Persamaan deferensial Biasa

 Y=x
 dy/dx=1
 y=xz
 dy/dz+dy/dx =z+x
Tujuan
 Memecahkan Persamaan Deferensial Biasa
 Menunjukkan pentingnya metode numerik
untuk memecahkan Persamaan deferensial
biasa
 Memilih metode numerik yang sesuai
untuk masalah tertentu pada persamaan
deferensial biasa.
Turunan
Turunan

Turunan Parsial
Turunan Biasa

dv u
dt y
u fungsi dengan
v fungsi dengan lebih dari satu variabel
Satu variabel bebas bebas
Persamaan deferensial
Persamaan
Deferensial

Persamaan deferensial biasa

2 Persamaan deferensial
d v parsial

2
 6tv  1 u u
2 2
dt  2 0
Terdiri dari satu y 2
x
Atau lebih
Satu atau lebih turuan
turunan biasa dari
parsial dari fungsi
fungsi yg tidak diketahui
Tidak diketahui
Persamaan deferensial biasa
Persamaan deferensial biasa dengan satu atau lebih
turunan biasa dari fungsi yang tidak diketahui dari variabel
bebas
Contoh :
dv(t )
 v(t )  et x(t): fungsi yg tidak
dt diketahui

d 2 x(t ) dx(t )
2
5  2 x(t )  cos(t )
dt dt
t: variabel bebas
Contoh Persamaan deferensial biasa
Model dari Terjun Payung
Kecepatan dari jatuhnya terjun
payung dinyatakan dengan:

dv c
 9.8  v
dt M
M : massa
c : koefesien penahan
v : kecepatan
Definisi
Pers.
Deferensial
Biasa
dv c
 9.8  v
dt M
Definisi (….)

dv c
 9.8  v (Variabel tak
dt M bebas) fungsi
yang tidak
diketahui
Definisi (…)

dv c
 9.8  v
dt M
(varieabel bebas)
Varibel lain yang akan diturunkan
Derajat dari Persamaan
deferensial
Orde dari persamaan deferensial adalah orde dari dari
turunan orde tertinggi dari turunan.
Contoh :
dx (t )
 x(t )  et Orde satu
dt
d 2 x(t ) dx (t )
2
5  2 x(t )  cos(t ) Orde dua
dt dt
3
 d x(t )
2
 dx (t )
 2
   2 x 4 (t )  1 Orde dua
 dt  dt
Penyelesaian Persamaan Deferensial
Penyelesaian untuk persamaan deferensial adalah fungsi
yang memenuhi.

Contoh : t
Solusi x(t )  e
dx(t )
 x(t )  0 Bukti :
dt
dx(t )
 e t
dt
dx(t ) t t
 x(t )  e  e  0
dt
 Persamaan Deferensial Biasa
Linear
Persamaan Deferensial Biasa adalah linear jika
fungsi tidak diketuhi dan turunannya adalah pangkat satu
Tidak ada perkalian dari fungsi tidak diketahui dan turunannya
Contoh :
dx(t )
 x(t )  e t
dt PDB Linear
d 2 x(t ) dx(t )
2
 5  2t 2
x(t )  cos(t ) PDB Linear
dt dt
3
 d x(t )  dx(t )
2
 2
   x(t )  1 PDB Non-linear
 dt  dt
Syarat tambahan
Syarat tambahan/
Kondisi Tambahan

Kondisi awal Kondisi Batas

 Kondisi ada pada satu
titik variabel bebas  Kondisi tidak ada pada
satu titik variabel bebas
Problem nilai awal dan nilai batas
Problem nilai awal Problem nilai batas
 Tidak pada satu titik
 Satu titik variabel bebas  Lebih sulit solusinya
dibandingan dengan nilai
awal

2 t
2 t
x  2 x  x  e x  2 x  x  e
x(0)  1, x (0)  2.5 x(0)  1, x(2)  1.5
Nilai Nilai
sama berbeda
Metode Deret Taylor
Tujuan
 Memperoleh rumus Euler dengan
menggunakan ekpansi deret Taylor
 Menyelesaikan orde satu PDB
menggunanan metode Euler.
 Memperbaiki metode Euler
menggunakan deret Taylor tingkat tinggi.
Metode Deret Taylor
Problem yang akan diselesaikan adalah PDB orde
satu:

dy ( x)
 f ( x, y ), y ( x0 )  y0
dx
Estimasi pada beberapa titik :

y ( x0  h), y ( x0  2h), y ( x0  3h), ....

Dihitung dengan menggunakan pemotongan
expansi deret Taylor
Ekpansi Deret Taylor
Ekpansi Deret Taylor
n
h k  d k y 

y ( x0  h )  
k !  dx k

k 0
 x  x0 , y  y 0 

dy h2 d 2 y hn d n y
 y ( x0 )  h  2
 ... 
dx x  x0 ,
y y
2! dx x  x0 , n! dx n x  x0 ,
0 y  y0 y  y0

Metode deret Taylor order n menggunakan

ekpansi deret taylor yang dipotong orde ke
n.
Metode Euler
 Metode deret Taylor orde pertama dikenal
dengan metode Euler

 Error dari deret Taylor O(h2).

Metode Deret Taylor Orde satu (Euler
Method)
dy
y ( x0  h)  y ( x0 )  h  O(h 2 )
dx x  x0 ,
y  y0

Notasi :
xn  x0  nh, yn  y ( xn ),
dy
 f ( xi , yi )
dx x  xi ,
y  yi

Metode Euler
yi 1  yi  h f ( xi , yi )
Metode Euler
Problem :
PDB orde satu : y ( x)  f ( x, y )
dengan kondisi awal : y0  y ( x0 )
Tentukan : yi  y ( x0  ih) for i  1,2,...

Metode Euler :
y0  y ( x0 )
yi 1  yi  h f ( xi , yi ) for i  1,2,...
Interpretasi Metode Euler
y2

y1

y0

x0 x1 x2 x
Interpretasi Metode Euler

Slope=f(x0,y0)
y1
y1=y0+hf(x0,y0)
hf(x0,y0)
y0

x0 x1 x2 x
h
Interpretasi Metode Euler
y2 y2=y1+hf(x1,y1)
Slope=f(x1,y1)
hf(x1,y1)
Slope=f(x0,y0)

y1 y1=y0+hf(x0,y0)
hf(x0,y0)
y0

x0 x1 x2 x
h h
Contoh
Gunakan metode Euler untuk menyelesaikan PDB:

dy
 1 x ,
2
y (1)  4
dx
Untuk menentukan y(1.01), y(1.02) dan y(1.03).
Contoh
dy
  f ( x, y )  1  x 2 , x0  1, y0  4, h  0.01
dx

Metode Euler
yi 1  yi  h f ( xi , yi )

Langkah1: y1  y0  h f ( x0 , y0 )  4  0.01(1  (1) 2 )  3.98

Langkah 2 : y2  y1  h f ( x1, y1)  3.98  0.011   1.01   3.9598

2
 
Langkah 3 : y3  y2  h f ( x2 , y2 )  3.9598  0.011   1.02    3.9394
2
 
Contoh 1
f ( x, y )  1  x ,
2
x0  1, y0  4 , h  0.01
Hasil:
i xi yi
0 1.00 -4.00
1 1.01 -3.98
2 1.02 -3.9595
3 1.03 -3.9394
Contoh 1
f ( x, y )  1  x ,
2
x0  1, y0  4 , h  0.01
Bandingkan dengan nilai sesungguhnya:
i xi yi Nilai
sesungguhnya yi
0 1.00 -4.00 -4.00
1 1.01 -3.98 -3.97990
2 1.02 -3.9595 -3.95959
3 1.03 -3.9394 -3.93909
Contoh 1
f ( x, y )  1  x ,
2
x0  1, y0  4 , h  0.01

Grafik
penyelesaian
dari PDB
1<x<2
 Metode Deret Taylor orde dua
dy ( x)
Diberikan  f ( y, x), y ( x0 )  y0
dx
Metode Deret Taylor Order dua
2 2
dy h d y
yi 1  yi  h  2
 O(h )
3

dx 2! dx
2
d y
2
perlu diperoleh dengan cara analitik.
dx
Metode Deret Taylor orde tiga
dy( x)
Diberikan  f ( y, x), y ( x0 )  y0
dx
Metode deret Taylor orde tiga
2 2 3 3
dy h d y h d y
yi 1  yi  h  2
 3
 O(h )
4

dx 2! dx 3! dx
2 3
d y d y
2
dan 3
perlu diperoleh secara analitik.
dx dx
Metode deret Taylor Orde tinggi
dy( x)
Diberikan  f ( y, x), y ( x0 )  y0
dx
Metode deret Taylor order n
2 2 n n
dy h d y h d y n 1
yi 1  yi  h  2
 ....  n
 O(h )
dx 2! dx n! dx
2 3 n
d y d y d y
2
, 3 ,....., n perlu diperoleh secara analitik.
dx dx dx
Metode Deret Taylor Tingkat
tinggi
 Lebih akurat dari metode Euler.

 Tetapi turunan dari orde ke dua, tiga dan ,

tingkat tinggi perlu diperoleh secara
analitik yang mungkin tidak mudah
Contoh 2
Metode Deret Taylor orde dua

Gunakan Metode Deret Taylor tingkat dua untuk menyelesaikan berikut :

dx
 2 x 2  t  1, x(0)  1, gunakan h  0.01
dt

d 2 x(t )
Bagaimana dengan : 2
?
dt
Contoh 2
Gunakan Metode Deret Taylor tingkat dua untuk menyelesaikan berikut :
dx
 2 x 2  t  1, x(0)  1, gunakan h  0.01
dt
dx
 1 2x2  t
dt
d 2 x(t ) dx
2
 0  4 x  1   4 x (1  2 x 2
 t ) 1
dt dt
2 h2 2
xi 1  xi  h(1  2 xi  ti )  (  1  4 xi (1  2 xi  ti ))
2
Contoh 2
f (t , x)  1  2 x 2  t , t0  0, x0  1, h  0.01
2
2 h 2
xi 1  xi  h(1  2 xi  ti )  (  1  4 xi (1  2 xi  ti ))
2
Step 1 :

x1  1  0.01(1  2(1) 2
 0) 
 0.01
2
(1  4(1)(1  2  0))  0.9901
2
Step 2 :

x2  0.9901  0.01(1  2(0.9901) 2

 0.01) 
 0.01
2
( 1  4(0.9901)(1  2(0.9901) 2  0.01))  0.9807
2
Step 3 :
x3  0.9716
Contoh 2
f (t , x)  1  2 x 2  t , t0  0, x0  1, h  0.01
Summary of the results:
i ti xi
0 0.00 1
1 0.01 0.9901
2 0.02 0.9807
3 0.03 0.9716