Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN ANEMIA


WORO HAPSARI
PENGERTIAN
 Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi
penurunan kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit) sehingga
menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen.
 rendahnya hitung SDM dan Kadar Hb dan
hematokrit dibawah normal
 Anemia adalah gejala dari kondisi yang
mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tidak adekuat atau kurang
nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah
 Akibatnya terjadi penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak
tipe anemia dengan beragam penyebabnya
Jenis- jenis anemia
Anemia Hipoproliferasi
Anemia Aplastik
Disebabkan oleh oleh penurunan sel prekusor dalam
sumsum tulang dan pengganti sumsum tulang dengan lemak
Penyebab :
 agen neoplastik/sitoplastik
 terapi radiasi
 obat anti konvulsan, tyroid, infeksi virus (khususnya
 

hepatitis)
 Anti biotik
Gejala-gejala:
 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah,
dll)
 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia,
epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan
susunan saraf pusat.
 Morfologis: anemia normositik normokromik
Anemia pada penyekit ginjal
Disebabkan oleh menurunya ketahanan hidup
SDM maupun defisiensi eritropoetin
Gejala-gejala:
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
 Hematokrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan
darah tepi
 Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan
hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritopoitin
Anemia pada penyakit kronis
• Berbagai penyakit inflamasi kronis yang
berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran
dan warna yang normal). 
• Kelainan ini meliputi artritis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai
keganasan
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Penyebab:
• Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama
hamil, menstruasi
• Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
• Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip,
gastritis, varises oesophagus, hemoroid,
Manifestasi klinik
 Atropi papilla lidah

Lidah pucat, merah, meradang

Stomatitis angularis,
 

 sakit di sudut mulu


 Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
Anemia megaloblasti
Penyebab:
 Defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam
folat

Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik
faktor
 Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan,
agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,
makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu
alkohol.
ANEMIA HEMOLITIKA
 Pengaruh obat-obatan tertentu
 limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia
limfositik kronik
 Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
 Proses autoimun
 Reaksi transfusi
 Malaria
DERAJAT WHO NCI

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cance


Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL

Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL


< 6.5 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL
TANDA DAN GEJALA
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
     

2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang


     

3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit


     

dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena


kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan
     

aliran darah) Angina (sakit dada)


5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas
     

(pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
     

menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP


7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea,
     

konstipasi atau diare


Pemeriksaan Khusus dan Penunjang

 Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah,


penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran
kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

Aspirasi dan biopsy sumsum tulang.
 


Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan
adanya penyakit akut dan kronis serta sumber
kehilangan darah kronis.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang:
1. Anemia aplastik:
      

Transplantasi sumsum tulang


Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
      

Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam


folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
      

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak


memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan
penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4.        Anemia pada defisiensi besi
Dicari penyebab defisiensi besi
   Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros,
glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
      

 Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian


vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh
defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin
B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita
anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.

Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
  

penambahan asam folat pada pasien dengan


gangguan absorbsi.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Gejala :
- Keletihan, lemah, malaise umum
- Kehilangan produktivitas, penurunan
semangat untuk bekerja
- Toleransi terhadap latihan rendah
- Kebutuhan ist dan tidur banyak
Tanda :
- takikardi/takipnea, dyspnae pada saat bekerja
- Letargi, lesu
- Postur lunglasi, berjalan lambat dan tanda
yang menunjukan keletihan
Sirkulasi
Gejala
- Riwayat kehilangan darah kronis, perdarahan
GI kronis
- Mentruasi berat
- Angina, CHF
- palpitasi
Tanda
- TD peningkatan sistolik stabil dan tekanan nadi
melebar
- Disaritmia
- Ekstrimitas pucat : kulit, kuku,mukosa
- Sklera : biru/putih seperti mutiara
- Kuku mudah patah dan rusak
Intregritas ego
- Budaya
Eliminasi
- Riwayat GagaL Ginjal
- Hematemesis melena
- Diare/konstipasi
Makanan/ciaran
- Penurunan masukan diet
- Nyeri mulut/lidah
- Mual muntah, dispepsia anoreksia
- Penurunan BB
Tanda
- Lidah merah
- Mukosa kering
- Turgor kulit : buruk
Higine
- Kurang bertenaga penampilan tidak rapi
Neuro sensori
- Sakit kepala
- Pusing
- Vertigo
- Sensasi dingin
Nyeri
Gejala : nyeri abdomen
Pernafasan
Gejala : riwayat TB, abses paru
Tanda : takipnea, ortopnea, dispnea
Diagnosa keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Intervensi :
Mandiri
2. Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane
mukosa, dasar kuku.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi
jaringan dan  membantu menetukan kebutuhan intervensi.
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
-         
3. Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas
perhatikan bunyi adventisius.
Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan
gangguan jantung karena regangan jantung
lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
4. Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan
miokardial/ potensial risiko infark.
5. Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air
panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.
Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal
karena gangguan oksigen.
Kolaborasi
1. awasi hasil pemeriksaan laboratorium.
Berikan sel darah merah lengkap/packed
produk darah sesuai indikasi.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan
kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.
2. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke
jaringan.
2. Kelemahan berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
INTERVENSI
Mandiri
1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
 

Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.


2. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan
kelemahan otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi
vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.
3. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
   
Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan
paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
4. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi
suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan.
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan
oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.
5. Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat
bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien
melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).
Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai
normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan.
Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak
adekuat. INTERVENSI
Mandiri
1. Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien
dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.
2. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.
Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.
3. Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.
Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.
4. Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu
memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.
5. Tingkatkan masukkan cairan adekuat.
Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah
pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal
6. Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan
Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi
dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.
7. Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau
tanpa demam.
Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan
evaluasi/pengobatan.
8. Amati eritema/cairan luka.
Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak
ada bila granulosit tertekan.
Kolaborasi
1. Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi.
Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan
mempengaruhi pilihan pengobatan.
2. Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik.
Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi
atau untuk pengobatan proses infeksi local.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Intervensi :
Mandiri
1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang
Disukai
2. Timbang BB
3. Berikan makanan sedikit tapi sering
4. Observasi terhadap mual dan muntah
5. Kolaborasi dengan ahli gizi

Anda mungkin juga menyukai