Bisnis Internasional 8
Bisnis Internasional 8
“Entrepreneur University”
Bisnis Internasional
Pertemuan 8
Aji Priambodo, S.Kom., M.Si.
Program Studi Manajemen
Universitas Perwira Purbalingga
6/3/21 www.unperba.ac.id 1
UNIVERSITAS PERWIRA PURBALINGGA
“Entrepreneur University”
Kontrak Pembelajaran
• Waktu Perkuliahan
• Absensi
• Sarana dan Prasarana Perkuliahan
• Kuis
• Tugas Terstruktur
• Ujian Tengah Semester
• Ujian Akhir Semester
Materi
• Konsep Dasar Kepabeanan
• Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
• Daerah Pabean
• Kawasan Pabean
• Tempat Penimbunan Sementara
• Tempat Penimbunan Pabean
• Tempat Penimbunan Berikat
Daerah Pabean
Daerah Pabean
• Melalui penjelasan umum Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, yang menyebutkan bahwa
• “PPN adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean
yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan
distribusi”
• Lalu, dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah diatur bahwa
• “Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya. serta tempat
tertentu Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen yang
didalamnya berlaku Undang-Undang yang mengatur mengenai
kepabeanan”
Daerah Pabean
• Kemudian, berdasarkan pasal yang telah disebutkan tadi, dapat
pula disimpulkan yang termasuk dalam daerah pabean adalah
yang meliputi:
1. Wilayah darat Indonesia;
2. Wilayah perairan Indonesia;
3. Ruang udara di atas Indonesia;
4. Tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang
di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan; dan
5. Landas Kontinen yang didalamnya berlaku Undang-Undang
Kepabeanan.
Daerah Pabean
• Wilayah Darat Indonesia
• Wilayah darat Indonesia berbatasan dengan Wilayah Negara Malaysia, Papua
Nugini, dan Timor Leste. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2008 tentang Wilayah Negara pada Pasal 6 ayat 1 huruf a.
• Wilayah Perairan Indonesia
• Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan
Indonesia, yang ditetapkan sebagai wilayah perairan Indonesia adalah laut
wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman Indonesia
• Ruang Udara di Atas Indonesia
• Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
pada Pasal 6 ayat 1 huruf c diatur bahwa batas ruang udara di Indonesia
mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan di laut, dan batasnya dengan
angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan hukum internasional.
Daerah Pabean
• Tempat Tertentu di ZEE
• ZEE diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983
tentang ZEE, yang mengatur bahwa ZEE adalah jalur di luar dan
berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana
ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang
perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya,
dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut
diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.
Daerah Pabean
• Landas Kontinen
• Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973
tentang Landas Kontinen Indonesia mengatur bahwa landas
kontinen merupakan dasar laut dan tanah di bawahnya di luar
perairan wilayah Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 4 Prp Tahun 1960 sampai kedalaman
200 meter atau lebih, di mana masih mungkin diselenggarakan
eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam. Adapun batas luar
landas kontinen suatu negara diatur berdasarkan Pasal 76 ayat 6
Konvensi Hukum Laut 1982, yaitu tidak boleh melebihi 350 (tiga
ratus lima puluh) mil dari garis pangkal dari mana lebar laut
teritorial diukur.
Kawasan Pabean
• MERUJUK Pasal 1 angka 3 UU Kepabeanan, kawasan pabean adalah
kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar
udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang
yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai (DJBC).
• Adapun tempat lain dalam kawasan pabean yang ditetapkan untuk
lalu lintas barang di antaranya seperti kawasan perbatasan yang di
dalamnya terdapat pos lintas batas atau pos pemeriksaan lintas
batas.
• Tempat lain tersebut dapat berupa tempat yang dipergunakan
untuk lalu lintas barang impor dan/atau ekspor di kantor tempat
penyelesaian kewajiban pabean atas layanan pos sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan perundang-undangan mengenai pos.
Kawasan Pabean
• Kawasan pabean di area Pelabuhan Laut atau Bandar Udara tempat
pemasukan atau pengeluaran barang, umumnya merupakan area
terbatas (restricted) sebagai area penumpukan barang-barang
impor maupun barang ekspor.
• Di lokasi ini didirikan gudang atau lapangan penimbunan
sementara untuk menampung barang-barang impor atau barang
ekspor yang belum diselesaikan formalitas kepabeannya.
• Kawasan pabean di terminal kedatangan penumpang dari luar
negeri adalah area terbatas untuk pemeriksaan barang-barang
penumpang yang dilakukan petugas Bea Cukai. Lokasinya berada di
terminal kedatangan penumpang dari luar negeri. Posisi counter
pemeriksaan adalah setelah counter pemeriksaan paspor.
Kawasan Pabean
• Pada prinsipnya, barang impor harus dibawa ke kantor pabean
dan dibongkar di Kawasan pabean, demikian juga dengan barang
ekspor. Dalam hal tertentu, pembongkaran barang impor atau
barang bermuatan ekspor dapat dilakukan di luar Kawasan
paben setelah mendapat izin dari Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi lokasi bersangkutan.
• Untuk mencegah adanya barang impor yang dibongkar di luar
Kawasan pabean atau barang ekspor yang dimuat di luar
Kawasan pabean, maka Bea dan Cukai melaksanakan patrol.
Dalam patrol dibekali dengan senjata api, demikian juga dengan
kapal lautnya.
Kawasan Berikat
Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau
barang yang berasal dari daerah pabean, untuk diolah atau digabungkan, yang hasilnya
terutama untuk diekspor.
Contoh kawasan berikat di Indonesia adalah Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang berlokasi di
Jakarta, Tanjung Emas Ekspor Processing Zone (TEPZ) yang belokasi di sekitar pelabuhan
Tanjung Emas, Semarang dan kawasan berikat di Pulau Batam.
Gudang Berikat
Gudang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat
untuk menimbun barang impor, dapat disertai 1 atau
lebih kegiatan berupa pengemasan, penyortiran,
penggabungan, pengepakan, penyetelan,
pemotongan, atas barang-barang tertentu untuk
dikeluarkan Kembali.
Gudang Berikat dapat berfungsi untuk menimbun
dan menyediakan barang impor untuk didistribusikan
kepada perusahaan industri.
Kelompok industri yang memanfaatkan Gudang
Berikat ini adalah industri manufaktur, industri
pertambangan, industri alat berat, dan industri
perminyakan
Toko Bebas Bea adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang asal impor
dan/atau barang asal daerah Pabean untuk dijual kepada orang tertentu.
Tujuan utama TBB ini adalah untuk menyediakan barang-barang konsumsi bagi penumpang
yang akan bepergian ke luar negeri, turis-turis asing, dan tamu-tamu negara pemegang paspor
diplomatik dan pemegang yellow card. Pembeli diwajibkan menunjukkan paspor dan/atau
boarding pass.
• Tempat Lelang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang
impor dalam jangka waktu tertentu untuk dijual secara lelang.
• Penetapan TLB dan pemberian izin penyelenggara TLB sekaligus pengusaha TLB
dengan Keputusan Menteri Keuangan.
• Syarat-syaratnya adalah:
• 1. Memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat atau bangunan yang
mempunyai batas-batas yang jelas
• 2. Memiliki Suar Izin Tempat Usaha, Dokumen Lingkungan Hidup, Surat Izin Usaha
Lelang, dan izin lainnya
• 3. Telah dikukuhkan sebagai PKP dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak
terakhir.
6/3/21 Aji Priambodo – Bisnis Internasional 36
UNIVERSITAS PERWIRA PURBALINGGA
“Entrepreneur University”
6/3/21 www.unperba.ac.id 39