Anda di halaman 1dari 255

ORIENTASI TERPADU KESEHATAN LINGKUNGAN

BAGI PETUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN


DI KABUPATEN/KOTA DAN PUSKESMAS
MATERI I
KONSELING KESEHATAN LINGKUNGAN
KONSELING
Hubungan komunikasi antara Tenaga
Kesehatan Lingkungan dengan Pasien, yang
bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
ALUR KONSELING
• Pendaftaran pasien
• Pemeriksaan di Poli
• Jika diagnosa penyakit berbasis lingkungan
maka harus mendapatkan pelayanan konseling
• Dilaksanakan konseling di ruang pelayanan
kesehatan lingkungan/ promkes
• Hasil dicatat di Kartu Status Kesehatan
Lingkungan Pasien
LANGKAH-LANGKAH KONSELING

P1. PERSIAPAN

menyiapkan tempat yang


aman, nyaman dan tenang;

menyiapkan daftar pertanyaan untuk


mendapatkan informasi yang dibutuhkan;

menyiapkan media informasi dan alat


peraga bila diperlukan seperti poster,
lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat,
jamban sehat, dan lain-lain) serta alat
peraga lainnya
P2. PELAKSANAAN

DATA/INFORMASI
TENAGA PASIEN/KELUARGANYA
KESLING
SLOGAN KONSELING
• SATU TUJU
Salam, Sambut
Tanyakan
Uraikan
Bantu
Jelaskan
Ulangi
SA = Salam, Sambut:
a.Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b.Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
c.Tunjukkan sikap ramah.
 
d. Perkenalkan diri dan tugas Anda.
e. Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga
kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien.
f. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
T - tanyakan :

a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan


masalahnya pada Anda.
b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong
mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.
U-Uraikan :

Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda


menganggap perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya,
keadaan dan kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam
menguraikan anda bisa menggunakan media Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami
TU – Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya
dengan berbagai kemungkinan yang bisa
dipilihnya untuk memperbaiki
keadaannya atau mengatasi masalahnya.
J - Jelaskan :

Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara


mengatasi permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif
dan negatif serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan
yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut
U - Ulangi:

Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan


diingatnya. Yakinkan bahwa anda selalu bersedia
membantunya. Kalau Pasien memerlukan percakapan
lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap
menerimanya
TINDAK LANJUT KONSELING OLEH TENAGA KESLING

• Membuat kesepakatan untuk rencana kunjungan


IKL;
• menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi
Kesehatan Lingkungan sesuai hasil Konseling; dan
• menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA .......................

PUSKESMAS : ______________________

KECAMATAN : ______________________

KARTU STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN

No. Reg:

Nama pasien/klien : _________________ Nama KK : _____________________

Umur : ____________________ ( hari/bulan/tahun)

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)

Pekerjaan : ________________

Alamat : ___________________________________________________

: Dusun ___________________ RT/RW ___________________

: Desa _________________________

Golongan : Umum/Askes/ lain-lain : ____________________

Konseling Inspeksi Kesehatan Lingkungan Intervensi Keterangan


Tanggal
Kondisi/masalah Saran/rekomendasi Tanggal Hasil

16
MATERI II

PENYEHATAN AIR DAN SANITASI


DASAR
Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Permenkes No. 736/Menkes/Per/VI/2010
Konsep Pengawasan Kualitas Air Minum
dalam Permenkes No.736 Tahun 2010
Definisi Operasional
IKK Pengawasan Kualitas Air Minum
IKK Pengawasan Kualitas Air
21
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

• Terdiri dari: 8 Instrumen SGL, sumur


pompa tangan, sumur bor dengan
pompa, mata air, mobil tangki / terminal
air, PMA, PAH)
(Permenkes 416/1990) dan depot
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR GALI
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah sumur gali tidak mempunyai cincin kedap air minimal 3 meter dari permukaan tanah ?
2 Apakah sumur gali tidak memiliki bibir sumur ± 80 cm dan tidak retak ?
3 Apakah lantai di sekeliling sumur gali tidak kedap air dan lebar kurang dari 1m ?
4 Apakah tidak ada saluran pembuangan air yang baik?
5 Apakah tali dan ember pada sumur gali diletakan di lantai sumur, sehingga ada kemungkinan
mencemari air sumur?
6 Apakah sumur gali tidak mempunyai penutup sehingga kotoran bisa masuk ke dalam sumur?
7 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan jarak
≤ 10 m?
8 Tidak dilengkapi pagar peklindung
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR POMPA TANGAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah lantai di sekeliling sumur pompa tangan tidak kedap air dan lebar minimal 1m ?
2 Apakah tidak ada saluran pembuangan air yang baik?
3 Apakah sumur pompa tangan tidak mempunyai pagar dan atau rusak?
4 Apakah ditemukan dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang rapat/lepas
sehingga memungkinkan ada rembesan air ke dalam sumur ?
5 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan jarak
≤ 10m ?

JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR BOR DENGAN POMPA
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR. Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan
radius ≤ 10m?
2 Apakah sumur bor tidak tertutup dan tidak diplester (kedap air)?
3 Apakah reservoir/bak penampung tidak tertutup dan tidak diplester ( ada potensi terjadinya
pencemaran)?
4 Apakah ada kebocoran pada pipa distribusi?
5 Apakah reservoir/bak penampung dikuras lebih dari 3 bulan sekali?
6 Reservoir karatan atau berlumut
7 Tidak ada pemberian desinfektan air minum secara berkala pada reservoir/bak penampung

JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................

……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
MOBIL TANGKI/TERMINAL AIR
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah bak/tangki tidak tertutup?
2 Apakah bak/ tangki bagian atas ada retakan atau kebocoran?
3 Apakah di atas bak/ tangki kotor, banyak debu dan berlumut?
4 Apakah slang penyalur dalam kondisi kotor?
5 Apakah kran air dan terminal air bocor atau rusak ?
6 Apakah dalam tangki atau bak terdapat endapan/lumut ?
7 Tangki mobil dikuras lebih dari 1 bulan sekali
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERLINDUNGAN MATA AIR
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah bangunan pelindung mata air tertutup?
2 Apakah ada kerusakan pada dinding bangunan pelindung mata air?
3 Apakah pipa peluapan dipasang tidak dipasang pelindung vektor/binatang?
4 Apakah tidak ada pagar/pelindung di sekeliling mata air?
5 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah)
dengan jarak ≤ 10m ?
6 Apakah ada aktivitas yang berpotensi mencemari mata air ?
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERPIPAAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah ada titik-titik kebocoran pada sistem pipa distribusi?
2 Apakah reservoir/bak penampung air tidak memenuhi syarat (tidak tertutup, ada
kebocoran/retak)?
3 Apakah ada endapan atau lumut pada reservoar/bak penampung?
4 Apakah terjadi bencana seperti gempa, banjir/banjir bandang setelah penanaman pipa?
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%

D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERPIPAAN NON PDAM
(SARANA AIR MINUM PERPIPAAN NON PERUSAHAAN AIR MINUM/KOMUNAL)
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah sumber air yang didistribusikan tidak terlindung dari pencemaran?
2 Apakah tidak ada pengolahan (filtrasi dan atau disinfeksi) sebelum air didistribusikan?
3 Apakah ada kebocoran pada sistem distribusi sehingga berisiko menimbulkan pencemaran?
4 Apakah reservoir tidak terlindung dari pencemaran)
5 Apakah terjadi bencana seperti gempa setelah penanaman pipa
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%

D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi :
Puskesmas
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal :
Kunjungan
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh
2 Berbau
3 Berasa
4 Berwarna
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah atap kotor ?
2 Apakah talang air kotor?
3 Apakah tidak ada saringan pada lubang pengisian?
4 Apakah lubang pemeriksaan (man hole) tidak tertutup rapat ?
5 Apakah bangunan tidak kedap air atau retak ?
6 Apakah pipa peluap tidak ditutup dengan kain kasa ?
7 Apakah ada kran bocor ?
8 Apakah bak penampung dikuras lebih dari 1 bulan sekali
9 Apakah bak penampungan berlumut
10 Apakah tidak dilakukan desinfeksi
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
Upaya upaya peningkatan
kualitas air minum
1. Dilaksanakan RPAM
2. Memanfaatkan TTG (Desinfeksi, aerasi,
filtrasi, Sodis, dll
3. Peningkatan perilaku dlm pengelolaan air
minum
Apa yang dilakukan oleh
Rencana Pengamanan Air (RPAM)? :
Sumber Pengolahan

Mengurangi/men
ghilangkan
pencemaran
1 dengan
Meminimkan
kontaminasi pada pengolahan
sumber air
Mencegah
pencemaran kembali
pada waktu Sistem pendistribusian
penyimpanan, dan perilaku konsumen
distribusi &
pengunaan sehari-
hari

Line sketches: Shaw at WEDC


RPAM Komunal
STBM..???
KONSEP DASAR STBM
KOMPONEN DAN STRATEGI STBM

Demand :
CLTS/pemberdayaan masyarakat,
promosi perubahan perilaku

Enabling Supply :
Wirausaha sanitasi,
Environment : Pengembangan TTG/Opsi
Peraturan/kebijakan, sarana sanitasi,
Capacity building Fundrising (mikro kredit,
Monev dll)
Berbagi pembelajaran
Masyarakat sudah
mempraktekkan
SANITASI perilaku Hygienes
TOTAL sanitasi secara
permanen
Tangga Perubahan
Perilaku Visi STBM • Terjadinya peningkatan kualitas
sarana sanitasi.
Improved • Terjadinya perubahan perilaku
+ hygienes lainnya di masyarakat.
Perilaku • Adanya upaya pamasaran dan
Hygienes promosi sanitasi.
lainnya • Adanya pemantauan dan
evaluasi

• 100 % masyarakat sudah


berubah perilakunya dengan
status ODF (terverifikasi).
• Adanya rencana untuk
ODF merubah perilaku Hygienes
lainnya.
• Adanya aturan dari
masyarakat untuk menjaga
status ODF
• Adanya proses pemicuan • Adanya pemantauan dan
• Adanya Komite/”Natural verifikasi secara berkala
leaders”
OD • Adanya Rencana Aksi
• Adanya pemantauan terus
menerus
• Tersedianya supply

38
Definisi Operasional Target
IKK Desa yang Melaksanakan STBM IKK Desa yang Melaksanakan STBM
• Jumlah desa atau kelurahan yang
terverifikasi sebagai desa
melaksanakan STBM
• Desa/kelurahan yang memenuhi
kriteria:
– Telah dilakukan pemicuan
STBM
– Telah memiliki natural
leader
– Telah memiliki rencana
kerja masyarakat (RKM) 
Tahapan Pemicuan

Tahapan Pemicuan :
1.Tahap Persiapan
2.Tahap Proses Pemicuan
3.Tahap Pasca Pemicuan
Tahapan Pemicuan
Tahapan Persiapan :
1.Survei Lokasi (Identifikasi baseline data sanitasi)
2.Penentuan Komunitas
3.Penentuan Tim Pemicu (Persiapan Diri
Pemicu/Fasilitator/sanitarian)
4.Penentuan Waktu dan Tempat Sasaran
5.Penyiapan Alat Bantu (Bahan Lokal/tepung terigu, tali rapiah,
kertas plano, tepung terigu, spidol, kertas HVS, air mineral
gelas)
6.Advokasi Toma dan Toga (Koordinasi dengan aparat desa
setempat )
Tahapan Proses Pemicuan
Tahapan Proses Pemicuan :
1.Perkenalan dan Bina Suasana
2.Maksud dan Tujuan
3.Identifikasi Bahasa Lokal (penyebutan BABS dan penyebutan Tinja)
4.Pemetaan
5.Hitung Tinja
6.Alur Penularan Penyakit
7.Transect Walk
8.Kontaminasi Air
9.Titik Pemicuan (Menggunakan Elemen Pemicuan)
10.Kontrak Sosial
11.Komitmen Kapan Semua Terbebas dari BABS
12.Membentuk Komite/ Natural Leader
13.RTL
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN

BERI
TIDAK TERPICU RASA MALU TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS

BERI
TIDAK TERPICU TAKUT SAKIT TERPICU
APLAUS

TIDAK TERPICU TAKUT DOSA TERPICU BERI


APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU HARGA DIRI TERPICU
APLAUS
PEMICUAN SELESAI /
FASILITASI
TRANSECT WALK PEMICUAN SELESAI
PASCA PEMICUAN
Tahap Pasca Pemicuan
Tahap Pasca Pemicuan :
1. Monitoring dan Evaluasi Hasil Pemicuan sampai Desa tersebut
SBS.
2.Verifikasi Desa SBS
3.Deklarasi Desa SBS
4.Pendampingan desa pasca SBS desa (minimal 2 tahun u/ keg.
Peningkatan Kualitas Sarana dan Pemeliharaan Perilaku)
MATERI III

PENGAMANAN LIMBAH DAN RADIASI


Pengamanan Limbah
Pengertian dan Dasar Hukum
Pengamanan limbah Fasyankes :
1.Pengamanan limbah Padat
a.Pengamanan limbah padat medis
b.Pengamanan limbah padat non medis
2.Pengamanan limbah cair

Dasar hukum terkait pengamanan limbah:


1.UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 163 ayat 3 “Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a.limbah cair
b.limbah padat
c.limbah gas
d.sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah
e.radiasi sinar pengion dan non pengion

2.PP 101 tahun 2014 PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Pasal 3 ayat 1 “setiap orang yang menghasilkan limbah
B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya”
3.Tata cara dan persyaratan teknis dalam pengelolaan limbah B3 (padat) tertuang dalam Permen LHK No. 56 tahun 2015
tentang Tata cara dan Persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengamanan Limbah Padat Medis

Kategori
Limbah Medis
SUMBER DAN TIMBULAN
Laporan Nasional Rifaskes 2011 Puskesmas
7,5 gr/pasien/hari (PATH, 2004)
• 64,6% Puskesmas
melaksanakan pemisahan
limbah medis dan non medis.
• 26,8% Puskesmas
melaksanakan penanganan
limbah medis dengan
incenerator
• 44,5% Puskesmas memiliki
SPAL (Sistem Pembuangan
Air Limbah)
Pengurangan
• Pengurangan pada sumber • Pengunaan kembali (reuse)
- Menganti thermometer mercuri digital Sebelum digunakan kembali, harus
diberi perlakuan sesuai
ketentuan.

-Menerapkan sistem
-pertama masuk • Daur ulang (recycling)
pertama keluar dalam Beberapa material yang bisa
penggunaan produk atau didaur ulang seperti: bahan
bahan kimia. organic, plastic, kertas, kaca
-Memastikan tanggal dan logam yang tidak
kadaluarsa produk saat terkontaminasi.
diantar oleh pemasok
Pemilahan dan Pewadahan
• Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap sumber/
ruangan ditempatkan wadah yang sesuai dengan
limbah yang dihasilkan.
• Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah
dan diberikan kantong plastik sesuai warna.
• Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat
dilakukan tindakan. Setelah menyuntik, suntik
langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa
menutup kembali.
• Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter
atau needle destroyer untuk memisahkan siringe
dengan spoitnya.
Wadah dan APD
Contoh wadah
Cara berpakaian petugas pengelola limbah medis
Wadah limbah infeksius

Wadah limbah benda tajam


Pengangkutan
1. Pengangkutan Internal
• Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai kebutuhan.
• Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera dilakukan
pengantian kantong/wadah.
• Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
• Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/penekanan pada saat
pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk
• Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci” atau
menggunakan selotipe/sejenisnya. Troli pengumpul

2. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin. Pengangkutan
yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan kendaraan
roda 3, sesuai ketentuan yang berlaku. Troli pengumpul
Penyimpanan Sementara
 Disimpan di fasilitas penyimpanan limbah B3 yang
berijin
 Disimpan menggunankan wadah sesuai kelompok
limbah
 Penggunaan warna dan symbol pada kemasan/wadah
sesuai dengan karakteristik limbah B3
 Lama penyimpanan limbah:
1. 2 hari, pada temperature lebih besar dari 0 derajat
Celcius
2. 90 hari, pada temperature sama dengan atau lebih
kecil dari 0 derajat celcius.
 Untuk limbah bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, atau
sisa kemasan yang dihasilkan sebesar 50 kg per hari
atau lebih disimpan paling lama 90 hari, Sisa kemasan
yang dihasilkan sebesar kurang dari 50 kg per hari
disimpan paling lama 180 hari.
54
Pengolahan Akhir
Pengolahan termal: Pengolahan non bisa juga menggunakan needle cutter atau
insenerator needle destroyer untuk mengurangi risiko
termal : autoclaf
Pengolahan termal untuk tertusuk dan volume limbah infeksius.
limbah infeksius, benda Harganya
tajam. Jarum yang sudah dipatahkan/
cenderung lebih dihancurkan bisa dimasukan dalam needle
mahal. pit dan di taburi garam.
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Fasilitas Penguburan Limbah
Benda Tajam dan Patologis
Sketsa fasilitas penguburan limbah Sketsa fasilitas penguburan Limbah Sketsa fasilitas penguburan limbah
benda tajam (needle pit) benda tajam dengan dimensi berukuran patologis dengan dimensi ukuran 1,8 m x
1,8 m x 1m x 1m (satu koma delapan 1m x 1m (satu koma delapan meter kali
meter kali satu meter kali satu meter) satu meter kali satu meter).
Pengolahan limbah padat
non medis
• Limbah padat non medis (sampah): limbah dapur, botol
dan kaleng bekas, kertas dan karton bekas serta limbah
yang tidak masuk dalam kategori limbah medis
• Penanganan Sampah
1. Adanya pemilahan antara sampah medis dan nonmedis
2. Menyediakan tempat sampah medis dan non-medis
dalam jumlah yang cukup

3. Sampah tidak berserakan


4. Tempat sampah bertutup dan dilapisi kantong plastik sesuai jenis sampah
5. Sampah diangkut dari ruangan minimal sekali sehari atau setelah tempat sampah ¾ penuh
6. Frekuensi pengangkutan sampah non medis dari TPS ke TPA minimal satu kali sehari
7. Tersedia tempat penampungan sementara dan alat angkut khusus ke TPS.
Prinsip-prinsip
dalam pengamanan sampah:
o Reduce:
 mengurangi pemakaian kantong plastik
 Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
 Membeli produk atau barang yang tahan lama, dll.
o Reuse
 Memanfaatkan lembaran yang kosong pada kestas yang sudah digunakan
 Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
o Recycle
 Sampah organik dijadikan kompos
 Sampah anorganik dikumpulkan untuk didaur ulang (diberikan kepada pengumpul)
Pengamanan Limbah Cair
• Limbah cair sebelum di buang ke badan air
harus dilakukan pengelolaan terlebih dahulu
sampai memenuhi baku mutu air limbah
(sesuai ketentuan)
• Baku mutu air limbah di fasyankes
mengikuti Permen LHK No.68 Tahun 2016
tentang Baku mutu air limbah domestik
• Pengelolaan limbah cair adalah proses
penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
termasuk pengawasan, pencatatan dan
pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
• Tangki Septik
• Proses Lumpur aktif
• Proses “extended aeration”
• Proses “rotating biological contractor”
• Proses filter anerobic
• Proses anerobic-aerobic
Proses “extended aeration”

Proses “rotating biological contractor” Proses anerobic-aerobic


Pengamanan Radiasi
Dasar Hukum Pengamanan Radiasi
1. Kepmenkes No. 1217 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi
Tujuan: melakukan pencegahan, pengamanan dan penanggulangan dari paparan radiasi alami
maupun buatan dalam bentuk radiasi pengion dan non pengion, sesuai dengan cara-cara
yang telah ditetapkan”
Sasaran: masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kegiatan: kajian epidemiologi dan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)

2. Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi Non Pengion Terhadap Kesehatan (2013)


Pengamanan dampak radiasi non pengion yang berasal dari instalasi transmisi tenaga listrik
(SUTT/ SUTET), peralatan pemanfaat tenaga listrik (dibatasi pada pengering
rambut, oven microwave, pencukur listrik, mesin penyedot debu, fluorescent lamp,
komputer, televisi), dan telekomunikasi seluler (BTS dan ponsel).
Pengertian dan Jenis Radiasi
Radiasi didefinisikan sebagai energi yang terpancar dari materi dalam bentuk partikel atau gelombang.
a. Radiasi Pengion :
Partikel: alfa, beta, neutron dan proton
Foton
Radiasi alam
b. Radiasi Non Pengion :
Radiasi pengion adalah radiasi yang jika menumbuk atau menabrak sesuatu maka akan muncul partikel bermuatan listrik
yang disebut ion (ionisasi).
instalasi transmisi tenaga listrik (SUTT/ SUTET), peralatan pemanfaat tenaga listrik (dibatasi pada pengering rambut, oven
microwave, pencukur listrik, mesin penyedot debu, fluorescent lamp, komputer, televisi), dan telekomunikasi seluler (BTS
dan ponsel).
Tugas Pusat, Provinsi, Kab/Kota,
Puskesmas dalam Pengamanan
Radiasi Non Pengion
Upaya Pengamanan Radiasi di Lingkungan (1)
a. Radiasi Pengion
 Tidak tidur di lantai tanpa alas.
 Tidak merokok di dalam rumah.
 Selalu membuka jendela setiap hari.
 Memperbaiki dinding atau lantai yang retak.
 Menampung air dalam wadah untuk keperluan sehari-hari.
 Menambah luas ventilasi rumah dengan memastikan minimal luas ventilasi 10% dari
luas lantai.
 Tidak menggunakan bahan bangunan dengan radioaktivitas tinggi di dalam
rumah/bangunan.
 Bila membangun rumah baru, disarankan untuk membangun jenis rumah panggung dan
terbuat dari bahan-bahan yang kadar radionuklida alamnya rendah.
 Bila memperbaiki rumah, disarankan agar di bawah lantai perlu diberi bambu yang
sudah dihilangkan buku-bukunya sehingga gas radon dan thoron dapat mengalir melalui
bambu-bambu tersebut.
Upaya Pengamanan Radiasi di Lingkungan (2)
MATERI IV

PENYEHATAN UDARA, TANAH, DAN


KAWASAN/PASAR SEHAT
TTU dalam PP No. 66/2014
• TTU terdapat dalam pasal 8 ayat (1) dan (2) yang menunjukkan lokus dengan istilah “tempat
dan fasilitas umum”
• Tempat dan fasilitas umum yang memenuhi standar baku mutu media lingkungan, terdiri dari:
• Standar baku mutu setiap media lingkungan diuraikan pada pasal 9 sd. pasal 24.
• Air • Pangan
• Udara • Sarana dan bangunan
• Tanah • Vektor dan binatang
pembawa penyakit

Media lingkungan dapat menjadi media penularan penyakit dan cedera, sehingga perlu
dikelola melalui upaya penyehatan, pengamanan , dan pengendalian
PP 66/2014 tentang Kesling
Tempat dan fasilitas umum adalah lokasi, sarana,
dan prasarana antara lain:
a. fasilitas kesehatan;
b. fasilitas pendidikan;
c. tempat ibadah;
d. hotel;
e. rumah makan dan usaha lain yang sejenis;
f. sarana olahraga;
g. sarana transportasi darat, laut, udara, dan kereta
api;
h. stasiun dan terminal;
i. pasar dan pusat perbelanjaan;
j. pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas
darat negara; dan
k. tempat dan fasilitas umum lainnya
PENGAWASAN & PEMBINAAN
TEMPAT DAN FASILITAS UMUM
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Terlaksananya Pengawasan kesehatan •Teridentifikasinya faktor
lingkungan (INSPEKSI KL di TFU untuk risiko lingkungan di TFU.
mewujudkan TFU yang bersih, nyaman, •Teridentifikasinya faktor
dan sehat. risiko perilaku di TFU
•Adanya Rekomendasi &
Tindak Lanjut
•Terwujudnya TFU yang
bersih, nyaman, dan sehat
Inspeksi Kesehatan Lingkungan /
IKL (PMK 13 / 2015)

Pengamatan
Fisik Media Uji
Lingkungan Laboratorium
Dilakukan
dengan cara

Pengukuran
Analisis Risiko
Media
Lingkungan di Kesehatan
Tempat Lingkungan
PELAKSANAAN PENGAWASAN
LOKUS PELAKSANA
Pasar Dinas Kesehatan Kab/Kota
Objek Wisata Puskesmas
Hotel Puskesmas
Sekolah Puskesmas
Pontren Puskesmas
Terminal Puskesmas
Lapas Puskesmas
Rumah Sehat Kader, Puskesmas
Frekuensi pemantauan
 
Pemantauan terhadap tempat
dan fasilitas umum oleh tim
terkait dilakukan minimal
satu kali dalam satu tahun.
Pembiayaan

• Masing-masing stakeholder sesuai dengan TUPOKSI


• Pengawasan :
• External : SKPD terkait
• Internal : Penyelanggara (hotel, rumah makan, terminal ,
pelabuhan, dll)
• Untuk biaya perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
yang sehat dan pemeriksaan sampel serta dalam rangka surat
keterangan laik sehat dan sertifikasi menjadi tanggung jawab
penyelenggara.
PENYEHATAN KAWASAN
HEALTHY CITY DI BERBAGAI DUNIA
MENUJU INDONESIA SEHAT

DESA / KELURAHAN
SEHAT KECAMATA KAB/KOTA PROP INDONESIA
KELUARGA SEHAT N SEHAT SEHAT SEHAT
SEHAT

83
Foto: Dokumentasi Verifikasi Lapangan di Desa Pinilih
Kab. Minahasa Utara

Foto: Dokumentasi Verifikasi Lapangan di Bank Sampah DKPP


Kota Balikpapan
SINKRONISASI KKS, GERMAS DAN KELUARGA SEHAT
1) Udara bersih; INDIKATOR GERMAS
2) Air sungai bersih;
TATANAN DALAM KAB/KOTA 3) Penyediaan air bersih individu
dan umum; Advokasi Regulasi Gerakan Masy Hidup Sehat
4) Pembuangan Air Limbah
SEHAT: domestik;
Kampanye Hidup Sehat
5) Pengelolaan Sampah;
1.kawasan permukiman, sarana dan 6) Perumahan dan permukiman;
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini
7) Pertamanan dan hutan kota;
prasarana umum 8)
9)
Sekolah;
Pasar;
Konsumsi Pangan Sehat
10) Sarana olah raga;
2.kawasan sarana lalu lintas tertib 11) tempat bermain anak Lingkungan Sehat
12) Penataan sektor
dan pelayanan transportasi informal/pedagang kaki5 Aktifitas Fisik & Konektifitas Antarmoda Transportasi

3.kawasan pertambangan sehat Kawasan Tanpa Rokok, Narkoba & Minuman Keras
4.kawasan hutan sehat INDIKATOR KELUARGA SEHAT
Penurunan Stress dan Keselamatan Berkendara
5.kawasan industri dan perkantoran 1)Perilaku hidup bersih dan sehat
2)Tempat-tempat umum
Keluarga mengikuti KB
3)Permukiman, perumahan dan bangunan sehat Ibu Bersalin di Faskes
sehat 4)Penyediaan air bersih
5)Kesehatan dan keselamatan kerja, Bayi mendapat imunisasi lengkap
6.kawasan pariwisata sehat pencegahan kecelakaan
6)Kesehatan keluarga, reproduksi, KB Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 Bulan
7.Ketahanan pangan dan gizi 7)Pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dan
pola asuh anak Pertumbuhan Balita di pantau tiap bulan
8)Kesehatan olah raga
8.kehidupan masyarakat sehat yang 9)Program anti tembakau Penderita TB Paru berobat sesuai standar
10)Immunisasi
Penderita Hypertensi berobat teratur
mandiri 11)Pelayanan pengobatan dan perawatan
12)Pemberantasan Malaria
Gangguan jiwa berat diobati dan tidak ditelantarkan
9.kehidupan sosial yang sehat 13)Pemberantasan penyakit DBD
14)Pemberantasan TB Paru
15)Pemberantasan Diare Tidak ada anggota keluarga yang merokok
16)Pencegahan penyakit degeratif
17)Gizi Keluarga memiliki/memakai air bersih
18)JPKM (jaringan pengaman kesehatan
masyarakat)/ JKN Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
Peraturan Bersama
MENTERI DALAM NEGERI
dan
MENTERI KESEHATAN

Nomor 34 tahun 2005 dan


Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kabupaten/Kota Sehat
STRATEGI
1. Melibatkan semua potensi
2. Sosialisasi dan Advokasi
3. Mengembangkan kegiatan sesuai visi dan misi
4. Sister City / kerja sama antar kota
5. Mengembangkan informasi dan promosi
6. Meningkatkan potensi ekonomi
7. Menjalin kerja sama dengan forum daerah lain
87
KELEMBAGAAN KAB/KOTA SEHAT
TIM
PUSAT
PEMBINA PUSAT

TIM PEMBINA
PROPINSI
PROVINSI
TUJUAN.
SASARAN,
KEBIJAKAN
DAN TIM PEMBINA
KABUPATEN/ KAB/KOTA
STRATEGI
KOTA
FORUM
KAB/KOTA SEHAT

PERENCANAAN FORUM
PERENCANAAN KECAMATAN
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN KOMUNIKASI KEC
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI DAN
DAN
KRITERIA
KRITERIA
PENILAIAN
PENILAIAN
PEMBINAAN
PEMBINAAN
DAN DESA KELOMPOK KERJA
DAN PENDANAAN
PENDANAAN
KELURAHAN
88
TIM PEMBINA & FORUM KKS
• TIM PEMBINA • FORUM KOTA/KAB
SEHAT
– Keterlibatan
LS/instansi terkait – Keterlibat masyarakat/ ormas/ PKK
sebagai pembina sebagai fasilitator  UKBM

– Ketua sebaiknya –
Ketua lembaga /organisasi masy
Sebaiknya seluruh masyarakat
BAPPEDA didampingi terlibat, minimal tahu
Dinkes – Upayakan KKS milik masyarakat
dan tempat Sekretariat ada di masy
– Sebaiknya instansi sehingga tdk ada kesenjangan
yang terlibat sbg tim
pembina
– Upayakan KKS milik
semua sektor sebagai
pembina, bukan hanya
tanggung jwb Dinas
Kesehatan
PENGHARGAAN SWASTISABA
KABUPATEN/KOTA SEHAT
Regulasi > Penghargaan Kab/Kota Sehat
PASAL 1
(5) Swastisaba adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat melalui Bupati/Walikota atas keberhasilan dalam
menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat.
PASAL 10
(1) Kabupaten/Kota Sehat diberikan penghargaan Swastisaba;
(2) Penghargaan Swastisaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi
a. Padapa untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
pemantapan.
b. Wiwerda untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
Pembinaan.
c. Wistara untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
Pengembangan.
PERATURAN BERSAMA
PASAL 11
MENTERI DALAM NEGERI
DAN MENTERI KESEHATAN (1) Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat dilaksanakan setiap 2 tahun
sekali;
Nomor 34 tahun 2005 dan (2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh
Nomor:1138/Menkes/PB/VIII/ Pemerintah pada bulan November dalam rangka peringatan Hari
2005 Kesehatan Nasional.
PENYELENGGARAAN
PASAR SEHAT

93
Sejak 2008 telah diatur dalam Kepmenkes
No. 519/2008
PASAR SEHAT
Kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman dan sehat oleh
masyarakat secara mandiri

• Tersedia infrastruktur yang memenuhi persyaratan


kesehatan
• Pengelolaan yang memenuhi persyaratan kesehatan
dan berkesinambungan
• Perilaku pedagang, pengelola, pekerja, pengunjung
dan komunitas lainnya untuk hidup bersih, sehat dan
higienis
PRINSIP PASAR SEHAT
Menyediakan pangan yang aman dan bergizi sejak
produksi hingga konsumsi
Memberdayakan produsen, pemasok, pedagang dan
konsumen
Mendorong kerja sama antar pemasok,pedagang,
pemerintah dan konsumen
TUJUAN PASAR SEHAT
Terwujudnya pasar yang bersih, aman, nyaman
dan sehat melalui kemandirian komunitas pasar

Tujuan Khusus
Tersedianya pasar dengan infrastruktur yang
memenuhi persyaratan kesehatan

Terselenggaranya pengelolaan pasar yang memenuhi


persyaratan kesehatan dan berkesinambungan

Terwujudnya perilaku pedagang, pengelola dan


pengunjung untuk hidup bersih, sehat dan higienis
Pengembangan Pasar Rakyat
Kerjasama Antar Instansi Pemerintah
Akses Sumber dana

KemenkopUKM

Pengembangan
pasar secara
Kemendag komprehensif Pengembangan
dan holistik pasar secara Kemendagri
Revitalisasi Pasar Desa komprehensif
dan holistik
Revitalisasi Pasar eceran Non
Berkolaborasi Pasar Desa, pasar induk
bersama
Kemendag
Kemen Pengembangan Revitalisasi Pasar Daerah
Des&PDT pasar secara Tertinggal dan perbatasan
komprehensif
dan holistik Pengembangan
pasar secara
Revitalisasi Pasar khusus Ikan komprehensif Kemen KP
dan holistik
Kemenkes Higienitas

Revitalisasi Pasar khusus


Ternak/bunga Pengembangan
pasar secara
komprehensif Kementan
Revitalisasi Pasar penunjang dan holistik

Kemen Pengembangan
pasar secara Pengembangan Desa Wisata
parEkraf komprehensif
dan holistik
Kemen PU,
Infrastruktur & Kemenhub,
Penanaman pohon di lingkungan pasar, pendampingan
KemenLHK pemanfaatan material ramah lingkungan konstruksi fisik di PLN, PDAM
daerah (PU)
50 Pasar yang telah di Revitalisasi Tahun 2015
dan yang akan dilakukan Pembinaan Nasional Terpadu, menjadi
Target RKP Kemenkes 2017
NO PASAR Kab./Kota Provinsi
1 Pasar Karang Endah Kab. Muara Enim Sumatera Selatan
2 Pasar Pasar Atas Kab. Rejang Lebong Bengkulu
3 Pasar Tambarangan Kab. Tapin Kalimantan Selatan
4 Pasar Terpadu Kab. Aceh Utara Aceh
5 Pasar Ranomeeto Kab. Konawe Selatan Sulawesi Tenggara
6 Pasar Erasa Kab. Pangkep Sulawesi Selatan
7 Pasar Palimanan Kab. Cirebon Jawa Barat
8 Pasar Cikalong Kulon Kab. Cianjur Jawa Barat
9 Pasar Unit II Kab. Tulang Bawang Lampung
10 Pasar Amahami Kota Bima NTB
11 Pasar Buah Lhokseumawe Kota Lhokseumawe Aceh
12 Pasar Tanjung Sari Kab. Cilacap Jawa Tengah
13 Pasar Krendetan Kab. Purworejo Jawa TEngah
14 Pasar Tirtayasa Kab. Serang Banten
15 Pasar Nimbokrang Kab. Jayapura Papua
16 Pasar Tente Kab. Bima NTB
17 Pasar Gamalama Kota Ternate Maluku Utara
18 Pasar Sentral WuaWua Kota Kendari Sulawesi Tenggara
19 Pasar Nyanggelan Kota Denpasar Bali
20 Pasar 23 Maret Kota Kotamobogu Sulawesi Utara
21 Pasar Nguter Kab. Sukoharjo Jawa TEngah
22 Pasar Seruni Kab. Kebumen Jawa Tengah
23 Pasar Butta Selewangan Kab. Maros Sulawesi Selatan
24 Pasar Tadoha Mapaccing Kab. Bombana Sulawesi Tenggara
25 Pasar Datahu Isimu Lama Kab. Gorontalo Gorontalo
50 Pasar yang telah di Revitalisasi Tahun 2015
dan yang akan dilakukan Pembinaan Nasional Terpadu, menjadi
Target RKP Kemenkes 2017
26 Pasar Sentral Sarmi Kab. Sarmi Papua
27 Pasar Bantayang Kab. Mamuju Utara Sulawesi Barat
28 Pasar Sayur Langsa Kota Langsa Aceh
29 Pasar Wameo Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara
30 Pasar Passo Kota Ambon Maluku
31 Pasar Marisa Kab. Pohuwatu Gorontalo
32 Pasar Dulonpokpok Kab. Sabu Rajua NTT
33 Pasar Balige Kab. Toba Samosir Sumatera Utara
34 Pasar Setia Jaya Kab. Aceh Barat Daya Aceh
35 Pasar Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan
36 Pasar Lambaro Kab. Aceh Besar Aceh
37 Pasar Awampone Kab. Bone Sulawesi Selatan
38 Pasar Napuru Kab. Sabu Rajua NTT
39 Pasar Bula Kab. Seram Bagian Timur Maluku
40 Pasar Akalemo Kab. Halmahera Barat Maluku Utara
41 Pasar Lasoani Kota Palu Sulawesi Tengah
42 Pasar Ampana Kab. Tojo Una-Una Sulawesi Tengah
43 Pasar Wamlana Kab. Buru Maluku
44 Pasar Valentine Kota Ambon Maluku
45 Pasar Aek Kanopan Kab. Labuan Batu Utara Sumatera Utara
46 Pasar 10 Ulu Kota Palembang Sumatera Selatan
47 Pasar Tilamutu Kab. Boalemo Goronatlo
48 Pasar Wage Kota Blitar Jawa Timur
49 Pasar Kragilan Kab. Serang Banten
50 Pasar Sidoharjo Kab. Lamongan Jawa Timur
PENYELENGGARAAN PASAR
SEHAT
A. Pengorganisasian
(Kelembagaan)
1. Pusat  Tim Pembina Pusat
2. Provinsi  Tim Pembina Provinsi
3. Kab/Kota  Tim Pembina Kab/Kota
4. Puskesmas/Kecamatan  Tim
Inti Pokja Pasar Sehat
lanjutan

B. LANGKAH-LANGKAH
PENYELENGGARAAN PROGRAM PASAR SEHAT
1. Advokasi & Sosialisasi
2. Peningkatan Kapasitas
3. Analisis situasi
4. Prioritas Rencana Kerja
5. Implementasi Rencana Kerja
6. Pembinaan dan Pengawasan
7. Mekanisme pelaporan
PERSYARATAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN PASAR
(KEPMENKES No. 519 Tahun 2008)

104
CONTOH ZONING
Contoh kondisi pasar yang belum
memenuhi persyaratan

Contoh ventilasi ruangan


dalam Pasar yang tidak
memadai (ventilasi < 20%
dari luas lantai)

Lantai, dinding,
dan langit-langit
kotor
Sarana CTPS
rusak/tidak
berfungsi

Saluran Air
Kotor
tersumbat
CONTOH KONDISI PASAR YANG
MEMENUHI PERSYARATAN

Ventilasi

pencahayaan

SPAL Toilet
Sirkulasi Udara
Pencahayaan

Saluran air kotor Saluran Air Bersih


Mekanikal & Electrical
Bangunan lapak/los
MATERI V

PENGELOLAAN PENYEHATAN PANGAN


YANG TERSTANDAR
Definisi Operasional
• Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang
memenuhi syarat kesehatan :
TPM yang memenuhi persyaratam hygiene sanitasi yang
dibuktikan dengan sertifikat laik hygiene sanitasi

TPM adalah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) siap saji


yang terdiri dari Rumah Makan/ restoran, jasa boga, depot
air minum, sentra makanan jajananan dan kantin sekolah
Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha
atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha.

Restoran adalah tempat pengelolaan pangan yang meliputi proses pembuatan,


penyimpanan, penyajian dan penjualan pangan bagi umum di tempat usaha atau
tempat lain yang bersifat komersial. (termasuk kafe)
Rumah makan adalah tempat pengelolaan pangan yang meliputi penyimpanan,
penyajian dan penjualan pangan bagi umum di tempat usaha atau tempat lain
yang bersifat komersial.
Rumah makan adalah tempat pengelolaan pangan yang meliputi penyimpanan,
penyajian dan penjualan pangan bagi umum di tempat usaha atau tempat lain
yang bersifat komersial.
IRTP Adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal
dengan peralatan pengolahan makan manual hingga semi otomatis.

Sarana pangan jajanan adalah tempat pangan jajanan disiapkan, dipajang, dan
disajikan untuk dijual pada umum dengan menggunakan gerobakm meja,
keranjang, kursi, kendaraan dengan atau tanpa roda atau dengan sarana lain yang
sesuai.

Kantin adalah Sentra pangan jajanan adalah tempat bagi sekumpulan usaha
pangan jajanan yang dikelola oleh pemerintah daerah/swasta.
SASARAN PENGELOLAAN MAKANAN
PENGAWASAN
MEKANISME MONITORING & EVALUASI HIGIENE SANITASI PANGAN  E MONEV HSP
NO PERAN KEGIATAN

I Puskesmas 1. Pemetaan data (pencatatan, penginputan dalam


sistim)
2. Pembinaan teknis melalui proses Inspeksi Sanitasi TPM

3. Penetapan katagori TPM MS dan TMS

4. TPM memiliki katagori MS dilanjutkan dengan pengambilan uji kualitas sampel


pangan (untuk dapat dikoordinasikan dengan kab/kota)

5. Laporkan hasil 1,2,3,4 kepada kabupaten/kota (TW I sd


TW IV)
2 Kabupaten/Kota 1. Memverifikasi data TPM yang memiliki katagori MS
untuk dilaksanakan percepatan sertifikasi Laik HS
2. Advokasi kepada pengusaha atas katagori TPM MS unt
segera diusulkan penerbitan sertifikasi Laik HS 
Pemenuhan persyaratan administrasi dan Teknis
3. Penerbitan sertifikat laik HS

4. Kegiatan lainnya : Pelatihan bagi pengusahan dan penjamah makanan,


Pengambilan sampel makanan, uji petik, Pelatihan teknis kepada Sanitarian
Puskesmas, Jejaring kerja Lintas sektor terkait (atas hasil kegiatan pembinaan
dan Pengawasan

5. Laporan Kegiatan (TW 1 sd 4) ke propinsi dan Pusat


NO PERAN KEGIATAN

3 Propinsi 1. Pelaksanaan fasilitasi kabupaten/kota dalam


pembinaan dan pengawasan TPM yang terstandar
2. Verifikasi atas penginputan data Kabupaten/kota
dalam optimalisasi fungsi MONEV HSP.

3. Advokasi kepada pengambil kebijakan di Kabupaten/kota


dalam percepatan target TPM memenuhi syarat kesehatan (seluruh TPM sehat
bersertifikat laik HS)

4. Sosialisasi dalam implementasi Permenkes KLB keracunan pangan no.2

5. Penyusunan pelaporan dan penyampaian infrmasi kegiatan kepada pusat hasil 1,2,3,4
kepada Pusat
4. Pusat 1. Memverifikasi data TPM atas laporan propinsi dan kabupaten/kota = e Monev HSP

2. Fasilitasi dan Advokasi Propinsi dan Kabupaten Kota dalam sinergi pelaksanaan
kegiatan pembinaan dan pengendalian kegiatan HSP 2015-2019 yang terstandar.

3. Penyusunan NSPK , penggandaan, distribusi dan sosialisasi

4. Penyediaan sumber daya/sarana prasarana (bersifat


stimulan.
Tata Cara Memperoleh Sertifikat Laik
Higiene Sanitasi
RUMAH MAKAN,RESTORAN,DEPOT AIR MINUM, JASA
BOGA, IRTP
• Pemilik/pengusaha mengajukan permohonan kepada Sudinkes
Kota/Kab. Administrasi dgn melampirkan Persyaratan
Administrasi
• Penunjukkan Tim Pemeriksa
• Penilaian Persyaratan Teknis
a. IKL Memenuhi Syarat
b. Hasil pemeriksaan Laboratorium
c. Sertifikat/Surat Keterangan penjamah makanan
• Perusahaan yg telah memenuhi persyaratan penilaian akan
diberikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
PENETAPAN TINGKAT MUTU

Skore untuk penetapan tingkat mutu hygiene


sanitasi rumah makan dan restoran sbg berikut :
a. Tingkat mutu C dgn skore : 700 – 800
b. Tingkat mutu B dgn skore : 801 – 900
c. Tingkat mutu A dgn skore : 901 – 1000
Diberikan tanda plakad tingkat mutu sebagai berikut
a. Tingkat mutu A dengan latar belakang
putih dan huruf biru.
b. Tingkat mutu B dengan latar belakang
cream dan huruf hijau.
c. Tingkat mutu C dengan latar belakang
hijau dan huruf putih.

Plakad tingkat mutu spt contoh di bawah ini.


Penggolongan Jasaboga
a. Jasaboga gol A 1 (produksi + 100 porsi )
- Menggunakan dapur rumah tangga
- Dikelola oleh keluarga

b. Jasaboga gol A2 ( produksi > 100 – 500 porsi)


- Menggunakan dapur rumah tangga
- Mempekerjakan tenaga kerja

c. Jasaboga gol A3 (produksi >500 porsi)


- Menggunakan dapur khusus
- Mempekerjakan tenaga kerja
Penggolongan Jasaboga
d. Jasaboga golongan B melayani :
Asrama jemaah haji, asrama transito, asrama lainnya, industri,
pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan umum dalam
negeri selain pesawat udara dan fasilitas pelayanan kesehatan.
- menggunakan dapur khusus
- mempekerjakan pekerja
e. Jasaboga golongan C melayani :
Angkutan umum international dan pesawat udara.
- menggunakan dapur khusus
- mempekerjakan pekerja
Alur Proses
Penerbitan Laik HS

Pengusaha KADINKES
mengajukan
KAB/KOTA/
TIM TIDAK
LENGKAP
permohonan
kepada Kadinkes KKP IKL
Kab/Kota/ KKP

TIDAK LENGKAP
BAIK
BAIK,
Kembali ke DIPROSES
pengusaha

Penerbitan
Sertifikat Laik
Pemeriksaan
Lapangan IKL
Sehat

HASIL:
Pengusaha - UJI FISIK
menerima Laik KESLING
Sehat - UJI LAB.
Pasal 2
(1) Setiap DAM wajib :
a.menjamin Air Minum yg dihasilkan memenuhi standar baku mutu atau persyaratan
kualitas air minum sesuai ketentuan yang berlaku
b. memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air (minimal tempat,
peralatan dan penjamah DAM)
(2) Unt menjamin Air Minum memenuhi standar baku mutu/persy kualitas Air Minum
sbgmn dimaksud pd ayat (1) huruf a, DAM wajib melaksanakan tata laksana pengawasan
kualitas Air Minum sesuai ketentuan peraturan Per –UU-an
Persyaratan Higiene Sanitasi

1.Tempat
 Bebas dari pencemaran lingkungan
 Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan
 Lantai kedap air, rata, tdk licin, tdk retak
 Dinding kedap air, rata, halus, tdk retak, mudah dibersihkan dan
berwarna terang
 Atap &langit-langit kuat, tdk mjd sarang tikus,
 Pintu kuat dan berfungsi dengan baik
 Pencahayaan cukup
 Ventilasi cukup
 Bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit
2. Peralatan
 Semua peralatan mulai dari pipa, tandon air, filter, mikrofilter ,pompa air
s.d. pencucian/ pembilasan terbuat dari bahan tara pangan (food grade)
 Mikrofilter dan desinfektor tdk kedaluarsa
 Tandon air baku tertutup dan terlindung dr sinar matahari langsung
 Wadah/galon sblm diisi bagian dalam hrs disikat dan dibilas terlebih dahulu
minimal selama 10 detik, bagian luar di lap bersih
 Wadah/galon setelah diisi langsung diberikan kpd konsumen, tdk boleh
disimpan pd DAM lebih dari 1 x 24 jam
3. Penjamah
 Sehat dan tdk menderita penyakit menular
serta tidak carier (pembawa penyakit menular)
 Pada saat melayani konsumen :
- Berperilaku higienies dan sanitair setiap melayani konsumen
- Mencuci tangan dgn air mengalir dan sabun
- Menggunakan pakaian kerja yg bersih dan
rapi
- Tidak merokok , tidak mengorek telinga,
tdk mengorek gigi,tdk menggaruk kepala, tdk menggaruk kulit, dsb
Setiap DAM harus memiliki
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM

Izin Usaha sesuai ketentuan


peraturan perundang-undangan
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM
dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota

Berlaku untuk 1 (satu) tempat usaha DAM


INTERVENSI KEGIATAN
UNTUK KAB/ KOTA :
•PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT BAGI TPM YANG SUDAH EMMENUHI SYARAT

•MELAKUKAN PELATIHAN PENJAMAH MAKANAN BAGI TPM DI WILAYAH KERJA

•MELAKUKAN ORIENTASI DEPOT AIR MINUM

•MELAKUKAN E-MONEV TPM

•MELAKUKAN E-MONEV KLB

UNTUK PUSKESMAS :
•MELAKUKAN IKL TPM DIWILAYAH KERJA

•MELAKUKAN PEMBINAAN BAGI TPM YANG BELUM MEMENYUHI SYARAT

•MELAKUKAN E-MONEV KLB

•MELAKUKAN INPUT E-MONEV TPM DI WILAYAH KERJA


Media Penyehatan Pangan di
Sekolah
KANTIN SEKOLAH SEHAT
KUMPULAN IKL
PENYEHATAN
PANGAN
MATERI VI

MONITORING DAN EVALUASI KESLING


SISTEM MONEV
DIRJEN KESMAS
Cq. Direktur KL
Laporan

Umpan Balik
DINAS KESEHATAN GUBERNUR
Instruksi
PROVINSI
Pengawasan

SEKTOR DINAS KESEHATAN BUPATI /


TERKAIT KAB/KOTA WALIKOTA

TFU, TPM,
PKAM
Mekanisme Pelaporan
TFU, TPM, PKAM
KEPALA
DAERAH

Rekomendasi /
PERSYARATAN
Saran tindak Masyarakat
KESEHATAN (TFU,
lanjut TPM, PKAM) 

TMS MS

• Dinas Kesehatan TFU,


TPM,
• Stakeholder PKAM
 
SISTEM INFORMASI
DASHBOARD KESLING
Buka Browser

Ketik
kesling.kesmas.kemkes.go.id
Terdapat
2 menu
yaitu
Pantau
Data dan
Berita
Klik tombol
“Pantau Data”
utk
mendapatkan
info mengenai
data kesling
Mengklik tombol
grafik utk Mengklik tombol
melihat grafik ini utk
mengurutkan
Jika mengklik
salah satu
provinsi/ kab pada
peta nasional
maka tampilan
peta mengikuti
wilayah yg dipilih
beserta grafiknya
Jika ingin melihat
peta nasional
maka klik tombol
“tampilkan
seluruh
Indonesia”
Link untuk emonev yang
ada di Dit. Kesling

Klik tombol
“Berita” utk
mendapatkan
info mengenai
berita kesling
SISTEM INFORMASI
MONEV PKAM
Feature
User
Access
Roll Out – Getting Started
Roll Out – Application Standar Layout
1 2

5
Roll Out – Guest / Public Dashboard
Roll Out – Daftar
Roll Out – Daftar
Roll Out – Admin Dashboard
Roll Out – Kemenkes Dashboard
Roll Out – Kemenkes – Data Dasar PKAM
Roll Out – Provinsi, Kabupaten, Puskemas Dashboard
Roll Out – Wewenang Kabupaten - Puskesmas
Roll Out – Wewenang Kabupaten – Hasil Uji Air
Roll Out – Wewenang Kabupaten – Anggaran
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Petugas
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Sarana
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Inspeksi Sarana Air Minum
Roll Out – Wewenang Puskesmas – Hasil Uji Air
Roll Out – Wewenang Puskesmas – Anggaran Puskesmas
Roll Out – Laporan Pengawasan Kualitas Air
SISTEM INFORMASI
MONEV PENGELOLAAN
LIMBAH RUMAH SAKIT
1. Buka web browser
(utamakan ‘Google
Chrome’ untuk
kestabilan penggunaan,
serta kompatibilitas
laman situs)
2. Masukan alamat
http://kesling.kesmas.ke
mkes.go.id/limbahfasya
nkes
3. Klik Pengelolaan limbah
medis (PLM)
Cara Mendaftar
1. Bagian diakses pada menu ‘Daftar’ di
halaman ‘Beranda’. Dengan mengakses
fitur tersebut, akan muncul tampilan di
layar seperti ditunjukkan oleh gambar
berikut.
2. Seusai pengguna baru mendaftar,
admin laman situs harus menyetujui
terlebih dahulu sebelum akun baru
tersebut diaktifkan.
3. Setelah mendapat persetujuan dari
admin laman situs, pengguna baru
dapat masuk ke laman situs dengan Pihak yang dapat mendaftar adalah
mengakses fitur ‘Masuk’ di bagian perwakilan RS, perwakilan Dinas
kanan atas saat masuk ke alamat laman
Kesehatan Provinsi, ataupun dari
situs.
Kabupaten/Kota.
Mengisi Form
1. Tujuan dari formulir ini
adalah sebagai
pendataan rutin
keadaan rumah sakit
tersebut.
2. Pertanyaan dari
formulir terdiri
beberapa pertanyaan
dalam bentuk pilihan
ataupun isian sesuai
kebutuhan dari masing-
masing pertanyaan.
Rekap Kab/kota Instrumen elektronik
SISTEM INFORMASI
MONEV TPM
• Sebelum dapat menggunakan aplikasi, pengguna
diharuskan melakukan login terlebih dahulu di
halaman portal
• http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/tpm
E - Monev HSP :
Untuk dapat memasukkan data dasar TPM, pengguna dapat
meng-klik tautan TPM yang terdapat di halaman utama,
maka akan muncul halaman sebagai berikut :
• Klik tautan untuk menambah data TPM yang baru
PERMASALAHAN :
- JARINGAN INTERNET DI
DAERAH TERBATAS
- Sosialasi belum terlaksana
secara keseluruhan
-adanya pemekaran
puskesmas sehingga belum
registrasi dari pusdatin
- sdm bergati LAIK SEHAT
- keterbatasan teknologi,
sarana dan prasarana
SISTEM INFORMASI
MONEV KLB
• Aplikasi KLB masih dalam proses penyempurnaan
• Aplikasi e-monev KLB dapat dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota
• Sebelum dapat menggunakan aplikasi, pengguna diharuskan
melakukan login terlebih dahulu di halaman portal (sama dengan
portal E-Monev HSP) dengan akun (username dan password yang
sama)
• http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/tpm
• Masuk ke halaman awal kemudian pilih E-Monev
KLB
• Masukan username dan password yang sudah
diberikan oleh administrator
• Untuk memasukkan data KLB melalui menu List
KLB kemudian dapat di input sesuai pertanyaan
yang tersedia
SISTEM INFORMASI
MONEV KKS
Manual Aplikasi
KKS
3 Tahapan Pekerjaan Dalam KKS
A. Registrasi Dari Kabupaten
B. Verifikasi Tingkat Provinsi
C. Verifikasi Pusat
Registrasi Kabupaten

User kabupaten
melakukan login
Halaman Utama Setelah Login
Tampilan Setelah Klik Data KKS

Klik Button berikut untuk memulai mendaftarkan Kabupaten


Bekasi
User dapat mengisi data from
sesuai dengan kondisi di
Lapangan.

Klik Button

Untuk menyimpan Registrasi KK


Memenuhi kelengkapan data

Klik Button mengisi kelengkapan data regristrasi


kabupaten
Mengisi kelengkapan data
kelembagaan (Form 1A)
Gunakan button
berikut untuk
menentukan score
yang di berikan

Klik Button untuk menyimpan nilai score yang di


berikan
Klik Button untuk upload dokumen dari
computer lokal
Nilai sudah layak yang
mencakup 85.19 %

Klik button untuk menyimpan score nilai yang telah di


berikan
Finalisasi

Jika pengguna Kabupaten/Kota sudah selesai mengisi penilaian


semua Tatanan yang diikuti, Klik FINALISASI agar dapat terkirim
dan dinilai oleh Pengguna Team Verifikasi Provinsi
Finalisasi
MATERI VII

PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN


TINDAK LANJUT
INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
INDIKATOR KINERJA
NO KEGIATAN KESEHATAN
KESEHATAN LINGKUNGAN T R T R T T T KET
LINGKUNGAN TAHUN
2015 – 2019
Jumlah desa/kelurahan Renstra,
RPJMN 2015-2019 1 yang melaksanakan STBM 25000  26.417 30000 33.927 35000 40000 45000 RKP,Renja
1.Desa/Kel (kumulatif) KL, IKK
melaksanakan STBM
2.TTU Memenuhi Syarat Persentase sarana air 43,58 % 16.02% Renstra,
minum yang dilakukan 30% (101.972 35% (5.218 40% 45% 50% RKP,Renja
3.% Sarana Ar Minum 2 sarana) 
pengawasan sarana) KL, IKK
yg di lakukan
Pengawasan Jumlah Tempat-Tempat
52%
Umum (TTU) yang 61.44 % 52,64%
(77.267 54% 56% 58% Renstra,
RKP 2016 dan 3 Memenuhi Syarat  50% (91.293 (78.225
dari (135.494) (140.512) (145.530) RKP,Renja
Kesehatan Lingkungan TTU) TTU)
RKP 2017 148.590) KL, IKK
(Puskesmas, SD/SMP)
1.Desa/Kel melaksanakan
Jumlah Pasar yg
STBM
memenuhi syarat
2.TTU Memenuhi Syarat 4 BELUM MASUK INDIKATOR 1000 1500 2000 RKP
kesehatan yg dilakukan
3.% Sarana Ar Minum yg pengawasan
di lakukan Pengawasan RKP,
14% 13.66%
4.Pasar Sehat Persentase TPM yang
5 8% 10,39 %  (11.607 (11.324 20% 26% 32% Renstra,
5.TPM Yang dilakukan dilakukan pengawasan TPM) TPM) IKK
Pengawasan Jumlah Kab/Kota Yg 346 dari
 346 350  366  376  386 Renstra,
6 Melaksanakan Tatanan 514 356
Kab/Kota (98,31%) Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota IKK
RENSTRA 7 INDIKATOR Kawasan Sehat Kab/Kota
(1,2,3,5,6,7 ) +
Persentase RS yang
Kab/Kota memenuhi  11,13 % 15% 17.98% Renstra,
7 melakukan Pengelolaan  10%  21 %  28 %  36 %
kualitas kesling (256 RS) (378 RS dari (453 RS) IKK
Limbah Medis sesuai stdr 2520 RS)
Target Perencanaan Di Daerah
Target capaian
Indikator indikator
kesling kesling
(nasional)
Jumlah Kab/Kota di Provinsi

Jumlah Desa di Provinsi

Jumlah SAM di Provinsi

Jumlah Pasar di Provinsi

Jumlah TPM di Provinsi

Target capaian per- Jumlah RS di Provinsi


indikator kesling di
tingkat provinsi
ALUR PEMBIAYAAN PROGRAM PENDEKATAN KLG

KESMAS M
A
UKBM
S
PUSAT PROV KAB/KOTA PUSK
Y
UKBM A
R
UKBM A
K
PENDEKATAN INSTITUSI
A
T
GERMAS

APBN APBD, DAK FISIK, DAK NON FISIK,JKN,


APBD, DEKONSENTRASI
DANA DESA
ANUNG UNTUK PERENCANAAN DAN MONEV DAK NON FISIK 231
DANA DESA
DAK NON FISIK (BOK)
RUANG LINGKUP
DAK TAHUN 2017

Landasan Kebijakan:
1.UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
3.PP No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
4.UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (khususnya Pembagian Urusan)
5.Permendagri No. 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2017
6.Prioritas Nasional RPJMN 2015-2019
7.Prioritas Nasional RKP Tahun 2017

238
DAK NON FISIK
TUJUAN

239
KEBIJAKAN OPERASIONAL UMUM
1. PEMDA tetap berkewajiban mengalokasikan dana untuk
kesehatan sebesar 10 % dari APBD
2. DAK bidang Kesehatan bukan dana Utama untuk
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah
3. Dinkes Provinsi sebagai koordinator dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monev DAK bidang
Kesehatan
4. Tidak Boleh Duplikasi
5. Kegiatan mengacu pada JUKNIS 2017 dengan prioritas
kegiatan di sesuaikan kondisi daerah masing masing
240
KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK NON FISIK
1. Dukungan manajemen SATKER SKPD Dinkes kab/Kota atau Puskesmas BLUD
maksimal 5% ( BOK Pusk, BOK Fasyankes rujukan UKM kab/kota dan
jampersal)
2. BOK untuk meningkatkan kinerja dalam upaya kesehatan promotif dan
preventif
3. BOK utamanya untuk Dukungan biaya operasional UKM
4. Jampersal untuk mendekatkan akses Ibu Hamil, Bersalin dan nifas dan
dukungan biaya persalinan bagi yang miskin, tidak mampu dan tidak memiliki
jaminan kesehatan
5. Penetapan Alokasi BOK Puskesmas dan Jampersal oleh Kepala Dinas Kab/Kota
6. Biaya Distribusi Obat dan BMHP untuk menjamin ketersediaan dalam jumlah
cukup
7. Akreditasi Puskesmas dan RS untuk pemenuhan target nasional
241
KONSEP DASAR JUKNIS BOK TAHUN 2017
• BOK tahun 2017 Merupakan kelanjutan dari tahun 2016
yang tertuang dalam Permenkes No 82/2015 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan serta Sarana dan Prasarana Penunjang
Subbidang Sarpras Kesehatan
• Terdapat Perluasan ruang lingkup.

242
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
TUJUAN

243
KEBIJAKAN OPERASIONAL

244
RINCIAN PENGALOKASIAN
1. Besaran alokasi untuk dinas kesehatan kab/kota sebagai fasilitas UKM
sekunder sesuai lampiran JUKNIS
2. Besaran alokasi balai kesehatan masyarakat sebesar Rp 200 juta/per
balai/tahun (bila ada)
3. Besaran alokasi dana BOK Puskesmas sesuai lampiran sebelum dibagi ke setiap
Puskesmas terlebih dahulu dialokasikan untuk :
1) Nusantara sehat sebesar Rp 200 juta/NS/tahun
2) Pemicuan desa STBM sebesar Rp 7,5 juta/desa/tahun
4. Alokasi dana bok puskesmas total setelah dikurangi untuk Nusantara
Sehat dan desa STBM dibagi untuk semua puskesmas secara
proporsional

5. Khusus untuk puskesmas dengan program Nusantara Sehat dan desa STBM
maka besaran alokasi dana BOK pusk hasil perhitungan pada point 3 ditambah
dengan alokasi Nusantara Sehat dan atau desa STBM 245
PENGGUNAAN DI PUSKESMAS
1. UKM esensial dan UKM pengembangan termasuk pendukung
kegiatan, pemberdayaan masyarakat, dan kerjasama lintas sektor
serta manajemen Puskesmas termasuk administrasi;
2. Percepatan pencapaian keluarga sehat melalui pendekatan keluarga
3. Pelaksanaan Fungsi manajemen Puskesmas (P1,P2 dan P3 )
4. UKM yang dilaksanakan oleh Tim Nusantara Sehat  Pelayanan
kesehatan keluar gedung;
5. Kegiatan untuk mewujudkan desa STBM; dan
6. Pengangkatan tenaga kontrak promosi kesehatan di Puskesmas
yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
ketentuan khusus
246
KETENTUAN KEGIATAN
DESA STBM
• ALOKASI YANG DIPERHITUNGKAN DALAM ALOKASI ADALAH
DESA YANG SUDAH DITETAPKAN JUMLAHNYA 5.000 DESA
• APABILA ADA PENAMBAHAN DESA DIPERBOLEHKAN DENGAN
MENGGUNAKAN DANA YANG TERSEDIA DISTIAP PUSKESMAS
• BESARAN SETIAP DESA DALAM PENETAPAN ALOKASI RP
7.500.000/DESA TETAPI DALAM PELAKSANAAN DPT
DISESUAIKAN DISETIAP DAERAH
• JENIS KEGIATAN DISESUAIKAN DENGAN PEDOMAN
PENGEMBANGAN STBM
247
PENGGUNAAN DI DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA
1. Koordinasi Lintas Program, Lintas Sektor termasuk
dengan Puskesmas (Program)
2. Pembinaan program UKM ke Puskesmas minimal 4 kali
pertahun termasuk menghadiri lokakarya mini
Puskesmas
3. Rujukan dari dan ke Puskesmas
4. Sosialisasi, advokasi dan kampanye UKM
5. Membayar honor tenaga kontrak STBM Kabupaten dan
operasional
248
KETENTUAN TENAGA FASILITATOR
KAB/KOTA
• Berpendidikan minimal D3 Kesehatan Lingkungan.
• Diberikan honor minimal sesuai upah minimum di
kabupaten.
• Lama kontrak maksimal 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang sesuai ketersediaan anggaran dan
capaian target kinerjanya.
• Diberikan hak/fasilitas yang setara dengan staf
Kabupaten lainnya.

249
KETENTUAN OPERASIONAL
• MENJADI SATU KESATUAN
• TIDAK EKSKLUSIVE
• SESUAI KEBUTUHAN
• TIDAK ADA PAGU KHUSUS

250
PEMANFAATAN UNTUK STBM
• SESUAI KEBUTUHAN STBM DISETIAP
TINGKATAN
• SESUAI DENGAN JENIS KEGIATAN YANG
DITETAPKAN OLEH PROGRAM STBM

251
PEMANFAATAN

BOLEH

252
PEMANFAATAN
DAK Non Fisik tidak boleh untuk:

253
LANGKA-LANGKAH
PEMANFAATAN UNTUK STBM
• MENGUSULKAN DALAM RKA PUSKESMAS , DINAS
KES KAB MELIPUTI:
– KEGIATAN DAN KODE REKENING
– VOLUME
– UNITCOST
• MENGAWAL DALAM PEMBAHASAN RAPBD
• MENCERMATI DPA APA SDH SESUAI DENGAN RKA
• PERTANGGUNGJAWABAN
254
Alat Kesling
Sanitarian Kit Alur usulan daerah
untuk Puskesmas utk pengadaan
Pengadaan pusat:
melalui:
1. Pusat
2. DAK Fisik
Cetakan jamban (khusus
untuk Puskesmas sanitarian kit
puskesmas,
dasar PMK…
Kit Kesling
Untuk Kab/Kota
INFORMASI LEBIH LANJUT???
Hubungi:

Direktorat Kesehatan Lingkungan,


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4 – 9 Jakarta


Gedung Adhyatma Blok C Lantai 7 Ruang 721

Anda mungkin juga menyukai