Anda di halaman 1dari 56

SURVEILANS GIZI

Materi Dasar 01
KEBIJAKAN PROGRAM GIZI
Pokok Bahasan 1:
KEBIJAKAN PROGRAM GIZI

A. Dasar Hukum
A. Dasar Hukum
Kebijakan Program Gizi secara nasional didasarkan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku

Dasar-dasar hukum tentang Kebijakan Program Gizi meliputi:


1)Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
2)Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-
2014;
3)Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013
Tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
4)Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 Tentang
Upaya Kesehatan Anak
5)Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
Dasar Hukum (Lanjutan)

6) Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah


7) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
8) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang
Program Pembangunan yang Berkeadilan;
9) Kepmenkes RI No. HK.03.01/60.I/2010; Tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
10) Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010-2014;
11) Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2010-2015
12) Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2010-2015
13) Perda/Pergub Yang Berlaku di Daerah Masing-Masing Terkait
kegiatan Program Kesehatan dan Gizi
Pasal 141:

Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan


mutu gizi perseorangan dan masyarakat.
 perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi
seimbang;
 perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan;
 peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan
 peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi
(SKPG)
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

• Salah satu kewajiban Pemerintah Daerah Provinsi dan


Kabupaten/Kota adalah melaksanakan surveilans.

• Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan kabupaten/Kota


dan Puskesmas) selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
wajib menyelenggarakan surveilans gizi.
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Sub Sub Sub Pemerintah Pemda Propinsi Pemda


Bidang Bidang Kab/Kota
Upaya Perbaikan Pengelolaan Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Kesehatan Gizi survailans survailans gizi survailans gizi
Masyarakat kewaspadaan buruk skala buruk skala
pangan dan gizi provinsi kabupaten/ kota
buruk skala
nasional
Pengelolaan Pemantauan Penyelenggaraan
penanggulangan penanggulangan penanggulangan
gizi buruk skala gizi buruk skala gizi buruk skala
nasional provinsi kabupaten/kota.
 
Perbaikan gizi
keluarga dan
masyarakat
PERMENKES NO.45 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan (Pasal 4 Ayat 6)

Surveilans masalah kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf e paling sedikit meliputi:
a) Surveilans kesehatan dalam rangka kekarantinaan;
b) Surveilans gizi dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
c) Surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan
vitamin A;
d) Surveilans gizi lebih;
e) Surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi;
f) Surveilans kesehatan lanjut usia;
g) Surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan
bahan berbahaya;
h) Surveilans penggunaan obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan,
serta perbekalan kesehatan rumah tangga; dan
i) Surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan.
PERMENKES NO.45 Tahun 2014

Pasal 5 (Ayat 1 dan 2)


Disebutkan bahwa Penyelenggaraan
Surveilans Dilaksanakan secara terpadu
untuk efektifitas dan efisiensi sesuai
kebutuhan program
Tenaga Kesehatan
UU RI nomor 36 tahun 2014
Pasal 11, ayat 9:
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok
tenaga gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h,
terdiri atas nutrisionis dan dietisien.

Adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab


dan wewenang secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik, baik di masyarakat
maupun di rumah sakit (Permenkes 26, 2013)
10
Pokok Bahasan 2 :
KEBIJAKAN PROGRAM GIZI

B. Masalah Gizi di Indonesia


Evolusi program perbaikan gizi
PENANGGULANGAN PERCEPATAN PENCEGAHAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN
GIZI KURANG PENURUNAN GIZI DAMPAK KRISIS PENCAPAIAN MDG STUNTING, GIZI
KURANG, AKI, AKB EKOKONOMI KURANG
Pendidikan Gizi Pendidikan Gizi Pendidikan Gizi Pendidikan Gizi Pendidikan Gizi – ASI;
MPASI
Suplementasi Gizi Suplementasi Gizi Suplementasi Gizi Suplementasi Gizi Suplementasi Gizi –
Taburia
Yankes dasar Yankes dasar Yankes dasar Yankes dasar
(Imunisasi, KIA, KB, (Imunisasi, KIA, KB, (Imunisasi, KIA, KB, (Imunisasi, KIA, KB,
Diare) Diare) Diare) Diare)
Makanan Tambahan Makanan Tambahan Makanan Tambahan
untuk Ibu dan Anak untuk Ibu dan Anak untuk Ibu dan Anak
Fortifikasi garam Fortifikasi garam Fortifikasi garam
Fortifikasi Tepung Fortifikasi Tepung
Intervensi spesifik-
sensitif
SPAG SPAG D1 Gizi D3 D3
Akademi Gizi D1 Gizi D3 Gizi D4 D4
Akademi Gizi D4 Gizi S1 Gizi S1
Masalah Gizi di Indonesia

KEKURANGAN VITAMIN A
MASALAH KESEHATAN YANG TELAH
KEKURANGAN YODIUM
DIKENDALIKAN ANEMIA GIZI PADA ANAK 2-5 TH

MASALAH KESEHATAN YANG STUNTING


BELUM SELESAI GIZI KURANG

MASALAH KESEHATAN BARU YANG


GIZI LEBIH
MENGANCAM

13
Masalah Kurang Vitamin A
% Xerophthalmia (X1B) % retinol < 20 µg/DL
1978-1992 1992-2011

Batas
masalah
kesehatan
0.5 % Batas
masalah
kesehatan
15 %

Sumber data: - 1978 Survai Nasional Vita A - 2007 Survai Nasional gizi Mikro
- 1992 Survai Nasional Vita A - 2011 SEANUTS (Nasional)
14
Gangguan Akibat Kurang Yodium
(GAKY)

EIU : Ekskresi Iodium dalam


Urin Sumber data: 2002 – Survai GAKI
2007 - Riskesdas 15
2011 - SEANUTS
Prevalensi Anemia Gizi pada anak
1995-2011

16
Proporsi Anemia menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013

*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999


Proporsi Anemia pada Ibu Hamil
menurut Tempat Tinggal, 2013

*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999


**) Cut off points anemia Ibu Hamil, Hb < 11,0 g/dl
Status Gizi Balita 2005 - 2013
Kecenderungan Proporsi Balita
Gizi Kurang, Pendek, Kurus dan Gemuk
25

18,8 18,0 19,2


20 18,5 18,0
17,1

15 13,0 13,9 14,0


13,0 12,2 11,9

10 7,4 7,3 6,8


5,4 5,7 6,2
6,0
4,9 5,3
5

0
Gizi Buruk Gizi Kurang Sangat Pendek Sangat Kurus Kurus Gem uk
Pendek

2007 2010 2013


Prevalensi Balita Gizi Kurang
Kecenderungan Provinsi: Riskesdas 2007-2013

17,9
10
15
20
25
30
35

0
5
Bali
DKI
Babel
Kepri
Jabar
DIY
Sulut
Kaltim
Banten
Jateng
Sumsel
Bengkulu
Lampung
18,8

Jatim
Jambi
Sumbar
Papua
Sumut
Riau
Kalteng
Sultra
Sulteng
Maluku Utara
Sulsel
NTB
Gorontalo
Aceh
Kalbar
Kalsel
Menurut Provinsi (Riskesdas 2013)

Maluku
Tahun 2013 hanya 2 propinsi yang telah mencapai target MDG 15%
Prevalensi Balita Gizi Kurang (BB/U)

Sulbar
Papua Barat
NTT
Indonesia
19,6
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013
Proporsi Balita Pendek

* Menurut indeks : BB/U ( Sangat Pendek+Pendek)


10
20
30
40
50
60

0
Kepri
DIY
DKI
Kaltim
Babel
Bali
Banten
Sulut
Jabar
Jatim
Sumsel
Jateng
Riau
Jambi
Kalbar
Gorontalo
Sumbar
Bengkulu
Papua
Maluku
Sulsel
Maluku Utara
Sulteng
Kalteng
Aceh
Sumut
Menurut Provinsi Tahun 2013

Sultra
Prevalensi Balita Pendek (TB/U)

Lampung
42,6

Kalsel
Papua Barat
NTB
Sulbar
NTT
Indonesia
37,2
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013
Proporsi Balita Kurus

* Menurut indeks : BB/TB ( Sangat Kurus+ Kurus)


10
12
14
16
18
20

0
2
4
6
8
Bali
Sulteng
DIY
Sulut
DKI
Babel
Sulbar
Jabar
Sulsel
Jateng
Jatim
Sultra
Kaltim
Gorontalo
Lampung
11,8

NTB
Maluku Utara
Kepri
Sumsel
Kalteng
Sumbar
Kalsel
Jambi
Banten
Bengkulu
Menurut Provinsi Tahun 2013

Papua
Prevalensi Balita Kurus (BB/TB)

Sumut
Papua Barat
NTT
Riau
Aceh
Maluku
Kalbar
Indonesia
12,1
MASALAH PADA BAYI
ANGKA BBLR MENURUT
ANGKA BBLR PROVINSI

Angka BBLR yang tinggi menunjukkan buruknya gizi ibu sebelum dan
saat kehamilan
Proporsi Anak dengan Berat Badan <2500 gr &
Panjang Badan Lahir <48 cm, 2013

*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan


ASI saja 24 Jam Terakhir menurut Umur Bayi 0-6
bulan, 2013
Masalah Gizi Ibu
Proporsi ibu KEK cukup tinggi, Anemia pada bumil tetap tinggi (SKRT
Pada Bumil dan Remaja 2001, RISKESDAS 2013)

30
PREVALENSI IBU HAMIL RISIKO KURANG
ENERGI KRONIS (KEK) RISKESDAS, 2013
Prevalensi Gizi Lebih pada Anak dan Dewasa

32
HASIL PSG ACEH 2014
No INDIKATOR Aceh A. Singkil A.Timur A.Besar A.Utara A.Tamiang B. Meriah Sabang Target
1 STATUS GIZI BALITA
1. Gizi Buruk (BB/U) 7.9 9.0 8.3 9.0 9.7 9.7 3.0 6.3 5.7
2. Gizi BUKUR (BB/U) 24.6 26.5 26.5 27.5 30.0 29.6 11.2 20.7 20.0
3. Sangat Pendek (TB/U) 16.3 14.7 22.3 15.3 15.0 14.3 19.3 12.3 18.0
4. Sangat Kurus (BB/TB) 6.9 10.0 6.0 5.7 7.0 10.3 4.0 5.3 5.3
5. Sangat Kurus Sekali (IMT/U) 7.0 10.0 5.7 5.7 6.7 11.0 4.3 6.0
6. Gemuk (IMT/U) 10.0 7.7 14.3 6.7 6.7 11.3 16.0 7.0
2 STATUS GIZI REMAJA
1. Sangat Kurus (IMT/U) 11.6 17.6 - 8.3 10.0 30.8 9.2 15.4 4.0
2. Obesitas (IMT/U) 6.8 5.9 26.7 8.3 6.7 15.4 3.3 7.7 8.0
3 STATUS GIZI DEWASA
1. Obesitas (IMT) 26.4 16.3 33.5 27.7 30.9 28.0 14.9 34.7 14.8
2. KEK Bumil 16.9 33.3 11.1 18.2 16.7 16.7 14.3 20.0 24.2
3. KEK Busui 11.8 10.7 18.6 11.6 18.3 10.5 8.2 5.5
4 PENIMBANGAN POSYANDU 62.7 49.7 52.3 87.7 70.3 54.7 60.3 63.7 85.0
5 ASI EKSKULUSIF 59.4 51.8 64.3 57.0 41.9 75.0 76.6 41.9 75.0
6 KAPSUL VIT A 90.6 94.2 90.2 97.4 85.7 95.3 78.8 92.5 85.0
7 TABLET Fe 58.3 77.8 - 71.0 80.0 50.0 42.9 62.5 93.0
8 KONSUMSI GARAM IODIUM 55.7 98.3 85.2 13.7 14.8 90.7 91.6 13.8 85.0
Pokok Bahasan 2:
KEBIJAKAN PROGRAM GIZI

C. Kebijakan dan Strategi


Program Gizi
Kebijakan Program Perbaikan Gizi
Kebijakan Program Perbaikan Gizi (2)

36
Kegagalan SANGAT Alus Penyebab
produksi DINI Masalah Gizi

Persediaan
pangan di masy. DINI
berkurang
Krisis TERLAMBAT
Ekonomi Persediaan Makanan
tingkat RT berkurang

Pendapatan Asupan Gizi


berkurang berkurang

Daya beli
berkurang

PREVENTIF KURANG GIZI

KURATIF
KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI

38
Intervensi Perbaikan Gizi
INTERVENSI GIZI INTERVENSI GIZI
SPESIFIK SENSITIF

 Upaya untuk mencegah dan  Upaya untuk mencegah dan


mengurangi gangguan secara mengurangi gangguan secara
langsung. tidak langsung.
 Kegiatan ini pada umumnya  Berbagai kegiatan
dilakukan oleh sektor kesehatan. pembangunan non-kesehatan.
 Sasaran : Ibu Hamil, Ibu  Sasaran: keluarga dan
Menyusui, Bayi 0-11 bln masyarakat
dan Anak 12-23 bulan  Kontribusi: 70%
 Kontribusi: 30%
Intervensi Gizi Spesifik
 Suplementasi besi folat
• Konseling  PMT ibu hamil KEK
gizi  Penanggulangan
• Pelayanan kecacingan
gizi  Suplemen kalsium
Lansia

 Promosi
menyusui / ASI
• Kespro remaja Eksklusif
• Konseling: Gizi  Konseling
• Suplementasi Menyusui
Fe
 Pemantauan
pertumbuhan
 Suplemen vitamin A
• Penjaringan  Pemberian garam
• Bln Imunisasi Anak iodium
Sekolah  PMT / MPASI
• Upaya Kes Sklh  Fortifikasi besi dan
• PMT anak sekolah kegiatan suplementasi
• Promosi MJAS (Taburia)
 Zink untuk manajemen
diare
 Pemberian obat cacing
Intervensi Gizi Sensitif
No Kegiatan

1 Ketahanan pangan
2 Sistem Kesehatan
3 Jaminan Sosial
4 Air bersih dan sanitasi
5 Gender dan pembangunan
6 Perubahan iklim
7 Program pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi
8 Kepemerintahan dan keteladanan perdagangan dan peran
dunia usaha
9 Penanganan konflik
10 Pelestarian lingkungan 41
Kebijakan Teknis Pembinaan Gizi
1. Memperkuat peran masyarakat dalam pembinaan gizi melalui
posyandu
2. Memberlakukan standar pertumbuhan anak Indonesia
3. Perawatan gizi buruk dilaksanakan dengan pendekatan rawat inap
di Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit dan TFC maupun rawat
jalan di Puskesmas dan CFC.
4. Menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi dan anak
5. Meneruskan suplementasi gizi pada balita, remaja, ibu hamil, dan
ibu nifas serta fortifikasi makanan
6. PMT pemulihan diberikan pada balita gizi kurang dan ibu hamil
miskin dan KEK
7. Memperkuat surveilans gizi nasional
8. Menyediakan buffer stock MP-ASI
Strategi Pembinaan Gizi Masyarakat

Peningkatan
Pendidikan
Pendapatan
Pendidikan Gizi Inklusi

K/L terkait Peningkatan K/L terkait


Mutu Konsumsi

Tatalaksana
Gizi
Keluarga
Pertanian Berencana
STRATEGI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBINAAN
GIZI
• Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat.
• Memenuhi kebutuhan obat program gizi.
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas dalam
pelayanan gizi.
• Memenuhi kebutuhan PMT Pemulihan
• Mengintegrasikan pelayanan gizi ibu hamil dengan
pelayanan antenatal (ANC).
• Melaksanakan surveilen gizi.
• Menguatkan kerja sama dan kemitraan.
• Menyusun NSPK gizi
SASARAN DAN INDIKATOR
PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
Penanggulangan Gizi KomprehensiF

Gerakan Nasional Sadar Gizi


“1000 hari untuk negeri“
Gizi Buruk
BALITA Gizi Buruk
Dirawat

Tidak Naik BB/Kurus Balita Gizi Kurang Rawat Inap/TFC


diberi PMT Rawat Jalan
Pemulihan
Pemantauan Pertumbuhan
Konseling ASI/MP-ASI Pabrikan  LOKAL
Pemberian kapsul vit A Pusat  BOK
Pemberian tablet Fe Bumil
Promosi garam beryodium
Skrining aktif
Taburia
PMT Bumil KEK

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF


Penanggulangan Gizi KomprehensiF

Gerakan Nasional Sadar Gizi


“1000 hari untuk negeri“
Gizi Buruk
BALITA Gizi Buruk
Dirawat

Tidak Naik BB/Kurus Balita Gizi Kurang Rawat Inap/TFC


diberi PMT Rawat Jalan
Pemulihan
Pemantauan Pertumbuhan
Konseling ASI/MP-ASI Pabrikan  LOKAL
Pemberian kapsul vit A Pusat  BOK
Pemberian tablet Fe Bumil
Promosi garam beryodium
Skrining aktif
Taburia
PMT Bumil KEK

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF


ALUR PELAYANAN GIZI DALAM RANGKA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
PELAYANAN
KELUARGA MASYARAKAT dan LINTAS KESEHATAN
SEKTOR

SELURUH KELUARGA (S) Sehat, BB Naik (N)


Intervensi 1. Penyuluhan/Konseling Gizi;
jangka a. ASI eksklusif dan MP-ASI
menenga b. Kapsul Vit.A, TTD, Taburia
h/ b. Gizi seimbang POSYANDU
panjang c. Pola asuh ibu dan anak • Penimbangan
BGM, Gizi buruk, sakit
2. Pemantauan pertumbuhan anak
3. Penggunaan garam beryodium
Semua
Balita/ balita (D) BB
4. Pemanfaatan pekarangan bumil • Konseling
5. Peningkatan daya beli Punya • Suplementasi Tidak
Intervens Buku gizi naik (T),
i jangka Gizi Puskesmas
KELUARGA MISKIN KIA • Pelayanan
pendek, 6. Bantuan pangan darurat; /KMS kesehatan kurang
darurat TFC/PPG
a. PMT balita, ibu hamil dasar CFC/PPG
b. Raskin (K) • PMT Pemulihan
Rumah Sakit
Sehat, BB Naik (N) • Konseling

Sembuh, tidak perlu PMT Sembuh perlu PMT

Surveilens kesehatan, pangan dan gizi


Lansia

Continuum of Care Pelayanan bagi


anak SMP/A &
• Kualitas
remaja • Degenerasi

Pelayanan • Kespro
bagi anak
m a remaja
rt a SD • Konseling:
ari pe n Gizi
000 h idupa Pelayanan HIV/AIDS,
1 keh bagi balita NAPZA dll
• Fe
•Penjaringan
Pelayanan •Bln Imunisasi Anak
Persalinan, bagi bayi Sekolah
nifas & •Upaya Kes Sklh
neonatal •PMT
Pemeriksaan
Kehamilan • Pemantauan
pertumbuhan
&
perkembangan
Pelayanan • ASI eksklusif• PMT
PUS & WUS • Imunisasi dasar
lengkap
• Inisiasi Menyusu Dini • Pemberian
• P4K
• Vit K 1 inj makan
• Buku KIA
• Imunisasi Hep B • Penimbangan
• ANC terpadu
• Rumah Tunggu • Vit A
• Kelas Ibu Hamil
• Kemitraan Bidan • MTBS
• Konseling • Fe & asam folat
• Pelayanan • PMT ibu hamil Dukun
• KB pasca persalinan
KB • TT ibu hamil
• PONED-PONEK
• PKRT
D. Pokok-Pokok Program Gizi
D. POKOK-POKOK PROGRAM
GIZI
1. Pendidikan Gizi Masyarakat
2. Pelayanan Gizi/Pencegahan Masalah
Gizi
3. Penanganan Masalah Gizi
4. Pembinaan gizi melalui
Pemberdayaan Masyarakat
5. Surveilans Gizi
6. Dukungan Manajemen
Operasional Pembinaan Gizi Masyarakat
ANAK SAKIT?

Pencegahan gizi kurang BGM/2 T/KURUS/LL


1. Pemantauan berat badan di
Posyandu
2. Penyuluhan dan konseling
ASI eksklusif dan MP-ASI
Penangangan gizi Penanganan gizi
3. Pemberian kapsul vit A kurang pada balita buruk pada balita
balita dan bumil
4. Pemberian tablet Fe Bumil PMT Pemulihan
5. Promosi dan pemantauan
garam beryodium
6. PMT Penyuluhan/ Rawat Jalan Rawat Inap
penyuluhan (CFC) (TFC/PUSK/RS)
7. Skrining aktif BOK
Jamersal
APBD
PENDEKATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL

54
Terima kasih
Catatan Khusus :
ILMU SUDAH DIANGAP CUKUP . . . .
PERLU MENYESUAIKAN DI LAPANGAN
MENGALI PENGALAMAN DAN WAWASAN . .
SELAMAT BER MELAKSANAKAN
SURVAILANS GIZI

“ TULIS APA YANG DIKERJAKAN,


KERJAKAN APA YANG DITULIS “
Burung Irian,
Burung
Cendrawasih
Cukup Sekian,
Terima Kasih 56

Anda mungkin juga menyukai