ALAT BUKTI B RESTI

NURHAYATI
MATERI UTS S/D UAS

1. PEMBUKTIAN
2. PUTUSAN
3. UPAYA HUKUM MELAWAN PUTUSAN
MENGAPA PERLU
MEMBUKTIKAN?
Tugas hakim adalah untuk menyelidiki apakah suatu HUBUNGAN
HUKUM yg mjd DASAR GUGATAN itu benar-benar ada atau tidak.
Bagi P : Hub Hukum itu HARUS TERBUKTI  u meyakinkan
dalil  memenangkan perkara.
Bagi T : Hub Hukum itu HARUS DIPATAHKAN  u menyangkal
dalil  memenangkan perkara.
Pentingnya Fungsi Hakim adalah untuk menentukan beban pembuktian
 harus arif dan bijaksana, tidak boleh berat sebelah.
Hal yg TIDAK PERLU dibuktikan adl :
1. Hal-hal yg telah diakui atau setidak-tidaknya tidak disangkal.
2. Hal2/keadaan yg telah diketahui oleh khalayak ramai.
PENGERTIAN DAN TUJUAN
PEMBUKTIAN
PENGERTIAN:
PEMBUKTIAN ADALAH UPAYA HUKUM UNTUK
MEYAKINKAN HAKIM TENTANG KEBENARAN ATAU
KETIDAKBENARAN SUATU PERISTIWA DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BUKTI YANG SAH.
TUJUAN:
MENCARI DAN MENEMUKAN KEBENARAN SUATU
PERISTIWA KONKRET SEBAGAI DASAR PUTUSAN YANG
ADIL.
PASAL 4 AYAT (1) UU NO.
48/2009
(1) PENGADILAN MENGADILI MENURUT HUKUM DENGAN TIDAK
MEMBEDA-BEDAKAN ORANG.
(2) PENGADILAN MEMBANTU PENCARI KEADILAN DAN
BERUSAHA MENGATASI SEGALA HAMBATAN DAN RINTANGAN
UNTUK DAPAT TERCAPAINYA PERADLAN YG SEDERHANA, CEPAT,
DAN BIAYA RINGAN.

HAKIM MEMPUNYAI TUGAS: MENGKONSTATIR,

MENGKUALIFISIR, DAN MENGKONSTITUIR.
TUGAS HAKIM
UU
PARA PIHAK AJUKAN DALIL

DALIL
PENGGUGAT

DALIL
TERGUGATMENGKONSTATIR MENGKUALIFISIR MENGKONSTITUIR

Melihat benar tidaknya

peristiwa yg dijadikan sbg
dasar gugatan
UNTUK DAPAT MENGKONSTATIR PERISTIWA, MAKA
PERISTIWA ITU HARUS DAPAT DIBUKTIKAN KEBENARANNYA.
Ada Hal-hal yang TIDAK PERLU DIBUKTIKAN karena:
A. PERISTIWANYA MEMANG DIANGGAP TIDAK PERLU
DIKETAHUI ATAU DIANGGAP TIDAK MUNGKIN DIKETAHUI
OLEH HAKIM. HAL INI BERARTI BAHWA PERISTIWA2 TDK
PERLU DIBUKTIKAN KEBENARANNYA. (MIS: dalam putusan
VERSTEK, Tergugat MENGAKUAI gugatan P, dg dilakukannya
sumpah decisoir, telah mjd pendapat umum)
B. HAKIM SECARA EX-OFFICIO DIANGGAP MENGENAL
PERISTIWANYA, SHG TDK PERLU DIBUKTIKAN (peristiwa
NOTOIR /peristiwa yg diketahui umum, atau peristiwa yg tjd di
persidangan).
C. PENGETAHUAN TENTANG PENGALAMAN. (tdk termasuk
hukum, pengalaman semata-mata)
APA YG DIMAKSUD DG MEMBUKTIKAN
1. MEMBUKTIKAN DLM ARTI “LOGIS” ATAU “ILMIAH”. MEMBUKTIKAN
BERARTI MEMBERI KEPASTIAN YG BERSIFAT “MUTLAK”.
 BERLAKU BAGI TIAP ORANG
 TIDAK MEMUNGKINKAN BUKTI LAWAN
2. MEMBUKTIKAN DALAM ARTI KONVENSIONAL.
 MEMBERI KEPASTIAN (TIDAK MUTLAK, TAPI KEPASTIAN YG
RELATIF/NISBI).
3. MEMBUKTIKAN DALAM HUKUM ACARA MEMPUNYAI ARTI “YURIDIS”.
 DG DEMIKIAN TDK MENUJU PD KEBENARAN MUTLAK.
 MEMUNGKINKAN BUKTI LAWAN
 BERSIFAT HISTORIS (MENETAPKAN APA YG TELAH TERJADI SECARA
KONKRET).
 TUJUAN PEMBUKTIAN
MEMBUKTIKAN BERARTI MEMBERI KEPASTIAN KEPADA HAKIM
TENTANG ADANYA PERISTIWA2 TERTENTU.
TUJUAN PEMBUKTIAN ADALAH PUTUSAN HAKIM YANG DIDASARKAN
ATAS PEMBUKTIAN TERSEBUT.
DLM PERKARA PIDANA : MENSYARATKAN ADANYA KEYAKINAN. (INGG:
BEYOND REASONABLE DOUBT)
DLM PERKARA PERDATA: TDK SECARA TEGAS MENSYARATKAN
KEYAKINAN. (INGG: PREPONDERANCE OF EVIDENCE)
TUJUAN PEMBUKTIAN YURIDIS : ADALAH UNTUK MENGAMBIL
PUTUSAN YG BERSIFAT DEFINITIF, PASTI, DAN TIDAK MERAGUKAN
YG MEMPUNYAI AKIBAT HUKUM.
HUKUM PEMBUKTIAN POSITIF
1. HET HERZIENE INDONESISCH REGLEMEN
(HIR): JAWA – MADURA (PS 137-177).
2. RECHTS REGLEMENT BUITEN GEWESTEN
(RBG): TANAH SEBERANG (PS 163-185, 282-314).
3. S 1867 NO. 29: KEKUATAN PEMBUKTIAN ADAT.
DASAR HUKUM PEMBUKTIAN
HP FORMIL HP MATERIIL
137-158 HIR 162-177 HIR
MENGATUR: MENGATUR:
CARA MENGADAKAN 1. DAPAT/TIDAK DAPAT
ALAT BUKTI DITERIMANYA ALAT
BUKTI
(ADMISSABILITY)
2. KEKUATAN
PEMBUKTIAN ALAT-
APA YANG HARUS
DIBUKTIKAN
YANG HARUS DIBUKTIKAN ADALAH PERISTIWANYA (DAN BUKAN
HUKUMNYA).
PS 178 AYAT (1) HIR, PS 50 AYAT (1) RV.
YG DIBUKTIKAN HANYA PERISTIWA YG PENTING DAN RELEVAN.
YG DICARI ADALAH:
KEBENARAN FORMIL (PERDATA) -> PREPONDERANCE OF
EVIDENCE
KEBENARAN MATERIIL (PIDANA) -> BEYOND REASONABLE
DOUBT
SIAPA YANG HARUS
MEMBUKTIKAN?
PARA PIHAK.
PASAL 163 HIR
BARANGSIAPA, YANG MENGATAKAN IA MEMPUNYAI
HAK, ATAU IA MENYEBUTKAN SUATU PERBUATAN
UNTUK MENGUATKAN HAK-HAKNYA ITU, ATAU UNTUK
MEMBANTAH HAK ORANG LAIN, MAKA ORANG ITU
HARUS MEMBUKTIKAN ADANYA HAK ITU ATAU
ADANYA KEJADIAN ITU.
PASAL 178 AYAT (1) HIR
HAKIM KARENA JABATANNYA, WAKTU
BERMUSYAWARAT, WAJIB MENCUKUPKAN SEGALA
ALASAN HUKUM, YG TDK DIKEMUKAKAN OLEH
KEDUA BELAH PIHAK.
SAMPAI SEBERAPA JAUH HK
POSITIF BOLEH MENGIKAT
HAKIM DLM PEMBUKTIAN
TERDAPAT 3 TEORI:
1. TEORI PEMBUKTIAN BEBAS.
TEORI INI TIDAK MENGHENDAKI ADANYA KETENTUAN2 YG
MENGIKAT HAKIM, SEHINGGA PENILAIAN PEMBUKTIAN SEBERAPA
DAPAT DISERAHKAN KEPADA HAKIM.
2. TEORI PEMBUKTIAN NEGATIF
HARUS ADA KETENTUAN YG MENGIKAT YG BERSIFAT NEGATIF,
YAKNI BAHWA KETENTUAN INI HRS MEMBATASI PADA LARANGAN
KEPADA HAKIM UNTUK MELAKUKAN SESUATU YG BERHUBUNGAN
DG PEMBUKTIAN.
PS 169 HIR: UNUS TESTIS NULLUS TESTIS.
3. TEORI PEMBUKTIAN POSITIF
TEORI INI MENGHENDAKI ADANYA PERINTAH KEPADA
HAKIM. HAKIM DIWAJIBKAN, TETAPI DG SYARAT.
Pasal 165 HIR:
SURAT (AKTE) YG SAH, IALAH SUATU SURAT YG DIPERBUAT
DEMIKIAN OLEH ATAU DI HADAPAN PEGAWAI UMUM YG
BERKUASA UNTUK MEMBUATNYA, MENJADI BUKTI YG CUKUP
BAGI KEDUA BELAH PIHAK DAN AHLI WARISNYA DAN
SEKALIAN ORANG YG MENDAPATKAN HAK DARI PADANYA
TTG SEGALA HAL YG DISEBUT DALAM SURAT ITU SEBAGAI
PEMBERITAHUAN SAHNYA, DALAM HAL TERAKHIR INI HANYA
JIKA DIBERITAHUKAN ITU BERHUBUNGAN LANGSUNG DG
PERIHAL PADA SURAT (AKTE) ITU.
BEBAN PEMBUKTIAN
HAKIM YANG MEMERINTAHKAN KEPADA PARA PIHAK UNTUK
MENGAJUKAN ALAT BUKTINYA.  BURDEN OF PROOF (beban
pembuktian), BEWIJSLAST (bukti).
ASAS PADA PASAL 163 HIR.
NEGATIVE NON SUNT PROBANDA (MEMBUKTIKAN “TIDAK” ADALAH
LEBIH SULIT).
DIMUNGKINKAN TERJADI PEMBALIKAN BEBAN PEMBUKTIAN
(SHIFTING OF BURDEN PROFF, OMKERING VAN BEWIJSLAST).
PS 533 BW
PS 535 BW
PS 1244 BW
JENIS ALAT BUKTI
PASAL 164 HIR
1. TULISAN
2. KETERANGAN SAKSI
3. PERSANGKAAN
4. PENGAKUAN
5. SUMPAH
BAGAIMANA DENGAN?
1. KETERANGAN AHLI (PS 154 HIR)
2. PEMERIKSAAN SETEMPAT (153 HIR)
 MASUK BUKTI PERSANGKAAN: PERSANGKAAN
TEMPAT BERKUMPULNYA ALAT BUKTI SECARA TIDAK
LANGSUNG.
 OBYEK PEMBUKTIAN
Apa yang harus dibuktikan?
Hakim melakukan konstatasi terhadap: FAKTA
IRRELEVA • TIDAK DIBANTAH
• DIANGGAP BENAR
N
FAKTA  TIDAK PERLU
DIBUKTIKAN

RELEVAN DIBANTAH
PERLU PEMBUKTIAN
FAKTA YANG TIDAK
DIBANTAH
 DISAMAKAN DENGAN PENGAKUAN

TIDAK MEMBANTAH:
1. MENGAKUI SECARA TEGAS
2. BERDIAM DIRI
3. MEMBANTAH TANPA ALASAN CUKUP
FAKTA YANG DIANGGAP
BENAR TANPA PEMBUKTIAN
1. FAKTA PROSESUIL
 FAKTA, KEADAAN, PERBUATAN YANG DILIHAT
HAKIM DI PERSIDANGAN.
2. FAKTA NOTOIR
 HAL-HAL YANG DIANGGAP DIKETAHUI OLEH ORANG
YANG HIDUP PADA JAMANNYA ATAU MENGIKUTI
PENDIDIKAN.
3. PENGALAMAN
KESIMPULAN BERDASARKAN PENGETAHUAN
UMUM.
FAKTA YANG HARUS
DIBUKTIKAN
FAKTA YANG HARUS DIBUKTIKAN ADALAH
FAKTA YANG RELEVAN, YANG BELUM
DIKETAHUI KEPASTIAN KEBENARANNYA,
DAN DIBANTAH OLEH PIHAK LAWAN.
SUBJEK PEMBUKTIAN: PARA
PIHAK

TIMBULAH BEBAN PEMBUKTIAN

BEBAN PEMBUKTIAN
PS. 163 HIR: ASAS ACTORI INCUMBIT PROBATIO
(siapa menuntut haknya/mendakwa, dia wajib
membuktikan)
BEBAN PEMBUKTIAN MENGANDUNG RESIKO
TIMBUL TEORI-TEORI TENTANG BEBAN
PEMBUKTIAN
YURISPRUDENSI (NO. 549
K/SIP/1971, 15-3-1972)
Pembagian beban pembuktian dirasakan adil bila yang
dibebani adalah pihak yang paling sedikit dirugikan
apabila harus membuktikannya.

R. SUBEKTI : “Jangan membebani hal yang negatif”.

PENILAIAN PEMBUKTIAN
Pada asasnya, hakim bebas, kecuali terhadap DWINGEND
BEWIJS  Harus perhatikan kekuatan pembuktian.
1. Bukti menentukan: SUMPAH, PENGAKUAN.
2. Bukti sempurna: Akta Otentik.
3. Bukti bebas: Saksi, persangkaan lugu.
4. Permulaan pembuktian: 1 saksi.
5. Bukan bukti: saksi yang tidak disumpah.
PERJANJIAN PEMBUKTIAN
Adalah: KESEPAKATAN TENTANG PEMBUKTIAN
APABILA KELAK TIMBUL SENGKETA.
ISI: 1. Macam alat bukti yang bisa digunakan.
2. Kekuatan alat bukti.

 Dengan perjanjian tersendiri, atau bagian dari

perjanjian pokok.