Anda di halaman 1dari 19

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH

CLEAN AND GOOD GOVERNANCE

Di Indonesia terminologi ini dipadankan dengan tata kelola


pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa.

Pemerintahan yang baik adalah: sikap di mana kekuasaan


dilakukan oleh masyarakat yang diatur oleh berbagai
tingkatan pemerintah negara yang berkaitan dengan sumber-
sumber sosial, budaya, politik, serta ekonomi.

Dalam praktik: pemerintahan yang bersih (clean


gevernment) adalah model pemerintahan yang efektif,
efisien, jujur, transparan, dan bertanggung jawab.
lanjutan

Good governance:
is an indeterminate term used in international development
literature to describe how public institutions conduct public
affairs and manage public resources.

Governance :
is "the process of decision-making and the process by which
decisions are implemented (or not implemented The term
governance can apply to corporate, international, national,
local governance , or to the interactions between other
sectors of society.
lanjutan
IMF: (1996) reform of development in all aspects:
ensuring the rule of law, improving the efficiency and
accountability of the public sector, tackling
corruption

UN: reform through human development and


political institution
Consensus Oriented, Participatory following the rule
of law, effective efficient, accountable, transparent,
responsive, equitable and inclusive.
Lanjutan…
World Bank: (1992).
Reform of economic resource control.

1. type of political regime;


2. process by which authority is exercised in the
management of the economic and social
resources, with a view to development; and
3. capacity of governments to formulate policies
and have them effectively implemented.
Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
1. Partisipasi
2. Penegakan hukum
3. Transparansi
4. Responsif
5. Berorientasi kesepakatan
6. Kesetaraan
7. Keefektifan dan Efisiensi
8. Akuntabilitas
9. Visi strategis
Partisipasi
Bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam penetapan
agenda publik dan pengambilan keputusan, baik langsung
maupun dalam lembaga perwakilan yang sah yang mewakili
kepentingan mereka.

Untuk mendorong partisipasi, maka regulasi birokrasi harus


diminimalisasi. Paradigma birokrasi adalah sebagai pusat
pelayanan publik diikuti dengan deregulasi berbagai aturan,
sehingga proses-proses politik dapat dilakukan dengan efektif
dan efisien.

Efisiensi pelayanan publik merupakan pelayanan yang tepat


waktu dengan biaya murah.
Penegakan hukum
Realisasi clean and good governance harus diimbangi dengan
komitmen pemerintah untuk menegakkan hukum yang
mengandung unsur-unsur:

1. Supremasi hukum: yaitu setiap tindakan unsur kekuasaan


negara dan peluang partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara didasarkan pada hukum dan aturan
yang jelas dan tegas, dan dijamin pelaksanaannya secara
benar serta independen. Supremasi hukum akan menjamin
tidak terjadinya tindakan pemerintah atas dasar diskresi
(tindakan sepihak berdasarkan pada kewenangan yang
dimiliki).
Lanjutan……
2. Kepastian hukum: Setiap kehidupan berbangsa dan bernegara diatur
oleh hukum yang jelas dan pasti, tidak duplikatif, dan tidak
bertentangan antara satu dan lainnya.

3. Hukum yang responsif, yaitu aturan-aturan hukum disusun


berdasarkan aspirasi masyarakat luas, dan mampu mengakomodasi
berbagai kebutuhan publik secara adil.

4. Penegakan hukum yang nondiskriminatif; yaitu penegakan hukum


yang berlaku untuk semua orang dan tanpa pandang bulu. Untuk itu
diperlukan penegak hukum yang memiliki integritas moral dan
bertanggung jawab terhadap kebenaran hukum.

5. Independensi peradilan: yaitu peradilan yang bebas dari pengaruh


penguasa atau kekuatan lainnya
Transparansi
Pemerintah di semua tingkatan harus menerapkan prinsip transparansi
dalam proses kebijakan publik. Hal ini mutlak dilakukan dalam rangka
menghilangkan budaya korupsi dikalangan pelaksana pemerintahan
baik pusat maupun di bawahnya.

Dalam pengelolaan negara ada 8 unsur yang harus dilakukan secara


transparan:

1. Penetapan posisi, jabatan, atau kedudukan


2. Kekayaan pejabat publik
3. Pemberian penghargaan
4. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
5. Kesehatan
6. Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
7. Keamanan dan ketertiban
8. Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.
Responsif
Dalam hal ini pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-
persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami
kebutuhan masyarakatnya, bukan menunggu mereka
menyampaikan keinginannya, tetapi pemerintah harus
proaktif mempelajari dan menganalisis kebutuhan
masyarakat.

Setiap unsur pemerintah harus memiliki dua etika yaitu etika


individual dan etika sosial. Kualifikasi etika individual
menuntut pelaksana birokrasi pemerintah memiliki kapabilitas
dan loyalitas profesional. Etika sosial menuntut para birokrat
memiliki sensitivitas terhadap berbagai kebutuhan publik;
Konsensus

Keputusan apapun yang menyangkut kepentingan publik harus


dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsensus agar
dapat memuaskan semua (sebagian besar) pihak. Cara
konsensus mengikat komponen yang bermusyawarah dan
memiliki kekuatan memaksa (coercive power) untuk
melaksanakan keputusan.

Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan


keputusan secara partisipatif, akan semakin banyak aspirasi
dan kebutuhan masyarakat yang terwakili. Selain itu, semakin
banyak yang melakukan pengawasan serta kontrol terhadap
kebijakan publik, semakin tinggi tingkat kehati-hatian dan
akuntabilitas pelaksanaannya dapat semakin
dipertanggungjawabkan.
Kesetaraan

Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan


pelayanan publik. Asas ini mengharuskan setiap pelaksanaan
pemerintah bersikap dan berperilaku adil dalam hal pelayanan
publik tanpa mengenal perbedaan keyakinan, suku, jenis
kelamin, dan kelas sosial.
Keefektifan dan Efisiensi
Pemerintah yang baik juga harus memenuhi kriteria
keefektifan dan efisiensi, yaitu berdaya guna dan berhasil
guna. Kriteria keefektifan biasanya diukur dengan parameter
produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya
kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan
sosial.

Asas efisiensi dapat diukur dengan rasionalitas biaya


pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua
masyarakat. Semakin kecil biaya yang terpakai untuk
kepentingan yang terbesar, maka pemerintahan tersebut
termasuk dalam kategori pemerintahan yang efisien.
Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik


terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk
mengurusi kepentingan mereka. Setiap pejabat publik dituntut
untuk mempertanggung jawabkan semua kebijakan
perbuatan, moral, maupun netralitas sikapnya terhadap
masyarakat.
Visi Strategis

Visi strategis adalah pandangan strategis untuk menghadapi


masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam
rangka realisasi clean and good governance. Kebijakan
apapun yang diambil saat ini harus diperhitungkan akibatnya
pada sepuluh atau duapuluh tahun ke depan. Seseorang yang
menempati jabatan publik atau lembaga profesional lainnya
harus mempunyai kemampuan menganalisis persoalan dan
tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang
dipimpinnya.
Program Prioritas Clean & Good Governance

1. Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan (MPR,


DPR, DPRD). Hal ini perlu dilakukan dalam rangka
peningkatan fungsi pengawasan lembaga pemerintahan..
Selain melakukan check and balances, lembaga legislatif
harus mampu menyerap dan mengartikulasikan aspirasi
masyarakat dalam bentuk usulan pembangunan yang
berorientasi pada kepentingan masyarakat kepada lembaga
eksekutif.

2. Kemandirian lembaga peradilan. Peningkatan


profesionalitas aparat penegak hukum dan kemandirian
lembaga peradilan mutlak dilakukan. Akuntabilitas aparat
penegak hukum dan lembaga yudikatif merupakan pilar
yang menentukan dalam penegakan hukum dan keadilan.
Lanjutan…..
3. Profesionalitas dan integritas aparatur pemerintah; Harus
terjadi perubahan paradigma aparatur negara dari birokrasi
elitis menjadi birokrasi populis (pelayan rakyat), dengan
peningkatan profesionalitas dan integritas moral jajaran
birokrasi pemerintah. Akuntabilitas birokrasi akan
berdampak pada naiknya akuntabilitas dan legitimasi.
Dengan demikian dapat tercipta pelayanan birokrasi yang
cepat, efektif dan berkualitas.

4. Penguatan partisipasi masyarakat madani; Partisipasi adalah


unsur penting dalam merealisasikan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa. Partisipasi dalam proses kebijakan
publik mutlak dilakukan dan difasilitasi oleh
negara/pemerintah. Partisipasi merupakan hak dasar
masyarakat.
Lanjutan…….
5. Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi
daerah; Hal ini dilakukan untuk desentralisasi kekuasaan
sehingga lebih dekat dengan rakyat.
Manfaat Clean and Good Governance

Dengan diterapkannya prinsip-prinsip clean and good governance


diharapkan terjadi:

1. Meminimalkan terjadinya korupsi


2.Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan.
3.Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan
dalam pengambilan keputusan.
4. Peningkatan semangat dan perwujudan demokratisasi
5.Percepatan kesejahteraan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai