Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS ETIKA

DALAM
PRAKTIK
AUDITING
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK :
● Miqdad Dzaki Naufal Khamim
(182010300051)
● Fitri Wulandari (182010300161)
● Yunita Afita Sari (182010300254)
● Reni Yudi Lestari (182010300255)
ETIKA DALAM
AUDITING

Etika dalam auditing adalah suatu


Etika auditing adalah suatu sikap prinsip untuk melakukan proses
dan perilaku menaati ketentuan pengumpulan dan pengevaluasian
dan norma kehidupan yang bahan bukti tentang informasi yang
berlaku dalam suatu proses yang dapat diukur mengenai suatu entitas
sistematis untuk memperoleh dan ekonomi untuk menentukan dan
menilai bukti-bukti secara melaporkan kesesuaian informasi
yang dimaksud dengan kriteria
objektif, yang berkaitan dengan kriteria yang dilakukan oleh
asersi-asersi tentang tindakan- seseorang yang kompeten dan
tindakan dan kejadian-kejadian independen.
ekonomi
KEPERCAYAAN PUBLIK
● Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat.
● Kepentingan publik merupakan kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara
keseluruhan.
● Dengan adanya kepercayaan yang di berikan oleh masyarakat tersebut akan menambah klien yang
akan menggunakan jasa auditor
● Auditor harus selalu bertanggung jawab terhadap laporan yang diperiksa dan mengeluarkan hasil
yang sebenar-benarnya, jujur dalam bekerja.
● Menurunnya kepercayaan publik terhadap auditor dapat membuat auditor tersebut kehilangan
banyak kliennya. Oleh karena itu, seorang auditor harus memiliki sikap independensi.
● Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual jujur, bebas dari konflik kepentingan
dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya, dan dan memiliki kewajiban untuk bertindak
dalam melayani kepentingan publik menghormati kepercayaan publik kema dan
mendemonstrasikan komitmennya sebagai profesional.
TANGGUNG JAWAB
AUDITOR KEPADA
PUBLIK

● Publik akan menuntut sikap profesionalitas dari seorang


auditor, komitmen saat melakukan pekerjaan.
● Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki
tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan
tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik.
● Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi
tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya serta sesuai
dengan kode etik profesional AKDA.
TANGGUNG JAWAB DASAR
AUDITOR
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal
bakal dari Auditing Practices Board, di tahun 1980,
memberi ringkasan (summary) reletanggung jawab
auditor:
- perencanaan, pengendalian dan pencatatan
- Sistem akuntansi
- bukti audit
- Pengendalian intern
- Meninjau ulang laporan keuangan yang
relevan
TANGGUNG JAWAB DASAR
AUDITOR
Di dalam kode etik profesional AKDA, ada tiga
karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk
dipertanggungjawabkan oleh auditor kepada publik:
- Auditor harus memposisikan diri untuk
independen, berintegritas, dan objektif
- Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam
profesinya
- Auditor harus melayani klien dengan
profesional dan konsisten dengan tanggung
jawab mereka kepada publik.
INDEPENDENSI
AUDITOR

Independensi adalah keadaan Independensi juga berarti


bebas dari pengaruh, tidak adanya kejujuran dalam diri
dikendalikan oleh pihak lain, dalam mempertimbangkan
tidak tergantung pada orang fakta dan adanya
lain. pertimbangan yang objektif
tidak memihak dalam diri
auditor dalam menyatakan
hasil pendapatnya.
INDEPENDENSI
AUDITOR
terdapat tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut:

Independence in Independence in
Independence in fact appearance (Independensi competence (independensi
(independensi dalam fakta) dalam penampilan) dari sudut keahliannya)
auditor harus mempunyai
kejujuran yang tinggi pandangan pihak lain independensi dari
kema keterkaitan yang erat terhadap diri auditor sudut pandang
dengan objektivitas. sehubungan dengan keahlian terkait erat
pelaksanaan audit. dengan kecakapan
profesional auditor.
INDEPENDENSI
AUDITOR

Independensi akuntan publik Selain independensi sikap mental


mencakup dua aspek ,yaitu : dan independensi penampilan,
1. Independensi Sikap mental Mautz mengemukakan bahwa
2. Independensi penampilan independensi akuntan publik juga
meliputi:
1. Independensi praktisi (practitioner
independence)
2. Independensi profesi (profession
independene)
PERATURAN PASAR MODAL DAN
REGULATOR MENGENAI
INDEPENDENSI AKUNTANSI PUBLIK
Undang-undang pasar modal nomor 8 tahun
1995 memberikan pengertian pasar modal
yang lebih spesifik, yaitu “kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya
serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek”.
PERATURAN PASAR MODAL DAN
REGULATOR MENGENAI
INDEPENDENSI AKUNTANSI PUBLIK
Penilaian kecukupan peraturan perlindungan investor pada
pasar modal Indonesia mencakup beberapa komponen
analisa yaitu:
1 Ketentuan isi pelaporan emiten atau perusahaan publik
yang harus disampaikan kepada publik dan Bapepam;
2. Ketentuan Bapepam tentang penerapan internal control
pada emiten atau perusahaan publik;
3. Ketentuan Bapepam tentang, pembentukan komite audit
oleh emiten atau perusahaan publik
PERATURAN PASAR MODAL DAN
REGULATOR MENGENAI
INDEPENDENSI AKUNTANSI
PUBLIK

Wewenang Bapepam Tugas Pengawasan Bapepam


Memberikan izin, persetujuan, Memberikan perlindungan kepada
pendaftaran kepada para pelaku pasar investor dari kegiatan-kegiatan yang
modal, memproses pendaftaran dalam merugikan seperti pemalsuan data
rangka penawaran umum, menerbitkan dan laporan keuangan,Window
peraturan pelaksanaan dari perundang- dressing, serta lain-lainnya dengan
undangan di bidang pasar modal ,dan menerbitkan peraturan pelaksana di
melakukan penegakan hukum atas bidang pasar modal
setiap pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang pasar
modal.
REGULATOR MENGENAI
INDEPENDENSI AKUNTANSI
PUBLIK
Ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah
peraturan nomor : VIII.A.2/keputusan ketua Bapepam nomor: Kep-
20/PM/2002 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit di
Pasar Modal. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
- Periode audit adalah periode yang mencakup periode laporan
keuangan yang menjadi objek audit, review atau etestasi lainnya.
- Periode penugasan profesional adalah periode penugasan untuk
melakukan pekerjaan atestasi termasuk menyiapkan laporan kepada
Bapepam dan lembaga keuangan.
- Anggota keluarga dekat adalah istri atau suami, orang tua, anak baik di
dalam maupun diluar tanggungan, dan saudara kandung.
- Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional yang hanya akan dibebankan jumlah fee tergantung pada
temuan atau hasil tertentu tersebut.
- Orang dalam kantor akuntan publik adalah orang yang termasuk dalam
penugasan audit, riview, atestasi lainnya, dan/atau non atestasi yaitu:
rekan, pimpinan, karyawan profesional, dan/atau penelaah yang
terlibat dalam penugasan.
N
Dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini auditor juga harus memiliki
etika etika perilaku profesional yang sangat penting dalam lingkup
auditing sebagai panduan mereka agar meminimalisir kecurangan
dan kesalahan. Kualitas audit yang diukur KAP yang telah
menetapkan 9 unsur kendali mutu yang harus dipenuhi oleh kantor
akuntan dalam melakukan profesinya. Auditor how does competent
turn independen. Etika dalam auditing mencakup kepercayaan
publik, tanggung jawab auditor, independensi auditor, serta
peraturan regulasi pasar modal dan regulator mengenai independensi
auditor. Semua aspek tersebut berhubungan satu sama lain,
antaranya kepercayaan publik dipengaruhi bagaimana tanggung
jawab auditor terhadap profesi akuntan sebagai auditor. Selain itu
dilihat dari bagaimana independensi auditor dalam melakukan
auditing hingga menyatakan opini. Bagi perusahaan yang telah
listing di BEI maka auditing harus dilakukan sesuai dengan aturan
pasar modal yang telah ditetapkan.
CONTOH KASUS
Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40)
ditahan polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan
merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan tersangka diketahui
oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang.
Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah
saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut dan cermat, diketahui adanya transaksi gantung yaitu adanya
pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRI Unit Pasir
Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang
dilakukan Masril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.
PENYELESAIAN
KASUS
Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia
lakukan.Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk
meningkatkan kontribusi karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan
pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuai dengan
perkembangan teknologi yang berkembang. Pembinaan ini sangatlah penting
karena setiap karyawan memiliki kepribadian yang berbeda jadi attitude ini
harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawan diharapkan dapat
memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya
penyimpangan dari karyawan itu sendiri. Prosedur Otoritas Yang Wajar :
- Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.
- Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
- Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk
apapun dari nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
- Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen
penting milik nasabah
KESIMPULAN DISKUSI
Kasus Audit Kas/Teller Laporan Fiktif Kas di Hasil diskusi ini adalah adanya temuan
Bank BRI Unit Tapung Raya penting karena penggelapan transaksi yang tidak seimbang
setiap karyawan memiliki kepribadian yang dengan laporan neraca. Dengan adanya
berbeda jadi attitude ini harus ditekankan peristiwa ini kembali lagi kepada
kepada karyawan. Dalam hal ini karyawan kepribadian atau attitude masing-masing,
diharapkan dapat memiliki kepribadian yang yang diharapkan dapat jujur dan
baik sehingga dapat memperkecil resiko mempunyai attidue yang baik agar
terjadinya penyimpangan dari karyawan itu memperkecil terjadinya resiko
sendiri. Perusahaan melakukan pelatihan penyimpangan karyawan itu sendiri.
pendidikan secara periodik kepada karyawan
sesuai dengan perkembangan teknologi yang
berkembang.
THANK
S!

Anda mungkin juga menyukai