Definisi • Hadits Maudhu disebut juga hadits palsu, dibuat-buat • sedangkan dalam istilah ialah menisbatkan ucapan atau kelakuan yang diada-ada dan dusta kepada RasulullahSAW . • Shalah al-Din Ibnu Ahmad Al-Adhabi memberikan pendapat yang berbeda mengenai definisi Hadits Maudhu yaitu semata-mata dusta yang dilakukan terhadap rasulullah dan kegiatan yang dilakukan secara sengaja serta mempunyai dampak yang luas, dalam bentuk memasukan kebohongan-kebohongan kedalam hadits hadits Rasulullah. Sejarah dan Perkembangan Hadits Maudhu • Para ulama berbeda pendapat kapan mulai terjadinya pemalsuan hadits, Apakah telah terjadi pada masa Nabi masih hidup, atau sesudah masa beliau. Diantara pendapat-pendapat tersebut: Sebagai para ahli berpendapat bahwa pemalsuan hadits sudaha terjadi sejak masa Rasulullah Saw masih hidup Faktor-Faktor Adanya Hadits Maudhu • Motif Politik • Usaha dari Musuh Islam • Sikap fanatik terhadap, bangsa, suku, tokoh-tokoh, negeri • Pembuat cerita atau kisah-kisah • Ikhtilaf dalam ilmu kalam • Menjilat ke penguasa Ciri-Ciri Hadits Maudhu Ciri-ciri yang terdapat pada sanad • Pengakuan si pembuat hadits palsu • Perawi tidak bertemu dengan orang yang diakui sebagai gurunya • Melihat keadaan si perawi. Sa'd Ibnu Dharif mendapati anaknya menangis setelah dipukul guru, mendengar hal tersebut Sa'd berkata "telah menceritakan kepada kami Ikrimah Ibnu Abbas dari rasulullah, beliau bersabda "pengajar anak-anak kamu adalah orang-orang jahat di antara kamu, mereka kurang kasih sayang kepada anak yatim dan berlaku kasar terhadap orang-orang miskin" • Perawi dikenal seorang pendusta Ciri-Ciri Hadits Maudhu Ciri yang terdapat dalam matan • Terdapat kerancuan pada lafaz hadits yang diriwayatkan, yang apabila lafaz tersebut dibaca oleh seorang ahli bahasa maka akan segera diketahui bahwa hadits tersebut adalah palsu dan bukan berasal dari nabi • Arti hadits rusak dan tidak dapat diterima akal sehat bahwa hadits tersebut berasal dari Nabi, seperti hadits “ siapa yang mengambil ayam jantan putih, dia tidak akan didekati (dikenai) oleh setan dan sihir” • Bertentang dengan Al Qur’an, seperti hadits “anak zina tidak akan masuk surga sampai tujuh keturunan” Ciri-Ciri Hadits Maudhu Ciri yang terdapat dalam matan • Hadits mendakwa bahwa para sahabat sepakat untuk menyembunyikan sesuatu pernyataan Rasulullah, seperti riwayat tentang Rasulullah memegang tangan Ali dihadapan para sahabat, kemudia Rasulullah bersabda “Ini adalah penerima wasiatku, saudaraku dan khalifah sesudahku”. Kemudian para sahabat menurut dakwaan kelompok memalsukan hadits tersebut bersepakat untuk menyembunyikan Ciri-Ciri Hadits Maudhu Ciri yang terdapat dalam matan • Hadits yang menyalahi fakta sejarah, seperti penetapan pajak atas penduduk khaibar, sedang menurut sejarah penetapan pajak baru ditetapkan setelah perang tabuk terhadap Nasrani dan yahudi • Matan hadits mendukung mahzab perawinya seperti yang dilakukan oleh orang-orang syiah • Hadits yang menerangkan pahala yang besar terhadap perbuatan kecil dan yang sangat sederhana atau sebaliknya. Ciri-Ciri Hadits Maudhu Ciri yang terdapat dalam matan • Hadits yang menyalahi fakta sejarah, seperti penetapan pajak atas penduduk khaibar, sedang menurut sejarah penetapan pajak baru ditetapkan setelah perang tabuk terhadap Nasrani dan yahudi • Matan hadits mendukung mahzab perawinya seperti yang dilakukan oleh orang-orang syiah • Hadits yang menerangkan pahala yang besar terhadap perbuatan kecil dan yang sangat sederhana atau sebaliknya. Upaya Penanggulangan Hadits Maudhu • Memelihara Sanad Hadits • Meningkatkan kesungguhan dalam meneliti dan mempelajari hadits • Menyelidik dan membasmi kebohongan yang dilakukan terhadap hadits • Menerangkan keadaan para perawi Hukum Penggunaan Hadits Maudhu • Sebagaimana kita bersikap ilmiah dalam perkara-perkara dunia maka kita juga harus bersikap ilmiah dalam perkara agama. Jangan mengambil sebuah hukum atau syariat yang bersumber dari hadits lemah apalagi hadits palsu. Atau ikut-ikutan menyebarkan hadits- hadits lemah dan palsu tanpa menjelaskan status hadits itu. Bahkan ada yang dengan mudahnya mengatakan: “Hadits shahih” padahal hadits tersebut palsu. Pemalsuan hadits merupakan satu tindakan dan perbuatan “pembohongan” terhadap Rasulullah saw, dan perbuatan ini merupakan dosa besar yang telah jelas sanksinya jika ada pihak- pihak yang melakukannya.