Anda di halaman 1dari 31

PERTEMUAN KE-4

Ekonomi Untuk Pekerja Sosial

Dosen
Drs. Yudi Muryanto, MM.

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL


(POLTEKESOS) - BANDUNG
2020
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Lanjutan…
 1. Pertumbuhan Ekonomi
 2. Pendapatan Nasional
 3. Distribusi Pendapatan
 4. Kestabilan harga (Tingkat inflasi)
 5. Kesempatan Kerja
 6. Pembentukan Modal
PERTUMBUHAN EKONOMI

Adalah perkembangan fisikal produksi barang dan jasa


yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan
dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan
produksi barang modal. Namun dengan menggunakan
berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar
untuk memberikan gambaran tentang pertumbuhan
ekonomi yang dicapai. Oleh karena itu untuk
memberikan suatu gambaran kasar mengenai
pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara,
ukuran yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional riil yang dicapai.

4
Lanjutan…
 Pertumbuhan ekonomi, didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat bertambah (sadono sukirno, 2004).
 Peningkatan pertumbuhan ekonomi karena :
1. Faktor produksi mengalami peningkatan dlm jumlah dan
kualitasnya.
2. Investasi yang dilakukan meningkatkan jumlah barang
dan modal.
3. Teknologi yang selalu berkembang.
4. Tenaga kerja bertambah karena bertambahnya penduduk
5. Pengalaman kerja dan pendidikan meningkatkan kualitas
tenaga kerja.
Pendapataan Nasional
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh
seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK)
dalam suatu negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu
satu tahun.
Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai hasil produksi nasional,
yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota
masyarakat suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
Lanjutan…
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun,
termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang
dihasilkan dil uar negeri. Contohnya seperti seseorang pria
dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia, hasil berupa
barang dan jasanya termasuk dalam GNP.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar
negeri) – Pendapatan Asing DN.
Lanjutan…
Produk Nasional Netto (NNP)
NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan
produksi yang dipakai dalam proses produksi. Umumnya
bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan
meskipun relatif kecil.
Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak
penjualan, dan lain-lain
DISTRIBUSI PENDAPATAN

 Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau


timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di
kalangan penduduknya. Terdapat berbagai kriteria atau tolok
ukur untuk menilai kemerataan (parah atau lunaknya
ketimpangan) distribusi dimaksud. 3 diantaranya yang paling
lazim digunakan adalah Kurva Lorenz , Indeks atau Rasio Gini
dan kriteria Bank Dunia
 Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk, secara
kumulatif pula. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur
sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif
pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili
persentase kumulatif penduduk.

9
KURVA LORENZ

10
 Indeks atau rasio gini adalah suatu koefisien yang berkisar
dari angka 0 hingga 1, menjelaskan kadar kemerataan
(ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil
(semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik
atau merata distribusi. Di lain pihak, koefisien yang kian besar
(semakin mendekati satu) mengisyaratkan distribusi yang kian
timpang atau senjang. Angka rasio gini dapat ditaksir secara
visual langsung dari kurva Lorenz.
 Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas
porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan
penduduk, yakni 40 % penduduk berpendapatan rendah
(penduduk miskin); 40 % penduduk berpendapatan menengah;
serta 20 % penduduk berpendapatan tinggi (penduduk kaya).
Ketimpangan atau ketidak merataan distribusi dinyatakan
parah apabila 40 % penduduk berpendapatan rendah
menikmati kurang dari 12 % pendapatan nasional. Ketidak
pemerataan dianggap sedang atau moderat apabila menikmati
antara 12 hingga 17 % pendapatan nasional. 11
PENANGGULANGAN KETIMPANGAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN

Todaro (1995) Usaha-usaha memperbaiki distribusi pendapatan


masyarakat di negara-negara sedang berkembang antara lain :
Mengubah distribusi pendapatan melalui redistribusi progresif
pemilikan harta seperti memrioritaskan kredit komersial maupun
bersubsidi bagi pengsaha kecil, memberi kesempatan kepada
para pekerja untuk turut memiliki saham pada perusahaan serta
pemberdayaan lembaga ekonomi rakyat seperti koperasi dlsb.
Mengubah distribusi pendapatan golongan atas melalui pajak
pendapatan dan kekayaan yang progresif. Dalam hal ini beban
pajak dibuat sedemikian rupa sehingga beban yang lebih berat
akan dikenakan pada golongan yang berpenghasilan tinggi.
Memberikan pelatihan teknis kepada lulusan sekolah yang belum
mendapatkan pekerjaan. Dengan pelatihan ini diharapkan mereka
akan segera terserap ke dunia kerja, bahkan mungkin mereka
akan dapat menciptakan pekerjaan sendiri dan memberikan
lapangan pekerjaan bagi orang lain.
12
UPAYA PEMERATAAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA

 Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak


khususnya pangan, sandang dan perumahan.
 Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan
pelayanan kesehatan.
 Pemerataan pembagian pendapatan.
 Pemerataan kesempatan kerja.
 Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
 Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air.
 Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
13
KESTABILAN HARGA (TINGKAT INFLASI)
Paul A. Samuelson

 Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-


biaya umum naik; harga beras, bahan bakar, mobil
naik; tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang
modal juga naik. Sedangkan deflasi terjadi apabila
harga-harga dan biaya-biaya secara umum turun.
 Dalam pengertian inflasi diatas, kita tidak
mengatakan bahwa selama masa inflasi semua harga
dan biaya meningkat dalam proporsi yang sama; dan
memang jarang sekali terjadi laju kenaikan yang
sama. Pada masa inflasi terjadi kenaikan tingkat
harga-harga yang diukur dengan indeks harga yaitu
rata-rata harga konsumen atau produsen.
14
Cara mengatasi inflasi (agar harga
tetap stabil) adalah sebagai berikut :

Kebijakan moneter
Kebijakan fiskal
Kebijakan non moneter

15
KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu


kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)
dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian
terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai
untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
16
KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrumen
sebagai berikut :
 Politik diskonto, yaitu bank menaikkan suku bunga
sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
Politik ini disebut juga politik uang ketat.
 Politikpasar terbuka, yaitu bank sentral menjual
obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk
menyerap uang dari masyarakat sehingga jumlah
uang beredar dapat dikurangi.
 Peningkatan cadangan uang kas yang ada di bank
sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan
kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini
berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
17
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah
membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan
pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mem-
pengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian,
dilakukan melalui instrumen berikut :
 Mengaturpenerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar
anggaran tidak defisit.
 Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak,
konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya,
karena sebagian pendapatannya untuk membayar
pajak.
18
KEBIJAKAN NON MONETER
Beberapa kebijakan non moneter yang dapat
ditempuh adalah sebagai berikut :
 Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil
produksinya.
 Menekan tingkat upah.
 Pemerintah
melakukan pengawasan harga sekaligus
menetapkan harga maksimal.
 Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
 Penanggulanganinflasi yang sangat parah ditempuh
dengan cara melakukan sanering (pemotongan nilai
mata uang). 19
KESEMPATAN KERJA
 Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja
dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan
angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat
menyerap pertambahan angkatan kerja.
 Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau
keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan
sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam
proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan
keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Kesempatan
Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang
menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk
diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja
dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja
20
ANGKATAN KERJA
 Angkatan kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo
didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai
pekerjaan atau sedang mencari kesempatan untuk melakukan
pekerjaan yang produktif, bisa juga disebut sumber daya manusia.
 Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi
jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang
termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja
yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan
akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada
kenyataannya jumlah penduduk yang banyak tidak selalu
memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan karena jumlah
penduduk terdiri dari penduduk dalam usia kerja (bukan angkatan
kerja dan angkatan kerja) dan penduduk diluar usia kerja (dibawah
usia kerja dan diatas usia kerja)
21
STRATEGI PENINGKATAN
KESEMPATAN KERJA
 Pengendalian jumlah penduduk dalam jangka panjang.
 Pengendalian angkatan kerja dalam jangka pendek melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas tenaga kerja.
 Pemerataan pembangunan infrastruktur secara merata dapat
mencegah migrasi desa ke kota
 Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan makro
(seperti penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan sistem
pajak yang ramah), kebijakan regional (melalui pengalokasian
anggaran untuk membangun infrastruktur yang menyerap tenaga
kerja), kebijakan sektoral (di sektor pertanian dapat dilakukan
penguatan kelembagaan (koperasi) dan UKM dalam pengelolaan hasil
pertanian. Sedangkan di sektor industri melalui promosi peluang
investasi daerah serta di sektor lainnya melalui sistem regulasi dan
perizinan usaha yang lebih sederhana) kebijakan khusus (usaha
kerajinan dan makanan bagi wanita di pedesaan dan22 lain-lain.
Pembentukan Modal
Menurut Prof nurkse; Arti pembentukan modal ialah
masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktifitas
produktifnya saat ini untuk kebutuhan dan keinginan
konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk pembuatan
barang modal; perkakas dan alat2, mesin dan fasilitas
angkutan, pabrik dan perlengkapannya –segala macam bentuk
modal nyata yg dapat dengan cepat meningkatkan manfaat
upaya produktif. Inti proses itu kemudian adalah pengalihan
sebagian sumber daya yang sekarang ada pada masyarakat
ketujuan untuk meningkatkan persedian barang modal begitu
rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat
dikonsumsi pada masa depan.
Lanjutan…
 Menurut Dr Singer; pembentukan modal terdiri dari barang
yang nampak seperti pabrik, alat2 dan mesin, maupun
barang yang tidak nampak seperti pendidikan yang bermutu
tinggi, kesehatan, tradisi ilmiah dan penelitian.
 Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Simon
Kuznet dalam ungkapan berikut; “pembentukan modal
domestik tidak hanya menyangkut biaya untuk konstruksi,
peralatan dan persediaan dalam negeri, tetapi juga
peralatan lain kecuali pengeluaran yang dibutuhkan untuk
mempertahankan output pada tingkat yang ada. Ia juga
mencakup pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan
barang mewah yang memberikan kesejahteraan dan
produkitifitas lebih pada individu dan semua pengeluaran
masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan moral
penduduk yang bekerja”. Jadi istilah pembentukan modal
meliputi material dan modal manusia.
Lanjutan…
 Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah
satu faktor sekaligus faktor utama dalam pembangunan ekonomi.
Menurut Nurkse, lingkaran setan kemiskinan di negara
berkembang dapat digunting melalui pembentukan modal,
sebagai akibat dari rendahnya pendapatan di negara berkembang
maka permintaan, produksi, dan investasi menjadi rendah atau
kurang.
 Hal ini menyebabkan kekurangan di bidang barang modal dan
dapat diatasi dengan pembentukan modal. Lewat itu persedian
mesin, alat2 dan perlengkapan meningkat, sekala produksi
meluas sehingga overhead ekonomi dan sosial tercipta.
 Pembentukan modal membawa pada pemanfaatan penuh
sumber2 yang ada sehingga dapat menaikan besarnya output
nasional, pendapatan dan pekerjaan, menekan angka inflasi dan
defisit neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas
dari beban utang luar negeri.
Lanjutan…
 Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk
membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk
meningkatkan produktifitas di bidang pertanian,
pertambangan, perkebunan, industri dan bidang lainnya.
modal juga diperlukan untuk pembangunan sekolah, rumah
sakit, jalan raya dan kereta api, dan juga infrastrukur lain.
 Singkatnya, pembangunan ekonomi adalah penciptaan
modal overhead sosial dan ekonomi. Hal ini hanya mungkin
jika laju pembentukan modal didalam negeri cukup cepat,
yaitu jika bagian dari pendapatan atau output yang ada di
masyarakat hanya sedikit saja yang dipergunakan untuk
konsumsi dan sisanya ditabung dan diinvestasikan dalam
peralatan modal.
Lanjutan…
 Sebagaimana ditunjukan oleh Lewis, masalah pokok dalam
teori pembangunan ekonomi adalah proses peningkatan
tabungan dan investasi nasional. Investasi dalam peralatan
modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga
kesempatan kerja, pembentukan modal menghasilkan
kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi
produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi.

 Pembentukan modal memberikan mesin, alat dan


perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat.
Intinya pembentukan modal memberikan pengaruh yang
positif bagi kesempatan kerja.
Lanjutan…
 Pembentukan modal menciptakan perluasan pasar. 
 Dialah yang membantu menyingkirkan ketidaksempurnaan pasar melalui
penciptaan modal overhead sosial dan ekonomi –memotong lingkaran
setan kemiskinan baik dari sisi penawaran maupun sisi permintaan-.
 Lebih jauh pembentukan modal membuat pembangunan menjadi
mungkin kendati jumlah penduduk terus meningkat dengan pesat. Di
negara berkembang yang berpenduduk tinggi seperti di Indonesia
mempunyai keterkaitan antara kenaikan output perkapita dengan rasio
modal-tenga kerja.
 Tetapi di negara2 yang bermaksud meningkatkan rasio modal-buruh
terpaksa menghadapi dua masalah; pertama, rasio modal-buruh jatuh
akibat naiknya penduduk sehingga diperlukan investasi netto yang besar
untuk mengatasi kemerosotan rasio tersebut. Kedua, pada waktu
penduduk meningkat dengan pesat, menjadi sulit untuk mendapatkan
tabungan yang cukup untuk memperoleh sejumlah tingkat investasi
yang diperlukan karena disebabkan rendahnya pendapatan perkapita
yang membuat kecenderungan marginal menabung tetap rendah
sehingga satu2 jalan ialah dengan mempertinggi laju pembentukan
modal.
Lanjutan…
Pembentukan modal mengatasi masalah neraca pembayaran.
Negara berkembang juga dihadapkan pada masalah neraca
pembayaran, sebab kebanyakan negara tersebut mengekspor barang
primer (seperti bahan mentah dan hasil pertanian) dan mengimpor
hampir semua barang manufaktur dan barang modal.
Pembentukan modal domestik merupakan salah satu pemecahan
pokok kesulitan neraca pembayaran ini.
Dengan mendirikan industri pengganti impor, impor atas barang2
tersebut dapat dikurangi, pada pihak lain dengan meningkatnya
prodiksi segala macam barang konsumsi dan barang modal maka
komposisi ekspor menjadi berubah.
Bersama2 dengan hasil pertanian dan bahan mentah industri,
ekspor barang manufaktur juga bermula. Jadi pembentukan modal
membanut memecahkan masalah neraca pembayaran.
Lanjutan…
 Pembentukan modal dapat menyelesaikan masalah
utang luar negeri.
  Laju pembentukan modal yang cepat, lambat laun dapat
mengurangi kebutuhan akan modal asing karena
pembentukan modal pada kenyataannya membantu
tercapainya swasembada suatu negara dan mengurangi
beban utang luar negeri.
 Jika suatu negara meminjam dari negara lain untuk jangka
panjang, utang tersebut merupakan beban yang berat bagi
generasi mendatang. Pada setiap peminjaman, beban utang
dari hari ke hari semakin membesar dan hanya bisa dibayar
kembali dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Beban
pajak meningkat dan uang mengalir keluar dalam bentuk
pembayaran utang. Dan hanya dengan pembentukan modal
suatu negara dapat terlepas dari masalah utang luar negeri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai