Anda di halaman 1dari 20

VII.

PEMBELANJAAN
JANGKA MENENGAH
1. PENDAHULUAN
2. UTANG JANGKA MENENGAH
3. SEWA GUNA USAHA
4. PENILAIAN SEWA GUNA USAHA
5. TUGAS TERSTRUKTUR
PENDAHULUAN

 Pembelanjaanjangka menengah  pembelanjaan yang


mempunyai masa jatuh tempo antara 1 – 10 tahun.
 Alasan
penggunaan sumbet pembelanjaan jangka
menengah:
 1. Biaya modalnya relatif rendah. Dibanding dengan
sumber pembelanjaan jangka panjang. Resiko semakin
tinggi, biaya modal tinggi.
 2.Mempunyai fleksibilitas yang lebih baik dibanding
sumber pembelanjaan jangka panjang.
Lanjutan ...

 3.Tidak semua perusahaan dapat menerbitkan saham dan


obligasi. Persyaratan ketat..
 4. Diversifikasi sumber pembelanjaan. (untuk mengurangi resiko)
 5.Sumber pembelanjaan jangka menengah menyediakan kredit,
sehingga mengurangi risiko likuiditas.
 Jenis sumber pembelanjaan jangka menengah:
 1. Utang jangka menengah.(1-5 tahun.. Umumnya akuntan
tertentu..)
 2. Sewa guna usaha.(leasing)
UTANG JANGKA MENENGAH, umunya Bank, asuransi juga bisa

 Utang jangka menengah: kontrak yang peminjamnya menyetujui


untuk membayar bunga dan pokok pinjaman secara serial, pada
tanggal tertentu, kepada seorang kreditor.
 Utang jangka menengah meliputi:
 1. Pinjaman jangka menengah bank.
 2. Kredit2 berputar./ kredit bergulir, bisa diperbarui
 3. Pinjaman jangka menengah perusahaan asuransi.
 4. Kredit peralatan. Equitmen financing
Lanjutan ... (1) Pinjaman Jangka
Menengah Bank
 Pinjaman jangka menengah bank: pinjaman bisnis
dengan akhir atau masa jatuh tempo lebih dari 1
tahun, dan pembayaran kembali dilakukan dengan
jadual yang spesifik.
 Karakteristik utang jangka menengah:
 1. Masa jatuh tempo 1 – 5 tahun.
 2.jenis tingkat bunga yang digunakan: tetap dan
mengambang.
Lanjutan ...
 3. Pelunasan atau pembayaran kembali dilakukan secara periodik
dan sistematis atau diamortisasi selama jangka waktu kredit.
 4. Pinjaman jangka menengah bank dijamin dengan agunan
tertentu.

 Jadual pelunasan utang jangka panjang:


 1. Sistem bunga menurun (slidding rate system).ratenya/bunga
lebih tinggi
 2. Sistem bunga tetap (flat rate system). Pengembalian paling
besar. Bunga paling rendah
 3. Sistem bunga anuitas (annuity rate system).
Lanjutan ... Sistem Bunga Menurun
 Dalam sistem bunga menurun, bunga yang dibayar
oleh perusahaan dari periode ke periode menurun,
sesuai dengan besarnya saldo pokok pinjaman.
 Beban bunga t (BBt) = (Saldo pokok pinjaman t-1) x
r periodik.
 Pembayaran cicilan pokok t (PCPt) = Pinjaman
total / n.
 Angsuran pokok pinjaman t (APPt) = BBt + PCPt.
 Saldo pokok pinjaman t (SPPt) = SPPt-1 – PCPt.
Lanjutan ... Contoh Kasus
 Besarnya pinjaman Rp90,00 juta; tingkat bunga 18%
p.a.; jangka waktu kredit 3 tahun; pembayaran
angsuran setiap kuartal (setiap 4 bulan).
 Darikasus ini  periode pembayaran: 3 tahun x 3
kuartal = 9 kuartal.
 Tingkat bunga 1 tahun = 18%, 1 kuartal = 6%.
 Cicilan
pokok pinjaman: Rp90,00 juta/9 kuartal =
Rp10,00 per kuartal.
 Perincian dan jadual pembayaran dengan sistem bunga
menurun, tetap, dan anuitas, dapat dilihat pada tabel:
(1), (2), dan (3).
Lanjutan ... Tabel (1): Sistem Bunga Menurun

Kuartal Beban Bunga Pembayaran Angsuran Pokok Saldo Pokok


ke (1) (2) Cicilan Pokok (3) Pinjaman (4) Pinjaman (5)
0 - - - 90.000.000,00
1 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 80.000.000,00
2 4.800.000,00 10.000.000,00 14.800.000,00 70.000.000,00
3 4.200.000,00 10.000.000,00 14.200.000,00 60.000.000,00
4 3.600.000,00 10.000.000,00 13.600.000,00 50.000.000,00
5 3.000.000,00 10.000.000,00 13.000.000,00 40.000.000,00
6 2.400.000,00 10.000.000,00 12.400.000,00 30.000.000,00
7 1.800.000,00 10.000.000,00 11.800.000,00 20.000.000,00
8 1.200.000,00 10.000.000,00 11.200.000,00 10.000.000,00
9 600.000,00 10.000.000,00 10.600.000,00 -
Lanjutan ... Sistem Bunga Tetap

 Sistem bunga tetap: besarnya bunga dihitung sama


setiap periodenya.
 Beban bunga t (BBt) = Pinjaman awal x r periodik.
 Pembayaran cicilan pokok t (PCPt) = Pinjaman total
/ n.
 Angsuran pokok pinjaman t (APPt) = BBt + PCPt.
 Saldo pokok pinjaman t (SPPt) = SPPt-1 – PCPt.
 Daricontoh kasus, pemecahan dengan sistem bunga
tetap dapat dilihat pada Tabel (2).
Lanjutan ... Tabel (2) Sistem Bunga Tetap

Kuartal Beban Bunga (2) Pembayaran Angsuran Saldo Pokok


ke (1) Cicilan Pokok Pokok Pinjaman (5)
(3) Pinjaman (4)
0 - - - 90.000.000,00
1 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 80.000.000,00
2 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 70.000.000,00
3 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 60.000.000,00
4 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 50.000.000,00
5 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 40.000.000,00
6 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 30.000.000,00
7 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 20.000.000,00
8 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 10.000.000,00
9 5.400.000,00 10.000.000,00 15.400.000,00 -
Lanjutan ... Sistem Bunga Anuitas

 Sistem bunga anuitas: angsuran pinjaman setiap


periodenya sama (A).
A = Po x PVIFA,r,n
 Beban bunga t (BBt) = (Saldo pokok pinjaman t-1) x r
periodik.
 Pembayaran cicilan pokok t (PCPt) = A - BBt.
 Saldo pokok pinjaman t (SPPt) = SPPt-1 – PCPt.
 Dari contoh kasus, pemecahan dengan sistem bunga
anuitas dapat dilihat pada Tabel (3).
Lanjutan ... Tabel (3) Sistem Bunga Anuitas

Kuartal Beban Bunga (2) Pembayaran Angsuran Pokok Saldo Pokok


ke (1) Cicilan Pokok (3) Pinjaman (4) Pinjaman (5)
0 - - - 90.000.000,00
1 5.400.000,00 7.830.000,00 13.230.000,00 82.170.000,00
2 4.930.000,00 8.299.800,00 13.230.000,00 73.870.200,00
3 4.432.210,00 8.797.790,00 13.230.000,00 65.072.410,00
4 3.904.340,00 9.325.660,00 13.230.000,00 55.746.750,00
5 3.344.810,00 9.885.200,00 13.230.000,00 45.861.560,00
6 2.751.690,00 10.478.310,00 13.230.000,00 35.383.250,00
7 2.123.000,00 11.107.010,00 13.230.000,00 24.276.250,00
8 1456.580,00 11.773.430,00 13.230.000,00 12.502.83,00
9 750.170,00 12.479.83,00 13.230.000,00 23.000,00*)
Lanjutan ... Kredit Berputar

 Kreditberputar: komitmen formal oleh suatu bank


untuk meminjamkan sejumlah uang tertentu
kepada perusahaan selama periode waktu khusus.
 Utang ini sebenarnya utang jangka pendek
(biasanya 90 hari), tetapi perusahaan dapat
memperbaharui atau menambah pinjaman dengan
jumlah maksimum tertentu, sesuai dengan lama
waktu komitmen.
Lanjutan ... Pinjaman Jangka Menengah
Perusahaan Asuransi
 Pinjaman ini diberikan kepada perusahaan dengan
tingkat bunga yang sepadan dengan biaya, risiko,
masa jatuh tempo, dan pengembalian atas investasi
alternatifnya.
 Jika perusahaan mengembalikan pinjamannya
sebelum jatuh temponya, maka perusahaan asuransi
akan mengenakan pinalti sebagai dendanya. Penalti
ini sebagai bentuk kompensasi karena perusahaan
asuransi menanggung risiko penginvestasian kembali.
Lanjutan ... Kredit Peralatan

 Kredit peralatan (equipment financing): pembelanjaan aktiva


tetap yang dilakukan dengan jalan memebali peralatan
tersebut secara kredit dalam jangka waktu tertentu.
 Besarnya angsuran biasanya disesuaikan dengan besarnya
depresiasi dengan metode depresiasi yang digunakan oleh
perusahaan.
 Dalam pembelian peralatan dengan kredit ini, kreditor
biasanya meminta uang muka, sedang sisanya diangsur.
 Jadual pembayaran angsuran dapat menggunakan sistem
pinjaman jangka menengah bank: menurun, tetap, atau
anuitas.
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
 SGU: kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara SGU dengan hak opsi (finace lease) maupun SGU tapa
opsi (operating lease) yang digunakan oleh lessee selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
 Jenis SGU:
 1.SGU pembiayaan (finance lease)  lessor adalah pihak yang
membiayai penyediaan barang modal. Perusahaan penyewa
melakukan pemesanan, pemeriksaan, dan pemeliharaan barang
modal.
 Lease pihak yg menyewa, leasor yang menyewakan.
 Contoh Finanrslicee,Penyedia , bank … kalau yg bayar bank itu scr
hukum miik bank. Kalau rusak amel, selesai kontrak bisa dibeli .
Transaksi scr tunai
Lanjutan ...
 2. SGU operasi (operating lease)  lessor membeli barang modal dan
selanjutnya menyewakannya kepada pihak lain. Begitu jangka waktu SGU
selesai, barang modal dikembalikan kepada lessor.
 3.SGU penjualan (sales-type lease)  transaksi SGU langsung di mana dalam
jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau
penyalur yang juga merupakan perusahaan SGU. Contoh FIF (penyedia kredit
konsumen honda)
 4. SGU leverage (leveraged lease)  traksaksi SGU yang melibatkan tiga pihak,
yaitu lessor (menyediakan dana 20-30%), lessee, dan kreditor (bank2 atau
perusahaan asuransi). (melibatkan 3 pihak, transakasi secara kredit)
 Sewa guna usaha, dan pnjaman jangka pendek untung mana?
Pinjam bank dan sewa mahal mana? Yg lebih kecl maka menguntungkan. Sewwa
guna > dari pinjam bank (umumnya, scr teori dan konseptual)
Lanjutan ... Perhitungan Biaya Sewa

 Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara:


 1.Pada saat begitu transaksi dilakukan (metode
annual due):
A = P x [(1/(PVIFA r,t + 1)].

 2.Pada akhir periode periode pertama atau awal


periode kedua (metode original annuity):
A = P x [PVIFA r,t].
TUGAS TERSTRUKTUR

 Sumber:
 Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi
3, Jilid 1, Penerbit Bayu Media, Malang.

 Lihat halaman 327 – 328:


 Pertanyaan  kerjakan 7 soal dari sejumlah 16 soal yang
tersedia.

 Problema  kerjakan soal nomor 10.1, 10.2, 10.3.

Anda mungkin juga menyukai