Anda di halaman 1dari 75

PENGKAJIAN PADA

SISTEM URINARIA
KOMPETENSI
 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARIA
 PERMASALAHAN YANG SERING TERJADI
DIDALAM SISTEM URINARIA
 PEMERIKSAAN FISIK SISTEM URINARIA
BIODATA/IDENTITAS
 NAMA
 USIA
 JENIS KELAMIN
 PEKERJAAN
 AGAMA
 PENDIDIKAN
 ALAMAT
RIWAYAT KESEHATAN

KELUHAN UTAMA
 NYERI  LOKASI, KARAKTER, DURASI DAN

HUB DENGAN SISTEM URINARIUS, FAKTOR


YANG MEMICU
 RIWAYAT INFEKSI TRAKTUS URINARIUS

  TERAPI ATAU PERAWATAN RS YG

PERNAH DI ALAMI, ADANYA GEJALA PANAS


ATAU MENGGIGIL, RIWAYAT KATETER
 GEJALA KELAINAN URINASI
 DISURIA  KAPAN KELUHAN INI TERJADI
PADA SAAT URINASI
 HESITANCY  MENGEJAN DAN NYERI
 INKONTINENSIA
RIWAYAT 
 HEMATURIA  PERUBAHAN WARNA DAN

VOL URIN
 NOKTURIA

 PENYAKIT PD USIA ANAK-ANAK 

SINDROM NEFROTIK
 BATU GINJAL

 DM, HT, TRAUMA ABDOMEN DLL


WANITA  JML DAN TIPE PERSALINAN, INFEKSI
VAGINA, PENGGUNAAN KONTRASEPSI

RIWAYAT PAJANAN  KIMIA

RIWAYAT LESI GENITAL, PENYAKIT MENULAR


SEKSUAL

RIW PENYALAHGUNAAN OBAT, ALKOHOL


 STATUS PSIKOLOGI  RASA CEMAS
 ANCAMAN YG DIRASAKAN TERHADAP
CITRA DIRI
 SISTEM PENDUKUNG
 POLA SOSIO BUDAYA
 POLA DIET
RASA NYERI
 RASA NYERI  OBSTRUKSI DAN
DISTENSI MENDADAK
 INTENSITASNYA BERHUB DENGAN
KECEPATAN PROSES TIMBULNYA
DISTENSI TSB
 NYERI GINJAL  NYERI DI DAERAH
SUDUT KOSTOVERTEBRAL (DAERAH YG
TERBENTUK DI IGA DAN KOLUMNA
VERTEBRAL)  MENJALAR SAMPAI KE
UMBILIKUS
 KOLIK RENAL  NYERI DI BAG
PIPNGGANG YG MENJALAR KE ABDOMEN
BAWAH, EPIGASTRIUM DISERTAI MUAL,
MUNTAH, ILEUS PARALITIK
 URETER  NYERI DI DAERAH
PUNGGUNG YG MENJALAR KE ABDOMEN,
PAHA BAG ATAS, TESTIS ATAU LABIUM
 NYERI KANDUNG KEMIH (ABDOMEN
BAWAH ATAU SIPRA PUBIK)  DISTENSI
YG BERLEBIHAN ATAU ISK

  PERASAAAN INGIN KENCING,


TENESMUS (NYERI KETIKA MENGEJAN)
DAN DISURIA
 NYERI MEATUS URETRA  IRITASI
KANDUNG KEMIH ATAU URETRA ==
URETRITIS, TRAUMA

 NYERI PD KORPUS PENIS DPT BERASAL


DARI URETRA

 NYERI D GLANS PENIS  AKIBAT


PROSTATITIS
 NYERI HEBAT DI DAERAH SKROTUM TJD
AKIBAT INFLAMASI DAN EDEMA PD
EPIDIDIMIS ATAU TESTIS

 RASA PENUH DA NYERI DAERAH


PERINIEUM SERTA REKTUM DPT
DISEBABKAN OLEH METASTASIS CA
PROSTAT KE TULANG PELVIS
PERUBAHAN PADA ELIMINASI URIN
 FREK BAK  NORMAL 5-6 KALI PERHARI
(MALAM 1 KALI)

 JML 1200-1500 ML/24 JAM

 MASALAH UMUM  SERING BAK, RASA


INGIN KENCING, DISURIA, KENCING YG SULIT
UTK DIMULAI, INKONTINENSIA, ENURESIS,
POLIURIA, OLIGO URIA DAN HEMATURIA
 SERING BAK  GEJALA URINASI YG
TERJADI LEBIH SERING DARI NORMAL

 TJD KRN  INFEKSI, KELAINAN


METABOLIK, HIPERTENSI, OBAT-
OBARAN : DIURETIK
 URGENSI  KEINGINAN KUAT UTK
BERKEMIH DAPAT DISEBABKAN OLEH
KELAINAN INFLAMASI PD KANDUNG
KEMIH, PROSTAT ATAU URETRA, INFEKSI
BAKTERIAL YANG AKUT ATAU
PROSTATITIS, URETROTRIGONITIS
(INFLAMASI URETRA DAN TRIGONUM
VESIKA URINARIA), POSTERIOR YG
KRONIS PADA WANITA
 RASA PANAS SAAT BERKEMIH  IRITASI
URETRA ATAU INFEKSI KANDUNG KEMIH

DISURIA  SAKIT ATAU SULIT SAAT


BERKEMIH AKIBAT KELAINAN
PATOLOGIS
 HESITANCY  KELAMBATAN YANG
ABNORMAL ATAU KESULITAN UNTUK
MEMULAI URINASI  MENUNJUKKAN
ADANYA KOMPRESI URETRA,
NEUROGENIK KANDUNG KEMIH ATAU
OBSTRUKSI
 NOKTURIA  URINASI YG BERLEBIH PD
MALAM HARI == MENUNJUKKAN
PENURUNAN KEMAMPUAN GINJAL
UNTUK MEMEKATKAN URIN, GAGAL
JANTUNG, DM ATAU PENGOSONGAN
KANDUNG KEMIH YG TDK TUNTAS
 INKONTINENSIA URI  PENGELUARAN
URIN DILUAR KEHENDAK

 TJD AKIBAT CEDERA PADA SFINGTER


URINARIUS EKSTERNA, KELAINAN
NEUROGENIK YANG DI DAPAT ATAU
AKIBAT GEJALA URGENSI HEBAT YANG
DISEBABKAN OLEH INFEKSI
 STRES INKONTINENSIA  PENGELUARAN
URIN YANG TERPUTUS-PUTUS AKIBAT
TEKANAN ATAU REGANGAN MENDADAK
TERJADI AKIBAT KELEMAHAN PADA
MEKANISME SFINGTER
 ENURESIS  URINASI DILUAR
KEHENDAK PADA SAAT TIDUR

 MERUPAKAN KONDISIFISIOLOGIK
HINGGA USIA 3 TAHUN SESUADAH USIA
TSB KEADAAN INI MERUPAKAN GG
FUNGSIONAL ATAU KEADAAN
SISTOMATIK PADA KELAINAN
OBSTRUKTIF TRAKTUS URINARIUS
BAWAH
 POLYURIA  PENGELUARAN URIN DG
JML YG BESAR PD WAKTU TTT

  AKIBAT DM, PENY GINJAL YG KRONIS,


OBAT-OBAT DIURETIK, ASUPAN CAIRAN
YG BERLEBIH
 OLIGOURIA  PENGELUARAN URIN DENGAN
JML YANG SEDIKIT ANTARA 100-500 ML/24 JAM

 ANURIA  TDK ADANYA URIN DAL KANDUNG


KEMIH, HALUARAN URIN YG KURANG DARI
100 ML/24 JAM.

  DISFUNGSI RENAL , SYOK, TRAUMA,


OBTRUKSI
 HEMATURIA  ADANYA SEL DARAH
MERAH DALAM URIN

 CA TRAKTUS UROGENITAL,
GLOMUERULONEFRITIS, TUBERKULOSIS
RENAL, TERAPI ANTIKOAGULAN,
TRAUMA
WARNA URIN 
 URIN YG ASAM AKAN MEMPERLIHATKAN

WARNA YG GELAP DAN KERUH


 ALKALIS  MERAH
 PROTEINURIA  JML PROTEIN YANG
ABNORMAL DLM URIN

  AKIBAT PENYAKIT GINJAL


 DAERAH INGUINAL DIPERIKSA  HERNIA
ATAU TDK, TESTIS MEMBESAR ATAU TIDAK

 WANITA  PEMERIKSAAN VULVA, VAGINA.

 KAJI ADANYA EDEMA

 RIWAYAT KELUARGA
PENGKAJIAN FISIK : INSPEKSI
 KULIT : PUCAT, PIGMENTASI, KERING,
BERSISIK, BEKAS GARUKAN (PRURITUS),
TURGOR KULIT, KUKU
 WAJAH
 INSPEKSI ABDOMEN, DISTENSI KANDUNG
KEMIH
PENGKAJIAN FISIK : PALPASI
 PASIEN BERBARING TELENTANG
 PEMERIKSA MELETAKKAN SALAH
SATU TANGANNYA DI BELAKANG
PINGGANG PSIEN DG JARI-JARI
TDK MENGENAI IGA BAG BAWAH
 TANGAN YG LAIN (TELAPAK
TANGAN MENGHADAP KE
BAWAH) DITEMPATKAN DI
SEBELAH ANTERIOR GINJAL DG
JARI-JARI TANGAN TEPAT DI ATAS
UMBILIKUS
 PASIEN DIMINTA UTK MENARIK NAFAS
DALAM DAN TANGAN PEMERIKSA YG
BERADA DI SEBELAH ANTERIOR DITEKAN
KE DEPAN

  DIRASA : KUTUB GINJAL YG LICIN DAN


BULAT DINATARA KEDUA BELAH
TANGAN, GINJAL KANAN LEBIH MUDAH
DI RABA DARI PADA GINJAL KIRI KARENA
GINJAL KANAN SEDIKIT LEBIH RENDAH

 PENYAKIT RENAL  NYERI TEKAN


PENGKAJIAN FISIK : PERKUSI
 NYERI KETOK
PENGKAJIAN FISIK : AUSKULTASI
 AUSKULTASI  LETAKKAN STETOSKOP DI
POSTERIOR PINGGANG, LATERAL DARI
PINGGUL DAN DI ANTERIOR ABDOMEN

  KUADRAN ATAS ABDOMEN DI LAKUKAN


UTRK MENDETEKSI BRUIT (SUARA
VASKULER YG DPT MENUNJUKKAN
STENOSIS PEMBULUH ARTERI RENAL).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Hasil pengkajian  identifikasi masalah


keeperawatan
SEKIAN
URINALISIS
 Salah satu pemeriksaan penunjang sistem urinaria

 Urinalisis  merupakan pemeriksaan rutin pada


sebagian besar kondisi klinis.
PEMERIKSAAN URIN MENCAKUP :
 Observasi warna

 Observasi kejernihan urin

 Pengkajian bau urin

 Pengukuran keasaman dan berat jenis urin


 Tes untuk memeriksa keberadaan protein,
glukosa dan keton dalam urin

 Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin 


mendeteksi sel darah merah, sel darah putih,
silinder, kristal, pus dan bekteri
PENGUMPULAN SAMPEL URIN
 Secara ideal dilakukan pada spesimen yang segar
khususnya yang berasal dari eliminasi urin sewaktu
bangun tidur pagi  karena spesimen ini lebih
pekat dan lebih besar kemungkinannya untuk
mengungkapkan abnormalitas.

 Semua spesimen harus segera disimpan dalam


lemari pendingin karena urin akan menjadi alkalis
akibat kontaminasi bakteri pemecah ureum
 Pemeriksaan mikroskopik harus dilakukan dalam
waktu setengah jam setelah spesimen urin
dikumpulkan  keterlambatan memungkinkan
terjadinya penguraian unsur-unsur sel dan
proliferasi bakteri pada spesimen non steril.
JENIS PENGUMPULAN SAMPEL URIN
A. Pengumpulan urin 24 jam  urin tampung selama 24 jam
 Misal : mulai pukul 08.00 wib )  urin BAK jam 08.00 lalu

setelah itu ditampung sampai pukul 08.00 (lusa)  24 jam

B. Midstream
 Spesimen urin yang dikeluarkan dg cara yg umum 

biasanya tdk dapat digunakan untuk pemeriksaan


bakteriologi akibat kontaminasi organisme dari lingkungan
di sekitar meatus uretra.
 Kontaminasi tersebut dapat dihindari dengan
melakukan kateterisasi kandung kemih namun
karena adanya risiko infeksi maka kateterisasi tdk
direkomendasikan untuk mendapatkan spesimen
urin kecuali jika ada indikasi tertentu.
 TEKNIK CLEAN-CATCH MIDSTREAM
TEKNIK CLEAN-CATCH MIDSTREAM
 Teknik mengambil urin ditengah-tengah
pengeluaran urin saat BAK dan bukan pada saat
memulai atau mengakhirinya dan dilakukan
dengan cara-cara yang bersih
PERALATAN
 Tabung steril (untuk sampel)
 Sabun dalam tempatnya
 Kapas air dalam kom
 Bengkok
 Sarung tangan
 Form laboratorium
 Urinal/Pispot
 Perlak
 Tissue
LANGKAH - LANGKAH
 Observasi kemampuan klien untuk ke kamar
mandi
 Jelaskan tujuan pemeriksaan
 Siapkan dan dekatkan alat-alat
 Cuci tangan
 Pasang perlak
 Dekatkan bengkok
 Pasang sarung tangan
Pada klien laki-laki

 Buka glans penis dan bersihkan daerah disekitar meatus


dengan sabun

 Hilangkan semua bekas sabun dengan kapas yang dibasahi


air

 Jangan mengumpulkan urin yang pertama kali keluar, buang


bagian ini.
 Kumpulkan bagian berikutnya ke dalam botol steril dengan
dilindungi oleh tutup yang steril

 Jangan mengumpulkan beberapa tetes urin terakhir karena


sekresi prostat dapat masuk ke dalam urin pada akhir
pancaran urin

 Keringkan dengan tissue

 Segera kirim sampel urin


Pada klien wanita

 Pisahkan kedua labia agar orifisium uretra tidak


terhalang

 Bersihkan daerah disekitar meatus urinarius dengan


menggunakan spons yang dibasahi sabun cair

 Usap perineum dari depan ke belakang


 Hilangkan semua bekas sabun dengan kapas yang
dibasahi air dengan cara menghapusnya dari
depan ke belakang

 Pertahankan labia agar tetap terpisah dan lakukan


urinasi dengan kuat tetapi bagian pertama urin
yang memancar keluar jangan ditampung.
 Kumpulkan bagian pancaran tengah dari aliran
urin dengan memastikan agar wadah yang
digunakan untuk mengumpulkan spesimen urin
tidak mengenai alat kelamin.

 Keringkan dengan tissue

 Segera kirim sampel urin


SEKIAN
RISET KEPERAWATAN
TERKAIT SISTEM URINARIUS
CONTOH

 Rittman M et al, Living With Renal Failuer,


ANNAJ 1993 Jun; 20 (3):327-331

 Kualitatif  mengetahui apa arti hidup dg GGK


 Pertanyaan :
 1. Bgmn rasanya hidup dg gagal ginjal?
 2. Setelah anda belajar ttg hidup dg gagal ginjal
dan terapi dialisis, hal-hal apa yg membuat anda
bertahan?
 3. Ceritakan ttg saat yg tdk pernah akan anda
lupakan. Yg tlh mengajarkan pd anda sesuatu ttg
hidup dg gagal ginjal atau dialisis?
 Responden :
 6 pasien dialisis  5 pria dan 1 wanita
 Telah dialisis  3-14 tahun

 Wawancara : 1 jam per pasien saat dialisis


 Dihasilkan : 3 tema
 1. Mendptkan pemahaman baru ttg dirinya yg
mencerminkan respons awal thd penyakit
 2. Mempertahankan harapan dan mencerminkan
pentingnya untuk melihat adanya kemungkinan
dlm menghadapi penyakit
 3. Hidup bersama dialisis
 Flaherty MJ Sr dan O’Brien ME. Family Styles
Of Coping in End Stage Renal Diseases. ANNAJ
1992 Aug; 19 (4) ; 345-349.366.

 Penelitian ini : untuk mengetahui dampak dialisis


thd fungsi keluarga.
TUGAS : NILAI LAB DAN PENELITIAN
 Identitas peneliti
 Tema/judul
 Populasi/sampel
 Jenis penelitian
 Hasil penelitian
 Pembahasan
 kesimpulan
SEKIAN
KODE ETIK DALAM SYSTEM URINARIA
 Kode etik keperawatan
  bagian dari etika kesehatan.
  menerapkan nilai etika terhadap bidang
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat (Nisya&Hartanti,2013)
ASPEK LEGAL

 Untuk dapat melaksanakan tugas dan tindakan


dengan aman, perawat profesional harus
memahami batasan legal dan implikasinya
dalam praktik keperawatan sehari-hari.

 Asuhan keperawatan yang legal diartikan


sebagai praktik keperawatan yang bermutu dan
taat pada aturan, hukum, serta perundang-
undangan yang berlaku.
PRINSIP ETIK DALAM KEPERAWATAN

 Autonomy
 Beneficence (Manfaat)
 Non maleficence (Tidak merugikan)
 Justice (Keadilan)
 Veracity (Kejujuran)
 Confidentiality (Kerahasiaan)
AUTONOMY
 Keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri
 org lain menghargainya
 Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu untuk menentukan sendiri
perawatan yang terbaik untuk dirinya.

 Klien memiliki hak untuk memutuskan sesuatu


dalam pengambilan tindakan terhadapnya.
Seorang perawat tidak boleh memaksakan suatu
tindakan pengobatan kepada klien
 Autonomy  Inform consent
 Sistem urinaria  Proses pemberian informasi
hingga pasien memberikan persetujuan atas
tindakan yang dilakukan seperti dalam
pemasangan kateter
BENEFICIENCE (MANFAAT)
 Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal
yang baik dan bermanfaat

 Sistem urinaria  perawat menasehati klien terkait


pemantauan intake out put cairan, tentang program
latihan baldder training untuk memperbaiki
kesehatan secara umum dll.
NONMALEFICIENCE (TIDAK MERUGIKAN)
 Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada pasien.

 Contoh: Pasien secara tertulis menolak untuk pemasangan


kateter urine membuat keadaan klien tidak bisa melakukan
berkemih  pemasangan kateter, agar memberi kenyamanan
dan kebutuhan eleminasi urinaria terpenuhi. Akhirnya
pemasangan kateter diberikan karena tindakan tersebut tidak
merugikan pasien
JUSTICE (KEADILAN)
 Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan
tanpa membedakan pasien berdasarkan status
ekonomi, sosial, suku, ras, dll.

 Sistem urinaria  kelas I, II, III  pasang kateter


VERACITY (KEJUJURAN)
 Nilai ini bukan hanya dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti.

 Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan


objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya.

 Sistem urinari  jujur dengan kondisi yang terjadi pada sistem


perkemihan.
CONFIDENTIALITY (KERAHASIAAN)
 Kerahasiaan mengenai informasi tentang klien harus
dijaga karena hal tersebut merupakan privasi klien.

 Sistem urinaria  dokumentasi tentang keadaan


kesehatan klien.

 Dokumen ini hanya bisa dibaca guna keperluan


pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai