Anda di halaman 1dari 23

EKONOMI

BANK INDONESIA
Bank Indonesia

 Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini memiliki nama lain De Javasche Bank
yang dipergunakan pada masa Hindia Belanda. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh
tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan
mengawasi perbankan di Indonesia.
Status dan kedudukan bank indonesia

Sebagai Lembaga Negara yang Independen


Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-
undang baru, yaitu Undang-Undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17
Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan
bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen,
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan
wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut.
Sebagai Badan Hukum
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan
undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan
hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan
tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama
sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.
Tugas dan tujuan
Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia
juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas
kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha
tertentu.
Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung
dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak
langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.
Upaya Restrukturisasi Perbankan
Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia,
Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif. Langkah ini mutlak diperlukan
guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi,
disamping sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter.
Restrukturisasi perbankan tersebut dilakukan melalui upaya memulihkan kepercayaan masyarakat, program
rekapitalisasi, program restrukturisasi kredit, penyempurnaan ketentuan perbankan, dan peningkatan fungsi pengawasan
bank.
PEGADAIAN
Pegadaian

Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang
mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang
berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo.
layanan

Pembiayaan
 KCA (Kredit Cepat Aman)
kredit dengan sistem hukum gadai yang di berikan kepada semua golongan nasabah. baik untuk kebutuhan
konsumtif maupun kebutuhan produktif, dengan jangka waktu kredit 4 bulan dan sistem bunga per 15 hari.
 Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) untuk
pengembangan usaha dengan sistem fidusia dengan sewa modal 1% perbulan secara flat
 Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk
pengembangan usaha dengan sistem gadai dengan jaminan emas.
 Emas
 MULIA (Murabahah Mulia untuk investasi Abadi)
 Merupakan pembelian logam mulia untuk investasi secara tunai / kredit. Berat per keping mulai 5 gr,10 gr, 25 gr, 50
gr sd 1000 gr
 Tabungan Emas
 Pembelian Logam mulia dengan sistem tabungan kelipatan 0.01 gr
 Aneka jasa
 Menerima pembayaran tagihan listrik, telepon, air, tv langganan, internet, finance, pulsa handphone,
pengiriman uang kedalam dan keluar negeri, tiket kereta.
 Bisnis lain
 Properti (Hotel Pessona).
 Balai jasa lelang
 Logam mulia
Manfaat pegadaian

Bagi nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan
prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan
kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang ditawarkan oleh Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian,
maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman dan dapat
dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
 Bagi Pegadaian
Manfaat yang diharapkan dari Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum
Pegadaian.
c. Pelaksanaan misi Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang
pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara
yang relatif sederhana.
d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Pegadaian digunakan untuk:
Dana pembangunan semesta (55%)
Cadangan umum (20%)
Cadangan tujuan (5%)
Dana sosial (20%)
KOPERASI SIMPAN PINJAM
Koperasi Simpan Pinjam

 Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang hanya melayani penyimpanan dan peminjaman dana dan
mengelola dana yang diberikan anggota koperasi.
Jenis-jenis simpanan

 Simpanan pokok, adalah simpanan yang wajib diberikan anggota koperasi saat pertama kali bergabung
menjadi anggota.
 Simpanan wajib, adalah simpanan yang wajib diberikan setiap anggota koperasi setiap periode waktu
tertentu dengan jumlah yang ditentukan.
 Simpanan bebas atau sukarela, adalah simpanan sukarela yang diberikan anggota koperasi kapan saja.
Simpanan ini juga bisa diambil kapan saja.
Sebenarnya koperasi simpan pinjam hanya ditujukan bagi anggota-anggota koperasi yang telah tergabung,
namun pada praktiknya koperasi simpan pinjam mengalami perkembangan sehingga tak jarang koperasi yang
memberikan pinjaman kepada selain anggota.
Anggota koperasi memiliki kelebihan dibanding masyarakat lain yang hanya meminjam uang di
koperasi. Sebagai anggota, mereka berhak mendapat keuntungan yang diperoleh koperasi dari
perputaran uang yang dikelola. Mereka mendapat sisa hasil usaha koperasi sebesar yang telah
dijanjikan di awal kontrak sebagai anggota.
Selain mendapat keuntungan koperasi, anggota koperasi simpan pinjam juga berhak mengikuti rapat
anggota dan memberikan usul atas keputusan-keputusan yang akan diambil oleh koperasi.
BPR
Bank Perkreditan Rakyat

 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat
masyarakat yang membutuhkan. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank
Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan
Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK),
Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-
lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan
memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Usaha BPR

Usaha yang Dilakukan BPR


 Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh dari spread effect dan pendapatan bunga. Adapun usaha-usaha BPR
adalah :
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Memberikan kredit.
 Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada
BPR apabila BPR mengalami over liquidity atau kelebihan likuiditas.
Alokasi kredit BPR

Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu:
 Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur
untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
 Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum
pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada
peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam
kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari modal
yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
 Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum
pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada
pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris
(dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di
dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari
modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR
lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan Bank Indonesia.
Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR
 Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR. Usaha yang
tidak boleh dilakukan BPR adalah :
 Menerima simpanan berupa giro.
 Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
 Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan kebutuhan
masyarakat menengah ke bawah.
 Melakukan usaha perasuransian.
 Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR.

Anda mungkin juga menyukai