Anda di halaman 1dari 31

Akuntansi Utang dan Piutang

Oleh : Yopie
Chandra,SE.,M.Akt
Hutang dan Kewajiban Lain
1. Kewajiban Jangka Pendek
2. Kewajiban Jangka Panjang
3. Kewajiban Lain
4. Restrukturisasi Hutang
Kewajiban Jangka Pendek
Adalah :
kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu
tahun atau satu siklus operasional perusahaan mana yang
lebih lama (PSAK No. 9 Buku SAK 1994)

Berdasarkan derajat kepastian jumlahnya:


a. Hutang yang jumlahnya dapat ditentukan:
» Hutang dagang, Hutang Wesel, Hutang Jangka panjang
yang segera jatuh tempo, HUtang Deviden, HUtang Biaya,
HUtang Pajak, Penghasilan diterima dimuka, dan Deposito
Pihak Ketiga
b. HUtang yang Jumlahnya Ditaksir
c. Hutang Bersyarat
◘Hutang Dagang
⇪ berasal dari transaksi pembelian barang
dan jasa yang diperlukan dalam kegiatan
usaha normal.
Metode:
◑ Metode Brutto
◑ Metode Netto
Contoh utang dengan akuntansi komersial
 Tgl 1 des 2012 PT Warna membeli barang dagangan sebesar
Rp.40.000.000 secara kredit sesuai perjanjian kedua belah pihak utang
tsb berjangka 90 hari dengan bunga 30% p.a ayat jurnal yg disusun:

1.Saat transaksi pembelian :


Pembelian 40juta
utang dagang 40 juta
2. Saat penyesuaian akhir
Bunga 1 juta
bunga terutang 1 juta
3. Saat pelunasan
a. Bunga 2 juta
bunga terutang 2juta

b. Utang dagang 40 juta


bunga terutang 3juta
kas dan bank 43 juta
Contoh utang dengan jaminan
 Selama juni 2010 perusahaan telah menjual produknya seharga 600
juta dengan garansi selama 36 bln apabila terjadi perbaikan.
Diasumsikan rata2 perbulan 5% dari harga jual untuk perbaikan
1. Saat mencatat timbulnya utang jaminan
biaya utang jaminan 30juta
utang jaminan yg msh harus dbyr 30juta

2. Saat terjadi perbaikan


utang jaminan yg msh harus dbyr 30 juta
kas dan bank 30 juta
Utang Wesel
Surat utang yg disertai dengan dokumen
perjanjian yg muncul akibat utang usaha
yg tdk dibayar pada jatuh tempo sehingga
muncul perjanjian/kesepakatan maupun
dikeluarkan utk mendapat pinjaman.
Dicatat sebagai nominalnya dan jika ada
bunga (diskonto) harus dicatat terpisah
contoh
 Pada tgl 5 mei 2008 PT Indah meminjam uang dari bank dengan
menyerahkan promes dgn nominal Rp.8.000.000 bunga diskonto
15% dan jangka waktu 12 bulan. Maka pencatatannya:

Tanggal Keterangan Debit kredit


5 mei 2008 Bank 8 juta
wesel dibayar 8 juta
31 des 2008 Biaya bunga 800.000
diskonto wesel bayar 800.000

Saldo laba 800.000


biaya bunga 800.000
Pada saat Wesel bayar 8 juta
pelunasan bank 8 juta
Utang dividen
Terjadiapabila perusahaan melakukan
pembagian laba pembayaran.
Dipotong PPh 23 bagi pihak pemberi
Contoh :
 Pada tanggal 15 des 2013 PT. Ampera mengumumkan akan membayar
dividen kepada pemegang saham sebesar Rp.20.000.000 maka
pencatatannya:
Saat pengumuman:
Laba ditahan 23 juta
utang dividen 20juta
PPh 23 terutang 3juta

Saat pembayaran dividen


Utang dividen 3juta
kas dan bank 3 juta

Saat penyetoran PPh 23


PPh 23 terutang 3 juta
Kas dan bank 3 juta
Kewajiban jangka panjang
Merupakan utang yg jatuh temponya > 1
tahun buku dan sumber pembiayaannya
tidak diambil dari aset lancar.
Kewajiban jangka panjang meliputi :
a. utang obligasi
b. utang hipotek
a. Hutang Obligasi
 Adl janji tertulis untuk membayar bunga secara periodik dan
sejumlah nilai nominal pada tanggal jatuh tempo.
 Adanya Agio/Premium dan Disagio/discount
 Menurut spesifikasi:
 obligasi hipotik
 obligasi dengan jaminan surat berharga
 obligasi dengan jaminan pihak ketiga
 obligasi tanpa jaminan
 obligasi dengan bunga yang bergantung pada penghasilan
penerbit
 obligasi dengan hak atas laba
 obligasi konversi
Hutang Obligasi, lanjutan..
Menurut pembuktian atas kepemilikan
∙ obligasi terdaftar
∙ obligasi tanpa registrasi

Menurut cara pelunasan dan tanggal jatuh


tempo
∙ obligasi dengan satu tanggal jatuh tempo
∙ obligasi seri
∙ obligasi dengan hak penarikan kembali
dengan kurs tertentu sebelum jatuh tempo
Menurut perpajakan, bunga obligasi
diatur dalam PP No.16 Th.2009 yaitu:
 Obligasi adl surat utang negara yg
berjangka waktu lebih dari 12 bulan
 Bunga obligasi adl imbalan yg diterima
dan/atau diperoleh pemegang obligasi
dalam bentuk bunga dan/atau diskonto
 Atas penghasilan berupa bunga obligasi
dikenakan PPh Final, kecuali jika WP
dana pensiun dan WP bank
Besarnya PPh adl:
Bunga dari obligasi dg kupon sebesar:
a. 15% bagi WP dalam negeri dan BUT
b. 20% atau sesuai dg tarif berdasarkan P3B
yg berlaku, bagi WP luar negeri selain
BUT
Dari jumlah bruto bunga sesaui masa
kepemilikan obligasi
Besarnya PPh lanjutan..
Diskonto dari obligasi dg kupon sebesar:
a. 15% bagi WP dalam negeri dan BUT
b. 20% atau sesuai dg tarif berdasarkan P3B
yg berlaku, bagi WP luar negeri selain
BUT
Dari selisih lebih harga jual/ nilai nominal
diatas harga perolehan obligasi, tdk
temasuk bunga berjalan.
Besarnya PPh lanjutan..
Diskonto dari obligasi dg kupon sebesar:
a. 15% bagi WP dalam negeri dan BUT
b. 20% atau sesuai dg tarif berdasarkan P3B
yg berlaku, bagi WP luar negeri selain
BUT
Dari selisih lebih harga jual atau nominal
diatas harga perolehan obligasi, dan
Besarnya PPh lanjutan..
Bunga dan/atau Diskonto dari obligasi yg
diterima dan/atau diperoleh WP reksadana
yg terdaftar pada Bapepam dan Lembaga
Keuangan sebesar:
a. 0% utk thn 2009 s.d 2010
b. 5% utk thn 2011 s.d 2013, dan
c. 15% utk thn 2014 dst..
Pemotongan PPh dilakukan oleh:
1. Penerbit obligasi/kustodian yg ditunjuk
selaku agen pembayaran, atas bunga
dan/atau diskonto yg diterima pemegang
obligasi dg kupon pada saat jatuh tempo
bunga obligasi, dan diskonto yg diterima
pemegang obligasi tanpa bunga pd saat
jatuh tempo
2. Perusahaan efek, dealer, atau bank selaku
pedagang perantara dan/atau pembeli atas
bunga dan diskonto yg diterima penjual
obligasi pd saat transaksi
Contoh :
Pada 1 okt 2009, PT Ridho menerbitkan
pinjaman 12% obligasi dengan nilai
nominal Rp.12.000.000 dengan
pembayaran bunga setiap tanggal 1 April
dan 1oktober, dengan jangka waktu 5
tahun. Pada tanggal penerbitannya PT
Fajar membeli obligasi tersebut dgn harga
Rp.10.000.000
Jurnal bagi PT Ridho

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1 oktb 2009 Kas/bank 10.300.000
Diskonto Obligasi 2.000.000
Utang PPh Ps.4 (2) 300.000
Utang Obligasi 12.000.000
(mencatat penerbitan dan pemotongan PPh final)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


10 Nov2009 Utang PPh Ps.4 ayat (2) 300.000
Kas 300.000

(mencatat penyetoran PPh ke Kas Negara)


Tanggal Keterangan Debit Kredit
31 Des2009 Beban bunga 360.000 (*)
Utang PPh Ps.4 (2) 54.000
Utang Bunga 306.000
(12% x 12jt x 3/12)
(mencatat penyesuaian bunga)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Des2009 Beban bunga 100.000
Diskonto Obligasi 100.000

(mencatat amortisasi diskonto Rp.2,000,000x3/60)


b. Hutang Hipotek
Tidak memiliki agio dan disagio
Pinjaman hipotek terutama utk pembelian
tanah dan bangunan yg pada umumnya
merupakan pinjaman dengan beban bunga
tetap dan ditutup pada waktu yg lama.
Biaya penutupan hipotek pada umumnya
langsung dibebankan pada periode tsb.
3. Restrukturisasi Hutang
⇨mencegah penyitaan dan pengaduan kepailitan

4. Kewajiban yang lain


∙ hutang yang besarnya bergantung pada hasil
usaha
∙ piutang dagang yang digadaikan
∙penjualan piutang wesel
∙ endosemen atau wesel bayar
∙ sengketa hukum
∙ kewajiban sesuai dengan kontrak
∙ pembelian aktiva tetap atau pembangunan
aktiva tetap berdasarkan kontrak
Piutang (account receivables)
Hak perusahaan kepada pihak lain
yang akan diterima dalam bentuk kas
Dikelompokkan dalam :
◦ Piutang usaha
◦ Piutang di luar usaha/piutang lain
1. Piutang Usaha
Piutang usaha timbul karena penjualan barang atau penyerahan
jasa secara kredit.
 Untuk tujuan PPh : saat pencatatan penjualan mengikuti praktek
akuntansi komersial.

 Untuk tujuan PPn : dapat berbeda dengan akuntansi komersial & PPh.
Pengusaha diminta untuk menerbitkan faktur pajak selambatnya 30
hari setelah penyerahan barang dari penjualan (faktur standar) atau
bersama-sama pada akhir bulan (faktur gabungan).

 Untuk tujuan perpajakan : pembukuan penyisihan untuk potongan


tunai & retur penjualan tidak diperkenankan, tetapi memberlakukan
metode penghapusan piutang langsung (direct written off).
2. Piutang yang lain
Merupakan piutang yang terjadi karena
transaksi di luar aktivitas usaha.
Untuk tujuan pajak : ketentuan pasal 18
ayat 4 UU PPh piutang kepada perusahaan
afiliasi dikarakteristik sebagai modal.
Untuk pembukuan komersial : diakui
sebagai piutang afiliasi untuk laporan
keuangan fiskal dimasukkan dalam
kelompok penyertaan pada perusahaan
afiliasi/investasi.
UU PPh No.36/2008 Pembentukan
cadangan diperkenan u/ usaha berikut:
 Usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan
kredit, sewa guna usaha, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang
 Cadangan u/ usaha asuransi termasuk cadangan
bantuan sosial yang dibentuk o/ Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
 Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin
Simpanan
 Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan
 Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha
kehutanan
 Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat
pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan
limbah industri
Contoh
PT. Abadi menjual barang secara kredit
Rp 5,5 jt (sdh trmsuk PPN) pd tgl 10 feb
2009. PT. Abadi telah dikukuhkan sbg
PKP pd tgl 15 Maret 2006. Sistem
pencatatan persediaan yg digunakan oleh
PT. Abadi adalah sistem perpetual,
dimana HPP adalah Rp3,5 jt
Pembahasan
 Sistem perpetual Tgl Ket D K
10-2-09 Piutang Usaha 5.5jt
PPN Keluaran -- 0,5jt
Penjualan -- 5jt
HPP 3.5jt
Persediaan --

Tgl Ket D K
 Sistem periodik 10-2-09 Piutang Usaha 5.5jt
PPN Keluaran -- 0,5jt
Penjualan -- 5jt
Jika blm dikukuhkan sbg PKP
 PT. Abadi tidak diperkenankan melakukan pemungutan
PPN, PPN Masukan tetap dikenakan, tetapi tidak dapat
dikreditkan sehingga PPN Masukannya tidak dibukukan
sebagai PPN Masukan, tetapi masuk sebagai harga
perolehan barang yang dibeli, shg jurnalnya adalah sbb :

Tgl Ket D K

10-feb- Piutang Usaha 5.000.000 ---


09 Penjualan --- 5.000.000
HPP 3.500.000 ---
Persediaan --- 3.500.000

Anda mungkin juga menyukai