Anda di halaman 1dari 13

Kecelakaan

Kerja pada
inDustri kimia
Kelompok 2
1. Wildya Nurkholid Putri
2. Rahmi Iqlima
3. Diana Kasturi
Defenisi Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3)
• Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan dengan
keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss).
Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
• Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, Kesehatan kerja
adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Defenisi Kecelakaan Kerja
• Kecelakaan kerja, atau kecelakaan di tempat kerja adalah "kejadian terpisah selama bekerja" yang
menyebabkan cedera fisik atau mental. 
• Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja merupakan satu upaya pelindungan yang diajukan kepada semua potensi yang
dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien (Suma’mur, 2006). Undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.
Secara umum penyebab kecelakaan kerja dapat di
bagi menjadi
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition),  yaitu kondisi yang tidak
aman dari  peralatan / media elektronik, bahan, lingkungan kerja, 
proses kerja, sifat pekerjaan  dan cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia, yang dapat terjadi antara lain karena Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan pelaksana , Cacat tubuh yang tidak
kentara (bodily defect),  Keletihanan dan kelemahan daya tahan
tubuh,  Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik,  biasanya
kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari
yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.
Beberapa hal penting penyebab tingginya
angka kecelakaan kerja
• Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 dan penggunaan metode
pelaksanaan yang kurang tepat dalam perusahaan.
• Lemahnya pengawasan terhadap  K3
• Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan
peralatan pelindung diri.
• Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi
ketentuan mengenai K3.
Defenisi industri Kimia
Industri kimia adalah industri manufaktur yang menggunakan perubahan kimia dalam
proses utamanya. Perubahan kimia meliputi sintesis, dekomposisi, pertukaran, polimerisasi,
dan fermentasi. Dari sudut pandang ini, industri keramik yang mensinter tanah liat, industri
metalurgi yang mengurangi bijih untuk mengekstraksi logam, dan industri pembuatan bir
yang menggunakan fermentasi dapat dikatakan sebagai jenis industri kimia.
Dalam industri kimia, industri kimia jenis-bahan (petrokimia, amonia, industri soda, dll.)
Seringkali merupakan barang setengah jadi, dan merupakan produk yang diproduksi secara
massal dengan diferensiasi produk yang buruk. Farmasi, kosmetik, pewarna, cat, industri
agrokimia, dll.) Menghasilkan berbagai macam produk sesuai dengan penggunaan rinci.
Kasus kecelakaan yang terjadi pada
industri kimia
1. Gas Beracun Ditemukan di Tempat Tewasnya 3 Pekerja Pabrik Bioetanol Mojokerto
Kecelakaan kerja terjadi di pabrik bioetanol PT Enero, anak perusahaan BUMN PTPN X pada Sabtu (11/4) pagi. Saat kejadian,
terdapat 5 pekerja di kolam pengendapan berisi lumpur campuran spentwash dan yeast atau ragi.
Salah seorang pekerja merupakan Kepala Satuan Keamanan PT Mochamad Jainun (45), warga Desa Gempolkrep, Kecamatan
Gedeg. Jainun hanya mendampingi 4 pekerja membersihkan kolam.
Sekitar pukul 08.30 WIB, 3 pekerja yang sedang membersihkan kolam pengendapan mendadak tumbang. Seorang pekerja lainnya
Choirul Hidayat (28), warga Desa Gembongan, Kecamatan Gedeg berhasil selamat karena lari setelah mencium bau menyengat.
Sementara Jainun jatuh setelah terkena semburan gas di lokasi. Saat itu dia akan membantu tiga korban yang diduga kuat
keracunan gas. Dia dan Choirul berhasil selamat. Sedangkan 3 rekan kerjanya dinyatakan tewas saat dibawa ke RSUD RA Basuni,
Gedeg, Mojokerto.
Tiga korban tewas yakni Beni Trio Sucahyo (30), warga Desa Gembongan, Kecamatan Gedeg, serta Bayu Adi Nugraha (30) dan
Rudik (45), keduanya warga Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg. Mereka diduga tewas akibat tenggelam di lumpur kolam
pengendapan karena pingsan usai terpapar gas.
Kasus kecelakaan yang terjadi pada
industri kimia
2. 3 Pekerja Fasilitas Nuklir Australia Terkena Tumpahan Bahan Kimia
Tiga orang pekerja pada fasilitas nuklir Lucas Heights di Sydney, Australia, terpapar bahan kimia berbahaya dan
harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani proses dekontaminasi. Juru bicara Organisasi Sains dan
Teknologi Nuklir Australia (ANSTO) menjelaskan para pekerja tersebut terpapar natrium hidroksida ketika
penutup salah satu pipa di pabrik pengobatan nuklir itu terlepas.
Menurut keterangan petugas ambulans setempat, bahan kimia ini terciprat ke bagian lengan dan wajah dua
pekerja pria dan seorang pekerja wanita. Bahan kimia Sodium hydroxide diketahui sangat beracun dan dapat
menyebabkan luka bakar yang akut. Juru bicara ANSTO menambahkan, gedung tempat insiden terjadi tidak
terkait dengan fasilitas reaktor nuklir.
Fasilitas nuklir Lucas Heights, terletak 40 kilometer ke arah selatan pusat Kota Sydney, sebelumnya telah
beberapa kali mengalami kontaminasi. Pada Agustus 2017, seorang pekerja menderita lecet di bagian tangannya
setelah menjatuhkan botol berisi bahan radioaktif. Dia terkontaminasi bahan tersebut melalui sarung tangannya.
Kejadian itu dianggap yang paling serius pada fasilitas nuklir di seluruh dunia pada 2017, seperti dilaporkan
Skala Kejadian Nuklir Internasional. ANSTO menyatakan permintaan maaf kepada pekerja yang terpapar
radioaktif tersebut dan menghasilkan langsung membuat rencana aksi. Pemeriksaan independen terhadap
Kasus kecelakaan yang terjadi pada
industri kimia
3. Pipa Pabrik Kimia Meledak, Tiga Karyawan Diamputasi
Liputan6.com, Cilegon: Tiga pekerja PT Chandra Asri terpaksa diamputasi di bagian lengan. Niklon Sahwa, Suherwan, dan Endang terluka
dalam ledakan di gudang workshop PT Mecitech salah satu subkontraktor PT Chandra Asri yang terjadi tiga pekan silam. Ketiga korban masih
dirawat di Rumah Sakit Media Krakatau Steel, Cilegon, Banten, hingga Jumat (10/3) ini.
Menurut Niklon, ledakan terjadi saat dirinya tengah membersihkan pipa ethylene. Saluran sepanjang enam meter dengan diameter enam
milimeter itu dibersihkan dengan cara dipanaskan dan ditiup gas nitrogen. Namun karena nitrogen telah habis, mereka memutuskan memakai
gas oksigen. Di luar dugaan, pipa tersebut malah meledak.
Niklon yang sudah bekerja selama 11 tahun di PT Mecitech pun harus merelakan lengan kirinya dipotong hingga sebatas siku. Meski
demikian, seperti disampaikan Hubungan Masyarakat PT Chandra Asri Suhat Miarso, ketiga korban akan tetap dipekerjakan di PT Micitech.
Adapun kasus kecelakaan kerja itu kini ditangani Kepolisian setempat.
Kepala Pengawas Ketenagakerjaan Kota Cilegon Tuti Rindawati menduga ledakan di PT Chandra Asri akibat menyalahi prosedur kerja. Tuti
mengaku sudah memeriksa dan melayangkan teguran kepada perusahaan pembuat polymer itu.
Berdasarkan catatan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Cilegon, terdapat 28 perusahaan kimia murni yang berdiri di kawasan industri berat
tersebut. Dalam satu tahun terakhir, terjadi 300 hingga 400 kasus kecelakaan yang mengakibatkan sejumlah pekerja luka-luka, menderita cacat
fisik, hingga merenggut nyawa.(TOZ/Ariel Maranoes)
Kasus kecelakaan yang terjadi pada
industri kimia
4. 24 pekerja tewas dalam kecelakaan tambang minerba selama 2019
Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Inspektur Tambang Indonesia Sri Raharjo menyatakan ada 24 pekerja
yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di pertambangan mineral dan batubara (minerba) di
Tanah Air selama tahun 2019.
Kecelakaan berat di tambang mineral ada 55 kasus, sedangkan di batubara 50 kasus. Sedangkan kasus
kecelakaan ringan ada 20 kasus di tambang mineral, dan delapan kasus di tambang batubara.
Kondisi tidak aman yang paling sering menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah alat atau sistem
pengaman yang tidak ada, tidak lengkap, dan tidak berfungsi dengan baik. Jumlahnya mencapai 19
persen dari total kecelakaan. Selain itu ada kondisi lereng kritis menjadi penyebab kecelakaan, yakni
mencapai 14 persen. Kemudian tindakan tidak aman yang paling sering memicu terjadinya kecelakaan
adalah bekerja dengan posisi tidak benar (22 persen), dan tidak mengikuti prosedur kerja (17 persen).
Upaya pencegahan kecelakaan kerja
Berikut adalah beberapa langkah cara pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja:
1. Selalu jaga kebersihan tempat kerja
2. Tempatkan poster K3 di tempat yang tepat
3. Sediakan training yang sesuai dengan kebutuhan
4. Pelihara kondisi peralatan kerja
5. Selalu ikuti prosedur kerja
6. Laporkan setiap kondisi tidak aman
7. Jangan memaksakan bekerja ketika tidak sehat
8. Kenali kondisi area kerja anda
Penutup
Kesimpulan
Kecelakaan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, lemahnya kontrol adalah penyebab utama dari kecelakaan
ini, maka dari itu dibutuhkan aplikasi K3 dalam berjalannya sebuah industri demi terciptanya keselamatan dan
keamanan di lingkungan kerja.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja. Dari yang sederhana
sampai yang rumit. Tetapi, apapun upaya apa pun yang akan kita lakukan, maka segeralah lakukan. Jangan
ditunda-tunda. Sebelum potensi bahaya menyebabkan kecelakaan kerja terjadi.
 

Saran
Dibutuhkan aplikasi K3 di lapangan, pemahaman K3 terhadap para pekerja dan kontrol yang rutin terhadap alat
dan bahan yang akan di gunakan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai