WINTER
Economic Consequences and Positive
Template
Accounting theory
Oleh:
Elisa Fitri Lumban Gaul (207017078)
Abdur Rahman Hakim (207017079)
Syalsabila Abdina (207017080)
02
PENDAHULUAN
03
• Konsekuensi ekonomi merupakan salah satu konsep yang
menegaskan dimana pilihan kebijakan akuntansi akan
mempengaruhi nilai perusahaan serta memberikan dampak
tersendiri bagi perusahaan, manajer, kreditor dan pengguna
informasi lainnya.
PEMBAHASAN
TINJAUAN UMUM
KONSEKUENSI EKONOMI 05
• Konsep konsekuensi ekonomi muncul di sebuah artikel awal oleh
Stephen Zeff (1978) yang berjudul “Timbulnya Konsekuensi
Ekonomi (The Rise of Economic Consequences).
Sebagai hasil dari penyebarluasan fokus yang sama dengan yang ditimbulkan oleh manajemen Massey-Ferguson, FASB memutuskan di tahun 1979 untuk menguji ulang akuntansi
untuk translasi mata uang asing. Hasilnya adalah SFAS 52, yang dikeluarkan pada Desember 1981. Metoda translasi yang diperlukan dalam SFAS 52 memiliki proses tiga tahap.
-Tahap pertama adalah pembukuan laporan keuangan asing dalam mata uang lokalnya.
-Tahap kedua, laporan keuangan ini ditranslasikan ke dalam pembukuan mata uang fungsional menggunakan metoda temporal (kecuali mata uang lokal adalah mata uang
fungsional).
-Tahap ketiga, laporan mata uang fungsional ditranslasikan (kecuali mata uang fungsionalnya adalah dollar US) ke dollar US mengunakan metoda tarif sekarang. Penyesuaian
translasi yang muncul dalam dua kasus pengecualian operasi asing yang terintegrasi dan ekonomi inflasi tinggi harus dimasukkan dalam pendapatan bersih kini dalam SFAS 52,
seperti dalam SFAS 8.
3 EMPLOYEE STOCK OPTIONS
Area dimana konsekuensi ekonomi terlihat sangat jelas, yaitu akuntansi untuk opsi penerbitan saham kepada manajemen dan dalam beberapa kasus kepada para karyawan,
memberikan hak kepada para karyawan tersebut untuk membeli saham dalam jangka waktu tertentu yang bisa disebut dengan Employee Stock Options (ESO).
Akuntansi untuk ESO di Amerika Serikat dan Negara lainnya berdasarkan Accounting Priciple Board 25 tahun 1972. Standard ini mewajibkan perusahaan mengeluarkan ESO
tetap untuk mencatat biaya yang sama dengan selisih antara nilai pasar saham pada tanggal pemberian opsi kepada karyawan (grand date) dan harga dari pelaksanaan opsi
tersebut. Perbedaan nilai tersebut dinamakan nilai intrinsic dari opsi. Kebanyakan perusahaan yang memberikan ESO menetapkan harga pelaksanaannya sama dengan nilai
pasar pada tanggal pemberiannya, sehingga nilai intrinsiknya nol. Akibatnya tidak ada biaya yang perlu dicatat bagi kompensasi ESO. Sebagai contoh, jika saham yang dijamin
memiliki nilai pasar $10 pada tanggal pemberian, maka menetapkan harga pelaksanaan sebesar $10 tidak akan menghasilkan pencatatan biaya, sementara menetapkan harga
pelaksanaan sebesar $8 memicu biaya sebesar $2 per ESO yang diberikan. Hal ini menyebabkan menurunnya pencatatan biaya kompensasi dan menaikkan pencatatan laba
bersih. Alasan tidak diwajibkannya pencatatan nilai wajar untuk ESO adalah sulit menetapkan nilainya.
Sehingga muncul rumus Black/Sholes yang berasumsi bahwa opsi dapat
diperdagangkan dengan bebas. Hal ini tidak dimungkinkan karena ESO tidak dapat
dilaksanakan sampai tanggal penyerahan (vesting date). Juga, jika karyawan
mengundurkan diri dari perusahaan sebelum dilakukannya penyerahan, maka opsi
tersebut dinyatakan hangus, atau kalaupun belum dilaksanakan, mungkin ada
pembatasan-pembatasan terhadap kemampuan karyawan untuk menjual saham yang
diperolehnya.
Untuk mengatasi hal ini, FASB mengeluarkan exposure draft yang mengusulkan agar
perusahaan mencatat biaya kompensasi berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal
pemberian ESO. Namun, exposure draft ini ditolak karena muncul kekhawatiran akan
konsekuensi ekonomi dari laporan laba yang lebih rendah yang akan dihasilkan.
Konsekuensi yang dikhawatirkan tersebut mencakup harga saham yang lebih rendah,
biaya modal yang lebih tinggi, kurangnya bakat manajerial, serta rendahnya motivasi
manajer dan karyawan. Hal ini dikarenakan tidak seperti umumnya biaya, ESO tidak
memerlukan pembiayaan tunai. Intinya biaya ditanggung oleh para pemegang saham.
Dengan membuat beberapa asumsi, Huddart menunjukkan bahwa rumus Black/Sholes
dengan ESO yang ditahan sampai tanggal kadaluwarsa dapat menaikkan pencatatan
nilai wajar ESO pada saat tanggal pemberian, yaitu membagi karakteristik opsi
menjadi 3 :
Expected Return, yaitu pengembalian yang diharapkan dari menahan suatu opsi
melebihi return saham yang diharapkan.
Upside Potential, yaitu tendensi kenaikan nilai meningkat seiring dengan waktu jatuh
tempo.
Deep in Money, yaitu jika nilai saham dasar jauh lebih tinggi daripada exercise
price, maka hasil dari menahan opsi tersebut, probabilitasnya sangat mendekati hasil
dan probabilitasnya menahan saham dasarnya.
4 HUBUNGAN ANTARA TEORI PASAR MODAL EFISIEN DENGAN
KONSEKUENSI EKONOMI
Pembahasan sub bab ini didasarkan pada artikel “The Impact of Accounting
Regulation on the Stock Market: The Case of Oil and Gas Companies” (1979) yang
ditulis oleh Lev. Penelitian ini terkait dengan kebijakan SFAS 19 yang
mewajibkan perusahaan migas di AS mencatat biaya eksplorasi dengan
metode succesfull-effort. Karena pilihan kebijakan akuntansi untuk biaya
eksplorasi mencerminkan kebijakan akuntansi, maka teori pasar sekuritas
efisien memprediksi bahwa seharusnya manajer tidak keberatan
menggunakan metode succesfull-effort. Secara khusus, terdapat kekhawatiran
mengenai dampak yang mungkin merugikan terhadap persaingan dalam
industri migas. Kekhawatiran tersebut adalah bahwa sebagian besar
perusahaan kecil yang bergerak di bidang migas menggunakan akuntansi full-
cost. Ini karena metode succesfull-effort cenderung menghasilkan laba bersih
yang lebih kecil daripada metode full-cost, terutama untuk perusahaan yang
aktif melakukan eksplorasi, maka ditakutkan bahwa laba bersih yang lebih
kecil dalam laporan akan menjadikan perusahaan kecil lebih sulit
menghimpun modal, dan karenanya akan mengurangi persaingan dan
cakupan eksplorasi.
Untuk kondisi saham, Dickman dan Smith (1979) dan Kross (1982) mendapati
tidak adanya reaksi harga sekuritas terhadap perubahan standar akuntansi.
Mungkin ini disebabkan karena adanya inefisiensi pasar sekuritas. Alasan lain
adalah bahwa perusahaan yang menggunakan full-cost akan menghadapi
kesulitan menghimpun modal atau mungkin mengurangi aktivitas eksplorasi
begitu mereka dipaksa menggunakan succesfull-effort. Alasan lain adalah bahwa
pengurangan laba bersih yang dilaporkan dan ekuitas para pemegang saham
setelah beralih menggunakan metode succesfull-effort mungkin mempengaruhi
rasio bonus manajemen dan perjanjian pinjaman. Pasar dapat bereaksi terhadap
manajer yang gagal merepons masalah seperti ini. Bagaimanapun juga hasil
penelitian Lev menyatakan bahwa pasar memang bereaksi terhadap metode
akuntansi yang dipilih.
Teori pasar yang efisien menyiratkan pentingnya pengungkapan penuh, termasuk
pengungkapan kebijakan akuntansi. Meskipun demikian, begitu pengungkapan
penuh terhadap kebijakan akuntansi dilakukan, pasar akan menafsirkan nilai
sekuritas perusahaan berdasarkan kebijakan yang dipakai. Jika dilihat dari
pengguna laporan keuangan, manajemen dan investor, tentu akan bereaksi
terhadap perubahan kebijakan akuntansi. Berbagai reaksi dirumuskan dalam
konsep konsekuensi ekonomi. Karena itu, kebijakan akuntansi berpotensi
mempengaruhi keputusan manajemen yang sebenarnya, termasuk keputusan
untuk mengintervensi, baik mendukung atau menentang usulan standar
akuntansi.
09
MUNCULNYA TEORI AKUNTANSI KARENA
KETIDAKPUASAN TERHADAP TEORI AKUNTANSI
NORMATIF
2. Hipotesis perjanjian hutang (Debt Convenat Hypothesis), dalam ceteris paribus para manajer perusahaan
yang mempunyai rasio leverage (debt/equity) yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang
dapat menggantikan laporan earnings untuk perioda mendatang ke perioda sekarang. Dengan memilih
metoda akuntansi yang dapat memindahkan pengakuan laba untuk perioda mendatang ke perioda sekarang
maka perusahaan akan mempunyai rasio leverage yang kecil, sehingga menurunkan kemungkinan default
technic (risiko gagal bayar). Seperti diketahui bahwa banyak perjanjian hutang mensyaratkan peminjam untuk
mematuhi atau mempertahankan rasio utang atas modal, modal kerja, ekuitas pemegang saham, dan lain-lain
selama masa perjanjian. Jika perjanjian tersebut dilanggar maka akan diberikan penalti, seperti kendala dalam
dividen atau pinjaman tambahan.
3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis),
dalam ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin
manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan
earnings perioda sekarang ke perioda mendatang. Hipotesis ini berdasarkan asumsi
bahwa perusahaan yang biaya politiknya besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk
melakukan transfer kemakmuran yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan yang biaya politiknya kecil, atau dengan kata lain perusahaan besar
cenderung lebih suka menurunkan atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan
perusahaan kecil.
Tiga hipotesis tersebut menunjukkan bahwa akuntansi teori positif mengakui adanya 3
hubungan keagenan, yakni:
(1) Antara manajemen dengan pemilik,
(2) Antara manajemen dengan kreditur,
(3) Antara manajemen dengan pemerintah
TEORI AKUNTANSI POSITIV VS TEORI
AKUNTANSI NORMATIF 13
• Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan
atau perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang
terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan
untuk memberikan jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau
salah atas dasar kriteria ilmiah.