seperti achalasia atau aperistaltik yang 6. Treatment Guideline VI: Surgery Therapy
berhubungan dengan suatu kelainan, misalnya 7. Treatment Guideline VII: Refractory GERD
skleroderma)
Alur pengobatan GERD
Pada Pusat Pelayanan Kesehatan
Primer
Gastroesophageal
Refluxn Disease –
Questionnairre
(GERD-Q).
UJI TERAPI PPI

Uji terapi PPI merupakan suatu terapi empirik dengan memberikan


PPI dosis ganda selama 1-2 minggu tanpa pemeriksaan endoskopi
sebelumnya. Indikasi uji terapi PPI adalah penderita dengan gejala
klasik GERD tanpa tanda-tanda alarm. Tanda-tanda alarm meliputi
usia >55 tahun, disfagia, odinofasia, anemia defisiensi besi, BB
turun, dan adanya perdarahan (melena/hematemesis). Apabila
gejala membaik selama penggunaan dan memburuk kembali
setelah pengobatan dihentikan, maka diagnosis GERD dapat
ditegakkan.
Studi Kasus
Laki-Laki berusia 70 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
nyeri perut, rasa terbakar pada ulu hati, mual dan muntah.
Dokter mendiagnosa GERD. Pasien memiliki osteoarthritis.
Riwayat pengobatan yang digunakan sampai sekarang adalah
piroxicam 2x10mg. Terapi yang diberikan selama di RS adalah
domperidone 3x10 mg, Antasida DOEN 3x1C dan Pantoprazole
iv 1x1. Setelah 2 hari dirawat, pasien mengeluh susah BAB
(konstipasi). Apa yang dapat disarankan Apoteker?
Metode SOAP
Subjective Objective
Data yang bersumber dari pasien atau Data yang bersumber dari hasil
keluarganya data tentang apa yang observasi, pengukuran yang dilakukan
dirasakan pasien..
O oleh profesi kesehatan lain, contoh
tekanan darah, hasil labor, hasil
pemeriksaan USG, yang mendukung

S
problem medik (diagnosa, co-morbid,
underlying disease)

A
Plan
P Assesment
Hal-hal yang akan dilakukan terhadap Menginterprestasikan data subjective
pasien meliputi : dan objective
Macam-macam treatment yang diberikan, Mengembangkan rekomendasi terapi
termasuk obat yang harus dihiindari Memonitor respon terhadap suatu terapi
Analisa Kasus
Subjective
Nama : Tn. A
Obat Yang
Umur : 70 thn Diberikan saat
Jenis Kelamin : Laki-laki ini
Keluhan : keluhan nyeri perut, piroxicam 2x10mg
rasa terbakar pada ulu hati, mual
dan muntah Domperidone
3x10mg
Antasida DOEN 3x1C
Pantoprazole iv 1x1.
Piroksikam 1 x 10mg

Objective

. Tidak
dijelaskan pada
kasus
Obat Yang Digunakan
NamaObat
Nama Obat Indikasi dan Interaksi ESO
gangguan gastrointestinal
Dosis2 x 10 mg seperti stomatitis, anoreksia,
Per oral epigastric distress, mual,
Piroxicam konstipasi, rasa tidak nyaman
Terapi simpomatik pada abdomen, kembung, diare,
osteoarthiritis nyeri abdomen,
perdarahan lambung,
kadar prolaktin naik
3x 10mg (kemungkinan galaktore dan
Domperidon Per oral ginekomasti), penurunan libido,
Mual dan muntah ruam dan reaksi alergi lain,
reaksi distonia akut
Pemberian bersamaan
3x1C
dengan obat lain dapat diare, bersendawa karena
Antasida DOEN Per oral
menggangu absorpsi obat terlepasnya karbondioksida.
dispepsia
lain
1x1 IV
Injeksi Intravena
pengobatan jangka
panjang penyakit refluks
paraesthesia, vertigo, alopesia,
sedang dan berat,
Pantoprazole ginekomastia, impotensi,
simtomatis Gastro
stomatitis,
Esophageal Reflux
Disease (GERD) atau
penyakit refluks yang non
erosif.
Assesment
Problem Medic Subjective Objective Terapi DRP Analisis

Pantoprazol adalah golongn


PPI. PPI merupakan salah
satu obat untuk terapi
GERD yang memiliki
keefektifan serupa dengan
terapi
GERD nyeri perut, rasa pembedahan. Jika
Tidak diketahui Pantoprazol Terapi Tepat
terbakar pada ulu hati dibandingkan dengan obat
lain, PPI terbukti paling
efektif mengatasi gejala
serta menyembuhkan lesi
esofagitis (Konsensus
Management GERD
Indonesia, 2013)

Guideline terapi GERD


(dipiro 9) menggunakan
domperidone sebagai
promotility therapy yang
Mual dan Muntah Tidak diketahui Domperidon Terapi tepat berfungsi mempercepat
proses pengosongan perut,
sehingga mengurangi
kesempatan asam lambung
untuk naik ke esofagus .
Assesment
Problem Medic Subjective Objective Terapi DRP Analisis

Penggunaan antasida pada


pengobatan GERD sudah
sesuai dengan guideline
GERD nyeri perut, rasa Terapi Kurang (Dipiro 9) dengan pemberian
Tidak diketahui Antasida
terbakar pada ulu hati Tepat antasida namun antasida
yang mengandung
Alumunium Hidroksida dapat
menyebabkan konstipasi

ESO dari obat golongan


Oseteo NSAID adalah terjadinya
arthiritis Piroksikam pendarahan gastrointestinal
Tidak diketahui Tidak diketahui Terapi tidak tepat
I yang dapat menyebabkan
perburukan pada kondisi
GERD.
Konstipasi Diperlukan terapi obat yang
Susah BAB Tidak diketahui Belum diterapi Belum ada terapi dapat menanggulangi
konstipasi
Plan
Salah satu faktor yang menyebabkan pasien mengalami GERD adalah penggunaan Piroksikam dalam mengatasi
osteoarthiritis yang merupakan golongan NSAID. Golongan NSAID memeiliki efek samp[ing pendarahan
01
gastrointestinal yang berakibat perburukan dari GERD, sehingga penggunaan Piroksikam dihentikan untuk kasus
ini. Menurut Dipiro edisi 9 dapat digunakan celecoxib merupakan NSAID yang bekerja di COX2 yang lebih aman
pada pasien GERD.
Antasida digunakan untuk menetralisir asam lambung pada penderita GERD namun antasida mengandung
Alumunium hidroksida yang menyebabkan konstipasi.
Untuk mencegah adanya kerusakan pada esofagus akibat paparan asam lambung, maka direkomendasikan
02

untuk pemberian sukralfat 1 g 3 kali sehari untuk melindungi mukosa esofagus.

Merekomendasikan untuk pemberian gliserol enema untuk mengatasi konstipasi akut karena
pasien sudah mengalami konstipasi selama 2 hari. Gliserol enema sebagai pelumas yang
mempermudah buang air besar.
03

PPI merupakan salah satu obat untuk terapi GERD yang memiliki keefektifan serupa dengan terapi pembedahan.
Jika dibandingkan dengan obat lain, PPI terbukti paling efektif mengatasi gejala serta menyembuhkan lesi esofagitis.
Pantoprazole 40mg adalahPPI. Dosis tunggal umumnya diberikan pada pagi hari sebelum makan pagi. Sedangkan
04

dosis ganda diberikan pagi hari sebelum makan pagi dan malam hari sebelum makan malam selama 8 minggu

Promotility merupakan golongan obat yang berfungsi mempercepat proses pengosongan perut,
sehingga mengurangi kesempatan asam lambung untuk naik ke esofagus. Obat golongan
promotilityk termasuk domperidon (3x 10 mg)
05
Modifikasi Gaya Hidup
Menurunkan berat badan Makan malam paling lambat
bila penderita 2 – 3 jam
obesitas atau menjaga sebelum tidur
berat badan sesuai
dengan IMT ideal

Meninggikan kepala
± 15-20 cm/ menjaga Menghindari makanan yang
kepala agar tetap elevasi dapat merangsang GERD
saat posisi berbaring seperti cokelat, minuman
mengandung kafein,
alkohol, dan makanan
berlemak - asam - pedas
Place Your Picture Here And Send To Back

MONITORING
TERAPI
1. Monitoring tanda vital pasien (RR, Tekanan
Darah, Heart rate, dan suhu badan)
2. Monitoring frekuensi dan keparahan gejala –
gejala yang non spesifik seperti batuk, non alergi
asma atau sakit pada dada dan juga gejala
spesifik seperti Heartburn
3. Monitoring jika terjadi alarm symptoms seperti
disphagia (gangguan pada esophagus sehingga
kesulitan dalam menelan) dan odinophagia
(nyeri saat menelan).
4. Dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk melihat
apakah terjadi erosi pada mukosa esogafus atau
tidak.
5. Monitoring hasil dari pemberian laksative
terhadap konstipasi.
Daftar Pustaka
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Revisi konsensus nasional penatalaksanaan
penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/ GERD) di
Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia; 2013

Saputera, M.D., Budianto, W. 2017. Diagnosis dan Tatalaksana Gastroesophageal Reflux


Disease (GERD) di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. CDK-252/ vol. 44 no. 5.

The Indonesian Society of Gastroenterology. National consensus on management of GERD


in Indonesia. Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 46 . Number 3. July 2014

Dipiro, Joseph T. 2015. Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, Ninth Edition. The


McGraw-Hill Companies: USA .

Badan POM RI. Pusat Informasi Obat Nasional. http://pionas.pom.go.id/monografi.


Diakses pada 20 Mei 2021.

Widyawati. Praktik Farmasi Klinik. Uwais Inspirasi Indonesia. Surabaya. 2019.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai