Anda di halaman 1dari 48

2021

TU TOR IA L
TB P A RU
Pembimbing:
dr. Dian Arini, Sp.A
Disusun oleh :
Raka Wibisono (2016730088)
Gita Noor Azizah (2016730042)
Kusuma Intan (2011730145)
Bangun Cholifah Nusantara (2016730117)
Afina Insani Pracoyo (2015730004)

KEPANITERAAN KLINIK STASE PEDIATRI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
Status Pasien
TB BARU
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. DS
Tempat/ tgl lahir : 06-06-2018
Umur : 2 Tahun 11 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Tn. X
Alamat : Tugu Selatan, Jakarta Utara
Tanggal masuk RS : 7 Mei 2021
ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan orang tua (ibu) pasien pada tanggal
7 Mei 2021 di ruang rawat anak Al-Farobi RSIJ Sukapura
Keluhan Utama
Demam sejak 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSIJ Sukapura dengan diantar oleh kedua orangtuanya, dengan
keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun dan membaik setelah
minum obat, namun tinggi kembali. Saat diukur suhu pasien mencapai 39 oC. Os sudah
berobat ke RS lain tetapi tidak membaik. 2 minggu SMRS, pasien mengeluhkan diare.
Keluhan disertai lesu dan kurang aktif. 3 minggu SMRS, pasien mengeluhkan batuk
kering dan tidak disertai darah. Terjadi penurunan nafsu makan pada pasien sehingga berat
badan pasien juga mulai mengalami penurunan.
Riwayat Penyakit Dahulu
OT mengatakan pasien sering mengalami sakit seperti ini yaitu batuk. Riwayat kejang tidak ada. Riwayat
asma tidak ada. Pasien tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
paru-paru ataupun campak sebelumnya.

Riwayat Keluarga
Ibu dan Kakak pasien pernah mengalami sakit seperti ini tetapi telah menyelesaikan pengobatan nya.
Riwayat penyakit asma tidak ada. Riwayat kejang tidak ada. Riwayat infeksi paru tidak ada. Riwayat
hipertensi tidak ada

Riwayat Pengobatan
Sudah berobat ke RS lain tetapi tidak ada perbaikan.
Riwayat Alergi
OS tidak memiliki alergi obat, makanan, atau cuaca (dingin ataupun panas)

Riwayat Psikososial
Pasien tinggal dengan kedua orang tua dan kakak pasien. Di lingkungan ibu mengatakan tidak ada
yang sedang mengalami keluhan yang sama.

Riwayat Pola Makan


Asi Eksklusif : Sejak lahir hingga 6 bulan
Susu formula : Sejak usia 2 tahun
MP-ASI (bubur tim) + ASI : 7- sekarang
Kebiasaan makan 3 x sehari sedikit-sedikit dengan lauk selang seling yaitu telur, ayam (jarang) tahu dan
tempe. Pasien suka mengkonsumsi buah sayur.
Riwayat Kehamilan
Ibu pasien rutin memeriksa kandungan ke bidan. Tidak ada riwayat gangguan saat kehamilan,
riwayat persalinan normal, BBL 2800 gram, PB 31 cm, cukup bulan dan menangis kuat. Tidak ada
riwayat perdarahan. Tidak ada riwayat kuning.

Riwayat Persalinan
Anak lahir dengan prosedur persalinan pervaginam. Saat lahir bayi langsung menangis, kulit
kemerahan, dan air ketuban jernih.
*Kesan: Persalinan bayi dilakukan dengan prosedur pervaginam dan keadaan bayi setelah lahir
baik.
Riwayat Imunisasi
Usia (Bulan) Jenis Imunisasi
0 (saat lahir) Hepatitis B (< 24 jam)
1 BCG-OPV 1
2 DPT-HB-Hib, OPV 2
3 DPT-HB-Hib 2, OPV 3
4 DPT-HB-Hib 3, OPV 4, IPV
Belum MR
diberikan

* Kesan: imunisasi belum


lengkap
Riwayat Tumbuh Kembang
 Mengangkat kepala : Usia 6 bulan
 Tumbuh gigi : Usia 8 bulan
* Kesan: tumbuh dan
 Tengkurap : Usia 3 bulan
berkembang sesuai dengan
 Duduk : Usia 9 bulan usia
 Bicara : Usia 1,5 tahun
 Berjalan : Usia 1,5 tahun
 Berdiri : Usia 1,5 tahun
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum Kesadaran
Tampak sakit sedang Compos mentis

Tanda Vital
- Temperatur : IGD : 38,5°C
- Nadi : 100x/menit
- Pernafasan : 40x/menit
STATUS ANTROPOMETRI

• Usia : 2 tahun 11 bulan


• BB sekarang : 10
• TB : 86 cm

STATUS GIZI
Status Gizi (Interpretasi Kesan : GIZI SEDANG
Lingkar Kepala: 50 cm (Normocephal)
menggunakan Kurva WHO)

BB/U : 10/13 x 100% = 84,6 (GIZI BAIK)


TB/U : 86/86 x 100% = 100 (GIZI BAIK)
BB/TB : 10/ 13 x 100% = 84,6 (GIZI
SEDANG)
Status Generalisata
• Kepala : Normocephal, ubun-ubun datar
• Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut (tidak rontok), distribusi merata
• Mata : Cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), RCL/RCTL (+/+)
• Hidung : Sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung(-)
• Mulut : Mukosa bibir sedikit kering (-), lidah kotor (-)
• Tenggorok : Faring hiperemis (-), Tonsil (T1/T1)
• Telinga : Bentuk normal. Sekret (-/-), serumen (-/ -)
• Leher : Pembesaran KGB (-/-)

Status Thorax
PARU – PARU
• Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : Vocal fremitus (+/+)
• Perkusi : Sonor (+/+)
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonchi (+/+), wheezing (-/-)
Status
JANTUNG
Thorax
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
- Auskultasi : SI-II DBN, gallop (-), murmur (-), gallop (-)

Status Abdomen
- Inspeksi : Bentuk abdomen simetris
- Auskultasi : Bising usus (+) normal *Kesan: Pemeriksaan paru, jantung,
- Palpasi : Nyeri tekan (-) di keempat regio dan abdomen dalam batas normal
- Perkusi : Timpani (+) di keempat regio

  Ekstrimitas Atas Ekstrimitas Bawah


Akral Hangat Hangat

Ekstremitas CRT <2 detik <2 detik


Edem Tidak ada Tidak ada
Sianosis Tidak ada Tidak ada
Kulit
- Warna kulit : Sawo matang
- Turgor kulit : Tidak melambat
- Inspeksi : Tidak ada ruam
*Kesan: Dalam batas normal

Status Neurologis
• Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)
- Kernig sign : (-)
- Brudzinki I dan II : (-/-)
*Kesan: Pemeriksaan neurologis dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,6 (L) gr% 11,3 – 15,50
Leukosit 14.830 (H) /mm3 3.980 – 10.040
Hitung Jenis:
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 0 % 1–6
Neutrofil 48 % 34 – 71
Limfosit 41 % 19 – 52
Monosit 11 % 4 – 12
Laju Endap Darah 26 (H) mm/jam 0-20
Hematokrit 29,6 (L) % 38 – 47
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
HEMATOLOGI
Trombosit 442 (H) ribu/mm3 132 – 440
Natrium 136 (L) mEq/liter 135 – 145
Kalium 3,5 mEq/liter 3,7 – 5,2
Klorida 102 mmol/L 96 – 106
Antigen Sars Cov-2 Negatif Negatif
RESUME
Anak perempuan, 2 tahun, ke RS dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu. Demam timbul
mendadak dan dirasakan tinggi terus menerus sepanjang hari. . Saat diukur suhu pasien mencapai
39oC. 2 minggu SMRS, pasien mengeluhkan diare. Keluhan disertai lesu dan kurang aktif. 3 minggu
SMRS, pasien mengeluhkan batuk kering dan tidak disertai darah. Terjadi penurunan nafsu makan
pada pasien sehingga berat badan pasien juga mulai mengalami penurunan. Pemeriksaan Fisik, Suhu :
38,5°C, Frekuensi Pernapasan : 40x/menit, Nadi : 100x/menit, Jenis Pernapasan : Thorakal,
Isi/tegangan : Cukup, teratur, Status Generalis : Mukosa bibir kering, sekret hidung, pernafasan cuping
hidung, ronhki (+/+) pada kedua lapang paru, Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan darah:
Leukositosis. rontgen thoraks: bronchopneumonia dupleks DD/ Tb paru dupleks
PLANNING
• IVFD RL 10 tpm




TERAPI
PCT 100mg IV
Cefixime syr 2,5 ml
Cefotaxime 1 g
Salbutamol tab 2 mg
• Triamcinolon tab 4 mg
• Ambroxol tam 30 mg
• Ceftriaxone tab 10 mg
• Rifampisin 100 mg
• Isoniazid 100 mg
• Pirazinamid 350 mg
PROGNOSIS
- Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad functionam : Bonam
- Quo ad sanationam : Bonam
Tinjauan Pustaka
TB PARU
Definisi

Penyakit akibat infeksi kuman


Mycobacterium tuberculosis yang
bersifat sistemik sehingga dapat
mengenai hampir semua organ tubuh
dengan lokasi terbanyak di paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi
primer.
Epidemiologi

Adapun jumlah temuan TB terbesar adalah di


India sebanyak 2,8 kasus, diikuti Indonesia
sebanyak 1,02 juta kasus dan Tiongkok sebanyak
918 ribu kasus.
WHO: jumlah kasus baru
tuberkulosis (TB) pada 2015
mencapai 10,4 juta jiwa

• TB pada anak terjadi pada anak usia 0-14 tahun.


• Terdapat sekitar 500.000 anak di dunia menderita TB setiap
tahun
• Proporsi kasus TB anak di antara semua kasus TB di Indonesia
pada tahun 2010 adalah 9,4% kemudian menjadi 8,5% pada
tahun 2011, 8,2% pada tahun 2012, 7,9% pada tahun 2013,
7,16% pada tahun 2014, dan 9% pada tahun 2015
Klasifikasi
RIWAYAT UJI
LOKASI STATUS
PENGOBATAN KEPEKAAN
ANATOMI SEBELUMNYA OBAT
HIV

• Baru
• TB MR
• TB Paru • HIV Positif
• Kambuh • TB PR
• TB Ekstra • HIV Negatif
• Gagal • TB MDR
Paru • HIV tidak
• TB XDR
• Putus obat diketahui
• TB RR
Etiologi

Mycobacterium tuberculosis

Kuman ini berbentuk batang, gram positif lemah, pleiomorfik, tidak bergerak,
dengan ukuran panjang 1 – 4 μm dan tebal 0.3 – 0.6 μm, tidak berspora sehingga
mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan ultra violet, dan tahan
terhadap asam.
Patogenesis
Timetable of Wallgreen

Surawicz CM. Mechanisms of diarrhea. Curr Gastroenterol Rep. 2010;12(4):236‐241. doi:10.1007/s11894-010-0113-4


Tanda dan Gejala
a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi gagal
tumbuh meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1-2
bulan.
b. Demam lama ≥ 2 minggu) dan / atau berulang tanpa sebab yang jelas. Demam
umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan gejala spesifik TB pada anak
apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik / umum lain. Gejala sistemik / umum

c. Batuk lama ≥ 2 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibioB tika atau obat asma
(sesuai indikasi)
d. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku
e. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain
Patofisiologi Diare
Sekretorik
Manifestasi Klinis
Gejala klinis spesifik terkait organ
Gejala klinis pada organ yang terkena TB, tergantung jenis organ yang terkena, misalnya kelenjar limfe, susunan saraf pusat
(SSP), tulang, dan kulit, adalah sebagai berikut

Tuberkulosis kelenjar (terbanyak di daerah leher atau regio colli): Pembesaran KGB multipel (>1 KGB), diameter ≥1 cm,
konsistensi kenyal, tidak nyeri, dan kadang saling melekat atau konfluens

• Tuberkulosis otak dan selaput otak:


• Meningitis TB: Gejala-gejala meningitis dengan seringkali disertai gejala akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang
terkena.
• Tuberkuloma otak: Gejala-gejala adanya lesi desak ruang.

• Tuberkulosis sistem skeletal:


• Tulang belakang (spondilitis): Penonjolan tulang belakang (gibbus).
• Tulang panggul (koksitis): Pincang, gangguan berjalan, atau tanda peradangan di daerah panggul.
• Tulang lutut (gonitis): Pincang dan/atau bengkak pada lutut tanpa sebab yang jelas.
• Tulang kaki dan tangan (spina ventosa/daktilitis).

• Skrofuloderma: Ditandai adanya ulkus disertai dengan jembatan kulit antar tepi ulkus ( skin bridge).

• Tuberkulosis mata:
• Konjungtivitis fliktenularis (conjunctivitis phlyctenularis).
• Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi).

• Tuberkulosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB, TB ginjal dicurigai bila ditemukan gejala gangguan pada organ-organ
tersebut tanpa sebab yang jelas dan disertai kecurigaan adanya infeksi TB
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Bakteriologis

BTA SPUTUM
Negatif  :  Tidak dutemukan BTA dalam 100 lapangan
Positif + (1+)  :  Ditemukan 10 - 99 BTA / 100 Lapangan Pandang
Positif ++ (2+) : Ditemukan 1 - 10 BTA / 1 Lapangan Pandang
Positif +++ (3+) : Ditemukan > 10 BTA / 1 Lapangan Pandang

Tes Cepat Molekuler (TCM) TB


Line Probe Assay dan NAAT-Nucleic Acid Amplification Test

Pemeriksaan Biakan (Gold Standart)


Lowenstein-Jensen
• Tes ini dilakukan dengan menginjeksikan tuberculin tes dosis 0,1 cc, secara
Uji Tuberkulin (Mantoux Test)
intrakutan di bagian volar lengan bawah.

• Reaksi tuberculin mulai 5-6 jam setelah penyuntikan dan indurasi maksimal
terjadi setelah 48 – 72 jam dan selanjutnya berkurang selama beberapa
hari.

• Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan.

• Pengukuran dilakukan terhadap indurasi yang timbul, bukan pada bagian


yang hiperemis atau eritemanya.

• Hasil pembacaan diukur dan ditulis dalam ukuran millimeter. Hasil


interpretasi: negatif (0 – 4 mm), ragu-ragu (5 – 9 mm), positif (≥ 10 mm)
Foto thoraks

Secara umum gambaran radiologis yang menunjang TB adalah sebagai berikut :


•Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan / tanpa infiltrat (foto thoraks AP disertai foto thoraks lateral)
•Konsolidasi segmental / lobar
•Efusi pleura
•Milier
•Atelektasis
•Kavitas
•Kalsifikasi dengan infiltrate
•Tuberkuloma
ALUR DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Diagnosis TB dengan pemeriksaan selengkap
)
mungkin (Skor >6 sebagai entry point

Beri OAT
2 bulan terapi

Ada perbaikan klinis Tidak ada perbaikan klinis

Terapi TB Untuk RS fasilitas


Terapi TB diteruskan sambil terbatas, rujuk ke
diteruskan sampai 6 mencari RS dengan fasilitas
penyebabnya lebih lengkap
bulan
. .
Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3
Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap
macam obat pada fase awal/intensif (2 bulan
yaitu tahap awal/ intensif (2 bulan
pertama) dan dilanjutkan dengan 2 macam
pertama) dan sisanya sebagai tahap
obat pada fase lanjutan
lanjutan.

Paket OAT anak berisi obat untuk tahap intensif,


yaitu Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid (Z),
sedangkan untuk tahap lanjutan, yaitu Rifampisin dan
isoniazid.
EDUKASI

KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) untuk orangtua pasien:


- Pengobatan TB berlangsung lama, minimal 6 bulan, tidak boleh terputus, dan harus kontrol teratur tiap bulan.

- Obat rifampisin dapat menyebabkan cairan tubuh (air seni, air mata, keringat, ludah) berwarna merah.

- Secara umum obat sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan/minum susu,
atau 2 jam setelah makan. Khusus untuk rifampisin harus diminum dalam keadaan perut kosong.

- Bila timbul keluhan kuning pada mata, mual, dan muntah, segera periksa ke dokter walau belum waktunya.
Pengawas Menelan Obat (PMO)

- Jadwal minum obat


- Efek samping obat
Jika Anak tidak Minum Obat

• 2 minggu di fase intensif atau > 2 bulan di fase lanjutan dan menunjukkan
gejala TB, ulangi pengobatan dari awal.
• < 2 minggu di fase intensif atau < 2 bulan di fase lanjutan dan
menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.
Tata Laksana Efek Samping Obat

Efek samping Penyebab Penanganan

Tidak nafsu makan, mual, Obat diminum malam sebelum


Rifampisin
sakit perut tidur

Nyeri sendi Pyrazinamid Beri aspirin /allopurinol

Kesemutan s/d rasa terbakar di Beri vitamin B6 (piridoksin) 100


INH
kaki mg perhari

Beri penjelasan, tidak perlu


Warna kemerahan pada air seni Rifampisin
diberi apa-apa
Efek samping Penyebab Penanganan

Gatal dan kemerahan Semua jenis OAT Beri antihistamin &

pada kulit dievaluasi ketat

Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan

Gangguan keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan

Ikterik Hampir semua OAT Hentikan semua OAT

sampai ikterik menghilang

Bingung dan muntah 2 Hampir semua obat Hentikan semua OAT &

lakukan uji fungsi hati

Gangguan penglihatan Ethambutol Hentikan ethambutol

Purpura dan renjatan Rifampisin Hentikan Rifampisin

(syok)
PENCEGAHAN

Vaksinasi BCG
Vaksin diberikan 1x pada bayi berusia 0-2 bulan dengan dosis 0,05ml IC pada lengan kanan atas
(M. Deltoid). Imunitas timbul 6 – 8 minggu setelah pemberian vaksin.

Kemoprofilaksis
• Kemoprofilaksis primer diberikan pada anak yang belum terinfeksi (uji tuberkulin negatif)
tetapi kontak dengan penderita TB aktif.
• Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak dengan uji tuberkulin positif tanpa gejala
klinis, dan foto paru normal, tetapi memiliki faktor resiko menjadi TB aktif,
• Obat yang digunakan adalah INH 10 mg/kgBB/hari selama 1 tahun
Prognosis

Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, berapa lama setelah

mendapat infeksi, luasnya lesi, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi

keluarga, diagnosa dini, pengobatan adekuat, kepatuhan minum obat, dan

adanya infeksi lain.


Maka Maha tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah
engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai
diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan. ”
QS. Taha: 114

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai