Anda di halaman 1dari 7

EKONOMI MIKRO SYARIAH

Dosen Pengampun :
Bapak Jaidil Kamal,e,sy
Disusun Oleh Kel 2 :

• Rangga Permana Misli


• Sisti Rokayah
• Siti Umayah
ASUMSI RASIONALITAS DALAM
EKONOMI ISLAM
A. PENGERTIAN ASUMSI DALAM
EKONOMI ISLAM

 Asumsi Rasionalitas adalah anggapan bahwa


manusia berperilaku secara rasional (masuk akal),
dan tidak akan secara sengaja membuat keputusan
yang akan menbjadikan mereka buruk.
B. Asumsi Rasional dari berbagai sudut
 Pemahaman tentang rasionalitas ekonomi sesungguhnya
tidak bisa dipisahkan dari sistem ekonomi yang
mendasarinya, sistem ekonomi adalah organisasi yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan ekonomi.Menurut sistem
ekonomi kapitalistik, ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia sebagai
hubungan antara tujuan dan sarana langka yang memiliki
kegunaan-kegunaan alternatif.
C. ASUMSI RASIONALITAS
 Jenis rasionalitas
A. Rasionalitas Kepentingan Pribadi (Self Interest Rasionality) Self interest
tidak harus selalu berarti memperbanyak kekayaan seseorang dalam
satuan rupiah tertentu. Self interest sekurang-kurangnya mencakup
tujuan-tujuan yang berhubungan dengan prestise, persahabatan,
cinta,kuasa, menolong sesama, penciptaan karya seni, dll.
B. Pencapaian Suatu Tujuan (Present Aim Rationality) modern yang
aksiomatis tidak berasumsi bahwa manusia bersifat mementingkan
kepentingan pribadinya (self interested). Teori ini hanya beransumsi
bahwa manusia menyesuaikan preferensinya dengan sejumlah aksioma :
secara kasarnya preferensi – preferensi tersebut harus konsisten.
Individu-Individu menyesuaikan dirinya dengan aksioma-aksioma tanpa
harus menjadi self interested.
D. Aksioma-aksioma Pilihan Rasional
 Terdapt 3 sifat dasar
1. Kelengkapan (completeness) jika individu diharapkan pada dua situasi, A dan B,
maka dapat selalu menentukan secara pasti dari salah satu dari 3 kemugkinana
ini :
 A lebih disukai dari pada B
 B lebih disukai dari pada A
 A dan B keduannya sama-sama disukai
2. Transivitas (transivity) jika bagi seseorang “A lebih disukai dari pada B” dan “B
lebih disukai dari pada C“ maka baginya “A harus lebih disukai dari pada C”
asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsistem secara internal.
3. Kontinuitas (continuity) jika bagi seorang “ A lebih disukai dari pada B” maka
situasi-situasi yang secara cocok “ mendekatin A” harus juga lebih disukai dari
pada B.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai