Anda di halaman 1dari 11

Nama : Rahmawati Devi

Kelas : 4B/Tingkat 2
Noktm : 201940047
Tugas : Kep. HIV - AIDS
Dosen : Suzanna Fabella Putri, S. ST, M. Kes
Judul Jurnal : Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS, Sikap Dan
Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemanfaatan Pelayanan
Konseling Dan Test HIV/AIDS Pada GWL (GAY, WARIA,
LELAI SUKA LELAKI) Di LSMMWGJ Kota Jambi
Website : http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/view/65
Pengertian
1. PMS ● Penyakit Menular Seksual atau bisa disebut PMS adalah
( Penyak Penyakit yang bisa menular dengan melalui hubungan
sexual yang tidak aman.
it ● Penyakit AIDS dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
Menular gejala penyakit yang terjadi akibat menurunnya kekebalan
tubuh manusia yang disebabkan oleh Virus Human
Seksual) Immunodeficiency Virus atau bisa juga disebut HIV.
2. AIDS ● HIV sendiri itu merupakan sejenis virus yang ada di dalam
darah manusia yang melemahkan daya tahan tubuh atau
3. HIV imunitas. pengidapnya sangat mudah terserang infeksi lain,
seperti Tuberkulosis, sariawan, dan diare yang
berkepanjangan (Kemenkes RI, 2012).
Kasus
Di dalam kasus dunia sekitar 5000 lebih banyak dari remaja usia
15-25 tahun yang sudah menjadi daftar ODHA, ada hampir dari
1.800 remaja dibawah 15 tahun yang positif karena tertular dari
ibunya, dan 1.400 anak dibawah umur 15 tahun yang meninggal
akibat komplikasi AIDS. Kasus di Indonesia juga ada 591.823
kasus, di tahun 2014 sebanyak 197,096 ODHA. Di DKI Jakarta
sebanyak 19.899 kasus, Jawa barat 5.741 Kasus, dan Sumatra
utara 5.027 kasus.
Peran pemerintah
Pemerintah telah melakukan upaya mendeteksi untuk
mengetahui apakah seseorang itu terkena HIV/AIDS
atau tidak, dan upaya itu bertujuan untuk mencegah
penularan HIV, mengubah pola hidup ODHA,
pemberian dukungan agar dapat menumbuhkan
motivasi ODHA, meningkatkan kualitas hidup ODHA
dan menurunkan angka kematian pada pasien
HIV/AIDS dengan cara VCT HIV karena sangat
penting dan efektif untuk pencegahan dan perawatan
HIV dan AIDS. Tahap VCT yang dilakukan yaitu dari
mulai konseling hingga test HIV dan dilakukan
sampai dengan 3 tahap pertahun.
GWL
Gay, Waria dan Lelaki Suka Lelaki (GWL) dapat diartikan sebagai salah
satu kelompok yang berisiko mempercepat penularan HIV/AIDS.
Karena ada 1,13 juta GWL Indonesia yang rawan tertular HIV/AIDS.
Juga peranan dari Organisasi KPA yaitu, adanya pembagian tugas,
kekuasaan dan tanggung jawab berkomunikasi, pembagian yang
direncanakan untuk mempertinngi realisai yang berujuan khusus juga
adanya satu atau lebih pusat kekuasaan.

Seorang GWL sangat beresiko terkena penyakit menular seksual melalui


hubungan seksual yang tidak aman. GWL sangat tidak mengetahui apa
resikonya dan apa yang akan mereka hadapi nantinya maka dari itu
pentingnya untuk mengedukasi GWL
Dari hasil penelitian terhadap pasien HIV/AIDS di UPIPI RSU Dr.soetomo yang
dilakukan oleh Patola L.N (2005) dalam Nursalam & Kurniawati (2011) VCT sangat efektif
untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan. Dimana responden telah bersedia 100%
untuk melakukan tes HIV.

Pada tahun 2013 banyak layanan VCT yang telah tersebar luas di provinsi Indonesia.
Dalam kasus 2014 di Provinsi Jambi. Kasus HIV/AIDS pada GWL ada di tingkat nomor dua
setelah Hetroseksual. Di Jambi tahun 2014 dan tahun 2015 berdasarkan Lembaga Swadaya
Masyarakat ada sebanyak 210 orang, dengan rincian Gay 35,71 %, Waria 14,29% dan LSL 50%.
Rincian Yang belum memelakukan pelayanan konseling dan tes HIV sebanyak 52,85%,
sedangkan target untuk dilakukannya konseling dan tes HIV bagi kelompok risiko tinggi adalah
100%. 9 orang GWL diketahui 5 orang GWL memiliki pengetahuan tinggi tentang HIV/AIDS,
mereka berpartisipasi untuk melakukan test, dan4 orang GWL yang kurang pengetahuan tentang
HIV/AIDS, dan dari 9 orang tersebut ada 6 orang GWL yang memiliki sikap sangat setuju
tentang pemanfaatan layanan konseling dan test HIV, mau untuk melakukan konseling untuk
mendapatkan informasi penyakit HIV/AIDS, juga ada sebanyak 6 orang GWL menolak mereka
berfikir peran petugas kesehatan kurang efektif terhadap konseling dan beranggapan karena
mereka masih sehat jadi merasa tidak akan bereresiko terkena virus HIV.
KarakteristikResponden berdasarkanusiaanggota KomunitasGWL
rekuensi distribusi usia di peroleh gambaran usia GWL di Kota Jambi tahun 2016 yaitu terdapat 49
responden berusia 26-35 tahun, 31 responden berusia 15-25 tahun dan 9 responden berusia 35-
45tahun.
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku GWL Pemanfaatkan Layanan Konseling Dan Tes
HIV Di Kota Jambi Tahun 2016
Dari hasil analisa 89 responden , yaitu terdapat 34 responden memiliki pengetahuan yang rendah,
sebanyak 31 responden (91,2%) memiliki perilaku kurang baik dalam memanfaatan layanan
konseling dan tes HIV dan 3 responden (8,8%) memiliki perilaku baik dalam memanfaatkan
layanan konseling dan tesHIV. Dari hasil uji statistic yang diperoleh nilai 0,000 (α < 0,05) yang
berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku GWL dalam
memanfaatan layanan konseling dan tes HIV di Kota jambi tahun 2016.
Dari hasil analisia data menunjukkan nilai Odds Rasio sebesar 27,556, yang berarti bahwa
GWL yang memiliki pengetahuan rendah tentang konseling dan tes HIV tidak akan memanfaatkan
layanan konseling dan tes HIV sebesar 27,5 kali dibandingkan GWL yang memiliki pengetahuan
tinggi tentang konseling dan tes HIV. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan
GWL yang rendah lebih banyak yang tidak memanfaatkan layanan konseling dan tes HIV,
sebaliknya GWL yang memiliki pengetahuan yang tinggi lebih banyak yang memafaatkan layanan
konseling dan tes HIV. Kurang lebih data yang ditemukan sekitar segitu.
Keseimpulannya Berdasarkan hasil penelitian daripembahasanyang diperoleh maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :1.51,7%responden memiliki perilaku kurang baik dalam
pemanfaatan layanan konseling dan tesHIV2.38,2 % responden memiliki pengetahuan rendah
dalam pemanfaatan layanan konseling dan tes HIV
Sarannya Meningkatkan penyebaran informasi kepada masyarakat khususnya GWL
( Gay, Waria, lelaki suka seks Lelaki) bahwa konseling dan tes HIV penting dilakukan
melalui media massa seperti TV, radio, surat kabar, baliho, spanduk dan lain
lain.Memberikan pelatihan konseling dan tes HIV kepada puskesmas yang belum
memiliki layanan konseling dan tes HIV.Serta melengkapi sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan layanan konseling dan tes HIV.Diharapkan dapat menambah informasi
tentang perubahan perilaku berisikonya dan mau melakukan konseling dan tes HIV dan
agar dapat menambah kegiatan kerohanian bagi anggota LSM MWGJ Kota JambiAgar
melakukan penelitian tentang konseling dan tes HIV dengan metode dan variabel yang
berbeda
Teori Keperawatan Menurut Para Ahli

01 02
Florance
Betty Neuman
nightingale

03 04
Jean watson Calista Roy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai