Anda di halaman 1dari 19

TEORI AKUNTANSI

'KEWAJIBAN'

Nama : Imaculada Maia Nahak


Nim : 17013006
A. Defenisi
FASB mendefinisikan kewajiban dalam
rerangka konseptualnya

Kewajiban adalah pengorbanan manfaat


ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha
untuk mentransfer aset atau menyediakan/
menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa
datang sebagai akibat transaksi atau kejadian
masa lalu
Karakteristik Utama Kewajiban

Pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang Keharusan sekarang
yang cukup pasti (present obligation)
(probable)

Timbul akibat
transaksi masa lalu

06/11/21
Karakteristik Pendukung (Kewajiban)
B. MENGUKUR DAN MENENTUKAN JUMLAH RUPIAH PADA
SAAT PENANGGUNGAN, PENELUSURAN, DAN PELUNASAN

Kriteria pengakuan lebih berkaitan dengan pedoman umum dalam


rangka memenuhi karakteristik kualitatif informasi sehingga
elemen statemen keuangan hanya dapat diakui bila kriteria definisi,
keberpautan, keterandalan, dan keterukuran dipenuhi.
Empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban
yaitu:
1. Ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan
informasi.
2. Keterterapan konsep dasar
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan.
3. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Kaidah ini berkaitan dengan masalah relevansi informasi.
4. Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas
keterandalan informasi.
Saat-Saat Mengakui Kewajiban
Pada saat penandatanganan kontrak bila
pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat..

Bersamaan gakuan biaya bila barang dan jasa


yang menjadi bdengan peniaya belum dicatat sebagai
aset sebelumnya.

Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul


ketika hak untuk menggunakan barang dan jasa diperoleh.

Pada akhirnya periode karena penggunaan asas akrual


proses penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan pos
utang atau kewajiban akrual (accrued liabilities).
PENILAIAN

Kalau pengukuran mengacu pada


penentuan nilai keharusan sekarang sekarang
(the value of current obligation) pada saat
terjadinya, penilaiaan mengacu pada penentuan
nilai keharusan sekarang pada setiap saat antara
terjadinya liabilitas sampai dilunasinya
liabilitas. Makin mendekatinya saat jatuh tempo,
nilai liabilitas akan makin mendekati nilai
nominal (face value) liabilitas.
Jadi, penilaaan liabilitas pada saat tertentu
adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut
liabilitas harus dilunasi. Dengan kata lain,
penilaian adalah penentuan nilai sekarang
liabilitas.
PELUNASAN

Pelunasan adalah tindakan atau


upaya yang segaja dilakukan oleh
kesatuan usaha untuk memenuhi (to
satisfy) liabilitas pada saatnya dan
dalam kondisi normal usaha (in due
course of business) sehingga bebas dari
liabilitas tersebut. Pelunasan biasanya
merupakan pemenuhan secara langsung
kepada pihak yang berpiutang.
Pelunasan menjadikan liabilitas tersebut
hapus, tiada, atau lenyap (extinguished)
secara langsung (liabilitas langsung
didebit).
FSAB menetapkan bahwa suatu kewajiban
dapat dikatakan lenyap kalau salah satu
dari kondisi berikut dipenuhi:
a. Debitur membayar kreditur dan
terbebaskan dari keharusan yang melekat
pada kewajiban. Membayar kreditur
mencakupi penyerahan kas, asset financial
lain, barang, atau jasa atau penebusan
sekuritas utang oleh debitor untuk
menghapus utang atau untuk menahannya
sebagai utang obligasi treasuri.
b. Debitur telah dibebaskan secara hukum
dari statusnya sebagai penanggung utang
utama baik oleh keputusan pengadilan
maupun kreditur.
C. DASAR ATAU ATRIBUT PENILAIAN LIABILITAS

Basis (atribut) Penilaian Keterangan Contoh Pos Yang Berpaut

Harga pasar sekarang Berbagai kewajiban yang Kewajiban penerbit opsi


Nilai pelunasan neto melibatkan komoditas dan sebelum jangka opsi habis
Nilai diskunan aliran kas surat – surat berharga. dan beberapa kewajiban
masa datang Berbagai kewajiban yang pedagang efek.
melibatkan jumlah rupiah Utang usaha, utang
yang cukup pasti tetap garansi, dan utang wesel
waktu pelunasannya tidak jangka pendek.
cukup pasti. Utang obligasi, dan utang
Kewajiban moneter jangka wesel jangka panjang.
panjang jumlah rupiah
maupun saat pembayaran
cukup pasti.  
06/11/21
D. KRITERIA PENGAKUAN LIABILITAS

Menurut FASB kriteria pengakuan kewajiban bergantung:


1. Ketertagihan piutang usaha
2. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan
produk
3. Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan
usaha akibat kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya
4. Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah
5. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan
6. Klaim atau pungutan yang telah diajukan/ dikenakan atau
yang mungkin terjadi
7. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan
asuransi kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi
8. Jaminan terhadap utang pihak lain
9. Keharusan bank komersial dalam ikatan standby letters o
credit
10. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang
terkait yang telah terjual
PENGAKUAN KEWAJIBAN
BERGANTUNG

Untuk keharusan bergantung (khususnya rugi


bergantung yang menimbulkan kewajiban), kaidah pengakuan
keempat (keterukuran nilai kewajiban) dan pasti tidaknya
pengorbanan sumber ekonimik masa datang akan terjadi
menimbulkan masalah pengakuan. Kewajiban kontraktual,
konstuktif , dan demi keadilan dalam beberapa kasus juga bersifat
bergantung terutama bila kewajiban tersebut melibatkan
penaksiran jumlah masa datang yang merugikan.
FASB menetapkan kriteria pengakuan kewajiban bergantung:
Informasi yang tersedia sebelum penerbitan statemen keuangan
menunjukkan bahwa suatu aset cukup pasti telah turun nilainnya
(impaired) atau suatu kewajiban cukup pasti telah terjadi pada
tanggal statemen keuangan.
Jumlah rupiah rugi dapat diestimasi dengan cukup tepat
(reasonably estimated).
E. PROVISI, LIABILITAS KONTINGENSI (BERSYARAT),
DAN ASET KONTINGENSI (IAS 37/SAK57)

PSAK 57 Revisi 2009, Pernyataan ini bertujuan


untuk mengatur pengakuan dan pengukuran
provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi
serta untuk memastikn informasi memadai telah
diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas
dalam akuntansi untuk provisi, liabilitas
kontinjensi dan aset kontinjensi, kecuali yang
timbul dari:
Kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak
tersebut bersifat memberatkan;
Hal-hal yang dicakup dalam PSAK lain
Liabilitas Kontingensi
(Bersyarat)

Liabilitas kontinjensi adalah liabilitas yang timbul dari


peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan
terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa
depan yang tidak sepenuhnya berada dalamkendali entitas, atau
liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu,
tetapi tidak diakui karena:
1. Tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk
menyelesaikan liabilitasnya; atau
2. Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Provisi dan liabilitas lainnya  

Provisi dapat dibedakan dari liabilitas lain, seperti utang


dagang dan akrual, karena pada provisi terdapat
ketidakpastian
mengenai waktu dan jumlah yang dikeluarkan di masa
depan untuk menyelesaikan provisi tersebut. Sebaliknya:
 Utang dagang adalah liabilitas untuk membayar barang
ataujasa yang telah diterima atau dipasok dan telah
ditagih melalui faktur atau secara formal sudah
disepakati dengan pemasok; dan
 Akrual adalah liabilitas membayar barang atau jasa yang
telah diterima atau dipasok, tetapi belum dibayar,
ditagih atau secara formal disepakati dengan pemasok,
termasuk jumlah yang masih harus dibayar kepada
pegawai (misalnya jumlah tunjangan cuti).
Pengakuan

Provisi
Provisi diakui jika:
1. Entitas memiliki kewajiban kini sebagi akibat peristiwa masa lalu;
2. Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengekibatkan
arus kas keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis; dan
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Liabilitas Kontinjensi
Uraian ringkas mengenai karakteristik liabilitas kontinjensi dan, jika praktis:
1. Estimasi dari dampak keuangannya yang diukur;
2. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu arus
keluar sumber daya; dan
3. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.
Aset Kontinjensi
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjesi. Aset kontinjensi
biasanya timbul dari peristiwa tidak terencana atau tidak diharapkan yang menimbulkan
kemungkinan arus masuk manfaat ekonomis untuk entitas. Misalnya, klaim yang sedang
diusahakan entitas melalui proses hukum yang hasilnya belum pasti.
Pengukuran

   Ketidakpastian dari jumlah yang akan diakui sebagai


provisi dapat dinilai dengan berbagai cara sesuai dengan
kondisi yang ada. Jika provisi yang sedag diukur
menyangkut populasi yang terdiri dari sejumlah besar
unsur, maka liabilitas ditentukan dengan menimbang
berbagai kemungkinan hasil berdasarkan probabilitas
terkait. Metode estimasi statistik ini dikenal sebagi metode
“nilai yang diharapkan (expected value)”.
Pengungkapan

  Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan:


1.Nilai tercatat pada awal dan akhir peiode;
2.Provisi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah provsisi yang ada;
3.Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi
dan dibebankan pada provisi selam periode bersangkutan;
4.Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan
selama periode bersangkutan;
5.Peningkatan, selama periode bersangkutan dalam
nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak
dari setiap perubahan tingkat diskonto.
SI H
R IM A KA
TE

Anda mungkin juga menyukai