Anda di halaman 1dari 13

Fisika

X MIPA
B. Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran

Besaran 1. Besaran Pokok


Berdasarkan 2. Besaran
Besaran Satuan Turunan

Besaran
Berdasarkan
Nilai dan Arah
1. Besaran
a. Besaran Berdasarkan Satuan

Besaran Berdasarkan Satuan

Besaran Pokok Besaran Turunan


b. Besaran Berdasarkan Nilai dan Arahnya

Besaran berdasarkan nilai dan arahnya dibagi menjadi besaran vektor,


besaran tensor, dan besaran skalar. Besaran vektor memiliki kesamaan.
Keduanya memiliki nilai dan arah. Adapun perbedaannya yaitu besaran
vektor memiliki satu arah, sedangkan besaran tensor memiliki banyak arah.
Di tingkat SMA Anda hanya akan mempelajari besaran vektor. Adapun
besaran tensor akan Anda pelajari lebih lanjut. Contoh besaran vektor
antara lain perpindahan, kecepatan, percepatan, dan gaya, sedangkan
contoh besaran tensor antara lain, tegangan, regangan, dan koefisien gaya
gesek. Selain besaran vektor dan besaran tensor terdapat besaran skalar.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh dari
besaran skalar antara lain massa, jarak, dan energi.
2. Satuan

Berbagai macam standar satuan.


a. Standar Satuan Massa
b. Standar Satuan Panjang
c. Standar Satuan Waktu
d. Standar Satuan Arus
e. Standar Satuan Suhu
f. Standar Satuan Jumlah Zat
g. Standar Satuan Intensitas Cahaya
3. Dimesi

Dimensi

Dimensi Besaran Pokok Dimensi Besaran Turunan

Dimensi memiliki manfaat sebagai berikut


a. Menganalisis kesetaraan atau kesamaan dua besaran yang sepintas berbeda.
b. Menganalisis kebenaran suatu persamaan yang menyatakan hubungan
antarbesaran.
c. Menganalisis dimensi suatu konstanta besaran.
d. Menganalisis dimensi suatu besaran tanpa diketahui simbol besarannya.
4. Pengukuran

Pengukuran 1. Mikrometer Sektrup


Besaran 2. Jangka Sorong
Panjang 3. Penggaris

Pengukuran
1. Stopwatch Analog
Besaran 2. Stopwatch Digital
Waktu
Pengukuran
Pengukuran 1. Neraca Ohauss
Besaran 2. Neraca Sama Lengan
Massa 3. Neraca Dacin

Pengukuran
Volume Benda
Tidak Beraturan
a. Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran

Kesalahan
Umum

Ketiga Jenis Kesalahan


kesalahan Sistematik

Kesalahan Acak
b. Angka Penting dan Notasi Ilmiah

Angka Penting

1. Operasi Pembulatan
2. Operasi Penjumlahan
Angka Penting Operasi
dan Pengurangan
dan Notasi Hitungan dalam 3. Operasi Perkalian dan
Ilmiah Angka Penting Pembagian
4. Operasi Pangkat dan
Akar

Notas Ilmiah
c. Ketidakpastian Hasil Pengukuran

Ketidakpastian
Pengukuran
Tunggal

Ketidakpastian Ketidakpastian
Hasil Pengukuran
Pengukuran Berulang

1. Pengukuran Tidak Langsung dari


Pengukuran Pengukuran Tunggal
Tidak Langsung 2. Pengukuran Tidak Langsung dari
Pengukuran Berulang
d. Ketelitian dan Ketepatan Hasil

Ketelitian (Presisi) Ketepatan (Akurasi)

Ketelitian merupakan ukuran yang Ketepatan menyatakan nilai yang sesuai


menyatakan pendekatan sesuai dengan ukuran sebenarnya. Ketika
nilai semestinya. Ketelitian Anda melaporkan hasil pengukuran,
berhubungan dengan Anda melaporkan dalam bentuk x+∆x.
ketidakpastian relatif dari hasil Anda perlu mengetahui bahwa ∆x
pengukuran. Semakin kecil nilai merupakan ketidakpastian mutlak. Nilai
∆x diperoleh dari 0,5 skala terkecil dari
ketidakpastian relatif, semakin
alat pengukuran pada pengukuran
besar ketelitian pengukuran tunggal dan simpangan baku pada
tersebut. Nilai ketelitian pengukuran berulang. Semakin kecil
pengukuran dinyatakan dalam hasil ketidakpastian mutlak, semakin
bentuk persen. besar ketepatan dalam pengukuran.
e. Pengolahan dan Penyajian Data

Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran.


Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan dalam
bentuk grafik. Contoh grafik yang paling mudah
ditemui adalah grafik persamaan garis lurus. Grafik
persamaan garis lurus dinotasikan ke dalam suatu
persamaan y = mx + n dengan m sebagai gradien
(kemiringan grafik) dan n sebagai ordinat titik
potong garis lurus terhadap sumbu Y. Grafik garis
lurus yang Anda gambar sebaiknya mengisi seluruh
luasan yang telah disediakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memilih skala mendatar dan
skala tegak dengan tepat. Adapun titik nol skala
tidak perlu selalu tampak pada grafik. Perhatikan
gambar disamping.
Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran.
Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan dalam
bentuk grafik. Contoh grafik yang paling mudah
ditemui adalah grafik persamaan garis lurus. Grafik
persamaan garis lurus dinotasikan ke dalam suatu
persamaan y = mx + n dengan m sebagai gradien
(kemiringan grafik) dan n sebagai ordinat titik
potong garis lurus terhadap sumbu Y. Grafik garis
lurus yang Anda gambar sebaiknya mengisi seluruh
luasan yang telah disediakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memilih skala mendatar dan
skala tegak dengan tepat. Adapun titik nol skala
tidak perlu selalu tampak pada grafik. Perhatikan
gambar disamping.

Anda mungkin juga menyukai