Anda di halaman 1dari 89

ASD

Autism SPECTRUM disorder..


Pengertian
◦ Kata autisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ‘aut’ yang berarti ‘diri sendiri’ dan ‘ism’ yang secara
tidak langsung menyatakan ‘orientasi atau arah atau keadaan (state).
◦ Sehingga autism dapat didefinisikan sebagai kondisi seseorang yang luar biasa asik dengan dirinya sendiri (Reber, 1985
dalam Trevarthen dkk, 1998).
◦ Pengertian ini menunjuk bagaimana anak-anak autis gagal bertindak utk minat pada orang lain, tetapi juga kehilangan
beberapa penonjolan perilaku mereka.
◦ Ini, tidak membantu orang lain untuk memahami seperti apa dunia mereka.
◦ Autis pertama kali diperkenalkan dalam suatu makalah pada tahun 1943 oleh seorang psikiatris Amerika yang bernama Leo
Kanner.
◦ Ia menemukan sebelas anak yang memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu tidak mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan
individu lain dan sangat tak acuh terhadap lingkungan di luar dirinya, sehingga perilakunya tampak seperti hidup dalam
dunianya sendiri.
FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor Genetik
◦ Lebih kurang 20% dari kasus-kasus autisme disebabkan oleh faktor genetik.
◦ Penyakit genetik yang sering dihubungkan dengan autisme adalah tuberous sclerosis (17-58%) dan sindrom fragile X (20-
30%).
◦ Disebut fragile-X karena secara sitogenetik penyakit ini ditandai oleh adanya kerapuhan (fragile) yang tampak seperti patahan
diujung akhir lengan panjang kromosom X 4.
2. Ganguan pada Sistem Syaraf
◦ Banyak penelitian yang melaporkan bahwa anak autis memiliki kelainan pada hampir semua struktur
otak.
◦ Tetapi kelainan yang paling konsisten adalah pada otak kecil.
◦ Hampir semua peneliti melaporkan berkurangnya sel purkinye di otak kecil pada autisme.
◦ Berkurangnya sel purkinye diduga dapat merangsang pertumbuhan akson, glia dan myelin sehingga
terjadi pertumbuhan otak yang abnormal, atau sebaliknya pertumbuhan akson yang abnormal dapat
menimbulkan sel purkinye mati. (Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA(K), 2003).
◦ Otak kecil berfungsi mengontrol fungsi luhur dan kegiatan motorik, juga sebagai sirkuit yang mengatur
perhatian dan pengindraan. Jika sirkuit ini rusak atau terganggu maka akan mengganggu fungsi bagian
lain dari sistem saraf pusat, seperti misalnya sistem limbik yang mengatur emosi dan perilaku.
3. Ketidakseimbangan Kimiawi
◦ Beberapa peneliti menemukan sejumlah kecil dari gejala autistik berhubungan dengan makanan atau
kekurangan kimiawi di badan. Alergi terhadap makanan tertentu, seperti bahan-bahan yang mengandung
susu, tepung gandum, daging, gula, bahan pengawet, penyedap rasa, bahan pewarna, dan ragi..
◦ Dari hasil pemeriksaan diperoleh bahwa anak anak ini mengalami gangguan metabolisme yang
kompleks, dan setelah dilakukan pemeriksaan untuk alergi, ternyata dari 120 orang anak yang diperiksa:
100 anak (83,33%) menderita alergi susu sapi, gluten dan makanan lain, 18 anak (15%) alergi terhadap
susu dan makanan lain, 2 orang anak (1,66 %) alergi terhadap gluten dan makanan lain. (Dr. Melly
Budiman, SpKJ, 2003).
◦ Penelitian lain menghubungkan autism dengan ketidakseimbangan hormonal, peningkatan kadar dari
bahan kimiawi tertentu di otak, seperti opioid, yang menurunkan persepsi nyeri dan motivasi
4. Kemungkinan Lain
◦ Infeksi yang terjadi sebelum dan setelah kelahiran dapat merusak otak seperti virus rubella yang terjadi
selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan otak.
◦ Kemungkinan yang lain adalah faktor psikologis, karena kesibukan orang tuanya sehingga tidak
memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan anak, atau anak tidak pernah diajak berbicara sejak kecil,
itu juga dapat menyebabkan anak menderita autisme.
Neuropatologi dan patofisiologi
◦ Diketahui bahwa sirkuit ganglion basalis-talamo-kortikal secara dominan menentukan perilaku seseorang.
◦ Pada pemeriksaan histologik ditemukan pengecilan sel-sel di area CA2 dan CA4 bagian Ammon’s horn hipokampus serta
kehilangan purkinye dan sel granula di paramedian paraflokular serta lobus inferior semlunaris di serebelum.
◦ Kelainan ini merupakan tanda2 yg spesifik pada autisme.
◦ Kelainan pd sel2 di CA4 hipokampus dianggap juga berperan sebagai penyebab ggg neuropsikiatrik pada autisme.
◦ Selain itu ditemukan juga penurunan densitas neuron di amigdala, hipokampus yang berbatasan dg korteks entorhinal.
Neuroendokrin
◦ Pemeriksaan melalui PET ditemukan penurunan sintesis 5-HT di korteks dan thalamus.
◦ Namun di plasma maupun di platelet ditemukan peningkatan kadar serotonin yg bisa mencapai 25%.
◦ Diperkirakan bahwa gangguan metabolisme serotonin sangat berperan dalam patologi autisme.
◦ Menurunkan triptofan dg menginhibisi pengambilan kembali 5-HT adalah salah satu usaha untuk memperbaiki simptom
autisme.
DEFINISI
Definition
◦ Autism or autism spectrum disorder refer to a group of complex disorders of brain
development characterized by deficits in social interaction, verbal and nonverbal
communication, and restricted, repetitive behaviors.(molnar)
◦ ASDs are a neurodevelopmental disorder in which persons present with a range of
impairments in social interaction, verbal and nonverbal communication, as well as restrictions
in behaviors and interests.(tecklin)
◦ Autisme : gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya kompleks dan berat, biasanya telah terlihat
sebelum anak berusia tiga tahun.
◦ ciri : tidak mampu untuk berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan maupun keinginannya, akibatnya
perilaku dan hubungannya dengan orang lain menjadi terganggu.
◦ Gambaran gangguannya dapat menjadi luas  “Spektrum Autisme” atau Autistic Spectrum Disorders
(ASD).
DSM V - AUTISM
Gangguan fungsi yang sering terjadi

1. Gangguan fungsi komunikasi


2. Gangguan atensi
3. Gangguan ADL
4. Gangguan kognisi
GANGGUAN
KOMUNIKASI PADA
AUTISM

Qualitative social impairments mainly include: Additional hallmarks of autism include:
◦ impairments in nonverbal behaviors such as ◦ a failure to develop peer relationships,
eye gaze, facial expressions, body postures, ◦ the lack of spontaneous sharing of interests
and gestures during social interactions. and enjoyment, and
◦ the lack of social or emotional reciprocity

Communication impairments include Restricted repetitive and stereotyped behaviors
◦ A delay or lack of spoken language, and interests include:

◦ impaired ability to initiate or sustain a ◦ one or more stereotyped patterns of interest,


conversation with others, ◦ inflexible adherence to routines and rituals,
◦ use of repetitive or idiosyncratic language, as ◦ Stereotyped and repetitive motor
well as lack of spontaneous, pretend play. mannerisms, and
◦ persistent preoccupation with parts of objects.
EXAMINATION
◦ Uji fungsi komunikasi, atensi
◦ Tes IQ atau penentuan Level bermain
◦ Uji fungsi ADL
Developmental
Milestones of
the Different
Types of Play
Developmenta
l Milestones
of the
Different
Types of Play
TATA LAKSANA
Goal
◦ Komunikasi
◦ peningkatan atensi
◦ Tes IQ
◦ ADL
Program
◦ OT Lat ADL, Latihan atensi
◦ FT : terapi psikomotor, ABA
◦ TW
◦ Psikolog
◦ Konsul psikiatri
◦ SW
◦ Pastikan hearing-visual problem
TERAPI AUTISM
1. MEDIKAMENTOSA
2. NON MEDIKAMENTOSA
Terapi psikofarmaka pada autis
1. Risperidon : perbaikan tingkah laku.
2. Olanzapine : memperbaiki gerakan hiperaktif, gangguan sosialisasi, gangguan afektual, gangguan respon sensori,
gangguan penggunaan bahasa, agresi, iritabilitas emosi.
TERAPI NON MEDIKAMENTOSA
1. TERAPI EDUKASI : TEACCH (TREATMENT AND EDUCATION OF AUTISTIC AND RELATED
COMMUNICATION HANDICAPPED CHILDREN)
2. TERAPI PERILAKU : ABA (APPLIED BEHAVIORAL ANALYSIS
3. TERAPI WICARA
4. TERAPI OKUPASI (TERAPI SENSORI INTEGRASI)
5. TERAPI FISIK
6. TERAPI AIT (AUDITORY INTEGRATION TRAINING)
7. INTERVENSI KELUARGA
1. TEACCH
◦ Treatment & education of autistic & related communication-handicapped children
◦ Goal : to help autistic children grow up to their maximum ability by adult age.
◦ Principles – changing the behaviour & skill level of the person as well as developing an environment that matches the persons
needs.
Teacch principles
◦ Improved adaptation
◦ Parents collaboration
◦ Assessment for individualized treatment
◦ Structured teaching
◦ Skill enhancement
◦ Cognitive & behavior therapy
◦ Generalist traning
Teacch method
◦ Persons visual processing strength by organizing the physical structure of the room & providing a visual conduct to supply
information about activities
◦ Organizing areas of the classroom
◦ Providing a daily schedule using pictures
◦ Providing a daily schedule using written word
Characteristic of structured teaching
◦ Emphasis is placed on developing individual plans
◦ The physical layout of the classroom is arranged in a way that avoid distractions
◦ Materials are clearly marked and arranged
◦ Individual needs of students are considered
◦ Must use schedules
Characteristic of structured teaching
◦ Prompt & reinforcements are used in an organized & systematic matter
◦ Directions are given verbally & non verbal
◦ Takes a broad-based environmental approach
◦ Most effective when applied across age group
◦ Prepared to live & work more effectively
2. TERAPI ABA
(APPLIED BEHAVIORAL ANAYSIS)
◦ TERSTRUKTUR, TERARAH DAN TERUKUR
◦ DITEMUKAN OLEH PROF IVAR LOVAS (PSIKOLOG AMERIKA)
◦ TEKHNIK DASAR PELAKSANAAN :
◦ ANTECEDENT : STIMULUS/INSTRUKSI
◦ BEHAVIOR : RESPONS
◦ CONSEQUENCE : KONSEKUENSI
2. TERAPI ABA
◦ TUJUAN : PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KEPATUHAN AKAN ATURAN
◦ MATERI PENGAJARAN :
◦ KEMAMPUAN U/ MEMPERHATIKAN
◦ MENIRU /IMITASI
◦ MEMASANGKAN
◦ IDENTIFIKASI
◦ LABELING/EKSPRESI
2. TERAPI ABA
CARA MELAKSANAKAN PENANGANAN :
◦ DISCRETE TRIAL TEACHING (DTT)
◦ DISCRIMINATION TRAINING
DISCRETE TRIAL TEACHING (DTT)
1. MEMBAGI KETERAMPILAN TERTENTU KEDALAM BEBERAPA BAGIAN YG KECIL
2. MENGAJARKAN BAGIAN KETERAMPILAN SATU PERSATU HINGGA DIKUASAI
3. MEMASTIKAN PROSES BELAJAR TERFOKUS
4. MEMBERIKAN BANTUAN BILAMANA PERLU
5. MEMAKAI PROSEDUR PENGUAT PERILAKU
PELAKSANAAN DTT
1. ANTECEDENT : INSTRUKSI
2. PROMPT : BANTUAN
3. PERILAKU : RESPON
4. UMPAN BALIK : POSITIF / NEGATIF
5. INTER TRIAL INTERVAL : 3 SIKLUS
2. DISCRIMINATION TRAINING
◦ SESUDAH ANAK BERESPON BAIK TERHADAP 2 INSTRUKSI YANG BERBEDA
◦ MENGACAK PEMBERIAN INSTRUKSI TERSEBUT
◦ U/ MEMBANTU ANAK MEMBEDAKAN ANEKA STIMULUS
3. TERAPI WICARA
1. MENGAJARKAN SUATU CARA U/ BERKOMUNIKASI
A. BERBICARA : MENGAJARKAN KOMUNIKASI VERBAL YG FUNGSIONAL
1. (bahasa reseptif ekspresif)
2. KATA BENDA/KATA KERJA, DLL
3. KEMAMPUAN MEMULAI PEMBICARAAN
B. Penggunaan gambar /simbol sebagai kode bahasa
4. GAMBAR/SIMBOL SEBAGAI PENDAMPING VERBAL
5. GAMBAR SEBAGAI BAHASA
C. Bahasa isyarat
3. TERAPI WICARA
2. MENGAJARKAN PEMAHAMAN & TATA BAHASA SESUAI UMUR
- PEMAHAMAN
- PENGGUNAA BICARA SECARA SOSIAL.
- KEMAMPUAN GENERALISASI
4. TERAPI OKUPASI
1. TAHAP INISIAL
1. ANAK MEMASUKAN KRAYON KE MULUT
2. ANAK MEMASUKKAN KRAYON KE KERTAS
3. SCRIBBLE SECARA ACAK
4. SCRIBBLE HORISONTAL
5. SCRIBBLE VERTIKAL
6. SCRIBBLE MEMUTAR

2. TAHAP IMITASI DAN MENGKOPI


SENSORY PROFILE PADA AUTIS
1. LOW REGISTRATION (HIPORESPONSIF)
2. SENSORY SEEKING
3. SENSORY SENSITIVITY
4. SENSORY AVOIDING
MASALAH SENSORI INTEGRATION
1. POLA REGISTRASI &MODULASI SENSORIK YANG TIDAK KONSISTEN
2. MASALAH DALAM POLA REGULASI YANG BERHUBUNGAN DG FUNGSI RAS
3. MASALAH PADA BERBAGAI FUNGSI PENDUKUNG
4. MASALAH DALAM MENGORGANISASIKAN INPUT2 SENSORIS
TUJUAN TERAPI
SENSORY INTEGRATION
◦ MEMPERBAIKI SISTEM REGISTRASI DAN MODULASI DARI BERBAGAI INPUT SENSORIK
◦ MEMFASILITASI FUNGSI REGULASI DAN FUNGSI RAS
◦ MEMFASILITASI PROSES DARI BERBAGAI INPUT SENSORIK
◦ MEMBANTU PERKEMBANGAN PRAKSIS DAN KETERAMPILAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH
TERAPI SENSORY INTEGRATION
- Cukup menarik
- Tidak terlalu mudah
- Tidak terlalu sulit
- Intensitas yang tepat
- Tepat meningkatkan aktifitas latihan
- Tepat memberikan aktifitas dirumah
- Mengusahakan interaksi sosial & komunikasi
5. TERAPI FISIK
◦ MENANGANI KOORDINASI YG BAIK
◦ PENYAKIT KOMORBID
6. AUDITORY INTEGRATION TRAINING
◦ PS MENGAAMI HIPERSENSITIVITAS THD SUARA → MENGGANGGU PENDENGARAN MEREKA
◦ PENGERING RAMBUT, MESIN CUCI, PENYEDOT DEBU, MIXER, MICROWAVE
◦ MENUTUP TELINGA, MENJERIT TIBA-TIBA : DESENSITISASI
◦ AUDIOMETER
7. INTERVENSI KELUARGA
◦ KELUARGA INTI / KELUARGA TAMBAHAN
◦ PERLINDUNGAN, PENGASUHAN, PENDIDIKAN, DORONGAN DARI KELUARGA THD PS
◦ PENANGANAN THD STRESS KELUARGA
Stress keluarga
1. Terkejut & menolak diagnosa
2. Merasa tidak berdaya
3. Mengalami berbagai emosi negatif
4. Mampu menerima keadaan
FLOOR TIME
◦ Cara berinteraksi antara orang dewasa dengan anak dalam suasana yg dapat membentuk emosi yang sehat sosial &intelektual.
Tujuan floor time
◦ Mendukung tercapainya atensi mutual & keintiman dan mempertahankannya selama mungkin.
◦ Membentuk komunikasi 2 arah dg membantu anak belajar membuka & menutup siklus komunikasi
◦ Ekspresi yg penuh semangat & menggunakan perasaan serta ide
◦ Membantu anak berpikir logis
Cara melakukan floor time
1. Cari waktu luang 20-30 menit
2. Bersikap sabar,tenang, tidak terburu-buru
3. Berempati thdp emosi anak. Tunjukan perasaan anda kepadanya
4. Waspada terhadap perasaan anda yang negatif
5. Anda harus bersemangat, gembira, suportif
6. Ikuti anak & kembangkan interaksi selama mungkin
7. Berinteraksi sesuai dg tingkat perkembangan emosi anak
8. Ijinkan apapun yg ingin anak lakukan selama tidak merusak, memukul, menyakiti
5 subtipe autisme dalam pervasive
developmental disorder
1. Autistic disorder
2. Asperger disorder
3. Disintegrative disorder
4. Rett syndrome
5. pervasive developmental disorder not otherwise specified (PDD NOS)
Kriteria diagnostik rett sindrom (111)
Kriteria pokok :
1. Terlihat normal pada masa prenatal + perinatal
2. Perkembangan psikomotor normal pada 6-18 bl pertama
3. Lingkar kepala normal saat lahir
4. Penurunn lingkar kepala pada umur 5 bulan – 4 tahun
5. Kehilangan kemampuan menggunakan tangan pada 6-30 bulan.
Kriteria pokok
6. Gangguan perkembangan berat dari bahasa ekspresif & reseptif
7. Gerakan tangan yg diulang-ulang
8. Anak berjalan apraxia & truncal apraxia
9. Diagnosis sementara sampai umur 2-5 tahun
10. Kriteria penunjang : disfungsi pernafasan,eeg abnormal,kejang,spastisitas, gangguan vasomotor perifer, skoliosis, retardasi
pertumbuhan, hipotrofi
Kriteria eksklusi
1. Adanya retardasi pertumbuhan intrauterin
2. Organomegali
3. Retinopati/ atrofi optik
4. Mkrosefali pada waktu lahir
5. Kerusakan otak perinatal
6. Kelainan metbolik/neurologis yg progresif
7. Kelainan neurologis k/ infeksi berat
ASPERGER
◦ GANG PERKEmbangan pervasif
◦ Tak ada gangguan bicara
◦ 1: 100.000 anak
◦ Laki : perempuan = 9 : 1
◦ Taraf intelegensia normal
◦ Etiologi :idiopatik, suspek genetik.
DIAGNOSIS ASPERGER (DSM IV)
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial ( minimal 2) :
- Ketidakmampuan u/ menjalin interaksi sosial dg bahasa / non verbal
- Ketidakmampuan u/ mengembangkan pola relasi yg adekuat dg teman sebaya.
- Ketidakmampuan u/ menikmati kesenangan & ketertarikan bersama kelompoknya
- Ketidakmampuan u/ mengembangkan hub sosial & emosional yg timbal balik
2. Pola perilaku, minat & aktivitas yg terbatas, berulang & stereotipik (minimal 1) :
- Preokupasi dg satu minat secara berlebihan
- Terpaku pd kegiatan yg bersifat ritual/rutinitas
- Gerakan khas, tidak biasa, diulang-ulang
- Peokupasi yg menetap pd bagian dari suatu objek
3. gangguan2 secara klinis menyebabkan penurunan kapabilitas dlm hubungan sosil, prestasi sekolah
4. Tidak ad keterlambatan kemampuan berbahasa
5. Tidak ada gangguan perkembangan kognitif, keterampilan u/ menolong diri sendiri & perilaku adaptif
6. Tidak memenuhi kriteria gangguan perkembangan pervasif lainnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai