Anda di halaman 1dari 29

DEFINISI KEPEMIMPINAN

• Kepemimpinan diertikan sebagai kemampuan


seseorang sehingga ia memperoleh rasa hormat (respect),
pengakuan (recognition), kepercayaan (trust), ketaatan
(obedience), dan kesetiaan (loyalty) untuk memimpin
kelompoknya dalam kehidupan bersama menuju cita-cita.
• Dalam Islam karena kepemimpinan erat kaitannya
dengan pencapaian cita-cita maka kepemimpinan itu harus
ada dalam tangan seorang pemimpin yang beriman.

• Dalam hal ini, Rasulullah Saw bersabda:

• Siapa saja yang telah membai’at seorang Imam (Khalifah),


lalu ia memberikan uluran tangan dan buah hatinya,
hendaknya ia mentaatinya jika ia mampu. Apabila ada orang
lain hendak merebutnya (kekuasaan itu) maka penggallah
leher orang itu.” [HR. Muslim].
KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dalam Islam istilah kepemimpinan dikenal dengan kata


Imamah. Sedangkan kata yang terkait dengan kepemimpinan
dan berkonotasi pemimpin dalam Islam ada lapan istilah, yaitu;
a.Imam : al-Baqarah 124
b. Khalifah : al-Baqarah : 30
c. Malik : al-Fatihah : 4
d. Wali : al-A’raf : 3
e. 'Amir dan Ra'in,
f. Sultan,
g. Rais,
h. Ulil 'amri,
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

1. Tidak mengambil orang kafir atau orang yang tidak beriman


sebagai pemimpin bagi orang-orang muslim karena
bagaimanapun akan mempengaruhi kualiti keberagamaan
rakyat yang dipimpinnya, sebagaimana firman Allah dalam Al-
Qur'an; Surat An-Nisaa: 144;

2. Tidak mengangkat pemimpin dari orang-orang yang


mempermainkan Agama Islam, sebagaimana firman Allah
dalam Surat Al-Maidah: 57;
3. Pemimpin harus mempunyai keahlian di bidangnya, pemberian
tugas kepada yang tidak ber-kompeten akan mengakibatkan
rosaknya pekerjaan bahkan organisasi yang menaunginya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw.
"Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya,
maka tunggulah masa kehancurannya". (H.R. Bukhori dan
Muslim).

4. Pemimpin harus diterima (acceptable), mencintai dan dicintai


umatnya, mendoakan dan didoakan oleh umatnya. Sebagaimana
Sabda rasulullah saw.
"Sebaik-baiknyapemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan
mencintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa
untuk kamu. Seburuk-buruk pemimpin adalah mereka yang kamu
benci dan mereka membenci kamu, kamu melaknati mereka dan
mereka melaknati kamu." (H.R. Muslim).
5. Pemimpin harus mengutamakan, membela dan mendahulukan
kepentingan umat, menegakkan keadilan, melaksanakan
syari'at, berjuang menghilangkan segala bentuk kemunkaran,
kekufuran, kekacauan, dan fitnah, sebagaimana Firman Allah
SWT. Dalam Al-Qur'an, Surat Al-Maidah: 8
6. Pemimpin harus memiliki bayangan sifat-sifat Allah SWT yang
terkumpul dalam Asmaul Husna dan sifat-sifat Rasul-rasulNya.
Kaedah KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan Bersifat
Tunggal
2. Kepemimpinan Islam Itu
Bersifat Universal
3. Kepemimpinan Itu Adalah
Amanah
4. Kepemimpinan Adalah
Tugas Pengaturan, Bukan
Kekuasaan Otoritarian
5. Kepemimpinan Itu Bersifat
Manusiawi
6. Kepemimpinan Ditegakkan
Untuk Menerapkan Hukum
Allah
KRITERIA PEMIMPIN YANG BAIK

Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus


dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin
tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya itu.
Dalam islam sudah ada aturan-aturan yang
berkaitan dengan hal tersebut,diantaranya sebagai
berikut:
1. Tidak meminta jawatan, atau menginginkan jawatan
tertentu.
"Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jawatan
ini kepada seseorang yang memintanya, tidak pula
kepada orang yang sangat bercita-cita untuk
mendapatkannya" (HR Muslim).
"Sesungguhnya engkau ini lemah (ketika abu dzar
meminta jawatan dijawab demikian oleh Rasulullah),
sementara jawatan adalah amanah, di hari kiamat dia
akan mendatangkan penyesalan dan kerugian, kecuali
bagi mereka yang menunaikannya dengan baik dan
melaksanakan apa yang menjadi kewajiban atas
dirinya". (HR Muslim).
2. Niat yang Lurus
Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab,
dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah
perintahkan.Lalu iringi hal itu dengan mengharapkan
keridhaan-Nya saja.Kepemimpinan atau jawatan adalah
tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan
kemuliaan.

3. Laki-Laki
Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk
kepemimpinan.Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda, ”Tidak akan beruntung kaum yang dipimpim
oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah
Radhiyallahu’anhu).
4. Kuat dan amanah
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada
kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang
kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat lagi dapat dipercaya." (28: 26).

5. Profesional
"Sesungguhnya Allah sangat senang pada pekerjaan
salah seorang di antara kalian jika dilakukan dengan
profesional" (HR : Baihaqi)
6. Tidak mengunakan kuasa untuk sahabat dan kerabat
Rasulullah SAW, "Barang siapa yang menempatkan
seseorang karena hubungan kerabat, sedangkan masih ada
orang yang lebih Allah ridhoi, maka sesungguhnya dia
telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin".
HR Al Hakim.

Umar bin Khatab; "Siapa yang menempatkan


seseorang pada jawatan tertentu, karena rasa cinta atau
karena hubungan kekerabatan, dia melakukannya hanya
atas pertimbangan itu, maka seseungguhnya dia telah
mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin".
7. Menempatkan orang yang paling sesuai
"Rasulullah menjawab; jika sebuah perkara telah
diberikan kepada orang yang tidak semestinya (bukan
ahlinya), maka tunggulah kiamat (kehancurannya)". HR
Bukhari). 
 
8. Berpegang pada Hukum Allah.
Ini salah satu kewajiban utama seorang
pemimpin.Allah berfirman, ”Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya
diturunkan dari jawatannya.
9. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin
mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari
kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh
keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat
Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

10. Tidak Menutup Diri Saat Diperlukan Rakyat.


Hendaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan
dan permasalahan rakyat.Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang
pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap
kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-
pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.”
(Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
11. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin yang
memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh
dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan
masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”

12. Tidak Menerima Hadiah


Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang
pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin
mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang
pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya.Rasulullah
bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah
pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).
13. Mencari Pemimpin yang Baik
Rasulullah bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi
atau menjadikan seorang khalifah kecuali ada bersama mereka itu
golongan pejabat (pembantu).Yaitu pejabat yang menyuruh kepada
kebaikan dan mendorongnya kesana, dan pejabat yang menyuruh
kepada kemungkaran dan mendorongnya ke sana.Maka orang yang
terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah,” (Riwayat Bukhari dari
Abu said Radhiyallahu’anhu).

14. Lemah Lembut


Doa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu
perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan
barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah
lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.
15. Tidak Meragukan Rakyat.
Rasulullah bersabda,” Jika seorang pemimpin
menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan
merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud,
dan Al-hakim).
 
Hukum-hukum Allah adalah suatu keniscahyaan yang mengatur
umat manusia, yang membantu manusia dalam mencapai realiti
kebahagiaan. Hukum-hukum Allah ditegakkan agar keadilan dan
kebenaran dapat terasai oleh orang-orang yang tertindas dan
terdzalimi.

Sekarang ini untuk terjaganya hukum-hukum Illahiah yang mengatur


kehidupan umat manusia dan masyarakat, maka di perlukan seorang
pemimpin yang memiliki pengetahuan luas tentang hukum Allah dan
keadilan, akhlak yang mulia, matang secara kejiwaan dan ruhani,
kemampuan mengatur (mengorganisasi), dan memiliki pola hidup yang
sederhana. Intinya pemimpin haruslah wujud dari hukum Islam itu.

Anda mungkin juga menyukai