Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT TIDUR

(TRYPANOSOMIASIS)

Epidemiologi Penyakit Tropis


Kelas Anvolen Promkes VI

Kelompok 4 :
Bismo Haryo Dwi. P
Susi
Sherly Febrianti
DEFINISI
Trypanosomiasis disebut juga penyakit tidur,
merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh
infeksi protozoa yang tergabung dalam genus
Trypanosoma.
Parasit ini bisa mempengaruhi kelenjar getah bening,
menyerang system saraf pusat dan otak manusia
sehingga menyebabkan koma dan berujung pada
kematian
TANDA DAN GEJALA
Pada tahap awal, tripanosoma berkembang biak di jaringan subkutan,
darah, dan limfe. Tahap ini disebut juga tahap hemolimfatik, yang dapat
menimbulkan gejala demam, nyeri kepala, nyeri sendi, dan gatal.

Pada tahap selanjutnya, parasit akan menembus sawar darah otak dan
menginfeksi sistem saraf pusat. Tahap ini disebut juga tahap neurologis
atau tahap meningoensefalikal. Umumnya, pada tahap inilah gejala mulai
tampak jelas seperti: perubahan tingkah laku, linglung, gangguan sensoris
dan koordinasi gerak tubuh yang terganggu. Gangguan siklus tidur
merupakan ciri khas penyakit ini. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat
berakibat fatal.
GEJALA UMUM YANG SERING DIALAMI :
Pada fase awal, pasien yang terserang infeksi parasit Trypanosoma mungkin akan mengalami gejala-gejala berikut:

- Sakit kepala
- Demam yang muncul setiap beberapa hari atau bulan
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher belakang
- Malaise (tidak enak badan)
- Tubuh terasa lelah
- Ruam kulit
- Nyeri sendi
- Penurunan berat badan

Jika penyakit tidur telah memasuki fase kedua, gejala-gejala yang dirasakan akan semakin parah karena parasit telah menginfeksi
otak dan sistem saraf pusat. Berikut gejalanya:

- Waktu tidur yang berubah


- Insomnia
- Sering mengantuk tanpa sebab
- Gangguan mental (halusinasi, kecemasan, sulit fokus, emosi tidak
stabil)
- Gangguan motorik (sulit berbicara normal, tremor, kesulitan berjalan,
otot melemah)
- Penglihatan buram
- Kejang
- Koma
PENYEBAB
Lalat Tsetse adalah salah satu serangga yang bertanggung jawab atas penyebaran penyakit tidur. Lalat
ini dikenal sebagai inang dari beragam parasit, termasuk Trypanosoma brucei yang menjadi penyebab
penyakit tidur. Lalat Tse Tse memiliki tubuh dengan ciri-ciri warna kuning kecokelatan, dan berukuran
sekitar 6-14 mm. Ciri khas yang membedakan lalat Tse Tse dengan lalat biasa adalah terdapat moncong
menyerupai jarum di kepalanya.
Ketika lalat Tsetse mengisap darah seseorang, parasit T. brucei tersebut akan masuk ke dalam aliran
darah orang tersebut dan menyebabkan penyakit tidur.

Perlu Anda ketahui bahwa parasit penyebab penyakit tidur ini memiliki dua varian, yaitu:
1. Trypanosoma brucei gambiense
Serangan parasit ini lebih sering terjadi di Afrika wilayah Barat dan Tengah, yang dilaporkan telah
menyumbang 97% kasus penyakit tidur. T. b. gambiense adalah parasit yang bergerak lambat dan bisa
berada di dalam darah hingga 1-2 tahun, bahkan lebih, sebelum menyerang saraf dan menimbulkan
gejala.
2. Trypanosoma brucei rhodesiense
Serangan parasit ini banyak terjadi di Afrika wilayah Timur dan Selatan, dan dilaporkan telah
menyumbang kurang dari 3% kasus penyakit tidur. Berbeda dengan varian sebelumnya, T. b.
rhodesiense bergerak lebih cepat dan dapat menyerang sistem saraf pusat hanya dalam waktu beberapa
minggu. Jika tidak segera diobati, dapat menyebabkan kematian dalam beberapa bulan.
DIAGNOSA
Dalam proses diagnosis, dokter akan menanyakan terlebih dahulu gejala-gejala
yang anda alami, serta riwayat perjalanan anda. Apabila baru saja anda pulang dari
Afrika dan dokter menduga adanya infeksi parasit Trypanosoma, Anda perlu
menjalani tes tambahan :

- Tes darah ( Apusan Darah Tepi )


- Lumbar pungsi atau spinal tap
- Pemeriksaan cairan dari kelenjar getah
bening

 Pemeriksaan laboratorium biasanya menunjukan tanda-tanda


Meningoencephalitis ( radang otak )
 Diagnosis harus ditegakkan sedini mungkin agar penyakit
tidak berlanjut ke tahap neurologis dimana pemeriksaan dan
pengobatannya akan semakin sulit.
PENCEGAHAN
Belum ada vaksin atau obat profilaksis untuk mencegah tripanosomiasis
Afrika ini. Tindakan pencegahan dilakukan dengan meminimalisir kontak
dengan lalat tsetse. Jika sedang melakukan perjalanan ke Afrika, jangan
segan untuk menanyakan kepada penduduk lokal tempat-tempat mana saja
yang sebaiknya dihindari agar tidak tertular penyakit ini.
Cara lain misalnya:

 Mengenakan pakaian berlengan panjang dan cukup tebal dengan warna yang tidak mencolok atau
bisa membaur dengan lingkungan. Lalat tsetse tertarik pada warna-warna yang terlalu terang atau
terlalu gelap dan dapat menggigit menembus pakaian yang terlalu tipis.

 Pastikan tidak ada lalat di kendaraan yang dinaiki. Lalat tsetse tertarik pada gerakan dan debu dari
kendaraan yang bergerak.

 Hindari semak-semak. Lalat tsetse tidak terlalu aktif pada cuaca panas, tetapi akan menggigit bila
tempat tinggalnya di semak-semak terganggu.

 Gunakan lotion anti serangga. Lotion memang terbukti kurang ampuh untuk mencegah gigitan lalat
tsetse, tetapi cukup ampuh untuk menangkal serangga lain yang mungkin juga bisa menularkan
penyakit ini.
EPIDEMIOLOGI Selain pada manusia, parasit Trypanosoma juga dapat menginfeksi hewan
liar dan ternak lewat gigitan lalat TseTse, khususnya yang berjenis T. brucei
rhodesiense. Pada hewan ternak, infeksi penyakit ini disebut dengan Nagana.
Penyakit ini paling banyak ditemukan di benua Afrika, Penyakit tidur juga bisa ditularkan lewat jarum yang terkontaminasi parasite
tempat di mana lalat TseTse berasal. Menurut WHO, T. brucei atau melalui hubungan seksual dengan penderita.
lebih dari 60 juta orang yang tinggal di wilayah Afrika
Timur, Barat, dan Tengah berisiko terkena penyakit
tidur.
Untungnya, jumlah kasus baru dari penyakit ini telah
menurun sebanyak 95% sejak tahun 2000-2018. Maka
itu, WHO berupaya untuk membasmi penyakit ini
secara tuntas, hingga kasus kejadiannya diharapkan
mencapai 0 pada tahun 2030.

Menurut penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika


dan sudah menjadi wabah mematikan di beberapa negara
di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000
orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau
Human african trypanosomiasis, yang menyebar melalui
gigitan lalat tsetse. Setiap tahunnya juga dilaporkan
sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di
Afrika
PENGOBATAN
Beberapa obat yang dapat digunakan,
antara lain :
 Penanganan penyakit yang disebabkan parasit Trypanosoma brucei • Eflornithine (untuk T.b.
gambiense dan T. brucei rhodesiense akan berbeda (beda parasit, beda gambiense saja)
obatnya). • Melarsoprol
• Pentamidine (untuk T.b. gambiense
• Sebagai tambahan, obat yang digunakan juga bergantung dengan fase
saja)
infeksi yang sedang berlangsung. • Suramin.
• Obat lalu dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan lewat pembuluh
darah (intravena) dan ke dalam otot (intramuskular).
BISMO HARYO DWI. P

TERIMAKASI SUSI

H
SHERLY FEBRIANTI

Anda mungkin juga menyukai