Anda di halaman 1dari 28

Konsep

Pengembangan
kapasitas ketahanan
diri

Dosen mata kuliah:


Rahmatul ulya S. St, M.keb
KELOMPOK
1
• Dinda Febriana
• Ghina Atikah
• Ika Patrina
• Rika apriliani
• Rani Angraini
• Maiyulia Putri
Konsep Resilience

• Teori perkembangan erikson menyatakan bahwa setiap tahap perkembangan dalam rentang
kehidupan manusia mempunyai tugas perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia
pada suatu krisis yang harus dihadapi.

• Semakin individu berhasil mengatasi krisis yang dihadapi maka akan semakin meningkatkan
potensi individu dalam rangka menghadapi tahapan perkembangan berikutnya.
Resiliensi

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit dari keterpurukan, dapat beradaptasi
dengan perubahan, dan terus maju dengan kesulitan-kesulitan yang menimpanya. Menurut
Grotberg (1999), resiliensi adalah seseorang dalam mengembangkan kemampuan diri untuk
menghadapi, mengatasi, memperkuat, dan mentransformasikan pengalaman-pengalaman yang
sulit menuju pencapaian adaptasi yang positif. Seseorang yang memiliki resiliensi yang baik dapat
menjalani kehidupannya lebih bermakna, dapat melewati masa keterpurukan dengan cepat,
percaya diri, tidak mudah putus asa, pandangan hidupnya akan lebih positif, dan memiliki
hubungan yang baik dengan orang lain.
Seseorang yang memiliki resiliensi bukan berarti tidak
merasakan stress dan kecemasan. Namun, ia lebih
menerima keadaan dan dapat mengendalikan stress yang
dialaminya agar tidak mengambil alih kehidupannya.
Beberapa ciri orang yang
memiliki resiliensi:

Tahu batas

individu yang mengetahui batasan maka mengenal jati dirinya lebih dalam, sehingga tahu
apa yang terbaik untuk dirinya. Misalnya orang yang memiliki resiliensi kuat tidak akan
membiarkan stres mengambil alih hidup mereka.

Suportif

Seseorang yang suportif dapat membuat situasi menjadi lebih tenang, juga tahu kapan harus
mendengar keluh kesah orang lain dan kapan harus memberikan saran tanpa mencoba untuk
menyelesaikan masalah atau menggurui

.
. Lebih menerima keadaan

Seseorang yang memiliki resiliensi akan menerima keadaan lebih baik karena ia tahu bahwa
suatu peristiwa yang tidak menyenangkan adalah bagian dari perjalanan hidup. Ia juga lebih
memilih untuk berdamai dengan stres ketimbang mengabaikan, menekan, dan menyangkalnya

Merawat diri dengan baik

Orang yang memiliki resiliensi yang baik akan merawat kesehatan fisik maupun mental.
Seperti melakukan olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat, dan melakukan self care
untuk merilekskan diri

.Lebih terbuka

Orang yang memiliki resiliensi lebih terbuka terhadap berbagai kemungkinan dan kesempatan
yang ada serta tidak terpuruk dengan kegagalan yang dialami. Individu akan menelaah situasi
dari banyak sisi dan berpikir positif bahwa setelah ini berlalu akan berjalan dengan baik.
Faktor – faktor Resilience
Grotberg menjelaskan faktor² yang membentuk resilience yaitu:

I have : Untuk dukungan eksternal dan sumber²nya.


I am : Untuk kekuatan individu yang ada dalam diri seseorang.
I can : untuk kemampuan interpersonal.
Faktor “I Have”

Faktor " I have" merupakan bantuan dan sumber dari luar yang
meningkatkan resilience.

• Struktur dan aturan rumah


• Role models
• Mempunyai hubungan
Faktor “I am”

Faktor "I am" merupakan kekuatan yang berasal dari dalam


diri,seperti perasaan,tingkah laku dan kepercayaan yang
terdapat dalam diri seseorang.
Faktor "I am" terdiri dari beberapa bagian yaitu:

• Bangga pada diri sendiri


• Perasaan dicintai dan sikap yang menarik
• Mencintai,empati,altruistic (sikao peduli terhadap
orang lain)
• Mandiri dan bertanggung jawab
Faktor “I Can”
Faktor "I can" berhubungan dengan kompetensi sosial dan
interpersonal seseorang.

• Mengatur berbagai perasaan dan rangsangan


• Mencari hubungan yang dapat dipercaya
• Keterampilan berkomunikasi
• Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain
• Kemampuan memecahkan masalah
• Setiap faktor Dari I have, I am, I can Memberikan kontribusi Pada berbagai
macam Tindakan yang dapat meningkatkan potensi resilience.

• Individu yang resilience Tidak membutuhkan semua sumber – sumber Dari


setiap faktor, tetapi apabila individu Hanya memiliki Satu faktor individu
Tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu Beresiliensi.

• Misalnya Individu yang mampu Berkimunikasi dengan baik (I can) Tetapi ia


tidak mempunyai Hubungan yang dekat dengan,(I have) Tidak dapat mencintai
orang lain sedangkan (I can) ia tidak termasuk orang Yang resilience.
Latihan – latihan Pengembanga
Resilience
• Latihan calming and focusing.Pada saat mengalami berbagai situasi buruk atau
tidak menyenangkan,sering kali kita sulit berkonsentrasi karena gangguan
pikiran kita sendiri. Untuk membantu pikiran kita bisa fokus pada suatu pokok
bahasan beberapa teknik pemfokusan dapat dilatihkan.
• Keterampilan penempatan pikiran dalam perspektif. Latihan seperti ini dapat
membantu individu dapat berfikir secara lebih akurat,dan melatih
mengendalikan belief untuk memprediksikan implikasi-implikasi dari suatu
keadaan yang buruk secara proporsional.
• Menantang keyakinan² (challenging beliefs) Menantang
keyakinan²( challenging beliefs) adalah keterampilan menguji akurasi
keyakinan² tentang penyebab problem(why belief) dan bagaimana menemukan
solusi yang tepat( problem solving)
• Mendeteksi gunung es
Penguasaan keterampilan mendeteksi“gunung es” sangat penting untuk meningkatkan
pengaturan emosi,empati,dan kesadaran untuk bangkit dari berbagai situasi yang sulit.

• Keterampilan menghindari perangkap² pikiran


Individu sering kali terperangkap dalam perangkap² pikiran (thinking traps) karena
proses dasar logika sangat berbeda dengan jenis pemprosesan informasi yang dilakukan
individu dalam dunia nyata.
Individu sering kali terperangkap dalam perangkap² pikiran (thinking traps) karena
proses dasar logika sangat berbeda dengan jenis pemprosesan informasi yang
dilakukan individu dalam dunia nyata.Ada 8 perangkap fikir yang umum
terjadi menurut Aaron beck dan reivich & shatte yaitu:

1. Melompat ke kesimpulan
2. Kesalahan pandangan( tunnel vision)
3. Membesar-besarkan dan meremehkan ( magnifying and minimizing)
4. Personalisasi (personalizing)
5. .Eksternalisasi (externalizing)
6. Overgeneralisasi(overgeneralizing)
7. Membaca pikiran (mind reading)
8. Alasan yang emosional (emotional reasoning)
MENGIDENTIFIKASI
KENYATAAN

Dalam kehidupan sehari-hari berbagai peristiwa banyak kita alami. Beberapa


peristiwa diantaranya dihayati sebagai peristiwa buruk yang tidak
menyenangkan dan menekan batin. Faktor yang menyebabkan munculnya
perbedaan penghayatan tersebut terletak pada keyakinan-keyakinan (belief)
individu yang menyertai pemaknaan peristiwa tersebut. Pemaknaan secara
positif dan proposional terhadap suatu peristiwa akan membantu individu lebih
mampu bertahan terhadap berbagai peristiwa. Sebaliknya pemaknaan secara
negatif dan berlebihan terhadap suatu peristiwa akan menimbulkan perasaan
lebih tersiksa.
INTERVENSI
RESPON
EMOSI
Ketika seseorang menilai suatu situasi bersifat mengancam,respons emosional seperti
takut,marah,cemas secara otomatis dialami. Relaksasi adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan ketenangan atau merasa santai. Ada banyak hal yang dapat
membuat kita rileks seperti ibadah,bermain dengan anak,mendengarkan
musik,menonton tv,mandi dengan air hangat,dipijat atau menikmati pemandangan
alam. Teknik relaksasi juga dapat dilakukan dengan mengatur pernapasan dan
perhatian kita.
LATIHAN
BERHENTI
BERFIKIR
Saat seseorang mendapatkan masalah,sangat mudah untuk berfikir dari
sudut pandang negatif tentang pengalaman anda. Pemikiran negatif
seolah-olah muncul secara otomatis. Seseorang tidak dapat berfikir
tentang dua hal pada saat yang bersamaan. Seseorang tidak dapat
berfikir secara positif bersamaan dengan berfikir secara negatif. Jadi
saat anda berfikir negatif,pemikiran positif tidak mungkin terjadi. Untuk
dapat memulai melatih diri individu berfikir positif,anda dapat memulai
latihan "berhenti berpikir negatif". Tekniknya sederhana. Seseorang
dapat dilatih untuk berhenti berpikir negatif.
PENGEMBANGAN
KAPASITAS DIRI
SEORANG BIDAN
Pembangunan kapasitas merupakan peningkatan
kemampuan, keterampilan,bakat dan potensi oleh
individu, kelompok individu atau organisasiKemampuan
tersebut gunanya untuk memperkuat diri dalam
mempertahankan profesinya ditengah perubahan yang
terjadi.
Pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat
sebagai strategi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas,serta memelihara nilai nilai moral dan
etos kerja.

upaya dalam pengembangan kapasitas dilakukan


dalam berbagai tingkat sebagai berikut :
• Tingkatkan Sistem

• Tingkatan Organisasi

• Tingkatan Individual
Tujuan pengembangan kapasitas:supaya dapat
dipergunakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan dari individu maupun organisasi
tersebut

Dalam konteks pembangunan Kebidanan : Agar


individu maupun organisasi bidan (IBI)Dapat
menjalankan peran dan fungsi sesuai prosedur
yang sudah ditetapkan serta meningkatkan
kemampuan praktik bidan untuk pelayanan yang
berkualitas
Karakteristik pengembangan kapasitas :
• Merupakan sebuah proses yang berkelanjutan
• Memiliki esensi sebagai sebuah proses internal
dibangun dari potensi yang telah ada
• Memiliki nilai intrinsik tersendiri
• Mengurus masalah perubahan
• menggunakan pendekatan terintegrasi dan Holistik
Ketahanan diri seorang bidan dapat terbangun dari kepribadian
dirinya

Menjadi seorang bidan mampu memahami kebutuhan klien dalam


memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas,Bidan harus
mampu mengenali dirinya terlebih dahulu

Ketahanan diri pribadi dapat dimulai dari optimisme aktif,


Optimis dalam bertindak untuk masa depan, percaya dan yakin
akan kemampuannya untuk bertindak dengan cara " CARE"
berarti membuat perubahan.

Berani gagal, berani memulai, berani mencoba, berani dengan


segala hal yang tidak mungkin .keberanian dan optimisme ini
akan sangat berpengaruh pada kesehatan psikologis dan
biologis.lebih sehat dan lebih tentram hidupnya
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang profesional
termasuk dalam rumpun Kesehatan .untuk menjadi
jabatan profesional, Bidan harus mampu
menampakkan ciri ciri profesional
ciri ciri profesional Bidan

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat 2. Melalui jenjang


pendidikan
3. Keberadaan nya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5. Mempunyai kewenangan yang di sah kan oleh pemerintah
6. memiliki organisasi sebagai wadah
7. Memiliki kode etik Kebidanan
8. memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan kebidanan
10.Memiliki standar praktik11. Memiliki standar pendidikan mendasar
sebagai kebutuhan masyarakat12.Memiliki standar pendidikan untuk
pengembangan kompetensi
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai