Anda di halaman 1dari 12

FARMASI DAN KLINIS

KELOMPOK 5
DI SUSUN OLEH :
ADE PUTRA NIM 18334022
MUHAMMAD MURYANSYAH NIM
18334023
LIONY CITRA DEWINIM 18334024
MUHAMAD YUDA PRATOMO NIM
18334025
DARA RAHMA AYU NIM 20334778
Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian adalah salah tanggung jawab dari apoteker untuk
memaksimalkan terapi dengan cara mencegah dan memecahkan masalah
terkait obat (Drug Related Problem).
Pelayanan kefarmasian meliputi penampilan, keramahan petugas,
ketersediaan obat, kecepatan pelayanan, dan Pelayanan Informasi Obat
(PIO).
Penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang perlu di
laksanakan PIO terhadap penderitanya. Dimana Diabetes Mellitus
merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia abad
21.

WHO membuat perkiraan bahwa


jumlah pengidap diabetes diatas umur
jumlah itu akan membengkak
20 tahun berjumlah 150 juta orang menjadi 300 juta orang

Dalam kurun 25
Th 2000 2025
tahun
PIO pada pasien Diabetes
Mellitus

Pelayanan informasi obat adalah salah satu tahap pada pelayanan resep untuk menghindari masalah yang
berkaitan dengan terapi obat.

Pelayanan informasi obat memiliki peran yang penting dalam rangka memperbaiki kualitas hidup pasien
dan menyediakan pelayanan yang bermutu bagi pasien.

Informasi obat yang baik sangat diperlukan pada terapi jangka panjang seperti pada pasien Diabetes
Mellitus, epilepsi, TBC dan penyakit kronis lainnya.

Informasi obat ini biasanya dilakukan pada saat penyerahan obat kepada pasien. Informasi obat yang
diberikan pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan, jangka
waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.
Manfaat dan Tujuan PIO

Manfaat PIO :
1. Bagi pasien :


menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan
mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya
Tujuan PIO :
• membantu dalam merawat dan perawatan kesehatan sendiri
• membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu
• menurunkan kesalahan penggunaan obat • Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang
• meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi, menghindari rasional, berorientasi pada pasien, tenaga kesehatan,
reaksi obat yang tidak diinginkan dan pihak lain.
• dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya kesehatan.
• Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada
1. Bagi Farmasi : pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain
• menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan
• mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai
tanggung jawab profesi Farmasi • Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-
• menghindari farmasi dari tuntutan karena kesalahan penggunaan kebijakan yang berhubungan dengan obat terutama
obat (Medication Error) bagi PFT/KFT (Panitia/Komite Farmasi dan Terapi).
• suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga
menjadi upaya dalam memasarkan jasa pelayanan.
Fungsi Pelayanan Informasi
Obat dan
Langkah-langkahnya
Langkah-langkah PIO :
Fungsi PIO :
a. Memberikan respon terhadap 1. Libatkan pasien; ciptakan suasana dimana pasien menyadari
kalau anda tertarik dan peduli dan bersedia untuk membantu
pertanyaan tentang obat menangani masalah yang berhubungan dengan obat.
b. Memberikan masukan terhadap komite 2. Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila pasien mendiskusikan
masalah obatnya. Misalnya, bila pasien meloncati jadwal minum
farmasi dan terapi di RS obatnya, tanyakan apakah ini terjadi pada waktu tertentu setiap
c. Drug utilization review (DUR)/drug harinya atau untuk obat-obat tertentu saja.
3. Identifikasi hambatan utama yang mempengaruhi kepatuhan
utilization review evaluation (DUE) pasien dalam minum obatnya seperti disebutkan diatas:
d. Pelaporan efek samping obat (MESO) 4. Apakah pasien mengerti cara meminum obatnya?
5. Apakah regimen obat terlalu kompleks?
e. Pembuatan buletin / newsletter 6. Apakah pasien mengerti keuntungan utama dari obatnya?
f. Edukasi 7. Apakah pasien mengerti kalau obat dapat membantu walaupun
pasien tidak merasakan keuntungannya?
g. Riset dan penelitian 8. Apakah biaya menjadi masalah?
Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh


adanya kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) kronik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan


kerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalan beberapa
organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
darah
1. Diabetes Mellitus Tipe 1

• DM tipe ini dapat terjadi pada semua usia. DM tipe 1 yang


terjadi pada anak-anak dan remaja akan memiliki tingkat
kehancuran sel B-pankreas yang lebih cepat dan sering kali
disertai dengan ketoasidosis

2. Diabetes Mellitus Tipe 2

• Klasifikasi DM ini mengacu pada “sindrom resistensi insulin” atau


Klasifikasi Diabetes Mellitus “gangguan metabolic”. Pasien DM tipe 2 beresiko mengalami
komplikasi makrovaskular. Penanganan biasanya baru dimulai
ketika komplikasi sudah terjadi, mudah terkena infeksi, sukar
sembuh dari luka, daya penglihatan memburuk, umumnya
menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga, komplikasi
pada pembuluh darah dan syaraf

3. Diabetes
Mellitus
Gestasional

• istilah ini dipakai terhadap pasien


yang menderita hiperglikemia selama
kehamilan.
Pengobatan pada pasien Diabetes
Mellitus

Terapi Farmakologi :
Terapi Farmakologi :
Terapi Non Farmakologi : a. Obat Hipoglikemik (OHO)
1. Pemicu sekresi insulin golongan b. Insulin, terapi insulin
• Diet, diet yang baik sulfoniluria, contohnya Glipizid pada pasian lansia diberikan
atau penurunan berat dan Glikazid
apabila kontrol glukosa
badan terbukti dapat 2. Penambah sensitifitas insulin,
contohnya obat Tiazolidindion darah tidak dapat
mengurangi resistensi
3. Golongan penghambat dikendalikan dengan OHO.
insulin
glukosidase misalnya Acarbose Insulin yang digunakan
• Olahraga
• Berhenti merokok 4. Golongan penghambat yaitu insulin NPH dan
gluconeogenesis, misalnya reguler
Metformin.
Penatalaksanaan Terapi Diabetes
Mellitus

Penatalaksanaan terapi DM menurut PDT (Pedoman


Diagnosis dan Terapi) yaitu pasien dirawat secara 2) Obat Hipoglikemik Oral (OHO),
holistik untuk menormalkan kadar gula darah dengan
cara:
Spesifikasi penggunaan OHO:
a. Pengaturan Diet • Gliquidon diindikasikan pada pasien
b. Pemberian Medikamentosa dengan gagal ginjal/sirosis hati
1) Insulin, Insulin diberikan apabila ada indikasi : DM
tidak terkontrol, DM non obesitas, koma • Metformin sebaiknya diberikan pada
hiperglikemi, infeksi berat, stroke.
pasien gemuk dan dikombinasikan
Tata cara pemberian insulin (pada pasien non darurat) : dengan sulfonilurea.
• Dimulai dengan insulin kerja cepat (insulin reguler)
• Dosis awal kecil (3 x 5-8 U) subkutan Kontraindikasi pemberian OHO:
• Apabila belum terkontrol, dosis dinaikkan bertahap
sedikit demi sedikit Infeksi, koma diabertik, trauma, infark
• Dosis insulin kerja menengah/panjang dimulai akut, alergi OHO.
dengan ½ x dosis harian, insulin kerja pendek
ditingkatkan sesuai dengan kadar gula darah.
Pelayanan Informasi Obat kepada
pasien Diabetes Mellitus Analisis Resep Diabetes Mellitus

R/ Metformin tab No. XC


PIO terhadap pasien DM bertujuan untuk S 3 dd 1
memberikan pemahaman yang benar R/ Glibenclamid tab No. XXX
S 1 dd 1
mengenai penggunaan dan pengobatan R/ Captopril tab 25 mg XXX
kepada pasien, meliputi : S 2 dd 1
R/ HCT tab 25 mg No. XXX
S 1 dd 1
R/ Neurobion tab No. XXX
• Nama obat S 1 dd 1
• Tujuan pengobatan --------------
Pro : Ny. S (50 th)
• Jadwal pengobatan Berdasarkan Resep tersebut, informasi obat yang dapat diberikan kepada
• Cara menggunakan obat pasien Ny. S yaitu
Sebaiknya saat mengkonsumsi metformin tidak diminum bersamaan
• Lama penggunaan obat-obatan dengan HCT karena kedua obat tersebut mengalami interaksi peningkatan
efek dari metformin, sehingga sebaiknya metformin diminum bersamaan
• Efek samping obat dengan kaptopril pada pagi hari.
• Tanda-tanda toksisitas HCT yang memiliki interaksi dengan metformin diberikan 2 jam setelah
pemberian metformin dan kaptopril.
• Cara cara penyimpananan obat Neurobion yang merupakan supplemen vitamin diberikan saat siang hari,
• Penggunaan obat lain-lain hindari pemberian bersamaan dengan metformin karena adanya interaksi
penurunan efek pada metformin, sehingga pemberiannya 2 jam setelah
• Serta upaya meningkatkan kepatuhan konsumsi metformin.
Glibenklamid dan metformin yang merupakan obat diabetes mellitus
pasien terhadap perintah pengobatannya diberikan bersamaan saat malam hari.
Kesimpulan

1. Salah satu permasalahan 2. PIO terhadap pasien DM


utama pengobatan DM adalah bertujuan untuk memberikan 3. Apoteker memiliki peran
pemahaman yang benar mengenai yang sangat penting dalam
rendahnya kepatuhan pasien penggunaan dan pengobatan keberhasilan penatalaksanaan
terhadap pengobatan dan kepada pasien, meliputi : diabetes yaitu membantu
kurangnya pemahaman • Tepat nama obat penderita menyesuaikan pola
terhadap instruksi pengobatan • tujuan pengobatan diet sebagaimana yang
hipoglikemik oral pada terapi • jadwal pengobatan disarankan ahli gizi, serta
DM. Peningkatan pemahaman • Tepat cara menggunakan obat mencegah dan mengendalikan
• lama penggunaan obat-obatan komplikasi yang mungkin
tentang instruksi pengobatan • efek samping obat
dan peningkatan kepatuhan timbul. Dalam melakukan
• tanda-tanda toksisitas edukasi, apoteker dapat
pasien sangat dipengaruhi • cara cara penyimpananan obat menggunakan alat bantu atau
intervensi pelayanan • penggunaan obat lain-lain media, baik media, audio,
kefarmasian, yaitu Pelayanan • serta upaya meningkatkan visual.
Informasi Obat (PIO). kepatuhan pasien terhadap
perintah pengobatannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai