Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL TESIS

ANALISIS POTENSI SIMPANAN KARBON HUTAN


MANGROVE DIAREA KONSERVASI
PT INDOCEMENT TUNGGALPRAKARSA, TBK UNIT
TARJUN

1
Disusun oleh:
EVA ARIANI
E2F213034
LATAR BELAKANG
2

Alih fungsi hutan mangrove menjadi area industri seperti pabrik


pembuat semen, pabrik pengolah kelapa sawit, dan pelabuhan
penyebrangan laut.
International Panel on Climate Change/IPCC (2003)
mengemukakan bahwa sampai akhir 1980 emisi karbon di
dunia adalah sebesar 117+ 35 G ton C (82-152 G ton C)
akibat dari pembakaran fosil berupa bahan bakar minyak,
batubara, kebakaran hutan dan alih fungsi lahan.
Daniel et al,2011 menyatakan bahwa satu hektar hutan
mangrove dapat menyimpan empat kali lebih banyak karbon
daripada hutan tropis
Rumusan Masalah
3

Apakah berkurangnya diversitas vegetasi di area konservasi


hutan mangrove berdampak pada penurunan kemampuan
penyerapan karbon di atmosfer dan menyebabkan terurainya
karbon tersimpan melalui proses dekomposisi ke atmosfer
Batasan Masalah
4

 Penelitian ini dilakukan terhadap vegetasi mangrove


di wilayah konservasi mangrove milik PT. Indocement
Tunggal Prakarsa (P12) Unit Tarjun Kalimantan
Selatan yang terletak di sisi timur dermaga.

 Batasan kedalaman data yang diperoleh dibatasi pada


data yang merupakan faktor yang mempengaruhi
penyerapan karbon
Tujuan Penelitian
5

 Mengetahui potensi, diversitas, komposisi dan struktur


tegakan hutan mangrove yang berada di kawasan
konservasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa P12
Tarjun, Kalimantan Selatan.

 Mengetahuipotensi jumlah karbondioksida yang


terserap dan jumlah karbon tersimpan pada vegetasi
dalam hutan mangrove
Manfaat
6

 Memperoleh gambaran mengenai kondisi vegetasi mangrove


yang ada di wilayah konservasi PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk unit tarjun.

 Melalui indikator dan parameter yang diamati dapat dilakukan


tindakan yang sesuai dengan karakteristik wilayah tersebut.
Pada kawasan yang hutan mangrovenya baik dapat diusulkan
tindakan pelestarian, namun pada wilayah yang mangrovenya
telah rusak, direkomendasikan untuk direhabilitasi.

 Bahan informasi bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha


tentang pentingnya mangrove untuk penyerapan karbon.
Kerangka Pikir Penelitian
7
TEMPAT PENELITIAN
8

Hutan Mangrove kawasan konservasi PT Indocement


Tunggal Prakarsa, Tbk desa Tarjun Kecamatan
kelumpang Hilir Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.
Pada koordinat S 03 16’39.8” dan E 116o6’24.3”
Peta Lokasi Penelitian
9
WAKTU PENELITIAN
10
Variabel Yang Diamati
11

 Kualitas Air Laut

 Kualitas Tanah

 Hidrooceanografi

 Jenis Jumlah dan Diameter Vegetasi

 Biomassa Pohon (batang,cabang, ranting dan daun)

 Biomassa permukaan tanah


Bahan Penelitian Alat Penelitian
12

Peralatan Untuk Pembuatan Petak Ukur


Bahan sekaligus obyek GPS untuk menentukan lokasi penelitian
penelitian adalah Meteran untuk mengukur lebar dan panjang petak ukur
Pita Ukur diameter atau pita ukur keliling
pohon mangrove yang Hagameter untuk menduga tinggi pohon

berada di lokasi, Peralatan Pengambilan Dan Pengukuran Sampel

Chain saw, gergaji tangan dan parang untuk penebangan


pohon, pemotongan ranting.
Gunting untuk memotong daun
Kantong plastik dan karung untuk penimbangan
Timbangan gantung 50 Kg.

Peralatan Analisis Laboratorium

Oven untuk mengeringkan sampel


Timbangan analitik untuk meningbang sampel
METODE PENELITIAN
13
PENGAMBILAN SAMPEL

 Pengambilan data lapangan berupa sampel atau data vegetasi


mangrove meliputi pohon (Diameter 20 cm sampai 49 cm), tiang
(Diameter 10 cm sampai dengan 19 cm), pancang ( Tinggi>1,5 m
sampai diameter <10 cm) dan semai (Tinggi sampai dengan 1,5
cm)
 Pengambilan Sampel struktur dan komposisi vegetasi mangrove
menggunakan metode plot sampling.
 Metode penentuan Lokasi transek dilakukan dengan metode
Purposive sampling karena luas lokasi pengambilan sampel
terbatas.
 Identifikasi Jenis vegetasi dilakukan langsung di lapangan dengan
mengacu pada Tomlisin (1994) dab Kitamura et el.
14

Cara peletakan plot. Keterangan : 10m x 10m untuk kategori pohon; 5m x 5m


untuk kategori sapling atau anakan; dan 1m x 1m untuk kategori semai atau
seedling (Pribadi, 1998).
Pengukuran Diameter Jenis Mangrove kategori pohon

15
Penentuan Struktur Tegakan Pohon
16
Menggunakan Metode Index Nilai Penting dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Komposisi Jenis dan Diversitas
17
 Untuk mengetahui kesamaan komposisi jenis digunakan nilai
indeks kesamaan jenis cara Jaccard (Mueller-Dombois &
Ellenberg, 1974),

 Untuk mengetahui tingkat penguasaan jenis digunakan nilai


indeks dominansi jenis (Misra, 1980)

 Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dihitung berdasarkan


rumus indeks diversitas dari Shannon-Wienne (Kent & Paddy,
1992).
Dengan rumus :
18
Penebangan Dan Pembagian Pohon
19

 Pohon terpilih sebagai sampel dilakukan penebangan dan


dilakukan pembagian batang. Pembagian batang dilakukan
dengan memotong batang menjadi beberapa segmen.
 Pohon yang ditebang selain dilakukan pembagian batang juga
dilakukan pemotongan cabang, pemangkasan ranting dan
daun.Cabang, ranting dan daun di kumpulkan terpisah untuk
penimbangan berat masing-masing.
 Khusus terhadap batang yang telah di potong menjadi beberapa
segmen dilakukan pengukuran volume. Volume pohon yang
dihitung adalah volume aktual yang merupakan penjumlahan
volume tiap-tiap segmen.
Penebangan Dan Pembagian Pohon
20

 Volume segmen diperoleh dari hasil penghitungan dengan


menggunakan rumus Brereton :
ANALISA DATA
21

Biomasa pohon merupakan penjumlahan biomasa batang, cabang, ranting dan daun yang
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Bt = Bb + Be + Bd

Dimana:
Bt = biomasa total pohon (kg)
Bb = biomasa batang
Be = biomasa cabang/dahan/ranting
Bd = biomasa daun
ANALISA DATA
22

Biomasa bagian-bagian pohon diperoleh melalui penghitungan denganrumus:

Bbp =

Dimana :
Bbp = Biomasa bagian pohon (batang, cabang/dahan/ranting atau daun)
Bsk = Berat kering sampel
Bsb = Berat basah sampel
Bbt = Berat basah total bagian pohon (batang, cabang/dahan/ranting atau Daun
ANALISA DATA
23

Unit sampel bagian batang yang diambil dalam bentuk lempengan dengan
tebal 3-5 cm dan telah diketahui berat basahnya di masukan dalam oven
pada suhu 103°C sampai mencapai berat kering konstan.Selanjutnya unit
sampel bagian batang yang telah mencapai berat konstan dilakukan
penimbangan dengan menggunakan timbangan analitik. Proses yang sama
juga dilakukan terhadap unit sampel dari bagian cabang, ranting dan daun.
Biomasa pohon selanjutnya diestimasi dengan menggunakan persamaan
allometrik sebagai berikut, cabang/dahan/ranting atau Daun :
24
ANALISA DATA
25

Tahapan pengukuran biomasa tumbuhan bawah dilakukan sebagai berikut:

a. Tempatkan kuadran bambu, kayu atau aluminium di dalam plot secara acak.
b. Potong semua tumbuhan bawah (pohon berdiameter < 5 cm, herba dan rumbut
rumputan) yang terdapat di dalam kuadran, pisahkan antara daun dan batang
c. Masukkan ke dalam kantong kertas, beri label sesuai dengan kode titik contohnya
d. Untuk memudahkan penanganan, ikat semua kantong kertas berisi tumbuhan bawah
yang diambil dari satu plot. Masukkan dalam karung besar untuk mempermudah
pengangkutan ke kamp/laboratorium.
e. Timbang berat basah daun atau batang, catat beratnya dalam blangko
f. Ambil sub-contoh tanaman dari masing-masing biomasa daun dan batang sekitar
100-300g. Bila biomasa contoh yang didapatkan hanya sedikit (< 100 g), maka timbang
semuanya dan jadikan sebagai sub-contoh.
g. Keringkan sub-contoh biomasa tanaman yang telah diambil dalam oven pada suhu 80
C selama 2 x 24 jam atau sampai berat konstan.
h. Timbang berat keringnya dan catat dalam tally sheet
ANALISA DATA
26

Untuk menghitung kandungan kadar karbon dilakukan konversi dari biomasa ke dalam
bentuk karbon dengan faktor konversi sebesar 0,47 dengan rumus umum :

C = B x%C
Dimana :
C = Kandungan karbon dari biomassa {kg)
B = Total biomasa pohon (kg)
%C = Nilai persentase kandungan karbon (0, 47)
Berdasarkan nilai jumlah stok karbon tersebut di atas maka dapat diketahui kandungan karbondioksida pada
tegakan tersebut dengan menggunakan persamaan
ANALISA DATA
27

Berdasarkan nilai jumlah stok karbon tersebut di atas maka dapat diketahui
kandungan karbondioksida pada tegakan tersebut dengan menggunakan
persamaan :
ANALISA DATA
28

Tahapan pengukuran biomasa serasah dilakukan sebagai berikut:

Ambil semua seresah yang terletak di permukaan tanah yang terdapat dalamckuadran, biasanya
setebal 5 cm tetapi ketebalan ini bervariasi tergantung pada pengelolaan lahannya. Bila pengambilan
seresah telah menyentuh tanahcmineral, biasanya berwarna lebih terang dari pada lapisan seresah,
maka hentikan pengambilannya .
Masukkan semua seresah yang terdapat pada kuadran ke dalam ayakan denganclubang pori 2 mm,
ayaklah. Ambil seresah halus dan akar yang tertinggal di atascayakan, timbang berat basahnya (BB per
kuadran). Ambil 100 g sub-contohcseresah halus, keringkan dalam oven pada suhu 80 C selama 48
jam. Bila biomasa contoh yang didapatkan hanya sedikit (< 100g), maka timbang semuanya dan jadikan
sebagai sub-contoh.
Timbang berat keringnya dan catat dalam blangko pengamatan yang disediakan. Estimasi BK seresah
per kuadran melalui perhitungan sebagai berikut:

Dimana, BK = berat kering dan BB = berat basah


ANALISA DATA
29

Tahapan pengukuran biomasa serasah dilakukan sebagai berikut:


 Masukkan seresah ke dalam kantong plastik dan beri label untuk keperluan analisa
kandungan C.
 Seresah halus yang lolos ayakan dikelompokkan sebagai contoh tanah, ambil 50
gram untuk analisa kandungan C atau hara lainnya
DIAGRAN ALIR PENELITIAN
30
31

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai