Anda di halaman 1dari 16

PRAKTEK PERADILAN PTUN

06/05/21 RINA KHAIRANI PANCANINGRUM 1


DASAR HUKUM
1. UUD 1945  Pasal 24
2. UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman  UU No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman → Pasal 10 ayat (2) disebutkan bahwa Badan peradilan yang berada
di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkungan:
• Peradilan Umum
• Peradilan Agama
• Peradilan Militer
• Peradilan Tata Usaha Negara
3. UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung  UU No. 5 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1985  UU No. 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
Atas UU No. 14 Tahun 1985.
4. UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, disahkan di Jakarta pada tanggal
29 Desember 1986, berdasarkan Bab VII Ketentuan Penutup  Pasal 145: Undang-undang
ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan penerapannya diatur dengan peraturan
pemerintah selambat-lambatnya 5 tahun sejak undang-undang ini diundangkan  29
Desember 1991
5. SEMA No. 2 Tahun 1991 tanggal 9 Juli 1991 angka romawi V mengenai tenggang waktu
6. SEMA No. 3 Tahun 1998 tentang Penyelesaian Perkata Angka 1 huruf a
PENGERTIAN
Pasal 4 UU No. 5 Tahun 1986
Peradilan Tata Usaha Negara adalah
salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi “rakyat pencari keadilan” terhadap sengketa Tata
Usaha Negara.

Pasal 4 UU No. 9 Tahun 2004


Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara.

Penjelasan Pasal 4
Rakyat pencari keadilan ialah setiap orang warga negara Indonesia atau bukan dan badan hukum
perdata yang mencari keadilan pada Peradilan Tata Usaha Negara.
PERADILAN TATA USAHA NEGARA SEBAGAI PERADILAN
KHUSUS

khusus menyelesaikan persengketaan administrasi.


akibat dikeluarkannya suatu keputusan TUN.
aturan hukum yang diterapkan
salah satu pihak yang bersengketa adalah
badan/pejabat TUN
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERADILAN TATA
USAHA NEGARA
1. para pihak harus didengar (Asas kesamaan/audi et alteram partem)
2. kesatuan beracara
3. penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan obyektif
4. peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan
5. sidang terbuka untuk umum (Pasal 70 ayat (1) UU 5/1986)
6. peradilan yang berjenjang
7. musyawarah untuk mufakat
8. praduga rechtmatig (Pasal 67 ayat (1) UU 5/1986) → setiap tindakan penguasa selalu harus
dianggap rechtmatig sampai ada pembatalannya.
9. gugatan pada dasarnya tidak dapat menunda pelaksanaan keputusan tata usaha negara (Pasal 67
ayat (1) dan ayat (4) UU 5/1986)
10.hakim aktif (rapat permusyawaratan (Pasal 62 UU 5/1986), pemeriksaan permulaan (Pasal 63 UU
5/1986) dan perintah memberikan informasi atau data dari badan atau pejabat TUN kepada
penggugat (Pasal 85 UU 5/1986))
11.pengadilan sebagai upaya terakhir untuk mendapatkan keadilan
12.obyektivitas (Pasal 78 dan Pasal 79 UU 5/1986)
13.Pembuktian bebas (Pasal 107 jo Pasal 100 UU 5/1986)
14.Putusan pengadilan mempunyai kekuatan mengikat (erga omnes)
Sengketa Tata Usaha Negara

Pasal 1 angka 4 UU No. 5 Tahun 1986


Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau pejabat Tata Usaha Negara baik di
pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
Tata Usaha Negara termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan
peraturan perundang­undangan yang berlaku.

Pasal l angka 10 UU No. 51 Tahun 2009
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (KTUN) YANG
DAPAT DIGUGAT

Pasal l angka 3 UU No. 5 Tahun 1986

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan


tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Pasal l angka 9 UU No. 51 Tahun 2009
Unsur-unsur keputusan berdasarkan Pasal 1 angka 3
UU No. 5 Tahun 1986 / Indroharto, sebagai berikut :

1. Bentuk penetapan itu harus tertulis


2. Ia dikeluarkan oleh badan atau pejabat Tata Usaha
Negara
3. Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara
4. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
5. Bersifat konkrit, individual, dan final
6. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata.
KTUN Fiktif Negatif
Pasal 3
(1) Apabila Badan atau Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan,
sedangkan hal itu menjadi kewajibannya → disamakan dengan KTUN.
(2) Jika suatu Badan atau Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan
yang dimohon, sedangkan jangka waktu ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dimaksud telah lewat → Badan atau Pejabat TUN
dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimaksud.
(3) peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak
menentukan jangka waktu → setelah lewat jangka waktu empat bulan
sejak diterimnya permohonan, Badan atau Pejabat TUN yang
bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan.
CONTOH KTUN

• Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai;


• Ijin Usaha Industri;
• Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB);
• Surat Kelahiran;
• Surat hak atas tanah, dan lain-lain sepanjang bersifat KTUN
Pasal 2 UU No. 5 Tahun 1986
tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

1. KTUN yang merupakan perbuatan hukum perdata


2. KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
3. KTUN yang masih memerlukan persetujuan
4. KTUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP atau KUHAP atau
peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana
5. KTUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan peraturan perundan-undangan yang berlaku
6. KTUN mengenai tata usaha ABRI → UU No. 9 Tahun 2004 TNI
7. Keputusan Panitia Pemilihan, baik di pusat maupun di daerah, mengenai hasil
pemilihan umum → UU No. 9 Tahun 2004 Keputusan Komisi Pemilihan Umum
baik di pusat maupun di daerah mengenai hasil pemilihan umum.
KOMPETENSI PTUN
• KOMPETENSI ABSOLUT
Perlindungan hukum terhadap warga masyarakat atas perbuatan yang dilakukan oleh
penguasa dapat dilakukan melalui 3 badan yaitu:
1. Melalui upaya administratif (Psl 48 jo Psl 51 ayat 3 UU No. 5 Tahun 1986).
Bentuk upaya administrasi:
a. Banding Administratif, yaitu penyelesaian upaya administrasi yang dilakukan oleh instansi
atasan atau instansi lain dari yang mengeluarkan Keputusan yang bersangkutan.
b. Keberatan, yaitu penyelesaian upaya administrasi yang dilakukan sendiri oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan itu.
2. Melalui Gugatan Peradilan Tata Usaha Negara (Psl 1 angka 5 jo Psl 53 UU no. 5 Tahun
1986).
3. Peradilan umum, melalui Pasal 1365 KUH Perdata.

Pasal 1 angka 5 UU No. 51 Tahun 2009:


Pengadilan Khusus adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara tertentu yang hanya dapat dibentuk dalam salah satu
lingkungan badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung yang diatur dalam
undang-undang.
ALUR SENGKETA MELALUI PTUN UU 5/1986

Pasal 5 ayat 2; Pasal 51 ayat 4 jo Pasal 131


(kasasi) & Pasal 132 (PK)
MA

PT. TUN Pasal 8 point b jo PT. TUN


Pasal 51 ayat 3
(banding) Pasal 51 ayat 1 (tingkat 1)

PTUN Pasal 8 point a Upaya Pasal 48


jo Pasal 50 Administrasi

Individu/ Badan Hukum Perdata


KOMPETENSI ABSOLUT PTUN
BERDASARKAN UU 5/1986

Pasal 47 : sengketa TUN

Pasal 1 angka 4 : timbul dari


keputusan TUN

Keputusam TUN adalah :


•Pasal 1 angka 3
•Pengecualian (-) Pasal 2 Limitasi pasal 49
•Pengecualian (+) Pasal 3
• Kompetensi relatif

Ada 4 PTTUN
 PTTUN Medan
 PTTUN Jakarta
 PTTUN Surabaya
 PTTUN Makasar

Ada 26 PTUN
 Keppres No. 52 Tahun 1990 → PTUN di Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya,
Ujung Pandang.
 Keppres No. 16 Tahun 1992 → PTUN di Bandung, Semarang, Padang
 Keppres No. 41Tahun 1992 → PTUN di Pontianak, Banjarmasin, Manado
 Keppres No. 16 Tahun 1993 → PTUN di Kupang, Ambon, Jayapura
 Keppres No. 22 Tahun 1994 → PTUN Bandar Lampung, Samarinda, Denpasar
 Keppres No. 2 Tahun 1997 → PTUN Banda Aceh, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu,
Palangkaraya, Palu, Kendari, Yogyakarta, Mataram, Dili (Timor Timur merdeka)
PT-TUN MEDAN :
PT-TUN SURABAYA :
1. PTUN Banda Aceh
1. PTUN Surabaya
2. PTUN Medan
2. PTUN Semarang
3. PTUN Padang
3. PTUN Yogyakarta
4. PTUN Pekanbaru
4. PTUN Denpasar
5. PTUN Jambi
5. PTUN Mataram
6. PTUN Palembang
6. PTUN Kupang
7. PTUN Bengkulu
8. PTUNBandar Lampung

PT-TUN MAKASSAR :
PT-TUN JAKARTA :
1. PTUN Makassar
1. PTUN Jakarta
2. PTUN Palu
2. PTUN Bandung
3. PTUN Manado
3. PTUN Banjarmasin
4. PTUN Kendari
4. PTUN Pontianak
5. PTUN Ambon
5. PTUN Samarinda
6. PTUN Jayapura
6. PTUN Palangkaraya

Anda mungkin juga menyukai