Anda di halaman 1dari 21

PEMUPUKAN

PEMUPUKAN BERIMBANG
BERIMBANG TANAMAN
TANAMAN
PANGAN
PANGAN DI
DI PROVINSI
PROVINSI GORONTALO
GORONTALO
Temu
Temu Tugas
Tugas Peneliti/Penyuluh
Peneliti/Penyuluh
04/03/2021
04/03/2021

1
Latar
Latar Belakang
Belakang
Ancaman Ketahanan Pangan (teknis
& biofisik) :
 Produktivitas & Pelandaian
Produksi  Inovasi Teknologi
 Degradasi Sumberdaya Lahan & Air
 Soil Sickness, Kesuburan,
Pecemaran, dll.
 Cekaman
Cekaman Iklim
Iklim & Ancaman OPT  Stabilitas
& Ancaman Stabilitas Hasil
Hasil
 Alih Fungsi (Konversi) LSI, 1-
1,5% /tahun, Ancaman (RTRW)
Konversi LSI

2
3
Beberapa
Beberapa Isu
Isu
Isu Pupuk
 Peningkatan Kebutuhan & Penggunaan
Berlebihan
 Kelangkaan  Harga BBM & Pasokan Gas 
Harga dan Kemampuan Produksi/ Penyediaan
Pupuk
 Isu Lingkungan  Degrdasi Lahan dan Residu

4
PADI SAWAH  konsumen pupuk terbesar
Rekomendasi pemupukan masih bersifat umum
 Lokasi-2 penelitian/pengkajian &
informasi/peta status hara tanah terbatas

5
Penggunaan Pupuk di di Indonesia memiliki
keragaman
 N (Urea) : 100 800 kg/ha
 P (TSP) : 0  250 kg/ha
 K (KCl) : 0  200 kg/ha, maka
menyebabkan

 Produktivitas Rendah, atau :


 Tidak Optimal & Mubazir  In-efisiensi &
Merusak Lingkungan  (Suplai melebihi demand
tanah)
11-01-06 LAS-BBSDL-P 6
REKOMENDASI
REKOMENDASI PEMUPUKAN
PEMUPUKAN
BERIMBANG
BERIMBANG

7
Konsep
Konsep Pemupukan
Pemupukan Berimbang
Berimbang (Rasional)
(Rasional)

Efisiensi pemupukan  
ketersediaan hara dalam
tanah (+air irigasi, dll) Spesifik Lokasi,
Musim &
kebutuhan hara tanaman Varietas

Efisiensi pemupukan  
 Pemupukan Berimbang & Spesifik Lokasi 
berdasar status hara tanah dan kebutuhan tanaman
 Diversifikasi Cara dan Jenis Pupuk

8
Konsep Pemupukan Berimbang ~ ~ Pengelolaan
Hara Spesifik Lokasi (PHSL)

 Pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai tingkat


ketersediaan hara esensial yang seimbang dan
optimum dalam tanah, guna:
 meningkatkan produktivitas dan mutu hasil
tanaman,
 meningkatkan efisiensi pemupukan,
 meningkatkan kesuburan tanah & lestari,
 menghindari pencemaran lingkungan

Pemupukan sesuai dengan status hara tanah &


kebutuhan tanaman

9
Perangkat Uji
Tanah Sawah
(P-Soil Test Kit)

11-01-06 LAS-BBSDL-P 10
KEBIJAKAN UMUM PEMERINTAH DIBIDAN
PEMUPUKAN

• Menerapkan konsep pemupukan berimbang


• Memberikan subsidi pupuk (Urea, ZA, SP-36, NPK dan Pupuk
Organik)
• Memberikan acuan rekomendasi pupuk untuk tanaman padi,
jagung dan kedelai berdasarkan konsep pemupukan berimbang
spesifik lokasi yang efektif dan rasional.

11-01-06 LAS-BBSDL-P 12
REKOMENDASI PEMUPUKAN

LAS-BBSDL-P
11-01-06 13
Rekomendasi Pemupukan Nitrogen (N)

• Perhitungan dosis pupuk N didasarkan pada


tingkat produktivitas padi sawah.
– Pada tingkat produktivitas rendah (<5t/ha) dibutuhka
urea 300-400 kg/ha.
– Pada tingkat produktivitas sedang (5-6 t/ha)
dibutuhkan urea 250-300 kg/ha.
– Sedangkan pada tingkat produktivitas tinggi (>6 t/ha)
dibutuhkan urea 200 kg/ha.

11-01-06 LAS-BBSDL-P 14
Lanjutan....

• Penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) dapat


memberikan rekomendasi penggunaan pupuk N
berdasarkan tingkat kehijauan warna daun yang
mencerminkan kadar klorofil daun.
• Rekomendasi berdasarkan BWD dapat
memberikan informasi tentang dosis dan waktu
pemberian pupuk N yang diperlukan tanaman.

11-01-06 LAS-BBSDL-P 15
Rekomendasi Pemupukan P dan K

• Perhitungan dosis pupuk P dan K didasarkan pada status hara P dan


K tanah sawah yang telah dipetakan dalam skala 1:250.000 di 23
provinsi sentra padi sawah termasuk Provinsi Gorontalo, (Tabel 1).

11-01-06 LAS-BBSDL-P 16
Rekomendasi Pemupukan P

Kadar hara P tanah Dosis rekomendasi


Kelas status hara terekstrak HCI 25% P
Fosfat (mg P2O5/100g) (kg SP-36/ha)
Rendah <20 100
Sedang 20 - 40 75
Tinggi >40 50

11-01-06 17
Rekomendasi Pemupukan K

Kadar hara K tanah Dosis rekomendasi


terekstrak HCI 25% K
Kelas status hara (mg K2O/100g) (kg KCl/ha)
Kalium
+ jerami

Rendah <20 50
Sedang 20 - 40 0
Tinggi >40 0

11-01-06 18
Status hara P dan K lahan sawah di Provinsi Gorontalo berdasarkan
peta status hara P dan K skala 1:250.000

No. Status hara Luas lahan sawah


(ha)
Rendah 6.210
1. P Sedang 12.077
Tinggi 14.760
Jumlah 33.047
Rendah 802
2. K Sedang 11.581
Tinggi 20.664
Jumlah 33.047

11-01-06 19
Menghitung kebutuhan hara tanaman

Dobermann dan Cassman (2002) :

Fx (kg/ha) = (Htarget – Hox)/Rex

Dimana :
Fx = Takaran N, P, K, atau S yang direkomendasikan
Rex = Efisiensi recovery N, P, atau K (kg pupuk yang dimanfaatkan per kg pupuk yang diaplikasikan)
Htarget = Serapan hara pemupukan lengkap N,P,K, atau S (kg hara/ha berdasarkan prediksi hasil
maksimum
Hox = Pasokan hara alami yaitu serapan hara N,P,K, atau S jika tanpa pemberian N, P, K, atau S
(kg/ha)

Fx (kg/ha) = (Ytarget – Yox)/ex

Dimana :
Ytarget = hasil biji target yang akan dicapai (80-95 % dari hasil maksimum yang
pernah dicapai di lokasi tersebut) (kg/ha)
Yox = hasil biji tanpa pupuk N,P,K, atau S (t/ha)
EAx = efisiensi agronomis N,P,K, atau S (kg hasil biji yang diperoleh per kg
pupuk yang diberikan)

11-01-06 20
Alat bantu menghitung kebutuhan hara dan
Rekomendasi Pupuk

1. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

2. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)

3. Perangkat Uji Tanah Tebu (PUTT)

4. SI Kalender Tanaman Terpadu

11-01-06 LAS-BBSDL-P 21
Terima Kasih

11-01-06 LAS-BBSDL-P 22

Anda mungkin juga menyukai