GANGGUAN PERI
Autisme
Autistic Spectrum Disorder (ASD)
Autisme berasal dari kata autos yang berarti aku
Anak autistik yang dapat berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi.
Anak-anak yang luar biasa cerdas
Memiliki minat yang sangat sempit dan menunjukkan banyak
kekurangan dari segi sosial
Tingkah laku yang tercakup dalam anak autis dan ada 4 gejala
1. Isolasi social
Extreme autistic alones
2. Kelemahan kognitif
Anak autis sebagian besar (±70%) mengalami retardasi mental (IQ< 70 )
3. Kekurangan dalam Bahasa
4. Tingkah laku stereotif
Sering melakukan gerakan yang berulang-ulang secara terus menerus tanpa tujuan
yang jelas
Jenis- jenis Autis
1) Autis persepsi
Autis persepsi merupakan autisme yang timbul sebelum lahir dengan gejala adanya
rangsangan dari luar baik kecil maupun besar yang dapat menimbulkan kecemasan.
Misalnya pada ibu hamil yang mempunyai genetik autisme dia mempunyai kecemasan
akan menurun terhadap janin yang dikandungnya.
2) Autis reaktif
Autisme reaktif ditunjukkan dengan gejala berupa penderita membuat gerakan-gerakan
tertentu yang berulang-ulang dan kadang disertai kejang dan dapat diamati pada anak
usia 6-7 tahun. Anak memiliki sifat rapuh dan mudah terpengaruh pada dunia luar.
3) Autis yang timbul kemudian
Jenis autisme ini diketahui setelah anak agak besar dan akan kesulitan
dalam mengubah perilakunya karena sudah melekat atau ditambah
adanya pengalaman yang baru atau gejala autis terlihat saat anak mulai
dewasa
Klasifikasi Autis Childhood Autism Rating Scale (CARS)
1) Autis Ringan
Pada kondisi ini anak autis masih menunjukkan adanya kontak mata walaupun tidak berlangsung
lama. Anak autis ini dapat memberikan sedikit respon ketika dipanggil namanya, menunjukkan
ekspresi-ekspresi muka, dan dalam berkomunikasi dua arah meskipun terjadinya hanya sesekali.
2) Autis Sedang
Pada kondisi ini anak autis masih menunjukkan sedikit kontak mata namun tidak memberikan
respon ketika namanya dipanggil. Tindakan agresif atau hiperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh,
dan gangguan motorik yang stereopik cenderung agak sulit untuk dikendalikan tetapi masih bisa
dikendalikan
3) Autis Berat
Anak autis yang berada pada kategori ini menunjukkan tindakan-tindakan yang sangat tidak
terkendali. Biasanya anak autis memukul-mukulkan kepalanya ke tembok secara berulang-ulang
dan terus menerus tanpa henti.
Etiologi dan Patofisiologi
1) Faktor genetika
gen neuroxin yang ditemukan pada kromosom manusia no.11
2) Kelainan anatomis otak
3) Disfungsi metabolik
4) Infeksi kandidiasis
5) Teori kelebihan opioid dan hubungannya dengan diet protein kasein dan protein
gluten
6) Gizi
7) Sosial ekonomi
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
a. Terapi edukasi TEACHC (Treatment and Education of Autistic and related
Communication Handicapped Children)
b. Terapi perilaku ABA (Applied Behaviour Analisis)
c. Terapi wicara 2. Medikamentosa
d. Terapi okupasi/fisik a. Neuroleptik: Haloperidol, Risperidon, Thioridazin
e. Sensori integrasi b. Agonis reseptor alfa adrenergika.: Klonidin
f. AIT (Auditory Integration Training) c. Beta adrenergik blocker : Propanolol
g. Intervensi keluarga
Gangguan Perilaku (Hiperaktif)
Hiperaktif
Tidak focus
Sifat menentang
Destruktif (perusak ulung)
Tidak mengenal Lelah
Tanpa tujuan jelas
Bukan penyabar yang baik dan usil
Ciri - ciri khas Anak Hiperaktif : (Baerkley, 2011)
1. Tidak fokus, tidak bisa konsentrasi lebih dari lima menit. Tidak memiliki focus yang jelas dan melakukan sesuatu
tanpa tujuan. Cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.
2. Sulit untuk dikendalikan, selalu bergerak, nakal. Keinginannya harus segera dipenuhi. Tidak bisa diam dalam
waktu lama dan mudah teralihkan.
3. Impulsif, melakukan sesuatu secara tiba - tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Selalu ingin meraih dan memegang
apapun yang ada di depannya. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar atau
sebelum mereka berusia 7 tahun.
4. Menentang, umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang/tidak mau dinasehati, penolakannya
ditunjukkan dengan sikap cuek.
5. Destruktif atau merusak. Merusak mainan yang dimainkannya dan cenderung menghancurkan sangat besar.
6. Tidak kenal lelah, hal inilah yang sering kali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni
perilakunya.
7. Tidak sabar dan usil, ketika bermain tidak mau menunggu giliran,tetapi langsung merebut. Sering pula mengusili
temantemannya tanpa alas an yang jelas.
8. Intelektualitas rendah, sering kali anak dengan gangguan hiperaktif memiliki intelektualitas di bawah rata-rata
anak normal, mungkin dikarenakan secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa
menunjukkan kemampuan kreatifnya.
Faktor Penyebab
1. Faktor neurologi
Adanya disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhi oleh dopamin sebagai neurotransmitter
pencetus gerakan dan sebagai kontrol aktifitas diri. Gangguan otak yang minimal, yang menyebabkan
terjadinya hambatan pada sistem kontrol perilaku anak.
2. Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang
lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak.
Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
a) Medikamentosis
pilihan pertama ialah obat golongan psikostimulan,: amphetamine,
dextroamphetamine dan derivatnya
b) Rehabilitasi medik
c) Terapi psikologi
d) Terapi bermain
Lanj Penanganan ADHD..
• Teori Belajar
Salah satu teori belajar terkait dengan gangguan ADHD adalah adanya penguatan yang diberikan
sehingga meningkatkan frekuensi ataupun intensitas perilaku hiperaktif. Selain itu berdasarkan teori
modelling, (Ross,2011) mengemukakan bahwa hiperaktivitas dapat merupakan peniruan perilaku
orang tua dan saudara kandung
Lanj Penanganan ADHD..