Anda di halaman 1dari 16

MOLA HIDATIDOSA

Anggi Sheila Pramutia 19037140004


Hildatus Sholehah 19037140021
Laelatul Komariyah 19037140026
Lukman Hakim 19037140028
Oktaviola Putri R 19037140038
Sherli Amalia Okta F. 19037140050
Wardatul Hasanah 19037140063
DEFINISI

Hamil mola atau dalam istilah awam disebut hamil anggur adalah
suatu kehamilan di mana setelah : fertilisasi hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi and terjadi proliferasi dari vili
koriales disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan
berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak
dijumpai qadanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan
seperti rangkaian buah anggur (Saifuddin, 2002).
 

GEJALA

a. Perdarahan terus-menerus pada minggu ke-12 keha milan.


b. Pembesaran perut (pertumbuhan ukuran rahim) tidak
sesuai dengan usia kehamilan atau lebih cepat dari pada
biasanya.
c. Mual-mual dan muntah lebih sering terjadi dan durasinya
Hal lebih lama.
d. Timbul tekanan darah tinggi yang terkait dengan
kehamilan.
e. Tidak ada tanda-tanda adanya janin.
f. Kadar hormon korionik gonadotropin (HCG) tinggi dalam
darah dan urine ibu.
g. Denyut nadi cepat dan jantung berdebar-debar.
 
 
ETIOLOGI
  

Faktor langsung penyebab hamil anggur ini hingga saat ini belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabnya, yaitu:

a) Faktor mutasi genetik akibat kualitas sperma yang buruk atau gangguan pada sel telur,
sehingga janin akan mati dan tidak berkembang.

b) Faktor kekurangan vitamin A, darah tinggi serta faktor gizi buruk.

c) Faktor usia kehamilan. Wanita dengan usia kehamilan di am bawah 20 tahun atau di
atas 40 tahun juga rawan terjadi mola hidatidosa.

d) Faktor ibu sering hamil.

e) Gangguan peredaran darah dalam rahim dan kelainan o rahim.

f) Akibat banyak mengonsumsi makanan rendah protein, asam folat, dan karoten.
PATOFISIOLOGI

:
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berial cairan
jernih. Biasanya tidak ada janin, hanya pada mola partialis kadang-
kadang ada janin.

Gelembung itu sobesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur.
Gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri.

Di bawah mikroskop nampak degenerasi hydropik dari stroma jonjot,


tidak adanya pembuluh darah dan proliferaal trofoblast. Pada
pemeriksaan chromosom didapatkan poliploidi dan hampir pada se mua
kasus mola susunan sex chromatin adalah wanita.
woc
Trofoblas proliferasi Degenerasi hidrofilik

Trofoblas semakin Pembengkakan vili

Uterus semakin Resiko


pendarahan

Terapi histerektomi Mual muntah

Gg rasa nyaman Resiko

Perubahan
Efek Luka insisi

Mual Nyeri Akut Kurang

Resiko defisit Ansietas


nutrisi
 

MANIFESTASI KLINIS

manifestasi klinis pada ibu dengan mola hidatidosa adalah:


A. Hampir sebagian besar kehamilan mola akan disertai
dengan pembesaran uterus dan peningkatan kadar hCG.
B. Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan abortus
imminens, tetapi gejala mual dan muntah lebih hebat,
seringkali disertai dengan gelaja preeklamsia
  PENANGAN

a) Evaluasi awal
b) Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin
c) Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan ultra
sonografi
d) Pemeriksaan dengan rontgen untuk melihat rangka
janin
e) Reaksi biologis dengan Galli Mainini
KAJ I AN 4. Status obstetri ginekologi

PENG a. Usia saat hamil , sering terjadi pada usia


produktif 25 – 45 tahun, berdampak bagi
a) Identitas pasien psikososial, terutama keluarga yang
Seperti : nama, umur, pendidikan, status masih mengharapkan anak.
pernikahan, pekerjaan, alamat b. Riwayat persalinan yang lalu, Apakah klien
b) Riwayat Kesehatan melakukan proses persalinan di petugas
1. Keluhan utama kesehatan atau di dukun, melakukan
Biasanya klien datang dengan keluhan nyeri persalinan secara normal atau operasi.
atau kram perut disertai dengan c. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi,
perdarahan pervaginam, keluar secret seperti penggunaan IUD.
pervaginam, muntah-muntah d. Adanya keluhan haid, keluarnya darah
2. Riwayat kesehatan sekarang haid dan bau yang menyengat.
Biasanya keluhan pasien akan mengalami Kemungkinan adanya infeksi.
perdarahan pervaginam diluar siklus
haidnya, terjadi pembesaran uterus lebih
besar dari usia kehamilan
3. Riwayat kesehatan dahulu
Poltekkes Kemenkes Padang15 Kaji jumlah
paritas ibu, paritas lebih dari 3 perlu
diwaspadai karena semakin banyak anak
keadaan rahim ibu akan semakin melemah.
ibu multipara cenderung beresiko terjadinya
kehamilan mola hidatidosa karena trauma
kelahiran.
j u t an…. 3. Pemeriksaan leher dan thorak
Lan Tanda-tanda mola hidatidosa tidak dapat
di identifikasikan melalui leher dan
2. Riwayat kesehatan keluarga thorax
4. Pemeriksaan abdomen
Hal yang perlu dikaji kesehatan suami,
Biasanya hampir 50 % pasien mola
apakah suami mengalami infeksi hidatidosa uterus lebih besar dari yang
system urogenetalia, dapat menular diperkirakan dari lama nya
pada istri dan dapat mengakibatkan amenore.Pada 25% pasien uterus lebih
infeksi pada celvix. kecil dari yang diperkirakan.Bunyi
a) Pola aktivitas sehari – hari jantung janin tidak ada. (Prawirohardjo,
2010)
1. Pola nutrisi
5. Pemeriksaan genetalia
2. Eliminasi Biasanya sebelum dilakukan tindakan
3. Personal hygiene operasi pada pemeriksaan genetalia
4. Pola aktivitas (istirahat tidur) eksterna dapat ditemukan adanya
Biasanya terjadi gangguan istirahat, nyeri perdarahan pervaginam.
akibat luka post op atau setelah 6. Pemeriksaan ekstremitas
Poltekkes Kemenkes Padang17 Pada
kuratese
ekstrimitas atas dan bawah biasanya
b) Pemeriksaan Fisik ditemukan adanya akral dingin akibat
1. Keadaan umum syok serta tanda-tanda cyanosis perifer
Biasanya keadaan umum kllien akan pada tangan dan kaki.
tampak pucat, lemah, lesu, dan c) Pemeriksaan Penunjang
tampak mual atau muntah 1. Pemeriksaan HCG
2. Pemeriksaan USG
Diagnosa Keperawatan
 

1. Resiko Pendarahan
2. Nyeri Akut
3. Risiko defisit nutrisi
4. Ansietas
Intervensi keperawatan

No Diagnosa Standar luaran Standar Intervensi


Keperaawatan Indonesia Keperawatan Indonesia (SIKI)
(SLKI)

1 Risiko Pendarahan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Perdarahan


keperawatan selama 3x24 jam
(D.0012) masalah risiko pendarahan, maka • Monitor tanda dan gejala
kriteria hasil : perdarahan
Tingkat pendarahan : • Pertahankan bed rest selama
perdarahan
• Pendarahan vagina (5) menurun • Batasi tindakan invasif, jika
• Tekanan darah (5) membaik perlu
• Denyut nadi (5) membaik • Jelaskan tanda dan gejala
• Suhu Tubuh (5) membaik perdarahan
• Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi.
• Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
No Diagnosa Standar luaran Standar Intervensi
Keperaawatan Indonesia Keperawatan Indonesia (SIKI)
(SLKI)

2. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri


keperawatan selama 3x24 jam • Identifikasi lokasi,
masalah nyeri akut, maka kriteria karateristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas,
Tingkat nyeri intensitas nyeri.
• Keluhan nyeri (5) menurun • Berikan teknik
• Meringis (5) menurun nonfarmakologi untuk
• Gelisah (5) menurun mengurangi rasa nyeri
• Pola nafas (5) membaik • Jelaskan penyebab, periode
• Tekanan darah (5) membaik dan pemicu nyeri
• Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
No Diagnosa Standar luaran Standar Intervensi
Keperaawatan Indonesia Keperawatan Indonesia (SIKI)
(SLKI)

3. Resiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuhan . Manajemen Nutrisi


keperawatan selama 3x24 jam • Identifikasi status nutrisi
masalah resiko defisit nutrisi, maka • Sajikan makanan secara
kriteria hasil : menarik dan suhu yang
Status nutrisi sesuai
• Porsi makan yang dihabiskan ( 4) • Anjurkan posisi duduk, jika
cukup meningkat mampu
• Perasaan cepat kenyang ( 4) • Kolaborasi pemberian
Cukup menurun medikasi sebelum makan
• Nyeri abdomen ( 4) Cukup (mis. pereda nyeri,
menurun antiemik), jika perlu
• Nafsu makan (4) cukup membaik
No Diagnosa Standar luaran Standar Intervensi
Keperaawatan Indonesia Keperawatan Indonesia (SIKI)
(SLKI)

4. Ansietas Setelah dilakukan asuhan Dukungan keyakinan


keperawatan selama 3x24 jam • Identifikasi keyakinan,
masalah ansietas, maka kriteria hasil masalah, dan tujuan
: perawatan
Tingkat ansietas • Monitor kesehatan fisik dan
• Verbalisasi khawatir akibat mental pasien
kondisi yang dihadapi ( 5) • Integrasikan keyakinan
menurun dalam rencana perawatan
• Perilaku gelisah (5) menurun sepanjang tidak
• Perilaku tegang (5) menurun membahayakan / beresiko
• Perilaku tegang (5) menurun keselamatan sesuai
kebutuhan
• Berikan penjelasan yang
relevan dan mudah
dipahami
THANKS
do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai