Anda di halaman 1dari 30

SIMTOMATOLOGI

Pembimbing :
dr. Linda, Sp.KJ

Disusun Oleh :
Amanatun avidah (H3A019065)

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
2021
DEFINISI
Mempelajari gejala - gejala gangguan jiwa yang
melambangkan masalah keteganggan jiwa yang lebih besar
atau lebih luas.
1. KESADARAN

A. Gangguan kesadaran.
 Disorientasi : gangguan mengerti waktu, tempat, orang dan situasional.
 Pengaburan kesadaran  kejernihan ingatan yg tdk lengkap disertai gangguan
persepsi dan sikap.
 Stupor  hilangnya reaksi ketidaksadaran terhadap lingkungan sekelilingnya.
 Delirium  kebingungan, kegelisahan reaksi disorientasi yg disertai rasa`takut dan
halusinasi.
 Twilight state  keadaan remang, gangguan kesadaran dg halusinasi.
 Dream like state  keadaan mimpi, gangguan kesadaran pada epilepsi psikomotor.
 Somnolen  kesadaran rendah sebelum koma, masih bereaksi thd rangsang yg kuat.
 Koma vigil  pasien tertidur tetapi dpt dibangunkan, mutisme akinetik.
 Koma penurunan derajat kesadaran berat, sudah tdk ada reaksi thd rangsangan yg
kuat/nyeri.
B. Gangguan atensi/perhatian.
 Atensi  usaha yg dilakukan utk memusatkan pd bagian tertentu dari pengalaman; kemampuan utk
mempertahankan perhatian pd`suatu aktifitas; kemampuan utk berkonsentrasi.
 Distrakbilitas  ketidakmampuan memusatkan atensi; penarikan atensi kepada stimuli eksternal yg
tdk penting atau tdk relevan.
 Inatensi selektif  hambatan atensi karena ada hal-hal yg menimbulkan kecemasan.
 Hipervigilensi  atensi dan pemusatan yg berlebihan pd semua stimuli internal dan eksternal;
biasanya skunder dari waham.
 Trance  tak sadarkan diri karena atensi terpusat dan kesadaran berubah; biasanya pd hipnosis.
C. Gangguan sugestibilitas.
Kepatuhan dan respon yg tidak kritis terhadap gagasan atau pengaruh.
 Folie a deux ( folie`a trois )  penyakit emosional yg berhubungan pada dua orang atau lebih, salah
satu orang paranoid yg lain menjadi paranoid.
 Hipnosis  modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan yang ditandai dg peningkatan
sugestibilitas.
2. EMOSI
A. Afek
ekspresi emosi yg terlihat pemeriksa.
 Afek yg sesuai ( appropiate affect )  irama emosi harmonis dg gagasan pikiran atau
pembicaraan yg menyertai ; afek yg luas dan penuh dimana rentang emosional yg lengkap
diekspresikan secara sesuai.
 Afek tdk sesuai ( inappropiate affect )  ketidaksesuaian antara irama perasaan emosional dg
gagasan, pikiran atau pembicaraan yg menyertainya.
 Afek tumpul ( blunted affect )  manifestasi penururan afek yg berat pd intensitas irama
perasaan yg diungkapkan keluar.
 Afek terbatas ( restricted affect ).  penurunan intensitas irama perasaan tdk separah afek
tumpul.
 Afek datar ( flat affect )  tidak ada ekspresi afek; suara yg monoton; wajah tdk ada mimik.
 Afek labil ( labile affect ) perubahan irama afek cepat, tiba-tiba yg tdk berhubungan dg stimuli
eksternal.
B. Mood
Emosi yg meresap dan dipertahankan, dialami secara subjektif, dilaporkan pasien dan terlihat
orang lain.
 Mood disforik  mood tdk menyenangkan, duka nestapa, sedih dan marah
 Mood eutimik  mood rentang normal, tdk ada mood tertekan atau melambung.
 Mood meluap-luap ( expansive mood )  ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan;
sering kali dg penilaian yg berlebih thd kepentingan atau makna seseorang.
 Mood irritabel ( irritrable mood )  mood yg mudah dibuat marah atau diganggu.
 Mood meninggi ( elevated mood )  mood yg ceria dg suasana keyakinan dan senang.
 Euforia  mood yg elasi disertai rasa kebesaran
 Ectasy  mood yg gembira luar biasanya disertai rasa gairah yg tinggi.
 Mood depresi  perasaan sedih yg psikologis.
 Anhedonia  mood yg rendah disertai hilangnya minat dan menarik diri dari semua
aktifitas rutin dan menyenagkan, biasanya disertai depresi.
 Aleksitemia  seseorang tak mampu atau sulit menggambarkan mood dan emosinya.
C. Emosi yg lain
 Kecemasan  perasaan ketakutan disebabkan oleh dugaan bahaya yg mungkin berasal dari luar
atau dalam dirinya.
 Kecemasan yg mengambang (free floating anxiety)  rasa takut yg meresap, tdk terpusatkan
dan tdk berhubungan dg gagasan.
 Ketakutan  kecemasan oleh adanya bahaya yg dikenal secara sadar dan realistik.
 Agitasi  kecemasan berat disertai ketegangn motorik.
 Panik  puncak kecemasan; serangan kecemasan akut episodik dan kuat disertai perasaan
takut`dan disertai pelepasan otonomik.
 Apati  irama emosi yg tumpul disertai ketidak acuhan thd lingkungannya
 Abreaksional  pelepasan/pelimpahan emosional setelah mengingat pengalaman yang
menakutkan.
 Ambivalensi  terdapat dua impuls/gagasan datang bersama pada orang dan waktu yg sama.
D. Gangguan psikologis berhubungan dg mood.
Yaitu suatu tanda disfungsi somatik ( iasanya otonomik) pada seseorang dan sering
berhubungan dengan depresi dan juga disebut tanda vegetatif.
 Anoreksia  hilangnya atau nafsu makan.
 Hiperfagia  meningkatnya nafsu makan dan asupan makan.
 Insomnia  hilangnya atau menurunnya kemampuan utk tidur (early, midle dan late
insomia).
 Hiperinsomnia  tidur yg berlebihan, pd depresi awas kearah bunuh diri.
 Variasi diurnal  mood secara ritmik buruk saat bangun tidur dan membaik makin
siang.
 Penururan libido  menurunnya minat/dorongan/daya seksual (depresi ); atau naik
pd mania.
 Konstipasi  kesulitan dlm defikasi ( b.a.b ).
3. KONASI/PERILAKU MOTORIK.
 Ekopraksi  peniruan pergerakan yg patologis seseorang dari orang lain.
 Katatonia  kelainan motorik oleh karena faktor psikogenik.
o Katalepsi : posisi tdk bergerak dan dipertahankan terus agak lama.
o agitasi katatonik/furor katatonik : aktifitas motorik teragitasi, tak bertujuan, dan tdk
disebabkan oleh stimuli eksternal.
o rigiditas katatonik : penerimaan posisi tubuh yg kaku, disadari, menentang usaha utk gerak.
o stupor kataton : penurunan aktivitas motorik nyata sampai immobil dan tdk menyadari
sekelilingnya.
o posturing katatonik : postur tdk sesuai, kaku, disadari dan dipertahankan agak lama
o fleksibilitas serea : posisi seseorang dpt diatur spt lilin oleh pemeriksa, dipertahankan agak
lama.
 Negativisme  menahan tanpa motivasi terhadap semua usaha utk menggerakkan atau
terhadap perintah.
 Katapleksi  hilangnya tonus otot dan kelemahan sementara yg dicetuskan reaksi
emosional.
 Stereotipik  pola tindakan fisik atau bicara yg terfiksasi dan berulang
 Manirisme  gerakan tak biasa tdk disadari, dan menjadi kebiasaan / gerakan menyeringai pd anak
 Otomatisme simbolik  tindakan-tindakan yg otomatik mewakili aktivitas simbolik dan tak disadari.
 Otomatisme sugestik  tindakan-tindakan otomatis tdk disadari mengikuti sugesti/kepatuhan otomatik.
 Hipoaktivitas ( hipokinesis )  penurunan aktivitas motorik & kognitif spt retardasi psikomotor, bicara lambat
dan pergerakan yg dpt terlihat.
 Mimikri  aktivitas motorik tiruan dan sederhana pd`anak-anak, tanpa disadari.
 Agresi  tindakan yg kuat, diarahkan tujuan, bisa verbal atau fisik; bagian afek motorik dari kekasaran,
kemarahan atau permusuhan.
 Acting out ( memerankan )  ekspresi langsung suatu harapan atau impuls tdk disadari dlm bentuk gerakan;
fantasi yg tdk disadari dihidupkan secara impulsif dlm perilaku.
 Abulia  penurunan impuls utk bertindak/berfikir disertai ketidak acuhan tentang akibat tindakan.
4. BERFIKIR

A. Gangguan umum bentuk fikir.


 Berfikir psikosis  tidak mampu membedakan kenyataan dengan fantasi, tes realitas terganggu dgn
menciptakan realitas baru. Reality test pemeriksan dan pertimbangan objektif tentang dunia diluar diri.
 Berfikir dereistik ( autistik )  preokupasi dgn dunia dalam dan pribadi.
 Berfikir tdk logis  berfikir mengandung kesimpulan yg salah atau kontradiksi internal, berikir ini
bersifat patologis jika nyata dan tdk disebabkan oleh nilai kultural.
 Berfikir magis  berfikir dimana fikiran, tindakan dan kata-kata mempunyai kekuatan misalnya dapat
mencegah penyebabkan suatu peristiwa.
 Proses berfikir primer  istilah umum berfikir magis, dereistik, tdk logis. Normal pd mimpi dan
abnormal pd psikosis.
B. Gangguan spesifik proses/arus fikir.
 Neologisme  kata baru diciptakan pasien, sering kombinasi beberapa kata, tdk mengandung
makna baru, menunjukkan keanehan psikologik pasien.
 Word salad/gado-gado kata  campurn kata dg frasa yg membingungkan
 Inkoherensi  pembicaraan tdk logis, tdk dpt dimengerti, yg berjalan bersama kata yg diucapkan
tdk logis, tanpa tata bahasa shg terjadi disorganisasi bicara
 Assosiasi longgar/pengenduran assosiasi  arus fikir dimana gagasan-gagasan bergeser dari subjek
satu kesubjek lainnya yg tdk berhubungan, lebih ringn dari inkoherensi.
 Flight of ideas  verbalisasi yg cepat dan terus menerus mengakibatkan pergeseran terus menerus
dari satu ide ke ide lainnya.
 Sirkumtansial  bicara tdk langsung yg lambat dlm mencapai tujuan ( mutar-2 ); ditandai dg
pemasukan perincian-perincian dan tanda kutip yg berlebihan.
 Tangensial  ketidakmmampuan utk mempunyai assosiasi pikiran yg diarahkan oleh tujuan; pasien
bicara tdk ada ttk awal yg sampai pd ttk akhir.
 Perseverasi  respon thd stimulus sebelumnya yg menetap setelah stimulus baru diberikan sehingga
tampak pasien mengulangi kalimat jawaban; kadang-kadang disertai gangguan kognitif.
 Verbigerasi  pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yg tdk mempunyai arti.
 Ekolalia  menirukan kata-kata oleh pasien, cenderung berulang-ulang dan menetap dan bisa`intonasinya terputus-
putus.
 Kondensasi  penggabungan beberapa kata menjadi satu kata.
 Jawaban irrelevan  jawaban yg tdk sesuai dg pertanyaan , pasien mungkin mengabaikan atau tdk memperhatikan.
 Assosiasi bunyi  assosiasi kata-kata yg mirip bunyinya tapi berbeda bunyinya, kata-kata tdk mempunyai hubungan
logis sering spt sajak atau pantun.
 Assoasiasi pengertian  ada kata-kata yg diidentikan persamaan fungsi, misalnya rajawali besi maksudnya adalah
kapal terbang.
 Blocking  terputusnya aliran berfikir secara tiba-tiba sebelum pikiran/gagasan diselesaikan; setelah periode terhenti
singkat pasien tdk tampak ingat apa yg tlh dikatakan dan apa yg akan dikatakan.
C. Gangguan spesifik isi fikiran.
 Kemiskinan isi fikiran  fikiran yg memberikan sedikit informasi karena tdk ada informasi
pengertian, pengulangan kosong atau frasa yg tdk jelas.
 Grandiositas (gagasan berlebihan/gagasan mirip waham)  keyakinan palsu yg dipertahankan
dan tdk beralasan, dipertahankan secara kurang kuat dibandingkan dg waham.
 Preokupasi fikiran  pemusatan fikiran pd ide tertentu disertai irama afektif yg kuat spt
kecenderungan paranoid ingin membunuh atau bunuh diri.
 Egomania  preokupasi pd diri sendiri yg patologis.
 Monomania  preokupasi pd suatu objek tunggal.
 Hipokondria  ketakutan/kecemasan yg berlebihan tentang kesehatan diri pasien didasarkan bukan pd patologi
organ yg nyata tetapipd interpretasi yg tdk realistik thd tanda atau suatu sensasi fisik yg sebagai abnormal.
 Obsesi  ide yg terpaku dan patologis dari suatu fikiran atau perasaan yg tdk dpt ditentang dan dihilangkan dari
kesadaran oleh logika serta disertai kecemasan.
 Fikiran kompulsi  kebutuhan yg patologis utk melakukan suatu impuls dimana bila ditahan akan timbul
kecemasan; perilaku berulang sebagi respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu tanpa akhir yg
sebenarnya dlm diri terjadi dimasa depan.
 Koprolali  pengungkapan secara kompulsif dari kata-kata cabul.
 Fobia  rasa takut yg persisten, irrasional, berlebihan dan selalu terjadi terhadap sesuatu jenis stimulasi atau situasi
tertentu; menyebakan keinginan menghindar stimulus atau situasi tersebut.
 Waham  keyakinan palsu didasarkan pada keyakinan yang salah tentang kenyataan eksternal, tdk sejalan dg
logika dan budaya serta tdk dpt dikoreksi dg suatu alasan.
Waham ;
 Waham yg kacau/bizare; keyakinan yg aneh, mustahil dan sangat tdk masuk akal , misalnya
fikiran pasien disedot ( thought withdrawl ), fikirannya disisipi ( thought insertion ), fikiran
disiarkan ( thought broadcast ) atau fikiran dipengaruhi/diatur ( thought control ) mahluk lain.
 Waham tersistematisasi; keyakinan adanya peristiwa yg digabungkan oleh suatu tema tunggal,
misalnya ada yg mematainya mau menculik/membunuh.
 Waham nihilistik; perasaan bahwa dirinya atau orang lain dan dunianya tdk ada atau berakhir.
 Waham somatik; merasa bahwa fungsi/struktur organ tubuhnya ada kelainan/perubahan yg
patologis.
 Waham sejalan dg mood; waham isinya sesuai dg mood misalnya pasien depresi atau merupakan
mood netral.
 Waham paranoid; berisi fikiran-fikiran paranoid yaitu presekutorik ( curiga akan dibunuh, akan
disiksa, diganggu dst ), fikiran kebesaran, fikiran referensi ( setiap ada kejadian selalu
dihubungkan dg dirinya ), fikiran cemburu/ketidak setiakawanan ( setiap orang yg berhubungan
dgnya tdk jujur ).
 Waham magis mistik. Dll.
Fobia;
 Fobia simplek; rasa takut pd objek yg jelas, tunggal dan tdk berbahaya.
 Fobia sosial; rasa takut pd keramaian/banyak orang.
 Akro fobia; rasa takut ditempat yg tinggi.
 Agora fobia; rasa takut pd tempat yg terbuka, biasanya takut menyeberang
jln.
 Klaustro fobia; takut pd tempat tertutup, biasanya pd lift.
 Erithro fobia; takut pd warna merah, biasanya pd darah.
 Dll.
5. BICARA

A. Gangguan bicara.
 Logorrhhea  suka banyak bicara, kwantitas bicara berlebih.
 Miskin bicara ( poverty of speech )  pembatasan jumlah bicara yang digunakan, jawaban mungkin
monosillabic.
 Miskin isi bicara  kwantitas kata adekuat, tetapi sedikit memberi informasi karena ketidak jelasan,
kekosongan, atau frasa yg stereotipik.
 Diprosodi  hilangnya irama bicara normal ( lawannya prosodi ).
 Distartri  celat, cedal, kesulitan dlm artikulasi, bkn dlm penemuan kata atau bahasa.
 Gagap  pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata yang sering dan menyebabkan gangguan
kefasihan bicara yg jelas.
 Kekacauan bicara  bicara`yg aneh dan disritmik, yang mengandung semburan yg cepat dan menyentak.
B. Gangguan afasia
Gangguan dlm mengeluarkan bahasa.
 Afasia motorik ( afas ia ekspresif, afasia kortikal, afasia tdk fasih afasia Broka )  gangguan bicara
disebabkan oleh gangguan kognitif dimana pengertiannya tetap tetapi kemampuan untuk bicara terganggu,
bicara banyak berhenti, bicara susah, bicara tdk fasih.
 Afasia sensorik (afasia reseptif, afasia sub kortek, afasia Wernicke, afasia fasih membeo)  kehilangan
kemampuan organik utk mencari kata, bicara lancar dan spontan, tetapi membingungkan dan tdk mengerti yg
dibicarkan.
 Afasia nominal ( afasia anomia, afasia amnestik )  kesulitan utk menemukan nama yg tepat suatu benda.
 Afasia sintatikal  tidak mampu menyusun kata-kata dlm urutan yg tepat.
 Afasia global  gabungan afasia motorik dan afasia sensorik.
6. PERSEPSI

A. Gangguan persepsi.
1. Halusinasi
Persepsi sensoris yg palsu yg tdk disertai stimuli eksternal yg nyata, mungkin terdapat atau tdk terdapat
interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi.
Halusinasi hipnagogik  halusinasi terjadi saat akan tertidur.
Halusinasi hipnopompik  halusinasi terjadi saat bangun tidur.
Halusinasi visual  halusinasi penglihatan dapat berupa orang, benda (fisik) atau citra yg tdk berbentuk (
kilatan ), sering terjadi pada kerusakan otak.
Halusinasi olfaktorik  halusinasi membau sesuatu, sering terjadi pada kerusakan otak.
Halusinasi akustik ( auditorik )  halusinasi dengar, ditemukan lebih 99 % halusinasi.
Halusinasi raba (taktil, haptik)  halusinasi ada sesuatu rabaan pada kulit, adanya gerakan dibawah
kulit.
Halusinasi somatik (halusinasi kinestetik)  halusinasi adanya kejadian disuatu alat/bagian tubuhnya.
Halusinasi liliput ( mikroskopik )  halusinasi dimana benda yg dilihat tapak lebih kecil ukurannya.
Halusinosis  halusinasi oleh karena pengunaan alkohol yg kronik.
Sinestesia  halusinasi yg muncul diadahului halusinasi yang lain, misalnya halusinasi visual didahului
halusinasi pembauan.
Trailling phenomena  halusinasi oleh karena pengguaan obat/zat.
2. Illusi.
Mispersepsi, misinterpretasi.
B. Gangguan persepsi yang berhubungan dengan gangguan kognitif  tdk mampu mengenali,
menginterpretasikan kepentingan kesan sensorik.
Agnosognosia  tdk mampu mengenali suatu defek neurologis.
Somatopagnosia ( autopagnosia )  tdk mengenali bagian tubuhnya sendiri.
Agnosia visual  tdk mengenali bend/orang yg sudah dikenalnya.
Astereognosia  tdk mengenal benda melalui sentuhan/rabaan.
Prosopagnosia  tdk mengenali wajah.
Apraksia  tdk mampu mengerjakan tuga stertentu.
Stimultagnosia  tdk mampu mengerti lebih satu elemen pandangan visualpada`suatu waktu atau mengintegrasikan
bagian-bagian menjadi keseluruhan.
C. Gangguan persepsi yg berhubungan fenomena konversi dan disosiasi.
Anestesia histerik  hilangnya modalitas sensorik disebabkan konflik emosional.
Makropsia  benda-benda yg dilihat tampak lebih besar dari yg sebenarnya.
Mikropsia  benda-benda yg dilihat tampak lebih kecil dari ysebenarnya.
Depersonalisasi  perasaan subjektif dirinya berubah terhadap lingkungannya.
Derealisasi  perasaan subjektif lingkungannya berubah terhadap dirinya.
Fugue  mengambil identitas baru pada amnesia dari identitas lama, pasien dapat bertindak dg identitas baru
tersebut.
Kepribadian ganda (multiple personality)  satu orang yg tampak pd wkt yg berbeda menjadi dua atau lebih
kepribadian atau karakter yg sama sekali berbeda ( gangguan disosiasi ).
7. DAYA INGAT

A. Gangguan daya ingat :


Amnesia  Tidak mampu sebagian atau seluruhnya untuk mengingat pengalaman masa lalu, bisa organik atau
psikogenik.
Amnesia anterograde : tdk mengingat sesuatu sebelum kejadian.
Amnesia retrograde : tdk mengingat ssesuatu sesudah kejadian.
Paramnesia  pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan.
Konfabulasi : cerita ada sesuatu tdk mempunyai dasar kenyataan.
Déjà vu : merasa sdh melihat sesuatu tetapi sebenarnya belum melihatnya.
Deja etendu ( pense ) : merasa sdh mendengar sesuatu tetapi sebenarnya belum mendengarnya.
Jamais vu : merasa belum melihat, sebenarnya sudah melihatnya.
Jamais etendu ( pense ) : merasa belum mendengar, sebenarnya sdh mendengarnya.
Hiperamnesia  peningkatan derajat penyimpanan dan pengingatan.
Screen memory  ingatan yg dpt ditoleransi secara sadar menutupi ingatan yg menyakitkan.
Represi  melupakan ingatan secara tidak sadar karena tidak dapat diterima.
Letologika  tdk mampu sementara mengingat nama suatu orang/benda.
B. Tingkat daya ingat.
Daya ingat segera ( immediate )  mengingat hal-hal yg dirasakan dlm bbrp detik sampai menit.
Daya ingat baru ( recent )  mengingat hal-hal yg dirasakan dlm waktu hitungan hari/minggu/bulan.
Jauh ( remote )  mengingat peristiwa jauh ( tahun ).
8. INTELEGENSIA

A. Retardasi mental.
Kurangnya intelegensia sampai derajat dimana terjadi gangguan pada
kinerja sosial dan pendidikan.
Borderline  dibawah rata-rata. IQ kurang 90.
R.M ringan  IQ 55 - 79 ( debil ).
R.M sedang. IQ 30 - 50 ( imbecil ).
R.M berat  IQ kurang 30 ( idiot ).
B. Demensia ( pikun ).
Perburukan fungsi intelektual secara global tanpa pengaburan kesadaran, terjadi karena faktor kerusakan
otak.
Diskalkulia ( akalkulia )  hilangnya kemampuan berhitung.
Disgrafia ( agrafia )  hilangnya kemampuan menulis atau menyususn struktur kata.
Aleksia  hilangnya kemampuan membaca, penglihatan baik.
C. Pseudo demensia.
Ada gejala dan tanda seperti demensia yg tdk disebabkan oleh kerusakan otak dan sering disebabkan oleh
depresi.
D. Berfikir konkrit.
Berfikir harfiah, penggunaan kiasan yang terbatas tanpa pengertian nuansa arti, pikiran satu dimensi.
E. Berfikir abstrak.
Kemampuan untuk mengerti nuansa arti, berfikir multi dimensi dgn kemampuan menggunakan kiasan
dan hipotesis dgn tepat.
9. TILIKAN

 Tilikan intelektual  mengerti kenyataan objektif tentang suatu keadaan tanpa kemampuan utk
menerapkan pengetahuan dalam cara yg berguna utk mengatasi situasi.
 Tilikan sesungguhnya  mengerti kenyataan objektif tentang suatu situasi disertai dgn daya
pendorong motivasi dan emosi utk mengatasi situasi.
 Tilikan terganggu  hilangnya kemampuan utk mengerti kenyataan objektif dari suatu situasi.
10. PERTIMBANGAN (JUDGMENT)

Kemampuan utk menilai situasi secara benar dan utk bertindak secara tepat di dlm situasi tersebut.
 Pertimbangan kritis  kemampuan menilai, melihat, dan memilih berbagai pilihan didalam suatu
Situasi.
 Pertimbangan otomatis  kinerja reflek didalam suatu tindakan.
 Pertimbangan terganggu hilangnya kemampuan untuk mengerti suatu situasi dengan benar dan
bertindak secara tepat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai