Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOTERAPI AS

Apa Itu Asma?


Asma (dalam bahasa Yunani ἅσθμα, ásthma,
"terengah") merupakan peradangan kronis yang
umum terjadi pada saluran napas yang ditandai
dengan gejala yang bervariasi dan berulang,
penyumbatan saluran napas yang bersifat
reversibel, dan spasme bronkus. Gejala umum
meliputi mengi, batuk, dada terasa berat,
ekspirasi memanjang, dan sesak napas.
Jenis – Jenis Asma
1. Asma alergi (Allergic Asthma)
Asma jenis ini adalah jenis asma yang disebabkan oleh
allergen (zat pemicu alergi), seperti bulu binatang, jenis
makanan tertentu, debu, jamur, serbuk sari, dan zat-zat
alergen lainnya.

2. Asma non-alergi (Non-Allergic Asthma/Intrinsic


Asthma)
Asma tipe ini terpicu oleh suatu zat mengganggu yang
terdapat di udara, namun tidak termasuk sebagai allergen.
Zat-zat seperti parfum, debu dalam rumah, asap rokok,
dan polusi udara dapat menimbulkan gejala susah
bernapas bagi penderita asma tipe ini.
3. Occupational Asthma
Seperti namanya, asma tipe ini adalah asma yang
berhubungan dengan pekerjaan. Banyak penderita asma
yang mengalami gejala atau serangan asma saat berada di
tempatnya bekerja, ini disebabkan oleh faktor-faktor
lingkungan yang dapat memicu asma, misalnya kondisi
udara, debu, asap rokok, atau bahkan situasi stres yang
sering muncul di lokasi pekerjaan.

4. Exercise-induced asthma (EIA)


Penyakit asma ini adalah tipe asma yang dipicu akibat
gerak badan atau aktifitas fisik yang berat, setelah aktifitas
tersebut mencapai titik tertentu, serangan asma akan terjadi
dan menyebabkan mengi (berbunyi saat bernapas), dada
terasa sesak dan batuk.
5. Nocturnal asthma
Ini adalah tipe asma yang biasanya sangat parah di
malam hari, gejala asma itu sendiri bisa muncul kapan
saja, akan tetapi pada malam hari, atau bahkan saat
tidur, serangan asma akan semakin parah.

6. Cough-variant asthma
Tipe penyakit asma ini didominasi oleh batuk kering
yang sangat parah, dan biasanya tidak memiliki gejala-
gejala asma lainnya (sesak napas, mengi, dan lain-lain).
Itu menyebabkan tipe asma ini terlambat dideteksi dan
ditangani, karena serangan asma yang terjadi hanya
berupa batuk. Pemicunya bisa karena kondisi udara yang
buruk atau akibat aktifitas fisik yang berat.
Apa Penyebab Asma?

Penyebab pasti dari penyakit asma belum


diketahui. Para peneliti berpikir beberapa interaksi
faktor genetik dan lingkungan bisa menyebabkan
asma, paling sering terjadi pada awal kehidupan. 
Infeksi saluran
pernapasan tertentu
selama masa kanak-
kanak (ISPA)
Orangtua yang
memiliki asma

Kontak dengan beberapa


alergen udara atau paparan ke
beberapa infeksi virus pada
masa bayi atau pada anak-
anak usia dini ketika sistem
kekebalan tubuh berkembang
Gejala Asma
Secara umum, penderita asma memiliki gejala umum seperti:
• Batuk yang menyerang parah di malam atau pagi hari sehingga
mengalami kesulitan tidur. “Biasanya, napas penderita asma akan
berbunyi sedikit usai batuk,” kata Prof. dr. Nirwan Arief, SpP(K).
• Mengi atau suara melengking terjadi saat bernapas.
• Dada sesak seperti ada rasa tertekan seolah ada yang meremas atau
duduk di dada penderita.
• Beberapa orang yang memiliki asma mengatakan mereka tak bisa
menangkap napas mereka atau merasa kehabisan napas, sehingga
napas menjadi pendek.
Namun, tidak semua orang mengalami ini jika mengidap asma.
Sebaliknya, orang yang memiliki gejala ini pun belum tentu asma. Cara
terbaik untuk mengetahui penyakit asma adalah dengan mendiagnosa
secara pasti menggunakan tes fungsi paru, melihat riwayat medis, dan
pemeriksaan fisik.
Diagnosa
1. Dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang
dirasakan,mengenai waktu kemunculan gejala tersebut,apakah pasien memiliki
keluarga yang memiliki riwayat penyakit asma atau alergi.

2. Pemeriksaan fisik dan tes laboratorium


Tes laboratorium ini untuk memperkuat bukti. Tes yang sering dilakukan yaitu
spirometri. Pasien akan diminta dokter untuk menarik napas dalam-dalam dan
mengembuskannya secepat mungkin ke sebuah alat yang dinamakan
spirometer. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kinerja paru-paru dengan
berpatokan kepada volume udara yang dapat pasien embuskan dalam satu detik
dan jumlah total udara yang diembuskan.  
Adanya hambatan pada saluran pernapasan yang mengarah kepada asma
dapat diketahui oleh dokter setelah membandingkan data yang didapat dengan
ukuran yang dianggap sehat pada orang-orang seusia pasien. Selain itu, asma
juga bisa dideteksi melalui spirometri dengan cara membandingkan data awal
dengan data setelah pasien diberikan obat inhaler. Jika setelah diberikan inhaler
hasilnya menjadi lebih bagus, maka pasien kemungkinan besar menderita asma.
Tes berikutnya yang bisa dipakai untuk mendiagnosis
asma adalah tes kadar arus ekspirasi puncak.  Di dalam tes
yang dibantu dengan alat bernama peak flow meter (PFM)
ini , kecepatan udara dari paru-paru dalam sekali napas
yang bisa dihembuskan oleh pasien akan diukur guna
mendapatkan data tingkat arus ekspirasi puncak (PEFR).
Dokter biasanya menyarankan pasien untuk membeli
sebuah PFM untuk digunakan di rumah, serta membuat
sebuah catatan PEFR tiap harinya. Selain itu, pasien juga
akan disarankan untuk mencatat tiap gejala yang muncul
agar dokter bisa mengetahui kapan asma memburuk.
Obat-Obat Asma
1. Obat hirup
Inhaler atau obat hirup biasanya berbentuk alat kecil yang mudah dibawa ke
manapun. Umumnya, inhaler terdiri dari dua jenis, yaitu inhaler dosis terukur
bertekanan dan inhaler serbuk kering. Dalam satu inhaler, mungkin terdiri satu
atau dua obat, tergantung dengan kebutuhan masing-masing pasien.
Nebulizer adalah mesin yang mengubah obat asma cair menjadi uap. Namun,
penggunaannya masih sama yaitu dengan cara dihirup. Nebulizer biasanya
digunakan oleh bayi, anak-anak, atau orang yang kesulitan menghirup dengan
inhaler.
2. Obat minum
Sama seperti obat minum lainnya yang berbentuk sirup, tablet, atau pil.
3. Obat suntik
Obat suntik juga terkadang diberikan ketika asma terjadi akibat alergi. Jenis
obat yang diberikan seperti imunomodulator yang berfungsi untuk menekan
antibodi. Teofilin dan kortikosteroid terkadang juga diberikan dalam bentuk obat
suntik jika gejala asma cukup parah.
Penggolongan Obat Asma
1. Golongan Bronkodilator (beta 2 agonist)
*Salbutamol
- Merek dagang : Butasal, Ferbulin, Glisend, Lasal, Salbron
Ekspektoran, Salbutamol sulfate, Ventolin.
-Bentuk sediaan : Obat hirup (inhaler), obat infus, tablet, sirup
--Mekanisme kerja : Salbutamol merupakan suatu senyawa yang
selektif merangsang reseptor beta 2 adregenik terutama pada otot
bronkus. Golongan beta 2 agonist merangsang produksi AMP siklik
dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama
setelah pemberian per oral adalah efek bronkudilatasi yang
disebabkan terjadinya relaksasi bronkus.
-Efek samping : Jantung berdebar-debar, detak jantung yang cepat
atau tak teratur, gemetaran, sakit perut, nyeri dada, batuk berdahak,
diare, sulit menelan, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.
2. Golongan Derivat Xanthine
*Teofilin
-Merek dagang : Bufabron, Bufarkis, Neo Napacin,
Luvisma, Retaphyl SR, Euphyllin Retard, Theobron,
Kontrasma, Asthma Soho, Tusapres, Broncophylin
-Bentuk sediaan : tablet, elixir
-Mekanisme kerja : Bekerja dengan cara mengendurkan
otot dalam saluran pernapasan, serta mengurangi
respons saluran pernapasan terhadap rangsang dari luar.
- Efek samping : diare, mual, muntah, sakit kepala,
tremor, meningkatnya kadar Ca dalam darah, serangan
jantung, kejang.
3. Golongan Antihistamin
Mekanisme kerja : obat ini memblokir reseptor
histamin sehingga mencegah bronkokonstriksi.
Contoh obat :
-Cetirizin
Merek dagang : Alergine, Capritazin, Cerini,
Cetinal, Cetrol, Cetymin, Estin, Falergi,dll
Efek samping : Mengantuk, pusing, lemas dan
lelah, mual, pusing, mulut kering, iritasi hidung,
sakit tenggorokan, sakit perut, diare
4. Golongan Kortikosteroid
Mekanisme kerja : Kortikosteroid bekerja dengan
memblok enzim fosfolipase-A2, sehingga
menghambat pembentukan mediator peradangan
seperti prostaglandin dan leukotrien. Selain itu
berfungsi mengurangi sekresi mukus dan
menghambat proses peradangan. Kortikosteroid
tidak dapat merelaksasi otot polos jalan nafas secara
langsung tetapi dengan jalan mengurangi reaktifitas
otot polos disekitar saluran nafas, meningkatkan
sirkulasi jalan nafas, dan mengurangi frekuensi
keparahan asma jika digunakan secara teratur.
Contoh obat :
- Beclomethasone dipropionate
Merek dagang : Becloment
Bentuk sediaan : inhalasi aerosol
Efek samping : suara serak dan kandidiasis di mulut
atau tenggorokan (biasanya hanya pada dosis tinggi),
ruam (jarang).
-Budesonide
Merek dagang : Pulmicort
Bentuk sediaan : inhalasi aerosol
Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, diare,
batuk, suara serak, keringat berlebih.
5. Golongan Antikolinergik
*Ipatropium Bromide
-Merek dagang : Atrovent, Berodual, Combivent
-Bentuk sediaan : inhalasi, aerosol, nasal spray
-Mekanisme kerja : memblok asetilkolin di saraf
parasimpatetik otot bronkus, menyebabkan
stimulasi guanyl cyclase dan menekan
peningkatan cGMP (mediator bronkokonstriksi)
sehingga menimbulkan bronkodilatasi.
-Efek samping : mual, cemas, sakit dada, batuk,
rasa lelah berlebih, infeksi saluran urin.

Anda mungkin juga menyukai