Anda di halaman 1dari 36

TETES TELINGA

GENTAMISIN SULFAT
Melania Niken Safira (I1021181073)
LATAR BELAKANG
Larutan otik merupakan larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain
dan bahan pendispersi. Larutan otik bertujuan untuk penggunaan telinga luar (Depkes
RI, 2020). Sebelum diaplikasikan ke telinga, sebaiknya hangatkan tetes telinga dengan
cara digenggam dalam telapak tangan atau ketiak untuk beberapa menit. Obat tetes
telinga seharusnya tidak menyebabkan rasa terbakar atau menyengat lebih dari beberapa
menit (Pionas, 2015).
Gentamisin merupakan sediaan antiinfeksi yang bekerja pada telinga tepatnya pada
otitis eksterna. Otitis eksterna adalah reaksi radang kulit meatus (Pionas, 2015).
Gentamisin tetes telinga dapat mengobati radang pada liang telinga bagian luar.
Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara luas
untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negative (Honestdocs, 2020).
Sediaan tetes telinga yang mengandung zat aktif gentamisin dibuat dalam bentuk
larutan karena mudah larut dalam air. Dalam pembuatan formula ini juga ditambahkan
beberapa eksipien yang berfungsi untuk menstabilkan sediaan. Praktikan diberi
keluasaan dalam merancang formulanya sendiri. Kekuatan dosis yang dibuat adalah
sebesar 0,3%.
Preformulasi zat aktif (Gentamisin Sulfat)
Struktur kimia (Pubchem, 2020)

Rumus molekul C60H125N15O25S (Pubchem, 2020)


Sinonim Gentamicine sulfate; Gentamicin, Sulfate (Salt); Gentamicin sulfate salt; GENTAMICIN SULPHATE; Prestwick_240 (Pubchem, 2020)
Nama kimia (2R,3R,4R,5R)-2-[(1S,2S,3R,4S,6R)-4,6-diamino-3-[(2R,3R,6S)-3-amino-6-[(1R)-1-aminoethyl]oxan-2-yl]oxy-2-hydroxycyclohexyl]oxy-5-methyl-4-
(methylamino)oxane-3,5-diol;(2R,3R,4R,5R)-2-[(1S,2S,3R,4S,6R)-4,6-diamino-3-[(2R,3R,6S)-3-amino-6-(aminomethyl)oxan-2-yl]oxy-2-
hydroxycyclohexyl]oxy-5-methyl-4-(methylamino)oxane-3,5-diol;(2R,3R,4R,5R)-2-[(1S,2S,3R,4S,6R)-4,6-diamino-3-[(2R,3R,6S)-3-amino-6-[(1R)-1-
(methylamino)ethyl]oxan-2-yl]oxy-2-hydroxycyclohexyl]oxy-5-methyl-4-(methylamino)oxane-3,5-diol;sulfuric acid (Pubchem, 2020)
Berat molekul 1488,8 g/mol (Pubchem, 2020)
Pemerian Serbuk; putih sampai kekuning-kuningan (FI VI, 2020; Hal 662)
Kelarutan Larut dalam air; tidak larut dalam etanol, aseton, kloroform, eter, dan benzen (FI VI, 2020; Hal 662)
Titik leleh 218° C - 237° C (Codex Edisi 12, 1994; Hal 880)
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan aminofilin, amfoterisin, sefalosporin, kloramfenikol, eritromisin, furosemide, heparin, penisilin, Na bikarbonat, dan Na sulfadiazine
(Codex Edisi 12, 1994)
Stabilitas • Stabil pada larutan yang cukup asam sampai sangat basa, sedikit terdekomposisi pada larutan buffer mendidih (PH 2 sampai 14). Dekomposisi diinduksi
• Panas oleh irradiasi gamma. Larutan gentamisin sulfat cukup sensitive terhadap oksigen. Pada suhu ruang selama 48 jam dipaparkan sinar fluorescens, hasilnya
• Hidrolisis/oksidasi tetap stabil (Codex edisi 12, 1994, Hal 881)
• Cahaya
Kesimpulan
Bentuk zat aktif yang digunakan Garam (Pubchem, 2020)
Bentuk sediaan Larutan tetes telinga
Cara sterilisasi sediaan Sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
Kemasan Wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas berlibih (FI VI, 2020; Hal 66)
Pendekatan formula
NO Bahan Jumlah (%) Fungsi atau alasan penambahan
bahan
1 Gentamisin sulfate 0,3% Zat aktif untuk pengobatan
otitis eksterna
2 Gliserin 3% Peningkat viskositas
3 NaH2PO4 0,13653% Bahan dapar fosfat sebagai
asam
4 Natrium bisulfit 0,1% Sebagai antioksidan
5 Na2HPO4 0,09965% Bahan dapar fosfat sebagai
garam
6 Na EDTA 0,05% Agen pengkhelat
7 Benzalkonium klorida 0,01% Pengawet antimikroba
8 Aqua p.i Ad 100% Pelarut
Preformulasi eksipient
A. Gliserin
 Fungsi Pengawet antimikroba; kosolven; emollient; humektan; plasticizer; solven; pemanis; agen tonisitas (HOPE
Edisi 6, 2009; Hal 283)
 Pemerian Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis; memiliki rasa yang manis, kurang lebih
0,6 kali lebih manis dari sukrosa (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 283)
 Kelarutan Larut dalam air; praktis tidak larut dalam minyak, kloroform, dan benzen; larut dalam methanol dan etanol
(95%); sukar larut dalam aseton dan eter; larut dalam etil asetat (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 284)
 Persentase yang digunakan 3%
 Stabilitas Bersifat higroskopis; terurai pada pemanasan dengan evolusi acrolein beracun; gliserin dapat mengkristal
- Pans pada suhu rendah dibawah 200C. Suhu dekomposisi pada 2900C (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 284)
- Hidrolisis
- Cahaya
 Inkompatibilitas Dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat seperti CrO 3, Kalium klorat, atau kalium
permanganate. Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan beberapa produk oksidasi
yang sedang terbentuk. Dapat berubah menjadi warna hitam dengan adanya cahaya atau kontak dengan
seng oksida atau bismuth nitrat dasar. Kontaminasi besi dalam gliserin bertanggung jawab atas
penggelapan dalam warna campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin. Gliserin membentuk
kompleks asam borat, asam gliseroborat (yaitu asam yang lebih kuat dari asam borat) (HOPE Edisi 6, 2009;
Hal 285)

 Alasan Pemilihan ekspien Dapat meningkatkan viskositas sediaan agar waktu kontak antara obat dan jaringan pada telinga lebih lama,
dan kompatibel terhadap semua bahan dalam formula
 Cara Sterilisasi Autoklaf
 Kemasan Wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 639)
Preformulasi eksipient lanjutan
B. NaH2PO4 / Sodium fosfat monobasic
 Fungsi Agen pendapar; agen pengemulsi; agen sequestering (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 659)
 Pemerian Bubuk atau butiran kristal putih (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 659)
 Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam etanol (95%) (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 659)
 Persentase yang digunakan 0,13653%
 Stabilitas Pada pemanasan di suhu 1000C, bentuk dihidrat kehilangan semua air kristalisasinya. Meleleh dan
- Panas terdekomposisi pada suhu 2050C membentuk natrium hydrogen profosfat (Na2H2P2O7). Pada suhu 2500C
- Hidrolisis meninggalkan residu natrium yang terakhir metafosfat (NaPO3)
- Cahaya
 Inkompatibilitas Inkompatibel dengan bahan alkali dan karbonat; larutan NaH 2PO4 bersifat asam dan akan menyebabkan
karbonat berbuih. Sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan garam aluminium, kalsium, atau
magnesium karena dapat mengikat fosfat dan dapat mengganggu penyerapannya dari saluran pencernaan.
Interaksi antara kalsium dan fosfat, mengarah ke pembentukan endapan kalsium fosfat yang tidak larut,
dimungkinkan dalam campuran parenteral

 Alasan Pemilihan eksipien Sebagai bahan dapar fosfat (asam) yang kompatibel terhadap semua bahan dengan target PH= 7 dengan
Pka= 7,21
 Cara Sterilisasi Autoklaf (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 659)
 Kemasan Wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 659)
Preformulasi eksipient lanjutan
C. Natrium Bisulfit
 Fungsi Pengawet antimikroba; antioksidan (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 654)
 Pemerian Bubuk kristal berwarna putih (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 655)
 Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%); mudah larut dalam gliserol (HOPE Edisi 6,
2009; Hal 655)
 Persentase yang digunakan 0,1%
 Stabilitas Kurang higroskopis dan lebih stabil selama penyimpanan dan pengiriman (HOPE Edisi 6, 2009; Hal
- Panas 655)
- Hidrolisis
- Cahaya
 Inkompatibilitas -
 Alasan Pemilihan eksipien Sebagai antioksidan yang bekerja pada PH intermediate dan cocok untuk PH target sediaan yakni PH=
7, juga kompatibel dengan bahan lain di dalam formula
 Cara Sterilisasi Autoklaf
 Kemasan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat yang sejuk dan kering (HOPE Edisi 6,
2009; Hal 654)
Preformulasi eksipient lanjutan
D. NaHPO4 / Sodium fosfat dibasic
 Fungsi Agen Pendapar, agen sequestering (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 656)

 Pemerian Bubuk berwarna putih (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 656)

 Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, apalagi air panas atau air mendidih; praktis tidak larut dalam etanol (95%)
(HOPE Edisi 6, 2009; Hal 656)
 Persentase yang digunakan 0,09965%
 Stabilitas Bersifat higroskopis (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 657)
- Panas
- Hidrolisis
- Cahaya
 Inkompatibilitas Inkompatibel dengan alkaloid, antipyrine, kloral hidrat, timbal asetat, pyrogallol, resorsinol dan kalsium
glukonat, dan ciprofloxacin. Interaksi antara kalsium dan fosfat membentuk endapan kalsium fosfat,
dimungkinkan dalam pencampuran parenteral (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 657)
 Alasan Pemilihan eksipien Sebagai bahan dapar fosfat (garam) dengan Pka = 7,21 yang sesuai dengan target PH = 7, dan kompatibel
dengan semua bahan dalam formula
 Cara Sterilisasi Autoklaf (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 657)

 Kemasan Wadah kedap udara, ditempat sejuk dan kering (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 657)
Preformulasi eksipient lanjutan
E. Natrium EDTA
 Fungsi Agen Pengkhelat (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 242)

 Pemerian Kristal putih, bubuk tidak berbau dengan rasa yang sedikit asam (HOPE Edisi 6,2009; Hal 242)

 Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter; sukar larut dalam etanol (95%); larut dalam 11 bagian air
(larut dalam air) (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 243)
 Persentase yang digunakan 0,05%

 Stabilitas Na EDTA dihidrat kehilangan air kristalisasi saat dipanaskan hingga 120 0C. Bersifat higroskopis dan tidak
- Panas stabil saat terpapar kelembaban (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 243)
- Hidrolisis
- Cahaya
 Inkompatibilitas Na EDTA sebagai asam lemah, menghilangkan karbon dioksida dari karbonat dan bereaksi dengan logam
untuk membentuk hidrogen. Tidak cocok dengan oksidator kuat, basa kuat, ion logam, dan paduan logam
(HOPE Edisi 6, 2009; Hal 243)
 Alasan Pemilihan eksipien Sebagai agen pengkhelat untuk melindungi benzalkonium klorida sebagai pengawet antimikroba yang tidak
stabil terhadap logam
 Cara Sterilisasi Autoklaf (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 243)
 Kemasan Disimpan dalam wadah bebas alkali, dalam wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering (HOPE
Edisi 6, 2009; Hal 243)
Preformulasi eksipient lanjutan
F. Benzalkonium Klorida
 Fungsi Pengawet antimikroba (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 56)

 Pemerian Serbuk amorf putih atau putih kekuningan, gel kental, atau serpihan gelatin. Bersabun saat disentuh,
memiliki bau aromatik ringan, dan rasanya sangat pahit (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 56)
 Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter; sangat mudah larut dalam aseton, etanol (95%), metanol, propanol, dan air.
(HOPE Edisi 6, 2009; Hal 57)
 Persentase yang digunakan 0,01%
 Stabilitas Sangat higroskoptis. Dapat dipengaruhi oleh cahaya, udara, dan logam. Larutan encer yang disimpan
- Panas dalam Polivinil klorida atau poliuretan wadah busa dapat menghilangkan aktivitas antimikrobanya.
- Hidrolisis (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 57)
- Cahaya
 Inkompatibilitas Tidak cocok dengan aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluorescein, hidrogen peroksida,
hipromelosa, iodida, kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nomanik dalam konsentrasi tinggi, permanganat,
protein, salisilat, garam perak, sabun, sulfona, mides, tartrat, seng oksida, seng sulfat, beberapa campuran
karet, dan beberapa campuran plastik. (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 57)
 Alasan Pemilihan eksipien Memiliki rentang PH optimum yang luas dan kompatibel dengan bahan lain dalam formula

 Cara Sterilisasi Autoklaf (HOPE Edisi 6, 2009; 57)

 Kemasan Dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya dan kontak dengan logam, ditempat yang sejuk dan
kering (HOPE Edisi 6, 2009; 57)
Preformulasi eksipient lanjutan
G. Aqua Pro Injeksi
 Fungsi Pelarut (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 766)
 Pemerian Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 766)
 Kelarutan Larut dalam banyak pelarut polar (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 766)
 Persentase yang digunakan Ad 100%
 Stabilitas Stabil di semua keadaan fisik (padat, cair, dan gas) (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 766)
- Panas
- Hidrolisis
- Cahaya
 Inkompatibilitas Bereaksi dengan bahan yang rentan terhidrolisis. Bereaksi dengan logam alkali dan bereaksi dengan cepat
terhadap logam alkaline dan oksidanya, seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi
dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan dengan organik tertentu
bahan dan kalsium karbida (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 766)
 Alasan Pemilihan eksipien Aqua P.i. cocok digunakan sebagai pelarut sediaan steril karena bebas kontaminasi pirogen dan
endotoksin
 Cara Sterilisasi Autoklaf
 Kemasan Simpan dalam wadah tertutup rapat (HOPE Edisi 6, 2009; Hal 768)
Perhitungan Formulasi
Diketahui:
• Dibuat 7 botol sediaan tetes telinga @ 5 mL
• Volume dalam wadah dilebihkan @ 0,5 ml tiap botol (FI VI, 2020; Hal 2073)
• Volume pembuatan dilebihkan 10% untuk antisipasi kehilangan volume saat formulasi

Perhitungan Formulasi
• Volume 7 botol = 7 x (5 ml + 0,5 ml)
= 38,5 ml

• Volume pembuatan = 38,5 ml + (10% x 38,5 ml)


= 42,35 mL ~ 50 mL
lanjutan
  • Gentamisin sulfat (0,3%)

 
• Gliserin (3%)

 
• NaH2PO4 (0,13653%)

 
• Natrium bisulfit (0,1%)

 
lanjutan
  • Na EDTA (0,05%)

 
• Na2HPO4 (0,09965%)

• Benzalkonium klorida (0,01%)

 
• Aqua P.i (Ad 100%)
Perhitungan dapar
- Jenis dapar : Dapar fosfat
- Komposisi : NaH2PO4 (asam) dan Na2HPO4 (garam
- PH target : 7 => [H]+ = 10-7
- Pka dapar : 7,21 => Ka = 10-721

  Ph = Pka
7 =7
= -2,1
= 0,61659
=0
 

Maka C =
lanjutan
  β = 2,303
0,01 = 2,303
0,01 = 2,303
0,01 = 2,303
C =
C = 0,01840 M

  Massa NaH2PO4 (asam)


C = 0,01840[a]
[a] = 0,01138 M
 

M =
5,13132 x 10-3 =
x = 0,06826862 gram atau 68,26862 mg
lanjutan

  Massa Na2HPO4 (garam)


[g] = C – [a]
= 0,01840 M – 0,01138 M
= 7,02 x 10-3 M

M =
7,02 x 10-3 =
x = 0,04982796 gram atau 49,82796 mg
Prosedur pembuatan
Disterilkan ruang sterilisasi dengan oksidasi menggunakan etanol 70% diikuti penyinaran lampu UV selama 12 jam
01
01 (grey area ruang sterilisasi)

02
02 Disterilisasi alat dan wadah. Alat gelas untuk pengukuran menggunakan autoklaf. Alat gelas bukan pengukuran
menggunakan oven (grey area ruang sterilisasi)

03 Dimasukkan alat dan wadah yang sudah steril ke dalam white area melalui transfer box (grey area ruang sterilisasi)
03

04 Ditimbang semua bahan yang diperlukan sesuai dengan perhitungan. Dimasukkan ke dalam white area melalui transfer
04
box (grey area ruang penimbangan)

05 Dibuat larutan dapar dengan melarutkan Na2HPO4 dan NaH2PO4 ke dalam aqua P.i (white area grade C)
05

06
06 Dilarutkan gentamisin sulfat ke dalam larutan dapar dan diaduk hingga homogen (white area grade C)

Dilarutkan bahan lain seperti Na bisulfit, Na EDTA, dan benzal konium klorida menggunakan larutan dapar di dalam
07
07 wadah masing-masing (white area grade C)

08
08 Dicampurkan zat aktif dan semua eksipien, diaduk hingga homogen (white area grade C)
lanjutan

09 Dicek PH larutan dengan indikator universal (di adjust bila perlu), kemudian di Ad
larutan dengan larutan dapar hingga volume 50ml (white area grade C)

Disaring larutan dengan membran filter 0,45µm, dilanjutkan dengan membran filter 0,22
10
µm (white area grade C)

11 Dimasukkan sediaan ke dalam botol (filling),menggunakan buret sebanyak 5,5 ml,


kemudian dipasang tutup botol (sealing) (white area grade C)

Disterilisasi sediaan menggunakan autoklaf pada suhu 121 0C selama 15 menit. (grey
12
area ruang sterilisasi)

Dipasang label pada botol dan dikemas dalam kotak sekunder disertakan brosur di
13
dalamnya (grey area ruang pengemasan)

14 Dilakukan evaluasi sediaan (grey area ruang evaluasi)


Evaluasi sediaan
1. Uji efektivitas antimikroba (FI Edisi VI, 2020; Hal 1826)
Penafsiran Hasil lanjutan
Evaluasi sediaan
2. Uji Sterilitas (FI Edisi VI, 2020; Hal 1832)
lanjutan
Penafsiran Hasil
lanjutan
Evaluasi sediaan
3. Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi (FI Edisi VI, 2020; Hal 1866)

Penafsiran Hasil: dilihat


berdasarkan zona hambat yang
terbentuk
Evaluasi sediaan
4. Kejernihan Larutan (FI Edisi VI, 2020; Hal 2020)

Penafsiran Hasil
Evaluasi sediaan
5. Penetapan Kekentalan (FI Edisi VI, 2020; Hal 2061)`

Penafsiran Hasil: nilai viskositas dihitung


menggunakan rumus viskositas
Evaluasi sediaan
6. Penetapan pH (FI Edisi VI, 2020; Hal 2067)
Prosedur

Penafsiran Hasil: memenuhi syarat apabila harga pH


sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan yang
ditargetkan
Evaluasi sediaan
7. Volume Terpindahkan (FI Edisi VI, 2020; Hal 2121)
Penafsiran Hasil
lanjutan
Evaluasi sediaan
8. Organoleptik (Praktikum Sediaan Steril, 2016; Hal 242)

Cara Kerja:
Diamati penampilan sediaan dari segi bau dan warna secara makroskopis

Penafsiran Hasil:
Sediaan memenuhi syarat bila warna dan bau sesuai dengan spesifikasi sediaan
Evaluasi sediaan
9. Uji Kebocoran (Praktikum Sediaan Steril, 2016; Hal 36)

Cara Kerja:
Setelah disterilkan dan masih dalam keadaan panas, dimasukkan wadah kedalam larutan metilen blue 0.1%
yang dingin, kemudian dilihat perubahan warna sediaan didalam wadah.

Penafsiran Hasil:
Pada wadah yang bocor, warna larutan menjadi biru karena perbedaan tekanan diluar dan didalam
wadah yang menyebabkan larutan metilen blue masuk kedalam wadah.
Daftar pustaka
BPOM RI. 2015. Gentamisin. BPOM RI. Available online: plonas.pom.go.id

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 56-2073.

Elisma dan Sesila. 2016. Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Pusdik SDM Kesehatann. Halaman
36 dan 242.

Honestdocs. 2020. Gentamicin Tetes Telinga: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping. Honestdocs.
Available online: honestdocs,id

Lund W. 1994. The Pharmaceutical codex, Edisi 12. The Pharmaceutical Press. Halaman 879-881.

Pubchem. 2020. Gentamicin Sulphate. Pubchem. Available online: pubchem.ncbi.nlm.nih.gov

Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. 2009. Handbook of Pharma Ceutical Excipients.
Pharmaceutical Press. Halaman 5-768.
Desain Label
Desain Kotak
Thank you

Anda mungkin juga menyukai