Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU
Oleh dr. Rhiko Edrians

Pembimbing : dr. Phindo Mawardinata, Sp.OG

Pendamping : dr. Hermansyah


dr. Didin Khoiruddin
PENDAHULUAN
 Indonesia sebagai Negara berkembang mempunyai AKI
yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Negara-
negara ASEAN. Pada tahun 2005 terdapat AKI sebesar
13/100.000 kelahiran hidup di Brunei Darussalam,
62/100.000 kelahiran hidup di Malaysia, 110/100.000
kelahiran hidup di Thailand, 380/100.000 kelahiran hidup
di Myanmar dan 420/100.000 kelahiran hidup di Indonesia.
 Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetrik
terbanyak pada tahun 2006 adalah disebabkan penyulit
kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya dengan
proporsi 47,3 %, diikuti dengan kehamilan yang berakhir
abortus dengan proporsi 31,5%. Kehamilan ektopik
merupakan salah satu kehamilan yang berakhir abortus,
dan sekitar 16 % kematian oleh sebab perdarahan dalam
kehamilan dilaporkan disebabkan oleh kehamilan ektopik
yang pecah
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Identitas Pasien
 Nama : Ny.E

 Usia : 24 tahun
 Agama : Islam

 Suku : Melayu
 Pendidikan: SD

 Pekerjaan : Ibu rumah tangga

 Alamat : Dayun

Identitas Suami
 Nama : Tn.A

 Usia : 27 tahun
 Agama : Islam

 Suku : Melayu
 Pendidikan: SD

 Pekerjaan : Swasta

 Alamat : Dayun
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri perut
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri perut di sekitar pusat sejak
1 hari yang lalu, nyeri menjalar hingga ke pinggang dan
paha sebelah kanan. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk dan terus menerus. Pasien juga mengeluhkan
adanya perdarahan pervaginam kemarin. Awalnya
perdarahan banyak, namun sekarang hanya berupa flek-
flek, dan berwarna kehitaman. Pasien juga mengeluh
mual muntah. Pasien mengaku saat ini hamil usia 6-7
minggu. Hamil anak pertama.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya
dan pasien menyangkal memiliki penyakit-penyakit lain.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya dan
pasien menyangkal memiliki penyakit-penyakit lain.
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa
serta tidak memiliki penyakit-penyakit lain.
Riwayat menstruasi
 Menarche usia 13 tahun
 Lama haid 7 hari dengan 2-3 kali ganti pembalut
 HPHT : 27 - 10 - 2018

Riwayat perkawinan
Perkawinan pertama, umur menikah 24 tahun, dan
lama menikah 5 bulan.
Ante Natal Care
Sebelumnya os sudah pernah kontrol k SpOG dan d USG.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : baik
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 82x/menit, regular isi cukup, kuat angkat
 Nafas : 22x/menit, regular
 Suhu : 36,9oC
 Berat badan : 75 kg, tinggi badan : 155 cm

Status Generalis
Kepala
 Mata : Konjunctiva anemis (+/+), Sclera ikterik
(-/-), Pupil isokor (3 mm/3mm), Refleks cahaya
(+/+)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
 Inspeksi : datar
 Palpasi : Soefl, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), nyeri tekan perut kanan bawah
(+)
 Perkusi : timpani di seluruh lapangan abdomen
 Auskultasi : Bising usus (+) normal

Status Ginekologi
 Inspeksi : perut tampak datar, tidak ada ballotement
 Palpasi : fundus uteri sulit dievaluasi, nyeri tekan (+)
 Pemeriksaan dalam : vulvovagina normal, tidak ada
pembukaan, nyeri goyang portio (+), forniks posterior
agak menonjol, nyeri tekan forniks posterior (+),
pengeluaran darah (+) berwarna merah kehitaman.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Diagnosis
G1P0A0 gravid 6-7 minggu + Kehamilan ektopik
terganggu+Anemia Gravis
Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 13-12-2018

Hb 6,9

Hct 24,4%

Leukosit 12.400

Trombosit 430.000
PENATALAKSANAAN
WAKTU OBSERVASI

13-12-2018 Tanda vital :


TD : 120/70 mmhg, N: 78x/menit, RR : 26x/menit, T:
36,5oC
 

  Lapor dr. Phindo Sp. OG, advice :


- IVFD 20 tpm
- Inj. Cefotaxime 1gr/12jam
- Inj. Asam Tranexamat 500mg IV/8jam
- Transfuci PRC 1 bag
- Laparatomi CITO pukul 21.00 WIB
FOLLOW UP RUANGAN
14/12/2018 (Hari ke-1 post operasi) 15/12/2018 (Hari ke-2 post operasi)
Keluhan : nyeri bekas operasi Keluhan utama : Nyeri luka operasi (+)
Keadaan umum : Baik berkurang
Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital: Kesadaran : Compos mentis
TD = 120/80 mmHg Tanda-tanda vital:
RR : 20 x/I TD = 120/70 mmHG
N = 80 x/i RR : 20 x/I
T : 36,8 0C N = 84 x/i
BAK : per kateter 900 cc /24 jam T : 36,6 0C
Drain : 100cc BAK : per kateter 1900 cc / 24 jam >>
BAB : (-) aff
Hasil lab : Hb: 7,4 gr/dl BAB : (-)
Diagnosa: Post Laparatomi Hasil lab : Hb : 9,0
Salpingoektomi a.i KET Drain : 100cc >> aff
Terapi : Diagnosa: Post Laparatomi
IVFD RL 20tpm Salpingoektomi a.i KET
Injeksi Cefotaxim 1gr/12jam iv Terapi :
Injeksi Ketorolac 1amp/12jam iv IVFD RL20tpm
Injeksi As. Traneksamat 500mg/8jam iv Injeksi Cefotaxim 1gr/12jam iv
Injeksi Ketorolac 1amp/12jam iv
Injeksi As. Traneksamat 500mg/8jam iv
FOLLOW UP RUANGAN
16/12/2018 (Hari ke-3 post operasi) 17/12/2018 (Hari ke-24post operasi)
Keluhan utama : Nyeri luka operasi (+) Keluhan : (-)
berkurang Keadaan umum : Baik
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis
Kesadaran : Compos mentis Tanda-tanda vital:
Tanda-tanda vital: TD = 120/70 mmHG RR : 20 x/I
TD = 120/70 mmHG
RR : 20 x/I N = 84 x/i T : 36,8 0C
N = 84 x/i BAK : (+)
T : 36,4 0C BAB : (-)
BAK : (+) Diagnosa: Post Laparatomi
BAB : (+) Salpingoektomi a.i KET
Hasil lab : 10,4 Terapi :
Diagnosa: Post Laparatomi Ganti perban
Salpingoektomi a.i KET Boleh pulang
Terapi : Obat pulang :
IVFD RL20tpm Cefadroxyl tablet 2 x 500
Injeksi Cefotaxim 1gr/12jam iv mg
Injeksi Ketorolac 1amp/12jam iv Paracetamol tab 3 x 500
Injeksi As. Traneksamat 500mg/8jam iv mg
Vit K 3 x 1
DEFINISI KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU
Kehamilan ektopik ialah kehamilan, dengan
ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh
tidak di tempat yang normal.
Kehamilan ektopik terganggu adalah
kehamilan ektopik yang ruptur/abortus.
FAKTOR RESIKO
 Riwayat Kehamilan Jelek
 Riwayat infeksi pelvis
 Riwayat kontrasepsi
 Riwayat operasi tuba
KLASIFIKASI KEHAMILAN
EKTOPIK
Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan :
 Tuba fallopi. 95% kehamilan ektopik terjadi pada tuba fallopi. Lokasi-lokasi
tuba yang bisa terjadi kehamilan ektopik:
 Pars interstisialis
 Isthmus
 Ampulla
 Infudibulum
 Fimbria
 Uterus
 Ovarium
 Intraligamenter
 Abdominal
 Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
KLASIFIKASI KEHAMILAN
EKTOPIK
GAMBARAN KLINIS
 Keluhan paling sering itu adalah nyeri abodomen
 Perdarahan
 Amenorhea
 Bercak darah
ANAMNESIS
Terjadi amenorea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari
sampai beberapa bulan atau hanya haid yang tidak teratur. Kadang-
kadang dijumpai keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya.
Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tenesmus dan perdarahan
pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah. Kehamilan
ektopik harus dipikirkan pada semua pasien dengan test kehamilan
positif, nyeri pada pelvis, dan perdarahan uterus abnormal.
PEMERIKSAAN FISIK
 Anemis
 Nyeri pada abdomen

Pemeriksaan ginekologi
 Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan.
Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus
dapat diraba maka akan terasa sedikit membesar dan
kadang-kadang teraba tumor di samping uterus dengan
batas yang sukar ditentukan. Cavum douglasi yang
menonjol dan nyeri raba menunjukkan adanya hematocele
retrouterina.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes kehamilan
Apabila test positif, dapat membantu diagnosis khusunya terhadap tumor-
tumor adneksa, yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan. Tes kehamilan
yang negatif tidak banyak artinya, umunya tes ini menjadi negatif beberapa hari
setelah meninggalnya embrio.
Dilatasi dan kerokan
Biasanya kerokan dilakukan, apabila sesudah amonorea terjadi perdarahan
yang cukup lama tanpa ditemukan kelainan nyata di samping uterus, sehingga
dipikirkan abortus inkompletus, perdarahan disfungsional dan lain-lain.
Laparoskopi
 Laparoskopi merupakan cara pemeriksaan yang sangat penting untuk diagnosis
kehamilan ektopik pada umumnya dan kehamilan ektopik yang tidak
terganggu.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Keunggulan, bahwa tidak invasif atau tidak perlu memasukkan alat
dalam rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal
endometrium, adanya massa di kanan atau kiri uterus dan apakah kavum
Douglas berisi cairan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kuldosintesis
Teknik :
 Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi

 Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptik

 Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam serviks
dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak.
 Jarum spinal no.18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan semprit
10 ml dilakukan pengisapan.
 Bila pada pengisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kain
kasa dan diperhatikan apakah darah merah yang dikeluarkan merupakan :
 Darah segar berwarna merah dan akan membeku; darah berasal dari arteri
atau vena yang tertusuk
 Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku,darah
menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
• Salfingotomi
• Reseksi segmental
• Salfingoektomi
• Salfingoooforektomi
2. Medikamentosa
MTX (methotrexate)
METHOTREXATE
Kriteria untuk terapi Methotrexate adalah sebagai berikut:
 Massa belum ruptur <3,5-4,0 cm (peningkatan ukuran dapat
meningkatkan risiko pecah atau memerlukan lebih dari satu dosis
metotreksat).
 Tidak ada gerakan jantung janin (aktivitas jantung menunjukkan
kehamilan lanjut dan meningkatkan risiko rupture atau kegagalan
metotreksat dosis tunggal)
 Tidak ada bukti ruptur atau hemoperitoneum.
 Hemodinamik stabil
 Diagnosis kehamilan ektopik telah pasti dan tidak memerlukan
diagnosis laparoskopi.
 Pasien menginginkan kesuburan di masa depan (jika fertilitas masa
depan tidak diinginkan, pertimbangkan laparoskopi dengan ligasi
tuba dari tuba kontra-lateral)
 Anestesi umum menimbulkan risiko yang signifikan
 Pasien dapat diandalkan dan bersedia untuk kembali control
 Pasien tidak memiliki kontra-indikasi untuk Methotrexate
 + / - Serum β-hCG kurang dari 6.000 - 15.000 mIU / mL10
KESIMPULAN
Kehamilan ektopik terganggu adalah setiap kehamilan yang
terjadi di luar kavum uteri yang telah menimbulkan masalah seperti
abortus atau ruptur. Tempat tersering mengalami implantasi
ekstrauterin adalah pada tuba Falopii (95%).
Pasien Ny.E, 24 tahun datang dengan kuhan nyeri perut bagian
bawah sejak 1 hari yang lalu, perdarahan pervaginam 1 hari yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang di tegakkan
diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu, diputuskan untuk
dilakukan Laparotomi, dan Salpingoektomi. Pasien dipulangkan
dengan kondisi baik dan disarankan kontrol ke poliklinik
kandungan)

Anda mungkin juga menyukai