Anda di halaman 1dari 18

Transaksi Persediaan Barang

Dagang 2
Kelompok A Akuntansi
Anggota :
1. Rania Zaalfainnissa Noor Camila
2. Rezkika Nur Amelia
3. Rizky Amelia Putri Kelas AB-2C
4. Salfa Qirani Aji Putri
Materi yang Akan Dibahas

01 Metode FIFO 04 Pengaruh Perbedaan


Penetapan Harga

02 Metode LIFO
05 Metode Identifikasi Khusus

03 Metode Rata-rata Metode Taksiran


06
Metode FIFO
Seperti namanya first in first out yang artinya masuk pertama keluar
pertama, Metode FIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran cost masuk
persediaan harus dipertemukan dengan hasil penjualannya. Sebagai
akibatnya, biaya per unit persediaan yang masuk terakhir dipakai sebagai
dasar penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan pada akhir
periode (persediaan akhir).
Contoh Soal

PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018
adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Kuantitas Unit Harga


2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000
10 Maret Pembelian 300 unit Rp.10.000
5 April Penjualan 200 unit Rp.15.000
7 Mei Penjualan 100 unit Rp.15.000
21 Sept Pembelian 400 unit Rp.11.000
18 Nov Pembelian 100 unit Rp.12.000
20 Nov Penjualan 200 unit Rp.17.000
10 Des Penjualan 200 unit Rp.18.000
Jawaban
Diminta:
Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode FIFO

2.2 Metode LIFO


02

Metode LIFO
LIFO artinya yang masuk terakhir keluar pertama.. Metode biaya
persediaan LIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar biaya
persediaan merupakan kebalikan dari kronologi terjadinya biaya.
Pada metode ini, harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam periode
kenaikan harga (inflasi), sehingga laba yang dihasilkan akan kecil dan pajak
yang terutang juga menjadi lebih kecil.
Contoh Soal

Contoh perhitungan menggunakan metode LIFO


PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018
adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Kuantitas (Unit) Harga


2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000
10 Maret Pembelian 300 unit Rp.10.000
5 April Penjualan 200 unit Rp.15.000
7 Mei Penjualan 100 unit Rp.15.000
21 Sept Pembelian 400 unit Rp.11.000
18 Nov Pembelian 100 unit Rp.12.000
20 Nov Penjualan 200 unit Rp.17.000
10 Des Penjualan 200 unit Rp.18.000
Diminta:
Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode LIFO
Jawaban
Metode Rata-Rata
Metode average membagi antara biaya barang yang tersedia untuk dijual
dengan jumlah unit yang tersedia. Metode average merupakan titik tengah
atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO
Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan
persediaan barang yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan
barang mana yang masuk lebih awal atau akhir.
Contoh Soal

PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018
adalah sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Kuantitas Unit Harga
2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000
10 Maret Pembelian 300 unit Rp.10.000
5 April Penjualan 200 unit Rp.15.000
7 Mei Penjualan 100 unit Rp.15.000
21 Sept Pembelian 400 unit Rp.11.000
18 Nov Pembelian 100 unit Rp.12.000
20 Nov Penjualan 200 unit Rp.17.000
Rp.18.000
10 Des Penjualan 200 unit
Jawaban
Diminta:
Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode Rata-
Rata
04

Pengaruh Perbedaan Penetapan Harga

Dalam Penetapan harga produksi terdapat dua metode yang dapat digunakan, motede
tersebut yaitu :
Metode Absorption costing/Full Costing
Absorption costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku
variabel maupun tetap

Metode Variabel Costing


Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel
Akibat Perbedaan Metode Full Costing dan Metode Costing Yaitu :

Biaya produksi pada full costing yang berhubungan dengan fungsi produk. Dan pada variabel costing Biaya
produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.
Biaya periode pada full costing dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas. Dan dalam biaya
periode variabel costing biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan tanpa dipengaruhi perubahan
kapasitas kegiatan.
Pada full costing biaya overhead diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel costing
biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik.
Jika biaya overhead pabrik dibebankan pada produk berdasarkan tarif dimuka dan jumlahnya berbeda
dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya maka selisih pada full costing dapat berupa pembebanan
overhead pabrik berlebihan. Dan pada variabel costing selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai penambah
atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual.
Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor. dan dalam variabel
costing, menggunakan istilah marjin kontribusi.
05 Metode Identifikasi Khusus

Metode identifikasi khusus dilakukan dengan mengidentifikasi Tiap-tiap barang


yang terjual dengan nilai persediaan dari barang tersebut. Metode identifikasi
khusus umumnya digunakan oleh perusahaan yang jumlah transaksi nya relatif
sedikit tapi dengan nilai transaksi yang cukup besar. Misalnya perusahaan dealer
mobil, sepeda motor, perhiasan berharga dan lainnya.
Contoh Soal

Berikut adalah data transaksi pada perusahaan mobil antik yang sangat langka pada bulan Januari
2014:
Tanggal Keterangan
02 Membeli sebuah mobil A dengan nilai Rp 1.000.000.000,00
10 Membeli sebuah mobil B dengan nilai Rp 2.000.000.000,00
15 Membeli sebuah mobil C dengan nilai Rp 3.000.000.000,00
20 Membeli sebuah mobil D dengan nilai Rp 5.000.000.000,00
25 Menjual mobil A (Rp 1.500.000.000,00) dan mobil C (Rp
4.000.000.000,00)

Dari data diatas, yang terjual adalah mobil yang dibeli tanggal 2 dan 25 Januari. Jadi dengan
metode identifikasi khusus tidak terikat kapan persediaan diperoleh seperti metode FIFO dan LIFO.
Oleh karena itu, harga pokok penjualan perusahaan sebesar nilai perolehan mobil yang terjual
sebesar Rp 4.000.000.000,00 (Rp 1.000.000.000,00 + Rp 3.000.000.000,00).
Jawaban

Berdasarkan metode identifikasi khusus, persediaan dinilai sesuai harga perolehan masing-
masing. Jadi persediaan akhir perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Keterangan Nominal
Mobil B Rp 2.000.000.000,00

Mobil D Rp 5.000.000.000,00

Jumlah Rp 7.000.000.000,00
06

Metode Taksiran
Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu system harga pokok
yangditentukan dimuka untuk mengolah produk ataus jasa tertentu dengan jalan
menentukan besarnya biaya bahan baku (raw material cost), biaya tenaga kerja
langsung (direct labor cost) dan biaya overhead pabrik (factory overhead) yang
diperlukan untuk mengolah produk atau jasa tersebut di waktu yang akan datang.
Harga pokok taksiran yang sudah ditentukan akan dipakai sebagai dasar untuk :
1. Mencatat harga pokok prodk atau jasa ke dalam rekening buku besar.
2. Membandungkan biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya terjadi,
serta menentukan besarnya selisih yang timbul.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai