Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN DAN

PENGADAAN OBAT DI
RUMAH SAKIT
KELOMPOK I
Hery Oktorada 16334082
Rutini Susi Elawati 16334097
Dela Wiranty Sinaga 17334032
Nur Latifah 17334042
Chintya Yuwandara 18334001
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
(IFRS)
Adalah suatu departemen di rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker
dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau
fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta
pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup
perencanaan; pengadaan; produksi; penyimpanan perbekalan kesehatan atau
sediaan farmasi; dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal
atau rawat jalan; pengendalian mutu; dan pengendalian distribusi dan
penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit; pelayanan farmasi
klinik umum dan spesialis.
PERBEKALAN FARMASI
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993
tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotik, yang dimaksud
dengan perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia
(Obat Tradisional), bahan obat asli Indonesia (bahan Obat Tradisional),
alat kesehatan dan kosmetika
PERENCANAAN
Berdasarkan Permenkes No. 58 tahun 2014, perencanaan kebutuhan
merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan efisien
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:
1. Anggaran yang tersedia
2. Penetapan prioritas
3. Sisa persediaan
4. Data pemakaian periode yang lalu
5. Waktu tunggu pemesanan
6. Rencana pengembangan.
 
TUJUAN
PERENCANAAN

Tujuan perencanaan adalah untuk


menyusun kebutuhan obat yang tepat
dan sesuai kebutuhan untuk
mencegah terjadinya kekurangan atau
kelebihan persediaan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan serta
meningkatkan penggunaan secara
efektif dan efisien
TAHAP – TAHAP PERENCANAAN
TAHAP PEMILIHAN
a) Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang
memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko efek samping
yang akan ditimbulkan
b) Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin, hal ini untuk menghindari
duplikasi dan kesamaan jenis
c) Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi yang lebih
baik
d) Hindari penggunaan obat kombinasi kecuali jika obat tersebut mempunyai
efek yang lebih baik dibandingkan obat tunggal
TAHAP KOMPILASI PEMAKAIAN OBAT
adalah rekapitulasi data pemakaian obat di unit pelayanan kesehatan, yang
bersumber dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). Kompilasi pemakaian obat dapat digunakan sebagai dasar untuk
menghitung stok optimum

TAHAP PROYEKSI KEBUTUHAN


Obat adalah perhitungan kebutuhan obat secara komprehensif dengan
mempertimbangkan data pemakaian obat dan jumlah sisa stok pada
periode yang masih berjalan dari berbagai sumber anggaran
TAHAP PERHITUNGAN KEBUTUHAN

 Metode konsumsi
Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat
tahun sebelumnya untuk memperoleh data kebutuhan obat yang mendekati
ketepatan, perlu dilakukan analisa trend pemakaian obat 3 (tiga) tahun sebelumnya
atau lebih.

 Metode morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan pola penyakit, waktu
tunggu, dan stok pengaman
TAHAP PERHITUNGAN KEBUTUHAN

 Metode kombinasi
Merupakan gabungan dari metode konsumsi dan metode epidemiologi.
Dalam metode ini, anggaran yang diperlukan disesuaikan dengan yang tersedia.
Penyusunan perencanaan mengacu pada (DOEN, formularium, standar treatmen,
kebijakan setempat, Data catatan medik / rekam medik, Anggaran, Penetapan
prioritas, Pola penyakit, Sisa persediaan, Data penggunaan periode yang lalu,
Rencana pengembangan)
 Metode anggaran data
Pasien Rawai Inap : Perlu data BOR (tempat tidur terpakai)
Jumlah pasien rawat inap x biaya obat/tempat tidur
Pasien Rawat Jalan : perlu data kunjungan
Jumlah kunjungan x biaya obat/kunjungan
TAHAP PROYEKSI KEBUTUHAN
Perhitungan kebutuhan obat secara komprehensif dengan
mempertimbangkan data pemakaian obat dan jumlah sisa stok pada
periode yang masih berjalan dari berbagai sumber anggaran

TAHAP PENYESUAIAN RENCANA PENGADAAN


Dengan melaksanakan penyesuaian rencana pengadaan obat dengan
jumlah dana yang tersedia maka informasi yang didapat adalah jumlah
rencana pengadaan, skala prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah
kemasan, untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan datang.
Beberapa teknik manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penggunaan dana dalam perencanaan kebutuhan obat adalah dengan
cara :

a. Analisa ABC.
Berdasarkan berbagai pengamatan dalam pengelolaan obat, yang paling
banyak ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun hanya diwakili oleh
relatif sejumlah kecil item.

b. Analisa VEN.
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang
terbatas adalah dengan mengelompokkan obat yang didasarkan kepada
dampak tiap jenis obat pada kesehatan
Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan kedalam tiga
kelompok berikut :

Kelompok V : Adalah kelompok obat yang vital, yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain:
 Obat penyelamat (life saving drugs).
 Obat untuk pelayanan kesehatan pokok (vaksin, dll).
 Obat untuk mengatasi penyakit2 penyebab kematian terbesar.

Kelompok E : Adalah kelompok obat yang bekerja kausal, yaitu obat yang bekerja pada
sumber penyebab penyakit.

Kelompok N : Merupakan obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan dan biasa
dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan
ringan.
PENGADAAN
Merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di rumah sakit dan untuk
unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal
melalui pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar
farmasi. Pengadaan bertujuan untuk mendapatkan perbekalan farmasi
dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang
terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar, dan tidak memerlukan
tenaga serta waktu berlebihan.
METODE PELAKSANAAN PENGADAAN
A. Pembelian

Dalam Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit disebutkan bahwa
untuk Rumah Sakit pemerintah pembelian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai
dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa yang berlaku.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian adalah:

1. Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai, yang meliputi kriteria umum dan kriteria
mutu obat.
2. Persyaratan pemasok.
3. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
4. Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu.
METODE PELAKSANAAN PENGADAAN
B. Produksi

Menurut Departemen Kesehatan (2004), produksi sediaan farmasi dirumah sakit merupakan kegiatan membuat,
mengubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau non-steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Dalam Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
disebutkan bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat memproduksi sediaan tertentu apabila:

1. Sediaan Farmasi tidak ada di pasaran.


2. Sediaan Farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri.
3. Sediaan Farmasi dengan formula khusus.
4. Sediaan Farmasi dengan kemasan yang lebih kecil/repacking.
5. Sediaan Farmasi untuk penelitian.
6. Sediaan Farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan/harus dibuat baru (recenter paratus).
METODE PELAKSANAAN PENGADAAN
C. Pinjaman
Pinjaman adalah setiap penerimaan dalam bentuk uang, barang dan atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman
yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Pinjaman bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pinjam Pakai adalah pemanfaatan Aktiva Tetap /asset oleh Mitra untuk jangka waktu tertentu dengan membayar
kompensasi, sepanjang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pemanfaatan Aktiva Tetap tidak dapat dilaksanakan
dengan cara lain.

Bentuk kerjasama pendayagunaan asset dengan cara pinjam pakai terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Sewa
Sewa adalah pemanfaatan Aktiva Tetap/asset oleh Mitra dalam jangka waktu tertentu dan mendapatkan imbalan uang tunai
(PERMEN BUN NO 06/2011).
2. KSO (Kerjasama Operasional) & KSU (Kerjasama Usaha)
Kerjasama Operasional (KSO) merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk
melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan atau hak usaha yang dimiliki dan bersama-sama menanggung
resiko usaha tersebut. KSO bersifat sementara, hanya untuk melaksanakan suatu proyek tertentu dan bukan merupakan subjek
pajak
METODE PELAKSANAAN PENGADAAN
D. Hibah
Hibah merupakan segala bentuk penerimaan baik dalam bentuk uang, barang dan atau jasa termasuk tenaga ahli
dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri (pp No10 tahun
2011).

Hibah luar negeri


adalah penerimaan negara yang diperoleh dari lembaga keuangan internasional maupun negara-negara sahabat
dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa termasuk tenaga ahli
dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali (Keppres No.80 tahun 2003)

Perjanjian Hibah
adalah kesepakatan tertulis mengenai hibah antara penerima dan Pemberi Hibah yang dituangkan dalam
dokumen perjanjian pemberian hibah atau dokumen lain yang dipersamakan).
METODE PELAKSANAAN PENGADAAN
E. Menukar
Menukar merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan jalan menukarkan barang yang dimiliki dengan barang yang
dimiliki oleh pihak lain yang dibutuhkan oleh organisasi/perusahaan.

F. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang
kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang diatur dalam perjanjian.

Terdapat 4 hal yang merupakan ciri dari pengadaan konsinyasi yaitu :

1. Barang Konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh konsinyor, karena hak untuk barang masih berada pada
konsinyor.
2. Pengiriman barang konsinyasi tidak menimbulkan pendapatan bagi konsinyor dan sebaliknya
3. Pihak konsinyor bertanggung jawab terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi kecuali ditentukan
lain.
4. Konsinyasi dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga keamanan dan
keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.
CARA PENGADAAN OBAT YANG BAIK

1. Pengadaan berdasarkan nama generic


2. Pengadaan terbatas untuk daftar obat esensial atau daftar formularium
3. Memilih supplier yang memiliki kualifikasi yang baik
4. Pengadaan yang bersaing
5. Komitmen penjualan yang baik
6. Jumlah permintaan berdasarkan estimasi kebutuhan
7. Pembayaran dan management keuangan yang baik
8. Transparansi dan penulisan prosedur
9. Audit tahunan
Kesimpulan

Perencanaan dan pengadaan merupakan tahap awal yang


penting dalam siklus pengelolaan perbekalan farmasi di rumah
sakit, untuk menjaga ketersediaan obat dan perbekalan farmasi
lainnya agar dapat digunakan pada saat yang tepat.
Pada perencanaan, terdapat lima tahap penting, yaitu tahap
pemilihan, kompilasi pemakaian, perhitungan kebutuhan, proyeksi
kebutuhan, dan penyesuaian rencana pengadaan yang harus
ditentukan dengan tepat.
Kemudian dilanjutkan dengan proses pengadaan, yang dapat
dilakukan dengan cara pembelian, produksi, meminjam, hibah,
menukar, dan konsinyasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai