Anda di halaman 1dari 23

Tegangan Permukaan

Oleh kelompok 4
Felicia Wiyanto (081911433012)
Indah Hastuti (081911433013)
Nabila Azra (081911433014)
Fatin Hamama (081911433015)
A. DASAR TEORI
• Tegangan permukaan adalah suatu kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan kulit
tipis.
• Ditinjau dari dari sudut pandang molekuler, molekul-
molekul zat cair memberikan gaya tarik satu sama
lain. Gaya tarik antar molekul zat cair tersebut terjadi
ke semua arah sehingga molekul di dalam zat cair
berada dalam kesetimbangan, demikian pula dengan
molekul-molekul zat cair yang berada di permukaan
• Karena zat cair memiliki tegangan permukaan, maka
tetesan zat cair yang jatuh cenderung berbentuk bola
• Benda akan mengganggu kesetimbangan zat cair dan gaya tarik
antarmolekul akan meregang. Sebagai akibatnya ada gaya pemulih
yang berusaha menarik molekul-molekul itu kembali ke permukaan.
Demikian sebaliknya ketika benda ditarik dari permukaan zat cair.
Maka tegangan permukaan (ɣ) didefinisikan sebagai gaya (F) per
satuan panjang (L) yang bekerja melintasi semua garis permukaan
benda yang bersentuhan dengan permukaan zat cair.
• Jika benda yang dimaksud adalah permukaan kaca, maka
besarnyategangan permukaan zat cair diberikan oleh persamaan (1)

berikut.
B. TUJUAN
• Tujuan pada praktikum kali ini adalah
menentukan besarnya tegangan permukaan air,
alcohol, dan spiritus.
C. ALAT DAN BAHAN
▫ Piranti pengukur tegangan permukaan Newton
• 
▫ Gelas Beaker
• 
▫ Termometer
• 
▫ Anak Timbangan
• 
▫ Air
• 
▫ Alkohol
• 
▫ Spiritus
D. CARA KERJA
1. peralatan percobaan disusun seperti gambar berikut

2. Beban diatur dengan cara menggeser agar ujung penunjuk skala


pada papan skala diusahakan berada pada skala "0", jika kesulitan,
penunjuk tersebut ditepatkan berhimpit dengan garis skala yang
dekat dengan "0" dan skala tersebut dicatat sebagai x 0
3. Anak timbangan 1g diletakkan pada wadah
timbangan sehingga penunjuk bergeser pada garis
skala lain, kemudian skala tersebut dicatat sebagai
x1
4. Dari langkah (2) dan (3) dapat disetarakan satu
skala pada papan sekala sebanding dengan gaya
pemulih yang diberikan oleh kawat baja. Misalkan
x1 – x0 = 5 skala, maka 1 skala = (mg)/5 N.
5. Anak timbangan diambil kembali dari wadah
sehingga penunjuk kembali ke posisi skala sebelum
anak timbangan diletakkan di wadah (posisi x0).
6. Air dituangkan pada gelas ukur lalu suhu diukur
menggunakan termometer
7. Bagian bawah keping kaca dicelupkan pada
permukan air dalam gelas ukur (diusahakan
jangan sampai masuk, hanya menempel pada
permukaan saja)
8. Keping kaca dilepaskan dari permukaan air
dengan cara gelas ukur diturunkan. Saat keping
kaca terlepas, penunjuk akan bergeser. Posisi
tersebut dicatat sebagai x2
9. Langkah (6) dan (7) diulangi sebanyak 5 kali
10. Langkah (6) sampai (9) dilakukan lagi masing-
masing untuk alkohol dan spiritus
11. Panjang dan tebal kaca diukur mengunakan
jangka sorong
E. Data Hasil Pengamatan
X• 0  = (0±0,05) cm = (0±0,0005) m
X1= (1,4±0,05) cm = (0,014±0,0005) m
Suhu Air Biasa = 26°C
Suhu Alkohol = 23°C
Suhu Spiritus = 24°C
1 gr = 1x kg
1 ml = 1x L
Mistar 0,1/2 = 0,05 mm = 0,0005 m
Jangka Sorong = 0,
ZAT X2 (Skala) (m)
CAIR 1 2 3 4 5
Air (0,004±0,000 (0,005±0,000 (0,003±0,000 (0,004±0,00 (0,002±0,00
5) 5) 5) 05) 05)
Alkoh (0,002±0,000 (0,001±0,000 (0,001±0,000 (0,002±0,00 (0,002±0,00
ol 5) 5) 5) 05) 05)
Spiritu (0,001±0,000 (0,001±0,000 (0,001±0,000 (0,001±0,00 (0,001±0,00
s 5) 5) 5) 05) 05)

• P = 69,25 mm = 0,06925 m => (0,06925±0,0005) m


• t = 0,25 mm = 0,00025 m => (0,00025±0,00005) m
F. Analisis Data
• 
Menentukan kesetaraan skala pada papan skala
terhadap gaya pemulih kawat baja.
(x1-x0) skala = m.g = . 9,8 m/s = 9,8x
= 0,17 N
• 
1. Untuk Air
i X2i (Nm) X
1 0,002 0,000004
2 0,003 0,000009
3 0,003 0,000009
4 0,003 0,000009
5 0,0035 0,000012
n=5 ∑X2i = 0,0145 ∑ = 0,000043

= 0,0029
= 0,0002
= 0,00203 N
=
•  0,35 N
= 0,0146 N/m

= 2,51411
± = (0,0146 ± 2,51411) N/m
Literatur = 0,072

= 79,7 %
2. Untuk Alkohol
i X2i (Nm) X
1 0,002 0,000004
2 0,002 0,000004
3 0,002 0,000004
4 0,003 0,000009
5 0,002 0,000004
n=5 ∑X2i = 0,011 ∑ = 0,000025
•  = 0,0022
• = 0,0002
• = 0,00154 N
=
•  0,35 N
= 0,00110 N/m

= 2,51409
± = (0,0110 ± 2,51409) N/m
Literatur = 0,025

= 56 %
3. Untuk Spiritus
i X2i (Nm) X
1 0,001 0,000001
2 0,001 0,000001
3 0,001 0,000001
4 0,0015 0,00000225
5 0,0015 0,00000225
n=5 ∑X2i = 0,006 ∑ = 0,00000475

•  = 0,0012
• = 0,0003
• = 0,00084 N
•  0,35 N
=
= 0,0060 N/m

= 2,51405
± = (0,0060 ± 2,51405) N/m
Literatur = 0,024

= 75 %
Pembahasan
• Praktikum kali membahas tentang tegangan permukaan. Tegangan permukaan

dipengauhi oleh suhu, kerapatan zat, jenis cairan, surfaktan, dan gaya kohesi

antarmolekul

• Seperti yang ada pada dasar teori, tengangan permukaan akan terganggu jika ada

benda yang menempel pada permukaan dari zat cair tersebut. Kesetimbangan zat

cair akan dipulihkan dengan gaya pemulih yang akan mengembalikan

kesetimbangan zat cair menjadi normal. Dengan demikian tegangan permukaan

(ɣ) didefinisikan sebagai gaya (F) per satuan panjang (L) yang bekerja melintasi

semua garis permukaan benda yang bersentuhan dengan permukaan zat cair.
• Dari analisis data diketahui bahwa tegangan
1. Air = (0,0146 ± 2,51411) N/m) dengan persen
kesalahan sebesar 79,7 %
2. Alkohol = (0,0110 ± 2,51409) N/m dengan
persen kesalahan sebesar 56 %
3. Spirtus = (0,0060 ± 2,51405) N/m dengan
ppersen kesalahan sebesar 75 %
• kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
diakibatkan oleh suhu yang berubah saat
dilakukan pengambilan data. Perubahan suhu
dapat diakibatkan oleh sentuhan tangan yang
langsung kontak dengan gelas beaker.
Perubahan suhu juga dapat disebabkan oleh
ruangan yang ber-AC sehingga saat data diambil,
suhu tidak bisa stabil
Kesimpulan dan Saran
• Dari praktikum kali ini dapt diketahui bahwa
tegangan permukaan dari
1. Air = (0,146 ± 2,51411) N/m)
2. Alkohol = (0,0110 ± 2,51409) N/m
3. Spirtus = (0,0060 ± 2,51403) N/m
Dan Diharapkan praktikan lebih teliti dalam
mengambil data, sehingga meminimalisir
kesalahan dalam mengolah data
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai