Anda di halaman 1dari 10

Transfusi Darah & Hukum

Menjualnya
Kelompok 6

M. Lutfi Anas 3120180134


Millah Kamilah 3120180106
Pengertian Transfusi Darah
● Dalam kamus bahasa Indonesia kata Transfusi diartikan sebagai pemindahan darah
(pemasukan darah kepada orang yang kekurangan darah) Transfusi darah berasal dari
bahasa inggris yaitu “blood transfusion” lalu, DR.Ahmad Sofian mengartikan transfusi
darah sebagai istilah “pindah-tuang darah”

● Sedangkan Asy-Syaikh Husnain Muhammad Makhluuf  merumuskan definisinya sebagai


berikut:
“Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia dengan cara memindahkannya dari
(tubuh) orang yang sehat kepada orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan
hidupnya". 
Hukum Transfusi Darah Menurut
Menurut hukum Islam, yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk najis mutawasithah. Maka
Islam
darah tersebut hukumnya haram untuk dimakan dan dimanfaatkan, sebagaimana yang terdapat
dalam surat al-Maidah ayat 3:

...” Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah,..”

Ayat diatas pada dasarnya melarang memakan maupun mempergunakan darah, baik secara
langsung ataupun tidak. Akan tetapi apabila darah merupakan satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan jiwa seseorang yang kehabisan darah, maka mempergunakan darah dibolehkan
dengan jalan transfusi. 
Dalam hal ini agama Islam sangat menyambut baik perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang kedokteran yang menyangkut pada permasalahan transfusi
darah manusia,
Bahkan dianjurkan transfusi darah demi menyelamatkan jiwa manusia.
Sesuai dengan firman Allah dlm surah Al-Maidah ayat 32  yang berbunyi :

‫عل ٰى بَ ِن ْـٓيْٓ اِ ْس َراۤ ِءيْ َل اَن ّ َٗه َم ْن َقتَ َلن َ ْف ًس ۢا ِب َغيْ ِر‬ َ ‫ِم ْن ا َ ْج ِل ٰذ ِل َك ۛ كَتَبْنَا‬
‫َاس َج ِميْ ًعاۗ َو َم ْن‬ ّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ل‬ َ َ ‫ت‬‫ق‬َ ‫ا‬ ‫َم‬
َ ّ ‫ن‬َ ‫ا‬َ ‫ك‬ ‫ض‬
‫ف‬
َ ِ ‫س ْو َف َسا ٍد ِفى الْا َ ْر‬ َ ‫ن َ ْف ٍ ا‬
َ
َ ‫َاس َج ِميْ ًعا َۗول َ َق ْد َج‬
‫اۤءتْ ُه ْم ُر ُسلُنَا‬ َ ّ ‫اها َفكَاَن ّ ََمٓا ا َ ْحيَا الن‬ َ َ‫ا َ ْحي‬
‫تث ُ ّمَ اِ َّن ك َ ِثيْ ًرا ِ ّمن ْ ُه ْم بَ ْع َد ٰذ ِل َك ِفى الْا َ ْر ِضل َُم ْس ِرف ُْو َن‬ ِ ٰ ‫ِبال ْبَ ِيّن‬
Persyaratan dibolehkan Tranfusi Darah

 
َّ َ ‫ا‬
‫لض َر ُر يُ َز ُال‬ َ ‫ال َْض َر ُر ال َي ُ َز ُال ِبا‬
‫لض َر ِر‬ ‫ال َ َض َر َر َوال َ ِض َر َار‬ 
(Bahaya yg harus (Bahaya yg tdk bisa dihilangkan (Tdk membahayakan org
dihilangkan) dgn bahaya lain) lain dan diri sendiri)
Misalnya bahaya kebutaan harus
Misalnya seorang yang memerlukan Misalnya seorang pria yang
dihindari dengan berobat dan
tranfusi darah karena kecelakaan lalu lintas, impotent atau terkena AIDS tidak
sebagainya.
atau operasi, dan tidak boleh menerima boleh kawin sebelum sembuh.
Pihak donor tidak dirugikan ketika
transfusi darah dilaksanakan. darah orang yang menderita AIDS.
Manfaat Transfusi Darah

Membantu penurunan berat tubuh

Mendapatkan kesehatan psikologis

Menjaga kesehatan jantung


Meningkatkan produksi sel darah
merah
Dalam hadits Jabir yang diriwayatkan dalam kedua kitab shahih, Bukhari dan
Muslim.
Jabir berkata yang artinya sebagai berikut :

“Rasulullah saw. bersabda, : Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan memperjualbelikan khamar,
bangkai, babi dan berhala.

(?) (Rasulullah ditanya para sahabat), bagaimana (orang Yahudi) yang memanfaatkan minyak bangkai; mereka
pergunakan untuk memperbaiki kapal dan mereka gunakan untuk menyalakan lampu?
(=) Rasul menjawab, semoga Allah melaknat orang Yahudi, diharamkan minyak (lemak) bangkai bagi  mereka,
mereka memperjualbelikannya dan memakan (hasil) harganya.” 

Hadits Jabir ini menjelaskan tentang larangan menjual najis, termasuk didalamnya menjual darah, karena darah
juga termasuk najis sebagaimana yang dijelaskan oleh surah Al-Maidah ayat 3. Menurut hukum asalnya menjual
barang najis adalah haram.
Lalu bagaimanakah hukum jual beli darah untuk
kepentingan transfusi?
 Menurut madzhab Hanafi dan Dzahiri
Islam membolehkan jual beli barang najis yang ada manfaatnya seperti kotoran
hewan. Maka secara analogi (qiyas) madzhab ini membolehkan jual beli darah
manusia karena besar sekali manfaatnya untuk menolong jiwa sesama manusia, yang
memerlukan transfusi darah.

 Menjual darah untuk kepentingan transfusi diperbolehkan asalkan penjualan itu


terjangkau oleh yang menerima bantuan darah. Karena yang menjual darah atau
donor  memerlukan tambahan gizi untuk kembali memulihkan kondisi tubuhnya
sendiri setelah darahnya didonorkan, tentunya untuk memperoleh gizi tambahan
tersebut memerlukan biaya.
Kesimpulan
Ajaran islam menganjurkan orang untuk menyumbangkan darahnya demi kemanusiaan, bukan untuk
komersialisasi. Tujuan mulia tersebut tentu saja harus dibarengi dengan niat yang ikhlas untuk
menolong orang lain. Perbuatan itu termasuk amal kemanusiaan yang dianjurkan agama , karena
sesuai dengan firman Allah :
Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah memelihara
kehidupan manusia semuanya.” (Al-Maidah 5 : 32)
Dalam transfusi darah itu, tidak dipersyaratkan adanya kesamaan agama/kepercayaan antara donor
(pemberi) maupun resipien (penerima). Semua dilakukan untuk menolong dan menghormati harkat
dan martabat manusia. Dengan demikian, bahwa hukum transfusi darah menurut Islam adalah
boleh, karena tidak adanya hadis atau ayat yang jelas dan tegas melarangnya. 
Mengingat semua jenis darah termasuk darah manusia adalah najis, maka timbul pertanyaan :
Bolehkah memperdagangkan darah? disini mahzab Hanafi menyatakan bahwa jual beli barang najis
yang ada manfaatnya bagi manusia seperti kotoran hewan hukumnya boleh, maka secara analogis
mahzab ini berpendapat bahwa jual beli darah juga hukumnya boleh. Akan tetapi secara etis dan
moral hal ini sangat tercela, karena bertentangan dengan tujuan semula yang mulia yakni
menyelamatkan jiwa manusia. 
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai