Anda di halaman 1dari 13

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

KELUARGA DALAM SDKI


Kelompok 1
Kartiwi
Siska
Nisa Fitri
Suci
Tia
Reza
Maulana
Gunawan
Galyh
1. Ketidakmampuan koping keluarga

 Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang


membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan
masalah kesehatan yang dihadapi klien. Diagnosis ini dapat terjadi
karena adanya :
 a. hubungan keluarga ambivalen (kurang menyenangkan)
 b. pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat
 c. resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan yang
kompleks
 d. ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan
2. Penurunan koping keluarga
 Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang
berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi
masalah kesehatannya. Penyebab masalah ini muncul adalah
a. Disorganisasi keluarga
b. Perubahan peran keluarga
c. Kurangnya saling mendukung
d. Orang terdekat kurang terpapar informasi
e. Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi diluar keluarga
3. Manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif
 Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak
memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota
keluarga. Masalah ini dapat muncul disebabkan oleh :
a. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
b. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
c. Konflik pengambilan keputusan
d. Kesulitan ekonomi
e. Konflik keluarga/banyak keturunan
4. Gangguan proses keluarga
 Perubahan dalam hubungan atau fungsi yang dapat disebabkan
adanya :
a. Perubahan status kelsehatan anggota keluarga
b. Perubahan finansial keluarga
c. Krisis perkembangan
d. Perubahan peran keluarga
e. Peralihan pengambilan keputusan dalam keluarga
5. Ketegangan peran pemberi asuhan

 Kesulitan dalam melakukanperan pemberi asuhan dalam


keluarga. Keadaan ini dapat disebabkan adanya :
a. Beratnya/kronisnya penyakit penerima asuhan
b. Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan
reaksi
c. Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberian asuhan
d. Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
e. Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan
6. Kesiapan peningkatan koping
keluarga
 Pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang
dialami klien secara efektif dan menunjukan keinginan serta
kesiapan yang dialami klien secara efektif dan menunjukan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga klien.
 Diagnosis ini termasuk dalam jenis positif (potensial, dapat
diangkat jika keluarga menyatakan :
a. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatka
gaya hidup sehat
b. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan
kesehatan
7. Kesiapan peningkatan menjadi orang
tua
 Pola pemberian lingkunganbagi anak atau anggota keluarga
yang cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan serta dapat ditingkatkan. Diagnosis ini dapat
ditegakan, bila :
a. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran
menjadi orang tua
b. Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak
atau anggota keluarga
8. Kesiapan peningkatan proses keluarga

 Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan anggota


keluarga dan dapat ditingkatkan. Diagnosis ini dapat ditegakan jika
ditemukan gejala dan tanda :
a. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika keluarga
b. Menunjuan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan
psikologis anggota keluarga
c. Menunjukan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan pertumbuhan
anggota keluarga
d. Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap perkembangan
e. Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga
9. Pencapaian peran menjadi orang tua

 Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-


istri, anggota keluarga dan bayi) yang ditunjukan dengan
perkembangan bayi yang optimal. Diagnosis ini dapat
ditegakan jika ditemukan tanda :
a. Bounding attachmet opptimal
b. Perilaku positif menjadi orang tua
c. Melakukan stimulasi visul, taktil atau pendengaran terhadap
bayi
10. Resiko gangguan perlengketan

 Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang


terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah,
asih dan asuh. Keadaan ini dapat terjadi dengann faktor risiko :
a. Khawatir menjalankan gangguan interaksi antara orangtua
b. Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi
c. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak
d. Penghalang fisik (misal inkuator, baby warmer)
e. Perawatan dalam ruang isolasi
f. Prematuritas
g. Konflik hubungan antara oran tua dan anak
h. Perilaku bayi tidak terkoordinasi
11. Risiko proses pengasuhan tidak
efektif
 Berisiko mengalami preoses kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan
termasuk perawatan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteks norma
dan harapan. Diagnosis ini dapat diangkat jika ditemukan faktor risiko :
a. Kekerasan dalam rumah tangga
b. Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan
c. Kurang terpapar informasi tentang proses persalinan/pengasuhan
d. Ketidakberdayaan maternal
e. Distress psikologis
f. Ketidaknyamanan selama persalinan
g. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau
h. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan
i. Ketidakamanan lingkungan unntuk bayi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai