Respon inflamasi :
stimulus awal radang
memicu penglepasan mediator kimiawi dari
plasma/sel jar ikat bekerja bersama / scr berurutan memperkuat
respon awal radang & mempengaruhi perub. dg mengatur respon
vaskuler & selular berikutnya stimulus menghilang & mediator
radang hilang dikatabolisme / diinhibisi
3
T tanda :
RUBOR ok dilatasi pembuluh darah kecil pada
area yg rusak
KALOR ok pe↑ aliran darah ke daerah yg
terlibat dilatasi vaskular & membawa darah
yg hangat ke daerah yg sakit
TUMOR ok udema, akumulasi cairan di ruang
ekstravaskuler sbg bagian dr eksudasi cairan
DOLOR ok regangan & distorsi jar krn udem
inflamasi
FUNCTIO LAESA ok nyeri & bengkak
AAGEN RADANG
1. Agen fisik (benda mekanik,
panas/dingin >>>, radiasi)
3. Mikroorganisme
(sudah dibahas diatas)
TAHAPAN RESPON
PERADANGAN
Luka
Vasokontriksi vaskuler ( beberapa saat )
vasodilatasi (darah menuju ke daerah luka) /
hiperemia yang ditandai dengan gejala
kemerahan dan panas
melepaskan zat mediator kimia
(bradikinin,serotonin dan protaglandin)
melepaskan juga mediator lain (histamin) yang
menyebabkan pengeluaran cairan, protein,
leukosit ke dalam interstitial (oedema)
tekanan akumulasi cairan pada ujung syaraf
lokal
iritasi ujung syaraf
nyeri (+)
1.Perubahan vaskular respon vaskular di tempat
terjadinya cedera pd reaksi inflamasi akut meliputi :
a. Perubahan aliran darah karena terjadi dilatasi arteri
lokal shg terjadi pertambahan aliran darah (hiperemia)
perlambatan aliran darah merah dan panas
b.Permeabilitas pembuluh darah Lekosit akan berkumpul
di sepanjang dinding pembuluh darah dg cara menempel
Dinding pembuluh menjadi longgar susunannya
lekosit keluar melalui dinding pembuluh Lekosit
bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi
serangan benda asing.
10
PERUBAHAN VASKULAR
Perubahan pd kapiler & aliran pemb darah segera
setelah jejas terjadi :
vasokonstriksi sementara (bbrp detik) → vasodilatasi
arteriol → hiperemia pd aliran darah kapiler selanjutnya
mikrovaskuler menjadi lebih permeabel
c. Hemmoragic (sanguineus)
(sejumlah besar eritrosit berasal dari
plasma
mmenghasilkan inflamatory exudate
1.Plasma protein (fibrinogen)
2.Tromboplastin (produk yang
dihasilkan ketika sel jaringan
cedera)
Platelet
membentuk sebuah rintangan dinding di
luar area dan mencegahnya menyebar
Lanjut……….Mekanisme terjadinya Radang
16
3. Tahap ketiga : reparative
Perbaikan jaringan yang cedera
dengan regenerasi / replacement
dengan pembentukan jaringan serta
(scar)
Lanjut……….Mekanisme terjadinya Radang
18
POLA DASAR
Singkat, eksudat, sel netrofil >>
INFLAMASI
Akut
Kronis
20
PENYEBAB INFLAMASI AKUT
– Infeksi (bakteri, virus, parasit) dan toksin
mikroba
– Trauma
– Agen fisik dan kimia
– Nekrosis jaringan
– Benda asing
– Reaksi imun (reaksi hipersensitivitas)
21
Gambaran Makroskopik / Tanda – Tanda
Inflamasi Akut (Celcus +Virchow)
25
26
27
Inflamasi Akut – Inflamasi Kronis
28
R
E
S
O
L
U
S
I
29
EFEK INFLAMASI
1. Menguntungkan
Dilusi toksin → dibawa ke sist limfatik
Memasukkan Ab: ok ↑ permeabilitas kapiler maka Ab dpt masuk ke
ekstravaskuler shg dpt melisis MO
Transpor obat-obatan seperti antibiotik ke tempat bakteri yg sdg
bermultiplikasi
Pembentukan fibrin dr fibrinogen → menghalangi gerakan MO →
terperangkap → mudah difagositosis. Fibrin jg dipakai sbg matriks u/
pembentukan jar granulasi
Membawa nutrien & O2 yg penting bg sel spt netrofil yg memiliki
aktivitas metabolik yg tinggi
Rangsangan respon imun ok drainase eksudat cair ke dlm limfatik →
Ag terlarut dapat mencapai KGB lokal → rangsangan respon imun
31
EFEK INFLAMASI
2. Merugikan
Digesti jar N: enzim-enzim spt kolagenase & protease
dpt mencerna jar N → kerusakan
Pembengkakan : epiglotitis akut pd anak → obstruksi
jalan nafas
Respon inflamasi yg tidak sesuai. Cont pd rx
hipersensitivitas tipe 1 pd kasus hay fever yg alergi thd
Ag pd lingk. Respon inflamasi alergi dpt mengancam
nyawa seperti asma ekstrinsik
32
INFLAMASI KRONIK
Dapat dianggap sebagai inflamasi memanjang (minggu –
bulan – tahunan)
Terjadi inflamasi aktif, jejas jar & penyembuhan secara
serentak
Penyebab Inflamasi Kronik :
– Infeksi yg persisten oleh MO tertentu (mikobakterium,
Treponema pallidum, virus, jamur & parasit tertentu).
Respon inflamasi kadang membentuk suatu pola spesifik :
reaksi granulomatosa.
– Pajanan yg lama thd agen yg berpotensi toksik (eksogen:
mis silika → silikosis, endogen: mis komponen lipid →
aterosklerosis)
33
– Penyakit autoimun.
Gambaran Morfologik Inflamasi Kronik
34
SEL YG BERPERAN PADA RADANG KRONIK
1. Makrofag
Sel yg dominan
Berasal dr monosit yg beremigrasi pd tahap awal terjadinya radang
akut, & telah mendominasi daerah radang dlm 48 jam
Ketika monosit keluar & mencapai jar ekstravask, monosit
makrofag
Diaktivasi oleh berbagai stimulus seperti sitokin, toksin bakteri &
mediator kimiawi lainnya.
Bila proses fagositosis memanjang tu pd insoluble/ indigestible
bakteri/partikel, makrofag → epitelioid
Kemampuan fagositosis epiteloid me↓ dibandingkan monosit,
namun kemampuan merusak mikroba disekitarnya me↑, & dapat
menjadi barrier antara Ag perusak & host pd radang
granulomatosa. Epitelioid seringkali membentuk sel datia melalui
fusi bbrp sel, yg bisa terdiri dari 20 / > sel epitelioid (diinduksi
oleh IL-4 / INF-γ) 35
2. Limfosit T & B
Dimobilisasi oleh adanya rangsang imun spesifik (infeksi)
& pd inflamasi yg diperantarai nonimun (infark / trauma jar)
Limfosit T mempunyai hub timbal balik dg makrofag pd
inflamasi kronik
Limfosit B sel plasma Ab utk melawan Ag
3. Eosinofil
Lebih banyak pd rx imunitas yg diperantarai IgE & pd
infeksi parasit
4. Sel Mast
Terdistribusi pd jar penyambung, dapat berperan pd
radang akut maupun kronik
Menghasilkan sitokin yg berperan dalam fibrosis
36
Radang akut & kronik dapat saling berubah
Radang akut → kronis & radang kronik → akut
Radang kronis tidak selalu merupakan
kelanjutan dr radang akut yg gagal mengatasi
penyebab radang. Namun pada radang
granulomatosa, sejak awal terjadi memang akan
berlangsung lama & membentuk ciri-ciri
radang khronik, seperti yg terjadi pd infeksi
tuberkulosa, siphilis dan lepra.
37
Inflamasi Granulomatosa
Merupakan suatu pola inflamasi kronik khusus,
yg ditandai dg agregasi makrofag teraktivasi yg
gambarannya menyerupai sel epitel (epitelioid)
Granuloma dpt terbentuk pd keadaan respon sel
T persisten thd mikroba tertentu (Micobacterium
tb, T. pallidum)
Granuloma jg dpt berespon thd benda asing yg
relatif inert (benang, serpihan, implan payudara),
membentuk Granuloma benda asing
38
Saluran & Kelj Getah Bening/
kelj Limfe pada Inflamasi
Berfungsi menyaring & mengatur cairan
ekstravaskuler
Bersama dg sistem fagosit mononuklear,
merupakan lini pertahanan sekunder yg
berperan saat rx radang lokal gagal mengatasi
& menetralkan jejas
Selama peradangan, aliran sal limfe ↑ &
membantu mengalirkan cairan edema dr ruang
ektravaskuler (leukosit & debris sel jg masuk
ke sal limfe)
39
Pd inflamasi luas, bs tjd limfangitis, limfadenitis
ok aliran limfe jg mengangkut agen penyerang
Pembesaran KGB terjadi ok proliferasi limfosit
& makrofag pd folikel & sinus limfoid serta
hipertrofi sel fagositik
Bila organisme infeksius mengalir secara
progresif melalui sal limfe yg lebih besar &
sampai ke sirkulasi vask bakteriemia
40
Efek Sistemik Inflamasi
1.Demam : netrofil & makrofag 5. Perubahan hematologi :
menghasilkan pirogen endogen yg -↑ LED ok perub protein plasma
bekerja pd hipotalamus mengatur -leukositosis → netrofilia pd
mekanisme termoregulator pd
infeksi piogenik & destruksi jar,
temperatur yg lebih tinggi. IL-2
eosinofilia pd peny alergi &
memiliki efek yg plg besar. infeksi parasit, limfositosis pd
Pelepasan pirogen endogen infeksi kronik, infeksi virus,
dirangsang oleh fagositosis,
monositosis pd infeksi
endotoksin, & komplek imun mononukleosiosa dan bbrp infeksi
2. Gejala konstitusional : malaise, bakteri spt tbc, thypoid
anoreksia, nausea -Anemia : ok hilangnya darah dlm
3. ↓ BB: ok keseimbangan negatif eksudat inflamasi, hemolisis dll
nitrogen , tu pd inflamasi kronik yg -Amiloidosis : infeksi kronik yg
ekstensif. lama dg pe↑ amiloid serum →
4.Hiperplasia reaktif dr RES deposit amiloid pd berbagai jar
41