Anda di halaman 1dari 46

ELEKTROSTATIKA DIELEKTRIK

Dosen pengampu : Dr. Liszulfah Roza, S.Si., MIS.


Disusun oleh: 
DestiSetianingrum (1801115007)
Lina DindaAulia (1801115015)
NurulitaPurnama Putri (1801115019)
Muhammad Fachry Septian (1801115020)
Rahmah IzzatiAlhaq (1801115026)
ELEKTROSTATIKA DIELEKTRIK

01 Kondensator Plat

02 Bagian bagian dari polarisasi pada bahan


dielektrik

03
Persamaan Dasar Dielektrika

04
contoh Elektostatika Dielektrik
Kondensator Plat
“ Faraday telah mengungkap mendasar bahwa kapasitansi suatu kondensator akan
mengalami perubahan apabila ruang yang terdapat di antara kapasitor diisi dengan
bahan isolator, misalkan diisi dengan gelas, sulfur atau minyak. Kapasitansi ternyata
akan bertambah besar sesuai dengan bahan yang telah diketahui di atas. Faktor tanpa
dimensi ε dalam hal bertambah besarnya harga C merupakan konstanta bahan yang
digunakan sebagai lapisan pada kondensator. Faktor ini disebut sebagai konstanta
dielektrik dari bahan, disingkat dengan KD atau disebut pula sebagai bilangan dielektrik.

Maka untuk kondensatoir plat sekarang berlaku rumusan:

  C = ε ε₀
Di vakuum harga ε didefinisikan sama dengan 1 (dalam hal ini jangan dilupakan bahwa
harga konstanta dielektrisitas di vakuum adalah ε₀ dan berdasarkan pers[1.3.2]
merupakan konstanta alamiah berharga 8, 8543 · 10−12 A det/Vm). Selanjutnya akan
dipandang percobaan yang dibuat oleh FARADAY tentang dielektrik yang
diilustrasikan pada gbr[2.1]: Misalkan kedua plat dipisahkan oleh jarak d satu sama lain
dan misalkan bahwa di antara kedua plat kondensator dengan luas A terdapat ruang
kosong dan keduanya
diberikan perbedaan potensial yang dijaga tetap sebesar V = ϕ1 − ϕ2 (misalkan dengan
pertolongan elemen GALVANI).

Gambar 2.1: Lapisan bahan dielektrik di antara kondensator plat.


  Apabila ruang antara kedua plat vakuum, maka dari gbr[2.1] diperoleh harga konstanta ε◦ yang
sama di semua tempat; medan listrik antara keduanya adalah E₀ = V/d dan pada plat bagian atas
akan terdapat kerapatan muatan permukaan sebesar σ₀ = ε₀ E₀ = ε₀ V/d. Apabila di dalam ruang
antara kedua plat dimasukkan bahan isolator dengan ketebalan d dan konstanta dielektrik ε, maka
pada bagian kondensator yang terisi bahan isolator terdapat medan yang serupa seperti
sebelumnya, yaitu E, yang dibatasi integral garis akan mempunyai potensial sama dengan V = E₀
d. Terisinya plat dengan bahan isolator menyebabkan kapasitansi dan juga kerapatan muatan
permukaan mengalami peningkatan sebesar:

σ = ε E. (2.1.2)
Sementara dengan digeserkannya bahan isolator ke dalam ruang antara dua plat kondensator,
pada setiap elemen GALVANI untuk setiap permukaan yang ditutupi lapisan isolator dengan
luas a akan terdapat jumlah muatan listrik sebanyak:

a σP = a(σP − σ◦) = a ε◦(ε − 1) = a ε◦ (ε − 1) E◦. (2.1.3)

Jumlah muatan listrik yang terdapat di permukaan plat isolator ini dapat dibuktikan lebih
lanjut dengan menggunakan amperemeter.
Untuk keberhasilan percobaan demikian tidak
lagi diperlukan bahwa kedua kondensator plat
berada dalam keadaan kontak dengan isolator.
Ternyata jumalh muatan listrik yang terdapat di
permukaan adalah sama jika plat kondensator di
dekatkan, selama jarak celah ini kecil dibanding

Apakah jumlah muatan listrik akan berubah dengan jarak antar kondensator plat d.
jika jarak kedua kondensator plat lebih
didekatkan pada lapisan isolator ?
Kerapatan muatan permukaan yang terdapat di bagian
Mengapa demikian ? atas permukaan plat isolator adalah:

ε₀ (E₀ − E' ) = −ε₀ (ε − 1) E₀ = −σP, (2.1.5)

Maka medan listrik yang terdapat menjadi: yaitu hingga tanda muatan mencapat harga persis
sama dengan seperti yang diberikan pada pers[2.1.3].
Pada muatan ini garis-garis gaya medan listrik akan
E' = = ε = ε E₀; (2.1.4)
berakhir, dari kelebihan kerapatan muatan σ−σ₀ = σP,
jika dipandang dari permukaan bagian atas, persis
dengan demikian maka kondensator plat sama jika seandainya diamati pada permukaan
sekarang dibatasi oleh vakuum. Apabila ditilik sebaliknya
lebih lanjut apa yang terjadi di dalam isolator
sebenarnya, terjadi lonjakan kuat medan dari ε
E◦ menjadi E◦. Suatu lonjakan komponen
normal kuat medan adalah sama artinya dengan
keberadaan muatan permukaan Catatan : Dalam sistem satuan
GAUSS konstanta dielektrik
didefinisikan sebagai
meningkatnya harga kapasitansi
suatu kondensator yang diisi
dengan lapisan dielektrik
dengan faktor ε
  Sehingga kapasitansi suatu kondensator plat yang diisi dengan bahan isolator
menjadi:

C* = ε

dan kerapatan muatan permukaan σ* yang terdapat di permukaan isolator


dihubungkan dalam persamaan sbb:

σ* P = σ* − σ*₀ = (ε − 1) σ*₀ = (ε − 1) E*₀ /4π.


POLARISASI PADA BAHAN DIE
LEKTRIK
Sifat-sifat seperti yang digambarkan pada § 2.1 dari suatu isolator tidak bermuatan
yang dipengaruhi medan listrik, disebut sebagai polarisabilitas . Selanjutnya akan
dibahas polarisasi muatan yang terjadi pada isolator. Untuk mengerti sifat-sifat ini
dapat dipandang bahwa setiap materi terdiri dari muatan negatif dan positif dan jika
bahan bermuatan netral maka dikatakan bahwa perbandingan muatan positif dan
negatif untuk setiap macam bahan adalah sama. Sementara pada konduktor salah
satu dari muatan tersebut dapat bergerak dengan bebas (pada logam misalnya
adalah elektron, sedangkan pada elektrolit adalah ion), sedangkan pada isolator
kedua macam muatan tersebut terikat secara kuasi-elastik satu sama lain. Dalam
pengaruh medan listrik muatan-muatan yang terdapat di dalam isolator mengalami
pergeseran posisi.
Bagaimana arah pergeseran
muatan positif dan negatif ?

Muatan positif akan bergeser searah medan listrik dan muatan negatif pada arah sebaliknya. Semakin besar medan listrik yang diberikan,
maka posisi pergeseran muatan akan semakin besar. Pergeseran muatan yang saling berlawanan dengan arah pergeseran yang saling
berlawanan pula disebut sebagai polarisasi dan dinyatakan dengan vektor parameter , yang mengandung dua pengertian, akan tetapi
mempunyai definisi yang sama.
Definisi pertama dapat digambarkan melalui polarisasi muatan berbeda yang terdapat di dalam isolator dan memandang Pn dA sebagai
jumlah muatan listrik yang melalui elemen luas dA pada arah vektor normal , jika isolator berubah dari keadaan tidak terpolarisasi menjadi
terpolarisasi. Dari definisi ini dapat dimengerti secara langsung, bahwa pada suatu isolator yang terpolarisasi akan terdapat kerapatan
muatan di permukaannya sebesar:
σP = Pn (2.2.1)
Pandang suatu permukaan selinder dengan elemen luas dA dan permukaan alasnya berada di luar isolator, sedangkan permukaan lainnya
menempel pada isolator.
Maka dengan memberikan medan listrik pada isolator ini akan terdapat muatan litrik
 
sebanyak PndA. Dengan cara yang sama akan diperoleh muatan yang masuk ke
dalam volume terbatas dari isolator, karena isolator mengalami polarisasi, yaitu:
eP =

dengan integral dibatasi oleh permukaan yang melingkupi volume ybs. dan
menggambarkan vektor normal di luar. Berdasarkan hukum Gauss, pernyataan di
atas dapat pula ditulis dalam bentuk:
eP = −

dan sesuai dengan kerapatan muatan volume terpolarisasi (inhomogen) sbb


ϱP = −∇ · P. (2.2.2)

Sebagai definisi kedua dari dapat dimengerti dengan gambaran bahwa


dengan adanya polarisasi pada isolator sehingga menyebabkan pergeseran posisi
muatan, maka masing-masing atom isolator akan membentuk momen dipol atau
dengan perkataan lain sebagai pembawa momen dipol.
Dalam hal ini medan listrik dari momen dipol atomik tersebut, demikian pula dengan
potensialnya, merupakan penjumlahan dari masing-masing medan listrik yang ada
dari medan dipol masingmasing atom; berdasarkan hal ini maka momen dipol akan
lebih jelas jika dinyatakan terdapat di dalam elemen volume dv dalam ”‘momen
dipol”’ tunggal dv, sehingga penjumlahan terhadap semua medan listrik atau
potensial semua dipol yang ada yang terdapat di dalam isolator dapat ditulis dalam
bentuk integral terhadap semua medan listrik atau potensial dari momen dipol dv.
Agar prosedur rumusan ini lebih jelas lagi, dapat dipandang kembali teori elektron,
dengan dv dinyatakan dalam dN = n dv sebagai jumlah momen dipol yang terdapat
di dalam elemen volume dv. Berdasarkan teori elektron apabila adalah momen dipol
rata-rata yang terdapat di dalam elemen volume dv, maka secara sederhana P = n .
Selanjutnya masih akan ditunjukkan bahwa kedua d efinisi dari mempunyai
pengertian yang sama. Berdasarkaan § 1.8.2 potensial di suatu titik berjarak di mana
terdapat momen dipol terhadap titik diberikan sebagai:

~𝑝 𝑟 −𝑟 ~𝑝 𝑟 −𝑟
φ(r) = = ∇' ,
4𝜋𝜀 ₀ {𝑟−𝑟}³ 4𝜋𝜀 ₀ [𝑟 −𝑟 ]

dan berdasarkan definisi kedua untuk potensial ϕP yang timbul dari benda mengalami
polarisasi pada jarak adalah

1 ′1
φ P(r) = ‫׮‬ P (r) d𝑣′∇′,
4𝜋𝜀 ₀ [𝑟−𝑟]

Karena

P(r) ′1 ′1
∇′ = ∇′ P(r) + P(r) ∇′
[𝑟 −𝑟] [𝑟−𝑟 ] [𝑟−𝑟 ]
maka dengan menggunakan hukum G AUSS diperoleh:

1 P 𝑛(r ) 1 P (r)
φP(r) = ‫װ‬ dA - ‫׮‬ ∇′ dv' (2.2.4)
4𝜋𝜀 ₀ [𝑟 −𝑟] 4𝜋𝜀 ₀ [𝑟 −𝑟]

Hubungan ini menjelaskan dengan tepat bahwa muatan permukaan isolator adalah sama
dengan σ P = Pn dan suatu muatan yang terdistiribusi di dalam ruang sebesar ,
yaitu Add
sesuai Contents Title
dengan definisi pertama dari Add Contents
pada pers[2.2.1] dan [2.2.2].Title

Sekarang akan dicari hubungan antara konstanta dielektrik ε yang dibicarakan pada
§ 2.1 Add
denganContents
definisi . Untuk Add
Titleitu perhatikan kembali Contents
kondensator platTitle
yang mengandung
plat isolator diantaranya. Dalam pembahasan ini akan dibahas kasus polarisasi homogen
dari isolator, yang mempunyai kerapatan muatan permukaan sebesar σP, muncul di
Add kondensator,
permukaan Contents Title Add
yang disebut juga sebagai Contents
muatan Title
polarisasi. Dari pers[2.1.5]
berlaku pula bahwa

P = σP = (ε − 1) ε₀ E₀,
dengan E₀ adalah kuat medan listrik yang terdapat di dalam isolator. Gunakan pernyataan
di atas untuk kasus lebih umum, yaitu jika isolator berbentuk sembarang terhadap vektor
medan listrik yang tidak bergantung tempat di dalam isolator, maka diperoleh hubungan
sebagai:

P = (ε − 1) ε₀ E₀ (2.2.5)

yang menghubungkan antara dan , dengan konstanta kesebandingannya adalah ε.


Besaran

ε−1=χ (2.2.6)

disebut sebagai suseptibilitas listrik dari materi.


Seandainya dalam hal ini dapat diketahui secara langsung, bahwa hubungan

sederhana yang terdapat pada pers[2.2.5] antara dan medan listrik yang timbul adalah
tidak berlaku untuk semua bahan dielektrika, maka arah vektor di dalam kristal tunggal
misalnya tidak akan sama dengan arah medan listrik ; selanjutnya ε dan χ selain
mempunyai bentuk skalar juga dapat berbentuk tensor, yaitu hubungan antara komponen-
komponennya dapat dinyatakan sbb:

Px = ε◦ (χxx Ex + χxy Ey + χxz Ez)

Py = ε◦ (χyx Ex + χyy Ey + χyz Ez)

Pz = ε◦ (χzx Ex + χzy Ey + χzz Ez) (2.2.7)

atau

(2.2.7a)

dan dari hubungan ini dapat diperhatikan bahwa komponen dan tetap mempunyai
hubungan linier.
Terdapat pula bahan-bahan (misalnya garam SIEGNETTE, Barium titanat) yang di

dalamnya komponen dan tidak mempunyai hubungan linier satu sama lain, dan masih
bergantung pada perlakuan pada proses pembuatan bahan yang berangkutan, mirip seperti
pada ferromagnet yang tidak mempunyai hubungan secara langsung antara momen
magnetisasi dan medan magnet.

Dalam pembahasan selanjutnya tidak akan dibicarakan kasus lain selain yang
berlaku pada pers[2.2.5]. Dalam pembahasan hubungan linier antara dan dapat ditilik
dari kelakuan atom-atom atau molekul materi yang diletakkan di dalam medan listrik.
Selanjutnya dalam pembahasan ini akan dibedakan antara bahan yang tidak mempunyai
momen dipol dalam keadaan tidak terpolarisasi dan bahan yang telah mempunyai momen
dipol permanen, seperti misalnya pada HCl, HBr dan HI.
Untuk jenis bahan pertama dengan timbulnya medan listrik di dalam atom akan
terdapat pula momen dipol listrik yang untuk kuat medan yang tidak terlalu besar adalah

sebanding dengan medan :

(2.2.8)

α disebut sebagai polarisabilitas. Harganya ditentukan oleh gambaran atomik dengan


model atom. Harga α dengan model atom yang hingga kini dikembangkan lebih kurang
mendekati:

α ≈ 4πε₀ α³ , (2.2.9)

dengan α adalah jari-jari atom. Dalam hal ini bahkan, menurut pers[1.7.6], berlaku tanda
yang sama, jika dianggap tanpa memandangnya dengan teori elektron atau mekanika
kuantum, hanya memandang pengandaian MOSOTTI , bahwa sebuah atom dapat dianggap
mempunyai sifat seperti sebuah konduktor berbentuk bola. Dengan cara analog molekul
dapat dianggap mirip sebuah elipsoida konduktor, sehingga dari pegand aian demikian akan
diperoleh harga anisotropi α yang bergantung pada orientasi molekul, karenanya χ akan
mempunyai sifat sebagai tensor seperti dinyatakan pada pers[2.2.7].
Untuk kasus kedua, jika sebuah molekul tidak berada dalam keadaan terpolarisasi, molekul telah
mempunyai momen dipol , maka pada molekul di samping munculnya momen dipol induksi
dalam medan masih terdapat pula orientasi parsial momen dipol terhadap masing-masing
medan yang ada di dekatnya. Karena medan tersebut berusaha untuk memutar semua momen
dipol yang berada di dekatnya sehingga mempunyai arah yang sesuai dengan arah medan yang
bersangkutan; akan tetapi selain terjadi orientasi momen dipol karena medan tersebut, terdapat
pula deorientasi momen dipol karena pengaruh temperatur pada tiap molekul yang cenderung
melawan arah orientasi karena medan. Perhitungan harga rata-rata momen dipol dari harga
merupakan ”‘tugas”’ mekanika statistik.
Untuk kasus momen dipol yang dapat dirotasikan secara bebas, misalkan momen
dipol dari molekul gas, dalam medan yang tidak begitu besar diperoleh:

(2.2.10)

dengan k adalah konstanta B OLTZMANN (k = 1, 37 · 10−23 W det/°) dan T adalah temperatur


absolut. Untuk memperoleh gambaran fisis secara makroskopik suseptibilitas listrik dari
pengamatan atomik ini, harus dicari hubungan dan perbedaan antara kuat medan yang
berpengaruh di atas dan kuat medan listrik makroskopik . Untuk ini pembahasan akan
sampai pada persoalan paling yang menentukan dalam teori elektron: Antara masing-masing
pembangun (elemen) bermuatan dari materi pasti terdapat medan elektromagnetik yang sangat
cepat berubah-ubah terhadap waktu
Misalkan kuat medan listrik ini adalah Di dekat titik muatan ke j, ej,

medan tersebut akan mempunyai harga tak berhingga, yaitu .


Medan yang bekerja pada titik muatan ini Ej akan diperoleh melalui melalui pengurangan
tanpa memperhatikan adanya medan diri dari muatan yang bersangkutan:
𝑒𝑗
lim ൬
𝑒𝑗(𝑟, 𝑡 − ൰
𝑟 →𝑟𝑗 4𝜋𝜀₀

Catatan : Sementara dalam sistem satuan GAUSS pers[2.2.1] dan [2.2.2] untuk muatan
terpolarisasi, yang secara formal tidak mengalami perubahan, pers[2.2.5] sekarang
mempunyai bentuk sbb:

Suseptibilitas listrik * dalam hal ini merupakan konstanta alamiah yang tidak mempunyai
dimensi, yaitu lebih kecil sebesar faktor 1/4𝜋 dari definisi pada pers[2.2.6]. Karenanya
definisi * yang baru untuk keadaan ada medan dalam sistem satuan GAUSS adalah:
PERSAMAAN DASAR ELEKTROSTATIKA UNT
UK ISOLATOR
(Persamaan MAXWELL untuk Pergeseran Medan)
Di dalam ruang yang diamati di samping benda logam terdapat pula bahan
dielektrik. Selanjutnya berlaku, seperti sebelumnya:

(2.3.1)

Karenanya untuk memindahkan suatu muatan pada kurva tertutup sekarang tidak lagi
memerlukan kerja. Maka secara umum pada daerah batas dua medium komponen
tangensial dari haruslah tetap sama. Apabila tidak demikian, maka untuk memindahkan
sebuah muatan melewati batas dua medium, akan diperlukan kerja, tergantung apakah
muatan dipindahkan dari medium pertama atau dari medium kedua. Seandainya diingat
bahwa dalam kasus elektrostatika komponen tangensial dari di permukaan logam
mempunyai harga yang tetap dan di daerah lainnya, di dalam dan di luar logam medan ini
akan sama dengan nol.
Hal sebaliknya untuk persamaan dasar elektrostika dari pers[2.3.1] adalah
persamaan kedua, yaitu hukum garis-garis gaya medan listrik, karena kemungkinan
terdapatnya muatan polarisasi ϱP dan σP, selain muatan ”‘nyata”’ yang telah diamati
sebelumnya, yaitu ϱ dan σ akan mengalami perubahan. Dalam hal ini di dalam materi,
selain pers[1.4.7], berlaku pula bahwa

(2.3.2)
sementara pada daerah batas dua medium 1 dan 2, karena pers[1.4.9] dan [2.2.1] berlaku
(En)₁ − (En)₂ = (σ + σP)/ɛ₀ = (σ − (Pn)₁) + (σP − (Pn)₂)/ɛ₀; (2.3.3)
dalam hal ini vektor normal akan mengarah dari permukaan batas medium 2 ke medium
1, karennya muatan polarisasi diberi tanda negatif.
 Apa perbedaan antara muatan sebenarnya dan muatan polarisasi ?

Infographic Designed
Perbedaan antara muatan sebenarnya dan muatan polarisasi adalah bahwa muatan
Easy to change colors, photos and Text.
pertama dapat diturunkan, sedangkan muatan terakhir terikat erat di dalam materi. Apabila
di dalam medan listrik homogen diletakkan dua buah plat logam sejajar tegak lurus arah
medan, maka pada plat akan terdapat muatan induksi dan muatan tersebut akan tetap berada
di permukaan walaupun kedua plat dijauhkan satu sama lain dan pengaruh medan di
tiadakan. Apabila dua plat logam diganti dengan sepasang plat gelas, maka pada
permukaan gelas akan terdapat pula muatan, akan tetapi dalam bentuk muatan polarisasi,
akan tetapi muatan tersebut segera akan lenyap jika kedua plat gelas dijauhkan dari medan,
berlaku sama apakah kedua plat saling dijauhkan atau tidak.
Pada pers[2.3.2] dan [2.3.3] muncul besaran dan hanya dalam hubungan ɛ₀ + .
Vektor yang baru ini didefinisikan sebagai

(2.3.4)
yang disebut sebagai vektor pergeseran medan (pergeseran pada persamaan
(MAXWELL). Untuk vector ini berlaku:

(2.3.5)
dan untuk daerah batas antara dua medium berlaku pula:
(Dn)₁ − (Dn)₂ = σ. (2.3.6)
 Apa sumber vektor dan ?

Sumber adalahDesigned
Infographic juga muatan sebenarnya, sementara sumber adalah jumlah muatan
senenarnya
Easy to danchange
muatan polarisasi
colors,(muatan
photostotal)
anddan di dalam literatur lama disebut sebagai
Text.
”‘muatan bebas”’.
Khususnya dengan memperkenalkan vektor pergeseran medan , selain vektor kuat
medan menyebabkan persamaan garis gaya medan listrik dalam bentuk diferensial pada
pers[2.3.5] dan [2.3.6], masing-masing dapat pula ditulis dalam bentuk persamaan integral
sbb:

‫ 𝑛𝐷 װ‬dA = Q
𝐴
(2.3.7)

(Muatan total di A yang terdapat di dalam volume tertutup.) yaitu diformulasikan tanpa
diperlukan pengetahuan struktur materi dan sifat dapat terpolarisasinya (polarisabilitas).
Pengukuran di vakuum karena = ɛ₀ juga akan diperoleh secara langsung ,

maka untuk materi akan diperoleh harga dan sekaligus. Di dalam ruang yang berisi
gas dan kebanyakan juga pada zat cair adalah timbul dari garis-garis gaya muatan test.
Untuk pengukuran dapatr dilakukan dengan meletakkan dua plat logam saling paralel
(luas permukaan A) di dalam medan listrik, diletakkan sedemikian rupa, sehingga pada
permukaan plat logam akan timbul muatan induksi +q dan −q; muatan-muatan ini dapat
diukur dengan menggunakan Galvanometer setelah plat dijauhkan dari medan; dalam hal
ini terletak tegak lurus terhadap permukaan plat, mengarah dari muatan negatif ke
muatan positif, dan akan mempunyai harga sebesar D = q/A. Pengukuran pada zat padat

dilakukan dengan membuat kanal (membor plat ybs.) searah dengan medan listrik dan
karena komponen tangensial medan yang tetap pada dinding kanal pada arah , maka
dapat ditentukan berdasarkan harga terukur pada kanal tersebut. Pengukuran pada
isolator isolator padat dilakukan mirip dengan kasus pada konduktor, yaitu dengan
membuat kanal pada plat isolator, memotong tegak lurus garis-garis gaya dan karenanya
pada pers[2.3.6] dapat diukur pula melalui kanal tersebut, selama tidak terdapat muatan
di permukaan kanal tersebut.
Cara mementukan vektor dan demikian, sehingga akan diperoleh , yang pada
bahandielektrik normal satu sama lain mempunyai hubungan linier, maka dari pers[2.2.5]
dan [2.3.4] diperoleh:

(2.3.8)
dengan 𝜀 adalah konstanta dielektrik relatif yang masih bergantung terhadap posisi (di dalam
ruang). Kadang-kadang juga didefinisikan seperti pada pers[2.3.8]; akan tetapi definisi ini
adalah terlalu khusus dibandingkan dengan definisi pada pers[2.3.4]. Seperti halnya telah
disebutkan, dalam pembahasan selanjutnya penggunaan pers[2.3.8] dibatasi untuk kasus
sederhana yang lebih khusus
Dalam hal ini syarat batas yang berlaku di daerah batas antara dua isolator
(komponen tangensial dari yang tetapi (kontinu) dan komponen normal dari ) dapat
dirumuskan sifat-sifat hukum pembiasan dari garis-garis medan,: Jika 𝑠𝑖𝑛𝛼 1 dan 𝛼2 adalah
sudut antara garis-garis gaya medan dan vektor normal pada permukaan batas dua medium
yang sama, maka diperoleh:
E1 sin α₁ = E 2 sin α₂, D 2 cos α₁ = D 2 cos α₂,
dan jika dihubungkan dengan pers[2.3.8] diketahui pula bahwa:
tan α₁ / tan α₂= ɛ₁/ɛ₂. (2.3.9)
Catatan : Dalam sistem satuan GAUSS pers[2.3.2] ditulis sbb:

dan vektor pergeseran medan didefinisikan sebagai:

khususnya juga

Sehingga harga di dalam materi adalah

dan pada daerah permukaan batas berlaku:


Sementara dan dalam sistem satuan SI mempunyai dimensi yang berbeda; satuan
garis-garis gaya medan listrik adalah dalam V/m, besaran muatan diukur dalam
A/m2. Dalam satuan GAUSS dan mempunyai dimensi yang sama dan di vakuum
bahkan keduanya identik, yaitu dan /ɛ₀. Vektor pergeseran dan _ pada dasarnya
untuk perlakuan elektrodinamik di materi. Dari perbedaan definisi satuan vektor ini
diperoleh hubungan dari pers[1.3.15]:

(2.3.10)
CONTOH ELEKTROSTATIKA DIELEKTRIK
1. Sebuah Muatan Titik di depan Dielektrik Setengah Bola

Pandang sebuah muatan e di titik A pada jarak a dari permukaan datar suatu bahan dielektrik dan
akan dicari medan COULOMB setelah terjadi perubahan yang dialami oleh bahan dielektrik.
Persoalan ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya pada § 1.7.1
untuk suatu konduktor. Pada pembahasan yang lalu hanya diperlukan medan listrik di dalam
ruang berisi udara, karena pada permukaan konduktor sendiri medan adalah sama dengan nol.
Dalam pembahasan ini harus pula dilakukan perhitungan medan di dalam bahan dielektrik.
Misalkan koefisien dielektrik relatif di dalam bahan adalah 𝜀2 dan di ruang adalah 𝜀1 . Akan
dicoba pula untuk menyelesaikan persoalan ini dengan metode muatan cermin. Misal B adalah
cerminan titik A dipandang terhadap permukaan bahan dielektrik dan misalkan pula bahwa r dan
r’ adalah jarak masing-masing titik A dan B.
Potensial di dalam ruang berisi udara adalah:

adalah sesuai dengan medan akibat muatan sebenarnya e di titik A dan medan akibat
muatan cerminan −e di titik B. Rumusan ini memenuhi syarat dasar, bahwa sumber dari
pergeseran medan di dalam ruang hanya terdapat di titik A; karena titik cerminan B terletak
di luar ruang udara. Medan yang terdapat di dalam bahan dielektrik dicoba untuk
dirumuskan melalui persamaan sbb:
Medan di dalam isolator haruslah sedemikian, seolah isolator mengalami
pengembangan ukuran menjadi tak berhingga dan seolah di titik A terdapat muatan sebesar
. Rumusan ini memenuhi kondisi bahwa di dalam bahan dielektrik tidak terdapat sumber
atau penurunan pergeseran medan listrik.
Selanjutnya masih harus ditunjukkan bahwa medan yang dicari adalah benar-benar
dapat diperoleh dari kedua rumusan di atas dan akan dibuktikan pula bahwa syarat
kontinuitas pada daerah permukaan batas, yaitu untuk r dan r’, dapat dipenuhi melalui
semua besaran yang tersedia, yaitu muatan e dan _ yang hingga kini belum diketahui.
Selain itu komponen tangensial dari pada saat melewati permukaan batas dua medium

haruslah tetap kontinu dan demikian pula karena dan tentunya juga 𝜑; maka untuk
r dan r’ harus pula berlaku bahwa 𝜑1 = 𝜑2 , sehingga didapat:

Selain itu komponen normal dari haruslah tetapi kontinu, karena


dengan sebagai vektor satuan dari ruang udara ke dalam isolator dengan

Maka berlaku:

Dalam hal ini medan yang terdapat di udara dan di dalam isolator menjadi jelas dan
tidak bertentangan. Garis-garis gaya terdapat di dalam daerah dielektrik sedemikian, datang
secara radial dari titik A, sementara medan di udara melalui tumpang tindih dari dua garis-
garis gaya yang berasal dari sumber muatan di A dan akan mengakibatkan menurunnya
medan di titik B. Akhirnya pada daerah batas akan terdapat ”gaya cerminan” dengan harga
Jika bahan dielektrik diganti dengan bahan konduktor, maka berdasarkan § 1.7.1,
menentukan medan di dalam ruang berisi udara, akan terdapat muatan cermin sebesar −e.
Pengaruh gangguan dari bahan dielektrik pada harga medan listrik, jika dibandingkan
dengan pengaruh gangguan yang terdapat pada konduktor dapat ditentukan melalui
persamaan sbb:

Pada bahan dielektrik terdapat pengaruh yang jauh lebih kecil dibanding pada konduktor.
Pada daerah batas dengan konstanta dielektrik 𝜀2 dari isolator sangat besar dibandingkan

udara, sehingga menjadikan konduktor mempengaruhi pula medan listrik di udara


sesuai dengan harga konstanta dielektrik yang besar.
Di dalam bahan dielektrik dengan konstanta dielektrikum 𝜀2 akan timbul medan
listrik untuk kasus 𝜀2 = 𝜀1 akan melemah dengan faktor

Untuk daerah batas 𝜀2 /𝜀1 → 0 medan listrik di dalam isolator adalah sama dengan nol
persis sama seperti pada konduktor.
1. Bola Dielektrik di dalam Medan Listrik Homogen
Sebuah bola berjari-jari a dan mempunyai konstanta dielektrik 𝜀2 , misalkan
terdapat di dalam medan homogen, sedangkan ruang lainnya diisi oleh bahan dielektrikum
dengan konstanta dielektrik 𝜀1 . Misalkan bahwa medan E0 , sebelum bola dimasukkan ke
dalamnya arah medan adalah pada sumbu z.
 Bagaimana medan mengalami modifikasi dengan adanya bola tersebut ?

Untuk menjawab pertanyaan ini akan ditentukan terlebih dahulu potensial 𝜑 dari sifat-sifat
Infographic Designed
sbb:
Easy to change colors, photos and Text.
a. 𝜑 memenuhi persamaan LAPLACE∇ 2 𝜑 = 0.
b. Pada daerah tak berhingga potensial tetap berharga 𝜑.
c. Pada jarak yang sangat jauh dari bola tersebut (lim⁡ 𝑟 → ∞)𝜑 haruslah berharga sama
dengan 𝐸0 𝑧

d. 𝜑 sendiri dan juga komponen tangensial dari jika melewati bola adalah
kontinu.

e. Di permukaan bola komponen normal dari akan mengalami gangguan sehingga


menyebabkan harganya menjadi dan pada kedua daerah mempunyai harga
yang sama.
Dari syarat 1 dan simetri rotasi dari sistem terhadap sumbu 𝑧 harga 𝜑 dari pers[1.7.19]
dapat ditulisdalam bentuk (dengan memisalkan bahwa 𝑧 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝜗)

(2)
Dari syarat 2 untuk r = 0 haruslah semua 𝑐𝑙 = 0. Sedangkan dari syarat 3 diperoleh bahwa
(2) (2)
𝑏𝑙 = 0 dengan pengecualian untuk harga 𝑏𝑙 = −𝐸0 𝛼. Dari syarat 4 dan 5 memberikan
(1) (2)
harga semua koefisien selain itu berharga nol denga pengecualian koefisien 𝑏𝑙 dan 𝑐𝑙 ,
sehingga rumusan pada pers[2.4.3] hanya mengandung suku 𝑃1 ሺ𝑐𝑜𝑠 𝜗ሻ = 𝑐𝑜𝑠 𝜗 = z/r.
Dengan demikian pers[2.4.3] dapat ditulis kembali secara sederhana dalam bentuk:
Dengan demikian di dalam bola terdapat medan homogen dengan kuat medan 𝐸𝑖 pada arah
sumbu 𝑧, bola mengalami polarisasi homogen pada arah ini. Di luar bola sebaliknya bola
akan berpengaruh sedemikian, seolah di pusatnya terdapat momen dipol dengan momen
𝑃 = 4𝜋𝜀0 𝜀1 𝐸0 𝑘, dan medannya akan tumpang tindih dengan medan luar.

Harga-harga medan Ei dan konstanta k dapat ditentukan berdasarkan syarat


kontinuitas pada permukaan bola (lihat syarat 4 dan 5 di atas):

Atau juga,
Untuk kasus khusus, jika bola terdapat di dalam vakuum, yaitu untuk
maka medan listrik yang terdapat di dalam bahan dielektrik,
jika dibandingkan dengan medan listrik luar 𝐸0 , akan melemah dengan faktor:

dan vektor pergerseran medan listrik dibandikan dengan akan


mengalami penguatan dengan faktor 3𝜀/(𝜀 + 2)(garis-garis gaya yang saling tumpang
tindih di dalam bola adalah dapat dirunut dari hukum GAUSS: hukum garis gaya medan
listrik). Bola mempunyai polarisasi muatan homogen dan ditulis dalam bentuk:

dan akan bekerja ke arah luar sebagai dipol dengan momen dipol sebesar:

sesuai dengan rumusan di atas dengan 𝑘 = 𝑎3 (𝜀 − 1)/(𝜀 + 2)


Perbandingan persoalan ini dengan bola konduktor (lihat § 1.7.2) menunjukkan akan
mempunyai kelakuan mirip seperti sebuah bola isolator yang mempunyai harga konstanta
dielektrik ekstrim besar 𝜀 → ∞.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai