Anda di halaman 1dari 44

BUDIDAYA

KAKAO
(Theobroma
cacao, L)
NILAI EKONOMIS KAKO
a. komoditi ekspor
b. nilai ekonomis relative tinggi
c. komoditas unggulan yang
dikembangkan di Indonesia.
d. Sesuai untuk perkebunan rakyat
e. Sumber pendapatan harian petani
(berbuah sepanjang tahun)
I. SYARAT TUMBUH
TANAH
a. Tanah dg mineral liat smektit, khlorit,
kaolinit dan haloisit
b. Keasaman tanah 6-7,5,
c. Kedalam air tanah minimal 3 m.
d. Solum tanah dalam (> 150 cm)
e. Tekstur dan struktur tanah baik
f. Kandungan bahan organik min 3%
g. Kandungan unsur hara cukup tinggi
h. kemiringan lahan 8% dan 25%
(Lebar teras  minimal 1 m dan 1,5 m)
j. Tingg tempat 200-700 m dpl.
IKLIM

a. Letak Lintang : 100 LU- 100 LS.


b. Curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun
(sebaran : Merata).
c.  Bulan kering : 3 bulan,
d. Suhu maks: 300 – 320 C, min : 180 – 210 C,
opt. 25,50 C Fluktuasi suhu harian < 90 C
e. Intensitas cahaya matahari rendah.
f. Tidak ada angin kencang
II. PERSIAPAN LAHAN
a. Pembersihan lahan (Ilalang dan
lainnya)
b. Penanaman tanaman penutup tanah
leguminoseae (LCC /Peuraria
javanica, Centrosema pubescens,
Calopogonium mucunoides & C.
caeraleum)
c. Penanaman tanaman pelindung
(Lamtoro, Gleresidae dan Albazia)
 Penanaman tanaman pelindung
dilakukan setahun sebelum tanam

 Di tahun ketiga tanaman pelindung


dikurangi hingga tinggal 1 pohon
pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)
III. PEMBIBITAN
1. Biji kakao diambil dari buah bagian
tengah
2. Buah masak dan sehat dari tanaman
yang telah cukup umur
3. Benih dibersihkan dari daging
buahnya dengan abu gosok
4. Biji kakao segera dikecambahkan
karena tidak punya masa dormansi
5. Pengecambahan dlm karung goni di
ruangan, penyiraman 3 kali sehari
6. Disiapkan polibag (30 x 20 cm 0,8)
mm) dan tempat pembibitan
7. Campuran tanah dan pupuk kandang
(1 : 1), dimasukkan ke polibag
8. Di tambahkan 1 g pupuk TSP / SP-36
ke dalam polibag
9. Benih untuk bibit jika 2-3 hari telah
berkecambah lebih 50 %
10. Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar
barisan 100 cm
11. Tinggi naungan menjamin
kebutuhan sinar masuk tidak terlalu
banyak
12. Penyiraman bibit 1-2 kali sehari
13. Penyiangan disesuaikan keadaan
areal pembibitan
14. Pemupukan
Dosis :
Pemupukan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dg dosis
sesuai umur bibit,
a. Umur 1 bulan : 1 gr/bibit,
b. Umur 2 bulan ; 2 gr/bibit,
c. Umur 3 bulan : 3 gr/bibit,
d. Umur 4 bulan : 4 gr/bibit.
e. POC disiram /disemprot ke daun
15. Penjarangan naungan mulai umur 3
bulan dihilangkan 50% sampai umur
4 bulan
16. Pengamatan HPT pada pembibitan:
rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat
punggung putih, dan ulat api
dikendalikan dg pestisida sesuai
aturan
Penyakit Phytopthora dan Cortisium
dikendalikan dg fungisida sesuai
aturan
IV. PENANAMAN
1. Pengajiran
- Ajir bambu tinggi 80 - 100 cm
- Ajir induk dipasang sbg patokan dlm
pengajiran selanjutnya
- Tali digunakan utk meluruskan ajir
sehingga diperoleh jarak tanam
yang sama
2. Lubang Tanam
 Ukuran 60 x 60 x 60 cm
 Dibuat pada akhir musim hujan
 Ditambahkan campuran pupuk
kandang dan tanah (1:1), pupuk
TSP 1-5 gram per lubang
3. Tanam Bibit
 saat bibit kakao siap tanam pohon
naungan sudah tumbuh baik dan
naungan sementara sudah berumur
1 tahun
 Penanaman dengan tumpang sari
tidak perlu naungan (misalnya
dengan kelapa)
 Bibit dipindah ke lapangan sesuai
jenisnya,
a. kakao mulai ditanam setelah bibit
umur 6 bulan,
b. Kakao Lindak umur 4-5 bulan
c. Saat tanam pd awal musim hujan
dan naungan menutup sempurna.
d. Saat pemindahan, bibit kakao tidak
sedang membentuk daun muda
(flush)
V. PENYULAMAN
1. Dilakukan penyulaman segera jika
tanaman mati atau gejala
pertumbuhannya tidak normal
2. Bibit sulaman seumur
3. Penyulaman dilakukan awal musim
hujan
4. Cara penyulaman seperti pada
penanaman
VI. PENYIRAMAN
a. Penyiraman dilakukan jika tanah
kering kelembaban tanah rendah
(musim kemarau)
b. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari
(pagi dan sore) sebanyak 2-5
liter/pohon
c. Cara : Manual, dengan mesin
VII. PEMUPUKAN
Cara pemupukan
 Dibuat lubang pupuk di sekitar
tanaman
 Pupuk dimasukkan dalam lubang
pupuk kemudian ditutup kembali.
Tabel Dosis Pupuk

UMUR Dosis pupuk Makro (kg per ha)


(bulan) Urea TSP MOP/KCl Kieserite
(Mg SO4)
2 15 15 8 8
6 15 15 8 8
10 25 25 12 12
UMUR Dosis pupuk Makro ( kg per ha)
(bulan) Kieserite
Urea TSP MOP/ KCl (MgSO4)
14 30 30 15 15
18 30 30 45 15
22 30 30 45 15
28 160 250 250 60
32 160 200 250 60
36 140 250 250 80
42 140 200 250 80

Dst Dilakukan analisa tanah


IX. PENGENDALIAN HPT
1. HAMA
a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria;
Famili : Geometridae ),
Gejala serangan :
- Menyerang tanaman umur 2-4 bl
- Serangan berat menyebabkan
daun muda hanya tersisa urat
daunnya.
Pengendalian : secara kimiawi.
b. Ulat Jaran / Kuda (Dasychira
inclusa, Familia : Limanthriidae ),

Ciri - ciri :
- ada bulu-bulu gatal pada bagian
dorsal, berwarna putih atau hitam,
- Warna ulat coklat atau coklat
kehitam-hitaman.
- Pengendalian : musuh alami
(Apanteles mendosa dan Carcelia
spp = predator), dan dg pestisida
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta
(Ulat Srengenge),
- Kedua species menyerang silih
berganti karena berbeda siklus
- Siklus hidup Ploneta diducta satu
bulan, Parasa lepida lebih lama lagi
- Serangan tertinggi pada daun
muda, kuncup , dan bunga muda,
- Pengendalian dengan pestisida.
d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus
lilacinus ),
- kutu berwarna putih
- bersimbiosis dg semut hitam.
- Gejala serangan :
o infeksi pada pangkal buah
o merusa bgn buah yang masih
kecil,
o Pertumbuhan buah terhambat
dan akhirnya mengering.
- Pengendalian :
o Tanaman terserang dipangkas
lalu dibakar,
o Menggunakan musuh alami
(Predator : Scymus sp, Semut
hitam, Parasit : Coccophagus
pseudococci
o Penyemprotan pestisida sesuai
aturan
e. Helopeltis antonii,

Ciri-ciri :
- Serangga dewasa berwarna hitam,
dadanya merah, menyerupai
tanduk tampak lurus.
Gejala Serangan
- menusukkan ovipositor utk me-
letakkan telur ke dlm buah muda,
- jika tidak ada buah muda hama
menyerang tunas dan pucuk daun
- bercak-bercak hitam dan kering
pd kulit buah,
- pertumbuhan buah terhambat,
buah kecil, kaku, sangat keras ,
bentuknya jelek , mengering lalu
mati.
Pengendalian :
- Sanitasi lahan,
- Pembuangan buah terserang.
- Menggunakan pestisida (pada
buah terserang),
- Hari pertama di semprot pd stadia
imago,
- Penyemprotan ulang di hari ke-7
terhadap telur
- Penyemprotan pada hari ke-17
terhadap nimfa yang masih hidup,
f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ),
Acrocercops cranerella (Famili ;
Lithocolletidae).

Gejala serangan :
- Buah muda yg terserang berwarna
kuning pucat,
- Biji dalam buah tidak dapat
mengembang dan lengket.
Pengendalian :
- Sanitasi lingkungan kebun,
- menyelubungi buah dg kantong
plastik yg bagian bawahnya tetap
terbuka (kondomisasi),
- pelepasan musuh alami semut
hitam dan jamur antagonis
Beauveria bassiana ( BVR)
- Penyemprotan dg pestisida sesuai
aturan
2. PENYAKIT
a. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora
palmivora),
Gejala serangan :
 Pada buah besar : ujung atau
pangkal buah nampak kecoklatan
 Pada buah kecil akan langsung
mati.
Pengendalian :
 buah terserang dibuang dan
dibakar,
 pemangkasan teratur,
 Penyemprotan dg pestisida.
b. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor )

Gejala serangan : menyerang batang


dan cabang.

Pengendalian :
 mengerok dan mengolesi batang
atau cabang terserang dengan
fungisida
- pemangkasan teratur, jika serangan
berlanjut dipotong lalu dibakar.

Catatan :
Jika pengendalian HPT dg pestisida
alami belum berhasil dapat mengguna
kan pestisida kimia yg dianjurkan, dapat
ditambah zat perekat
X. PEMANGKASAN
Tujuan :
- pada pembentukan cabang yang
seimbang
- Memacu pertumbuhan vegetatif.
- Pemangkasan pohon pelindung agar
percabangan dan daunnya tumbuh
tinggi dan baik
Macam2 pemangkasan :
- Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1-2
th setelah muncul cabang primer
(jorquet) dengan meninggalkan 3
cabang primer yang baik dan simetris.

- Pangkas Pemeliharaan, bertujuan


mengurangi pertumbuhan vegetatif
yang berlebihan dg cara membuang
tunas air (wiwilan) pada batang pokok
atau cabangnya.
- Pangkas Produksi,
Bertujuan :
- menga tur sinar matahari
- Merangsang pembungaan
Pangkas produksi tergantung
keadaan dan musim, macamnya :
- pangkas berat pada MH
- pangkas ringan pada MK.
- Pangkas Restorasi, memotong bag.
tan yg rusak dan memelihara tunas
air atau dilakukan dg side budding.
X. P A N E N
- Pemetikan dilakukan terhadap buah
yang masak tetapi tidak terlalu masak

- Cara :
Memotong tangkai buah dengan
menyisakan sepertiga bagian
Pemetikan sampai pangkal buah dpt
merusak bantalan bunga shg
pembentukan bunga terganggu
- Buah yang dipetik umur 5,5 - 6
bulan sejak berbunga, warna kuning
atau merah.

- Buah yang telah dipetik dimasukkan


dalam karung dan dikumpulkan
dekat rorak.

Saat Petik :
Pagi hari dan pemecahan siang hari.
Cara pemecahan :
- memukulkan buah pada batu
hingga pecah.

- Kemudian biji dikeluarkan dan


dimasukkan dalam karung,

- Kulit dimasukkan dalam rorak yang


tersedia.
XI. PENGOLAHAN HASIL
Tahap awal pengolahan biji kakao adalah
Fermentasi.

Tujuan :
a. mempermudah menghilangkan pulp,
b. menghilangkan daya tumbuh biji,
c. merubah warna biji dan
d. mendapatkan aroma dan cita rasa
yang enak
Pengeringan biji kakao yang telah
difermentasi :
Tujuan : agar tidak terserang jamur
Cara :
a. dengan sinar matahari langsung (7-9
hari)
b. dengan kompor pemanas suhu 600-
700 C (60-100 jam).
Kadar air < 6 %
Sortasi :
mendapatkan ukuran biji kakao sesuai
permintaan.

Syarat mutu biji kakao :


a. biji tidak terfermentasi maksimal 3 %
b. kadar air maksimal 7%,
c. serangan HPT maksimal 3 % dan
d. bebas kotoran.

Anda mungkin juga menyukai