Anda di halaman 1dari 37

ASAS-ASAS UMUM

PEMERINTAHAN
YANG BAIK
WILLEM R. MAKUNIMAU
2002010430
POKOK BAHASAN
0 Peristilahan,
02
Sejaran 03 &
Pengertian,
1
Pendahuluan Kelahiran Kedudukan
AAUPB AAUPB

04 05 Umum
Asas-asas 06
Fungsi & Arti Pemerintahan Pembagian &
Penting AAUPB Yang Baik di Macam-macam
Indonesia AAUPB
1. PENDAHULUAN
Pergeseran konsepsi nachwachtersstaat (negara peronda) ke konsepsi welfare state
membawa pergeseran pada peranan dan aktivitas pemerintah. Pada konsepsi
nachwachtersstaat berlaku prinsip staatsonthouding, yaitu pembatasan negara dan
pemerintah dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Pemerintah bersifat pasif,
hanya sebagai penjaga ketertiban dan kemanan masyarakat. Sementara pada konsepsi
welfare state, pemerintah diberi kewajiban untuk mewujudkan bestuurszorg
(kesejahteraan umum), yang untuk itu kepada pemerintah diberikan kewenangan
untuk campur tangan (staatsbemoeienis) dalam segala lapangan kehidupan
masyarakat.artinya pemerintah dituntut untuk bertindaka ktif ditengan dinamika
kehidupan masyarakat.

pada dasarnya setiap bentuk campur tangan pemerintah ini harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai perwujudan dari asas legalitas,
yang menjadi sendi utama negara hukum. Akan tetapi karena adanya keterbatasan dari
asas ini atau karena adanya kekurangan pada peraturan perundang-undangan, maka
pada pemerintah diberi kebebasan freis Ermessen.
B. SEJARAH
KELAHIRAN
Sejak dianutnya konsepsi walfare state, yang menempatkan pemerintah
sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan umum warga
negara dan untuk mewujudkanAAUPB
kesejahteraan ini pemerintah diberi
wewenang untuk campur tangan dalam segala lapangan kehidupan
masyarakat, yang dalam campur tangan ini tidak saja berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan, tetapi dalam keadaan tertentu dapat
bertindak tanpa bersandar pada peraturan perundang-undangan,tetapi
berdasarkan pada inisiatif sendiri melalui freies Ermessen, ternyata
menimbulkan kekhawatiran dikalangan warga negara.
c. Peristilahan,
1. Peristilahan AAUPB
Pengertian, &
Kedudukan AAUPB
terdapat beberapa terjemahan dari beberapa sumber :
• Kalangan penulis HAN di Indonesia
• Soehardjo
• Djenal Hoesen Koesoemahatmadja
• Terjemahan dalam bahasa Belanda
- Adapun untuk kata behoorlijk, yang menerjemahkan dengam baik adalah :
• Indroharto, Amrah Muslimin, Paulus E, Lotulung, Muchsan, dll
- Sedangkan yang menerjemahkan dengan layak adalah :
• Ateng Syarifudin, Sjachran Basah, Philipus M. Hadjon, Laica Marzuki, Bagir Manan, dll
2. Pengertian AAUPB
pemahaman terhadap AAUPB tidak dapat dilepaskan dari konteks kesejarahan, di samping
dari segi kebahasaan, karena asas ini muncul dari proses sejarah. Dengan bersandar pada
kedua konteks ini, AAUPB dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan sebagai
dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik, yang denga cara demikian
penyelenggaran pemerintahan itu menjadi baik, sopan, adil, dan terhormat, bebas dari
kezaliman, pelnggaran peraturan tindakan penyalahgunaan wewenang, dan tindakan sewenang-
wenang.
Berdasarkan penelitiannya, Jazim Hamidi menemukan pengertian AAUPB seb
• AAUPB merupakan nilai-nilai etik yang hidup & berkembang dalam lingkungan
Hukum Administrasi Negara ;
• AAUPB berfungsi sebagai pegangan bagi pejabat administrasi negara dalam
menjalankan fungsinya, merupakan alat uji bagi hakim administrasi dalam
menilai tindakan administrasi negara, dan sebagai dasar pengajuan gugatan
bagi pihak penggugat ;
• Sebagian besar dari AAUPB masih merupakan asas-asas yang tidak tertulis,
masih abstrak, dan dapat digali dalam praktik kehidupan di masyarakat ;
• Sebagian asas yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan terpencar
dalam berbagai peraturan hukum positif
3. Kedudukan AAUPB Dalam Sistem Hukum

Berdasarkan pendapat van Wijk/Willem Konijnenbelt dan ten Berge tersebut


tampak bahwa kedudukan AAUPB dalam sistem hukum adalah sebagai hukum
tidak tertulis. Menurut Philipus M. Hadjon, AAUPB harus dipandang sebagai norma-
norma hukum tidak tertulis, yang senantiasa harus ditaati oleh pemerintah,
meskipun arti yang tepat dari AAUPB bagi tiap keadaan tersendiritidak selalu dapat
dijabarkan dengan teliti. Dapat pula dikatakan, bahwa AAUPB adalah asas-asas
hukum tidak tertulis, dari mana untuk keadaan-keadaan tertentu dapat ditarik
aturan-aturan hukum yang diterapkan.

sebenarnya menyamakan AAUPB dengan norma hukum tidak tertulis dapat


menimbulkan salah paham, sebab dalam konteks ilmu hukum telah dikenal bahwa
antara “asas” denagn “norma” itu terdapat perbedaan. Asas atau prinsip merupakan
dasar pemikiran yang umum dan abstrak, ide atau konsep, dan tidak mempunyai
sanksi, sedangkan norma adalah aturan yang konkret, penjabaran dari ide, dan
mempunyai sanksi.
Menurut SF Marbun, dikatan bahwa norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat umumnya diartikan sebagai peraturan, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang mengatur bagai manusia seyogianya berbuat. Karena itu
pengertian norma dalam arti sempit mencakup asas-asas hukum dan peraturan
hukum konkret, sedangkan dalam arti luas pengertian norma ialah suatu sistem
hukum yang berhubungan satu sama lainnya.
Dengan demikian, apabila asas-asas umum pemerintahan yang baik
dimaknakan sebagai asas atau sendi hukum, maka asas-asas umum pemerintahan
yang baik dapat dimaknakan sebagai asas hukum yang bahannya digali dan
ditemukan dari unsur susila, didasarkan pada moral sebagai hukum riil, bertalian
erat dengan etika, kesopanan, dan kepatutan berdasarkan norma yang berlaku
D. Fungsi dan Arti
Penting AAUPB
AAUPB memiliki arti penting dan fungsi sebagai berikut :
 Bagi administrasi negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran
dan penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersifat sumir,
samar atau tidak jelas. Dengan demikian, administrasi negara diharapkan terhindar dari
perbuatan onrechtmatige daad, detournement de pouvoir, abus de droit, dan ultravires.
Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, AAUPB dapat dipergunakan sebagai
dasar gugatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53 UU No. 5 Tahun 1986.
Bagi Hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan membatalkan
keputusan yang dikeluarkan Badan atau Pejabat TUN.
Kecuali itu, AAUPB tersebut juga berguna bagi bada legislatif dalam merancang suatu
undang-undang
E. Asas-asas Umum Pemerintahan Yang
Baik di Indonesia
Dengan format yang berbeda dengan AAUPB dari negara Belanda, dalam Pasal 3UU No. 28 Tahun
1999 disebutkan beberapa asas umum penyelenggaraan negara, yaitu sebagai berikut :
• Asas Kepastian Hukum
• Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
• Asas Kepentingan Umum
• Asas keterbukaan
• Asas proporsionalitas
• Asas profesionalitas
• Asas Auntabilitas

asas-asas yang tercantum dalam UU No 28 Tahun 1999 tersebut pada awalnya ditujukan untuk para
penyelenggara negara secara keseluruhan, berbeda dengan asas-asas dalam AAUPB yang sejak semula
hanya ditujukan pada pemerintah dalam arti sempit, sesuai dengan istilah “ bestuur” pada algemeen
beginselen van behoorlijk bestuur, bukan regering atau overheid, yang mengandung arti pemerintah dalam
arti luas.
F. Pembagian dan Macam-
macam AAUPB
1. Pembagian AAUPB
Berkenaan dengan keputusan (beschikking), AAUPB terbagi dalam dua bagian, yaitu asas yang bersifat
formal atau prosedural dan asas yang bersifat material atau substansial.

2. Macam-macam AAUPB
Macam-macam AAUPB tersebut, adalah sebagai berikut :
• Asas kepastian hukum (principle of legal security) ;
• Asas keseimbangan (principle of proportionality) ;
• Asas kesamaan dalam mengambil keputusan (principle of equality) ;
• Asas bertindak cermat (principle of carefulness) ;
• Asas motivasi untuk setiap keputusan (principle of motivation) ;
• Asas tidak mencampuradukan kewenangan (principle of non misuse of competence) ;
• Asas permainan yang layak (principle of fair play) ;
• Asas keadilan dan kewajaran (principle of reasonable or prohibition of arbitrariness) ;
• Asas kepercayaan dan menaggapi pengharapan yang wajar (principle of meeting raised expectation) ;
• Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal (principle of undoing the concequences the personal may
of life) ;
• Asas kebijaksanaan (sapientina) ;
• Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service)
NAMA : WILLEM RISTOF MAKUNIMAU
KELAS : I
NIM :2002010430
JURUSAN : ILMU HUKUM
BAB 3
INSTRUMEN PEMERINTAHAN

● A. Pengertian Instrumen Pemerintahan Instrumen pemerintahan yang dimaksudkan dalam


hal ini adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi
negara dalam melaksanakan Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah atau
administrasi negara melakukan berbagai tindakan hukum, dengan menggunakan sarana atau
instrumen seperti alat tulis menulis, tugas-tugasnya. sarana transportasi dan komunikasi,
gedung-gedung perkantoran, dan lain-lain, yang terhimpun dalam publik domain atau
kepunyaan publik. Di samping itu, pemerintah juga menggunakan berbagai instrumen
yuridis dalam menjalankan kegiatan mengatur dan menjalankan urusan pemerintahan dan
kemasyarakatan, seperti peraturan perundang-undangan, keputusan-keputusan, peraturan
kebijakan, perizinan, instrumen hukum keperdataan, dan sebagainya.
Instrumen Pemerintahan. Berkenaan dengan struktur norma Hukum Administrasi
Negara ini, H.D. van Wijk/Willem Konijnenbelit mengatakan ;
Hukum materil mengatur perbuatan manusia. Peraturan, norma. di dalam Hukum
Administrasi Negara memiliki struktur yang berbeda dibandingkan dengan struktur
norma dalam hukum perdata dan pidana, Dalam hukum perdata atau pidana, kita
menemukan secara langsung norma mengenai (apa yang diatur dalam hukum tertulis
dalam undang-undang. Empat

Macam sifat norma hukum, yaitu sebagai berikut:


1. Norma umum abstrak misalnya undang-undang;
2.Norma individual konkret misalnya keputusan tata usaha negara
3. Norma umum konkret misalnya rambu-rambu lalu lintas yang dipasang di tempat
tertentu (rambu itu berlaku bagi semua pemakai jalan, namun hanya berlaku untuk
tempat itu)
4.Norma individual abstrak misalnya izin gangguan
B. Peraturan Perundang-undangan Peraturan adalah hukum yang in abstracto
atau general norm yang sifatnya mengikat umum (berlaku umum) dan
tugasnya adalah mengatur hal-hal yang bersifat umum (general).
perundang-undangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian merupakan
kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan terbatas.
2.Bersifat universal. Ia diciptakan untuk menghadapi peristiwa- peristiwa
yang akan datang yang belum jelas bentuk konkret nya. Oleh karena itu, ia
tidak dapat dirumuskan untuk mengatası peristiwa-peristiwa tertentu saja.
3. Ia memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri.
Adalah lazim bagi suatu peraturan untuk me cantumkan klausul yang memuat
kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.
C. Keputusan Tata Usaha Negara

1. Pengertian Keputusan
keputusan tata usaha negara pertama kali di perkenalkan oleh seorang sarjana jerman, otto meyer, dengan istilah verwal tungsat.
2. Unsur-unsur Keputusan
Berdasarkan beberapa definisi dari para sarjana tersebut, tampak ada beberapa unsur yang terdapat dalam beschikking, yaitu:
a) pernyataan kehendak sepihak (enjizdige schriftelijke wilsverklaring);
b) dikeluarkan oleh organ pemerintahan (bestuursorgaan);
c) didasarkan pada kewenangan hukum yang bersifat publik (publiekbevoegdheid);
d) ditujukan untuk hal khusus atau peristiwa konkret dan individual;
e) dengan maksud untuk menimbulkan akibat hukum dalam bidang administrasi.
Terdapat juga enam unsur keputusan yaitu :

a. suatu pernyataan kehendak tertulis

b. diberikan berdasarkan kewajiban atau kewenangan dari Fiuken Tata Negara atau hukum administrasi;

c. bersifat sepihak;

d. dengan mengecualikan keputusan yang bersifat umum

e. yang dimaksudkan untuk penentuan, penghapusan, atau pengakhiran hubungan hukum yang sudah ada, atau menciptakan hubungan hukum
baru yang memuat penolakan , sehingga terjadi penetapan, perubahan, penghapusan, atau penciptaan

F. berasal dari organ pemerintahan.


-Pernyataan kehendak sepihak secara tertulis
Secara teoretik hubungan hukum publik senantiasa bersifat sepihak atau bersegi satu, tindakan hukum administrasi
adalah tindakan hukum sepihak.
- Di keluarkan oleh pemerintah
Keputusan merupakan fenomena kenegaraan dan pemerintahan.
- berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku
Keputusan adalah hasil dari tindakan hukum pemerintahan dalam negara hukum, setiap tindakan hukum pemerintah
harus di dasarkan pada asas ligelitas yang berarti bahwa pemerintah tunduk pada undang-undang.
- Bersifat konkret, individual, dan final
berdasarkan rangkaian norma sebagaimana yang di kenal dalam ilmu administrasi negara dan hukum tata negara
keputusan memiliki sifat norma hukum yang individual-konkret dari rangkaian norma yang bersifat hukum abstrak.
- Menimbulkan akibat Hukum
tindakan Hukum adalah tindakan yang di maksud untuk menciptakan hak dan kewajiban , dengan demikian tindakan
hukum pemerintah adalah tindakan hukum yang di lakukan oleh organ pemerintahan untuk menimbulkan akibat-
akibat hukum tertentu khususnya di bidang pemerintahan atau administrasi negara, meskipun pemerintah dapat
melalukan tindakan hukum privat, namun hal ini hanya di batasi pada tindakan pemerintah yang bersifat publik,
tindakan hukum publik yaitu tindakan-tindakan hukum yang lakukan berdasarkan kewenangan yang bersifat hukum
publik.
- seseoang atau badan hukum perdata
berdasarkan hukum keperdataan seorang atau badan hukum yang di nyatakan tidak mampu seperti orang yang
berada dalam pengampunan dan perusahan yang paling di kategorikan tidak memiliki kecepatan untuk melakukan
tindakan hukum.
3. Macam-macan keputusan

Secara teoretis dalam Hukum Administrasi Negara, dikenal ada beberapa macam dan sifat keputusan, yaitu sebagai
berikut.
a. Keputusan Deklaratoir dan Keputusan Konstitutif Keputusan deklaratoir adalah keputusan yang tidak mengubah hak
dan kewajiban yang telah ada, tetapi sekadar menyatakan hak dan kewajiban tersebut (rechtsvaststellende beschikking).
b. keputusan yang menguntungkan dan keputusan yang memberi beban
- keputusan yang bersifat menguntungkan artinya keputusan itu memberikan hak-hak atau
memberikan kemungkinan untuk memperoleh sesuatu yang tanpa adanya keputusan itu tidak akan ada atau bilamana
keputusan itu memberikan hak-hak atau memberikan kemungkinan untuk memperoleh sesuatu yang tanpa adanya
keputusan itu tidak akan ada atau bila mana keputusan itu memberikan keringanan beban yang ada atau mungkin ada.
- keputusan yang memberi beban adalah keputusan yang meletakan kewajiban yang sebelumnya tidak ada atau
keputusan mengenai penolakan terhadap pemohon untuk memperoleh keringanan
Pemilahan jenis keputusan yang menguntungkan dan memberi beban ini penting terutama dalam kaitannya dengan
pencabutan keputusan.
C. Keputusan Eenmalig dan Keputusan yang Permanen
Keputusan eenmalig adalah keputusan yang hanya berlaku sekali atau keputusan sepintas lalu, yang dalam istilah lain
disebut keputusan yang bersifat kilat (vluctige beschikking) seperti IMB atau izin untuk mengadakan rapat umum,
sedangkan keputusan permanen adalah keputusan yang memiliki masa berlaku yang relatif lama. WF. Prins menyebutkan
beberapa keputusan yang dianggap sebagai keputusan "sepintas lalu", yaitu:
1) Keputusan yang bermaksud mengubah teks keputusan yang terdahulu;
2) Keputusan negatif. Sebab, keputusan semacam ini maksudnya untuk tidak melaksanakan sesuatu hal dan tidak
merupakan halangan untuk bertindak, bilamana terjadi perubahan dalam anggapan atau keadaan;
3) Penarikan kembali atau pembatalan. Seperti halnya dengan keputusan negatif, penarikan kembali atau pembatalan
tidak membawa hasil yang positif dan tidak menjadi halangan untuk mengambil keputusan yang identik dengan yang
dibatalkan itu;
4) Pernyataan dapat dilaksanakan.

D. Keputusan yang bebas dan yang terkait


Keputusan yang bersifat bebas adalah keputusan yang didasarkan pada kewenangan bebas (vrije bevoegdheid) atau
kebebasan bertindak yang dimiliki oleh pejabat tata usaha negara baik dalam bentuk kebebasan kebijaksanaan maupun
kebebasan interpretasi, sedangkan keputusan yang terikat adalah keputusan yang didasarkan pada kewenangan
pemerintahan yang bersifat terikat (gebonden bevoegdheid), artinya keputusan itu hanya melaksanakan ketentuan yang
sudah ada tanpa adanya ruang kebebasan bagi pejabat yang bersangkutan.

E. Keputusan Positif dan Negatif


Keputusan positif adalah keputusan yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi yang dikenai keputusan, sedangkan
keputusan negatif adalah keputusan yang tidak menimbulkan perubahan keadaan hukum yang telah ada.
Keputusan positif terbagi dalam lima golongan, yaitu:
1) keputusan, yang pada umumnya melahirkan keadaan hukum baru;
2) keputusan, yang melahirkan keadaan hukum baru bagi obje tertentu;
3) keputusan, yang menyebabkan berdirinya atau bubarnya badan hukum;
4) keputusan, yang membebankan kewajiban baru kepada sese- orang atau beberapa orang (perintah);
5) keputusan, yang memberikan hak baru kepada seseorang atau beberapa orang (keputusan yang
menguntungkan)
Keputusan negatif dapat berbentuk pernyataan tidak berkuasa( ombevoegd verklaring ) , pernyataan tidak
diterima (nietontvankelijk verklaring) atau suatu penolakan ( afwijzing ), keputusan negatif yang di maksud di sni
adalah keputusan yang di tinjau dari akibat hukumnya yakni tidak menimbulkan perubahan hukum yang telah ada.

f. Keputusan Perorangan dan Kebendaan


keputusan perorangan ( persoonlijk beschikking) adalah keputusan yang di terbitkan berdasarkan kualitas pribadi
tertentu atau keputusan yang berkaitan dengan orang seperti keputusan tentang ,
pengangkatan atau pemberhentian seseorang sebagai pegawai negeri atau sebagai pejabat negara, sedangkan
keputusan kebendaan (zakelijk beschikking) adalah keputusan yang diterbitkan atas dasar kualitas kebendaan
atau keputusan yang berkaitan dengan benda, terbaik misalnya sertifikat hak atas tanah..
4. Syarat - syarat pembuatan keputusan

Pembuatan keputusan tata usaha negara harus memerhatikan beberapa persyaratan agar keputusan tersebut menjadi sah menurut Hukum
(rechtsgeldig), dan memiliki kekuatan hukum (rechtskracht) untuk dilaksanakan. dilaksanakan.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan keputusan ini mencakup syarat materiil dan syarat formal."
a. Syarat-syarat materil terdiri atas:
1) Organ pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang;
2) Karena keputusan suatu pernyataan kehendak (wilsverkla- ring), maka keputusan tidak boleh mengandung kekurangan-kekurangan yuridis
(geen juridische gebreken in 2 wilsvorming), seperti penipuan (bedrog), paksaan (du atau suap (omkoping), kesesatan (dwaling);
3) Keputusan harus berdasarkan suatu keadaan (situasi) tertentu
4) Keputusan harus dapat dilaksanakan dan tanpa melanggar peraturan-peraturan lain, serta isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi
dan tujuan peraturan dasarnya.
b. Syarat-syarat formal terdiri atas:
1) Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan persiapan dibuatnya keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus
dipenuhi;
2) Keputusan harus diberi bentuk yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya keputusan itu;
3) Syarat-syarat berhubung dengan pelaksanaan keputusan itu harus dipenuhi;
4) Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya nar nai yang menyebabkan dibuatnya dan diumumkannya keputusan itu harus diperhatikan.
A.M. Donner mengemukakan akibat- akibat dari keputusan yang tidak sah yaitu sebagai berikut.
a. Keputusan itu harus dianggap batal sama sekali;
b. Berlakunya keputusan itu dapat digugat:
1) dalam banding (beroep).
2) dalam pembatalan oleh jabatan (amtshalve vernietiging) karena bertentangan dengan undang-undang.
3) Dalam penarikan kembali (intrekking) oleh kekuasaan yang berhak (competent) mengeluarkan
keputusan itu.
c. Dalam hal keputusan tersebut, sebelum dapat berlaku, memer- lukan persetujuan (peneguhan) suatu
badan kenegaraan yang lebih tinggi, maka persetujuan itu tidak diberi.
d. Keputusan itu diberi tujuan lain daripada tujuan permulaannya (conversie).
van der Wel menyebutkan enam macam akibat suatu keputusan yang mengandung kekurangan, yaitu
sebagai berikut.
a. Batal karena hukum.
b. Kekurangan itu menjadi sebab atau menimbulkan kewajiban untuk membatalkan keputusan itu untuk
sebagiannya atau seluruhnya.
c Kekurangan itu menyebabkan bahwa alat pemerintah yang lebih tinggi dan yang berkompeten untuk
menyetujui atau meneguhkannya, tidak sanggup memberi persetujuan atau peneguhan itu.
d. Kekurangan itu tidak memengaruhi berlakunya keputusan
e. Karena kekurangan itu, keputusan yang bersangkutan dikonversi ke dalam keputusan lain.
f. Hakim sipil (biasa) menganggap keputusan yang bersangkutan tidak mengikat
D. peraturan kebijakan

1. Freies Ermessen
Keberadaan peraturan kebijakan tidak dapat dilepaskan dengan kewenangan bebas (vrije bevoegdheid)dari
pemerintah yang sering disebut dengan istilah freies Ermessen
unsur-unsur freies Ermessen dalam suatu negara hukum yaitu sebagai berikut
. a. Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik;
b. Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negat
c. Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum;
d. Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri;
e. Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan- persoalan penting yang timbul secara tiba-tiba.
f. sikap tindak itu dapat di pertangung jawabkan baik secara moral kepada Tuhan yang maha esa maupun secara
hukum.

2. Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi, dan Penormaan Peraturan Kebijakan


a. Pengertian Peraturan Kebijakan Di dalam penyelenggaraan tugas-tugas administrasi negara, pemerintah banyak
mengeluarkan kebijakan yang dituangkan dalam berbagai bentuk seperti beleidslijnen (garis-garis kebijakan), het
beleid (kebijakan), voorschriften (peraturan-peraturan), richtlijnen (pedoman-pedoman), regelingen (petunjuk-
petunjuk), circulaires (surat edaran), resoluties (resolusi-resolusi), aanschrijvingen (instruksi- instruksi), beleidsnota's
(nota kebijakan), reglemen (ministriele) (per- aturan-peraturan menteri), beschikkingen (keputusan-keputusan), en
bekenmakingen (pengumuman-pengumuman). Menurut Philipus M. Hadjon, peraturan kebijakan pada hakikatnya
merupakan produk dari perbuatan tata usaha negara yang bertujuan “naar buiten gebradh schricftelijk beleid".
b.ciri-ciri kebijakan
Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan ciri-ciri peraturan perundang-undangan. J.H. van Kreveld menyebutkan
ciri-ciri peraturan kebijakan sebagai berikut.
* peraturan itu langsung ataupun tidak langsung, tidak didasarkan pada ketentuan undang-undang formal atau UUD yang
memberikan kewenangan mengatur, dengan kata lain, peraturan itu tidak ditemukan dasarnya dalam undang-undang.
* peraturan itu, tidak tertulis dan muncul melalui serangkaian keputusan-keputusan instansi pemerintahan dalam
melaksanakan kewenangan pemerintahan yang bebas terhadap warga negara, atau ditetapkan secara tertulis oleh instansi
pemerintahan tersebut
* peraturan itu memberikan petunjuk secara umum, dengan kata lain tanpa pernyataan dari individu warga negara
mengenai bagaimana instansi pemerintahan melaksanakan kewenangan pemerintahannya yang bebas terhadap setiap
individu warga negara yang berada dalam situasi yang dirumuskan dalam peraturan itu.
Bagir Manan menyebutkan ciri-ciri peraturan kebijakan sebag berikut.
1) Peraturan kebijakan bukan merupakan peraturan perundang- undangan.
2) Asas-asas pembatasan dan pengujian terhadap peraturan per- undang-undangan tidak dapat diberlakukan pada peraturan
kebijakan.
3.Peraturan kebijakan tidak dapat diuji secara wetmatigheid, karena memang tidak ada dasar peraturan perundang-
undangan untuk membuat keputusan peraturan kebijakan tersebut.
4) Peraturan kebijakan dibuat berdasarkan freies Ermessen dan ketiadaan wewenang administrasi bersangkutan membuat
peraturan perundang-undangan.
5.Pengujian terhadap peraturan kebijakan lebih diserahkan instan pada doelmatigheid dan karena itu batu ujinya adalah
asas-asas serati umum pemerintahan yang baik.
6.Dalam praktik diberi format dalam berbagai bentuk dan jenis aturan, yakni keputusan, instruksi, surat edaran,
pengunguman dan lain-lain, bahkan dapat dijumpai dalam bentuk peraturan.
c. Fungsi dan penormaan peraturan kebijakan
Menurut Marcus Lukman, peraturan kebijakan dapat difungsikan secara tepat guna dan
berdayaguna sebagai berikut.
1) Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan yang melengkapi,
menyempurnakan, dan mengisi kekurangan yang ada pada peraturan perundang-undangan.
2) Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan bagi keadaan vacum peraturan
perundang-undangan;
3) Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan bagi kepentingan-kepentingan
yang belum terakomodasi secara patut, layak, benar, dan adil dalam peraturan perundang-
undangan.
4) Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan untuk mengatasi kondisi
peraturan perundang-undangan yang sudah ketinggalan zaman;
5) Tepatguna dan berdayaguna bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi
di bidang pemerintahan dan pembangunan yang bersifat cepat berubah atau memerlukan
pembaharuan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
E. Rencana-rencana

1. Pengertian Rencana
Ketika membahas pengertian pemerintahan pada bab pertama, disebutkan bahwa istilah
pemerintahan memiliki dua arti, yaitu fungsi pemerintahan atau kegiatan memerintah dan
organisasi pemerintah atau kumpulan jabatan pemerintah.
2. Unsur-unsur Rencana
Perencanaan merupakan bagian inheren dalam setiap bentuk organisasi. Dalam perspektif Hukum
Administrasi Negara, J.B.J.M. ten Berge mengemukakan unsur-unsur rencana sebagai berikut:
a. Schriftelijke (tertulis);
b.Besluit of handeling, inhoudende een keuze (keputusan atau tindakan) terkandung pilihan
c. Door een bestuursorgaan (oleh organ pemerintahan):
d.Tn on de toekomst gerichte (ditujukan untuk waktu yang akan datang);
e.Planenelementen (vaak te nemen besluiten of te verrichten handelingen), unsur-unsur rencana
(sering kali berbentuk tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan)
f .Van een ongelijksoortig karakter (memiliki sifat yang tidak sejenis, beragam);
g.In een onderlinge (vaak programmatische) samenhang (keterkaitan, sering kali secara
programatis);
h.Al dan niet voor een bepaalde duur (untuk jangka waktu tertentu).
 
b.Besluit of Handeling (Keputusan atau Tindakan)
Penentuan suatu rencana dilukiskan sebagai suatu keputusan tau suatu tindakan.
Rencana sebagai suatu keputusan didasarkan Pada undang-undang dan didasarkan pada
wewenang yang di berikan untuk itu , oleh karena itu susunan perencanaan itu
biasanya berbentuk keputusan (besluit), sedangkan rencana yang berubah informasi,
program kerja hanyalah berbentuk penyampaian informasi mengenai perkembangan di
masa mendatang, oleh karena itu rencana seperti ini di kategorikan sebagai sesuatu
tindakan pemerintahan.
c.bestruuorgan ( organ pemerintahan ).
Bagi hukum Administrasi negara perhatian hanya di tunjukan pada perencanaan yang
di buat oleh organ pemerintahaan rencana merupakan sesuatu tindakan hukum
pemerintahaan yang bersifat sepihak(eenzijdig).
d.op de teoekomst gericht ( di tujukan pada masa yang akan datang )
Perencanaan di buat berdasarkan pandangan masa depan dari tindakan pemerintahan,
perencanaan di jelaskan sebagai persiapan dan pelaksanaan yang sistimatis dan
terkoordinasi.
e.planelementen ( elemen-elemen rencana )
pada suatu rencana seusia dengan kategori rencana seperti rencana informatif, indikatif,atau opresional, biasanya
di dalam terkandung informasi, rencana kebijakan yang akan di tempatkan terutama dalam bentuk peraturan
kebijakan atau persetujuan kebijakan, pedoman-pedoman, peraturan umum, keputusan konkret yang berlaku
umum, keputusan-keputusan, dan perjanjian-perjanjian.
f. Ongelijksoortig Karakter (Memiliki Sifat yang Tidak Sejenis, Beragam)
Berdasarkan ketentuan peraturan umum diatur mengenai atau kejadian yang sama dengan akibat hukum
peristiwa-peristiwa ng sama (setiap orang yang telah memenuhi persyaratan tertentu, ton mendapatkan akibat
hukum tertentu)
g.Samenhang (Keterkaitan) Sifat yang paling banyak dari rencana adalah keterkaitan. Rencana-rencana
menghimpun antara berbagai keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tidak sejenis, misalnya pada
penataan ruang bagi masyarakat, yang di dalamnya terhimpun berbagai pembuatan keputusan dan tindakan-
tindakan yang berkenaan dengan tata ruang.
h. Al dan Niet voor een Bepaalde Duur (Untuk Waktu Tertentu)
Biasanya ditentukan berdasarkan periode tertentu seperti rencana tahunan, lima tahunan, dan sebagainya. Jarang
ada rencana yang tidak memiliki batasan waktu. Kalaupun peraturan perundang-undangan tidak menentukan
batas waktu, organ pemerintahan berwenang untuk menentukan suatu rencana berdasarkan periode tertentu.
3. Karakter Hukum Rencana H.D. van Wijk/Willem Konijnenbelt menyebutkan bahwa perencanaan adalah
bentuk tertentu mengenai pembentukan.
F.perizinan
1.Pengertian perizinan
menurut sjachran basah izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bagi satu yang mengaplikasikan
peraturan dalam hal konkreto berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana di tetapkan oleh ketentuan
perundang- undangan.
2.unsur-unsu perizinan
unsur perizinan
- instrumen yuridis
Dalam negara hukum moderen tugas, kewenangan pemerintah tidak hanya sekedar majaga ketertiban dengan
keamanan tetapi juga mengupayakan kesejatraan umum. Dengan demikian izin merupakan instrumen yuridis
dalam bentuk keputusan yang bersifat konstitutif dan yang di gunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau,
menetapkan peristiwa konkret.
-peraturan perundang-undangan
salah satu prinsip negara hukum adalah pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. oleh karena
itu dalam hal membuat dan menerbitkan izin haruslah di dasarkan pada wewenang yang di berikan oleh
peraturan perundang- undangan yang berlaku, karena tanpa adanya dasar wewenang keputusan tersebut
menjadi tidak sah.
-organ pemerintahan
adalah organ yang menjalankan urusan pemerintahan baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Terlepas dari
beragamnya organ pemerintahan atau administrasi negara yang mengeluarkan izin, yang pasti adalah bahwa
pristiwa konkret prosedur dan persyaratan
pristiwa konkret artinya pristiwa yang terjadi pada waktu tertentu.orang tertentu,tempat
tertentu,dan fakta hukum tertentu.
3.fungsi dan tujuan perizinan
sebagai suatu instrument, izin berfungsi selaku ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah,
perekayasa,dan perancang masyarakat adil dan makmur.
4. Bentuk dan isi izin
a.organ yang berwenang
di dalam izin di nyatakan siapa yang memberikanya, biasanya dari kepala surat dan
penandatangan izin akan nyata organ nana yang membrikan izin.
b.yang di alamatkan
izin di tunjukan kepada pihak yang berkepentingan.
c.diktum
bagian keputusan ini dimna akibat-akibat hukum yang di timbulkan oleh keputusan,di namakan
diktum, yang merupakan inti dari keputusan.
d.ketentuan-ketentuan,pembatasan-pembatasan,dan syart-syarat.
Ketentuan-ketentuan ialah kewajiban-kewajiban yang dapat di kaitkan pada keputusan yang
menguntukan.
e.planelementen ( elemen-elemen rencana )
pada suatu rencana seusia dengan kategori rencana seperti rencana informatif, indikatif,atau opresional, biasanya
di dalam terkandung informasi, rencana kebijakan yang akan di tempatkan terutama dalam bentuk peraturan
kebijakan atau persetujuan kebijakan, pedoman-pedoman, peraturan umum, keputusan konkret yang berlaku
umum, keputusan-keputusan, dan perjanjian-perjanjian.
f. Ongelijksoortig Karakter (Memiliki Sifat yang Tidak Sejenis, Beragam)
Berdasarkan ketentuan peraturan umum diatur mengenai atau kejadian yang sama dengan akibat hukum
peristiwa-peristiwa yang sama (setiap orang yang telah memenuhi persyaratan tertentu, ton mendapatkan akibat
hukum tertentu)
g.Samenhang (Keterkaitan) Sifat yang paling banyak dari rencana adalah keterkaitan. Rencana-rencana
menghimpun antara berbagai keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tidak sejenis, misalnya pada
penataan ruang bagi masyarakat, yang di dalamnya terhimpun berbagai pembuatan keputusan dan tindakan-
tindakan yang berkenaan dengan tata ruang.
h. Al dan Niet voor een Bepaalde Duur (Untuk Waktu Tertentu)
Biasanya ditentukan berdasarkan periode tertentu seperti rencana tahunan, lima tahunan, dan sebagainya. Jarang
ada rencana yang tidak memiliki batasan waktu. Kalaupun peraturan perundang-undangan tidak menentukan
batas waktu, organ pemerintahan berwenang untuk menentukan suatu rencana berdasarkan periode tertentu.
F. perizinan
1.Pengertian perizinan
menurut sjachran basah izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bagi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkreto
berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana di tetapkan oleh ketentuan perundang- undangan.
2.unsur-unsu perizinan
unsur perizinan
- instrumen yuridis
Dalam negara hukum moderen tugas, kewenangan pemerintah tidak hanya sekedar menjaga ketertiban dengan keamanan tetapi juga
mengupayakan kesejahtraan umum. Dengan demikian izin merupakan instrumen yuridis dalam bentuk keputusan yang bersifat
konstitutif dan yang di gunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau, menetapkan peristiwa konkret.
-peraturan perundang-undangan
salah satu prinsip negara hukum adalah pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.oleh karena itu dalam hal membuat
dan menerbitkan izin haruslah di dasarkan pada wewenang yang di berikan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku,karena
tanpa adanya dasar wewenang keputusan tersebut menjadi tidak sah.
-organ pemerintahan
adalah organ yang menjalankan urusan pemerintahan baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Terlepas dari beragamnya organ
pemerintahan atau administrasi negara yang mengeluarkan izin, yang pasti adalah bahwa izin hanya di keluarkan oleh organ
pemerintahan.
- peristiwa konkret prosedur dan persyaratan
peristiwa konkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu.orang tertentu,tempat tertentu,dan fakta hukum tertentu.
3.fungsi dan tujuan perizinan,

sebagai suatu instrument, izin berfungsi selaku ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah,
perekayasa,dan perancang masyarakat adil dan makmur.

4. Bentuk dan isi izin

a.Organ yang berwenang di dalam izin di nyatakan siapa yang memberikanya, biasanya dari kepala surat dan
penandatangan izin akan nyata organ nana yang membrikan izin.

b.Yang di alamtkan izin di tunjukan kepada pihak yang berkepentingan.

c.Diktumbagian keputusan ini dimna akibat-akibat hukum yang di timbulkan oleh keputusan,di namakan
diktum, yang merupakan inti dari keputusan.
d. ketentuan-ketentuan, pembatasan-pembatasan, dan syarat-syarat.
Ketentuan-ketentuan ialah kewajiban-kewajiban yang dapat di kaitkan pada
keputusan yang menguntungkan.
e. pemberi alasan
Artinya interpretasi yang dilakukan oleh organ pemerintahan terhadap aturan-
aturan yang relevan, turut didasarkan pada fakta-fakta sebagaimana
ditetapkannya. Dalam keadaan tertentu, organ pemerintahan dapat
menggunakan data yang diberikan oleh pemohon izin, di samping data dari
para ahli atau biro konsultan.
f. Pemberitahuan-pemberitahuan Tambahan
Pemberitahuan-pemberitahuan Tambahan Pemberitahuan tambahan dapat
berisi bahwa kepada yang dialamatkan ditunjukkan akibat-akibat dari
pelanggaran ketentuan dalam izin, seperti sanksi-sanksi yang mungkin
diberikan pada ketidakpatuhan.
G.Intrumen Hukum keperdataan
1. Pengunaan Instrumen Hukum Keperdataan
Sebagai wakil dari badan hukum, kedudukan hukum pemerintah tidak berbeda dengan
seseorang atau badan hukum perdata pada umumnya, yaitu diatur dan tunduk pada ketentuan-
ketentuan hukum keperdataan, serta dapat melakukan tindakan hukum keperdataan.
2. Instrumen Hukum Keperdataan yang di gunakan Pemerintah
pemerintah dapat menggunakan instrumen hukun keperdataan sebagai alternatif atau cara
dalam rangka menjalankan Tugas-tugas pemerintahan, tanpa harus menempatkan diri dalam
hubungan hukum yang setara dengan pihak lainnya.
A .perjanjian perdata biasa
Perbuatan keperdataan ini dilakukan karena pemerintah memerlukan berbagai sarana dan
prasarana untuk menjalankan administrasi pemerintahan seperti kebutuhan alat tulis menu
yang harus dibeli, membeli tanah untuk perkantoran, perumahan dinas, dan sebagainya.
b.perjanjian perdata dengan syarat-syarat standar
-menurut p de Haan
syarat- syarat standar memberikan suatu dimensi baru terhadap kontrak pemerintah, tidak hanya karena syarat-syarat
standar itu merupakan langkah pertama berdasarkan peraturan umum tentang perjanjian ini, tetapi juga karena peraturan
yang akan datang mengenai syarat- syarat umum dalam undang-undang perdata baru juga dilaksanakan berdasarkan syarat-
syarat yang ditetapkan oleh pemerintah.

c.perjanjian mengenai kewenangan publik


Menurut Indroharto, yang dimaksud dengan perjanjian mengenai wewenang pemerintahan adalah perjanjian antara badan
atau pejabat tata usaha negara dengan warga masyarakat dan yang diperjanjikan adalah mengenai cara badan atau pejabat
tata usaha negara menggunakan wewenang pemerintahannya.
d.perjanjian mengenai kebijakan pemerintahan
menurut laica marzuki perjanjian kebijakan adalah perbuatan hukum yang menjadikan kebijakan publik sebagai objek
perjanjian.
THANK
YOUUUUU
UU

Anda mungkin juga menyukai