Anda di halaman 1dari 51

Tipe-Tipe Penelitian dan

Metode Pengumpulan Data


Tipe-tipe Penelitian dengan
Pendekatan Kualitatif
• Palys (1992) menyamakan tipe dengan metode penelitian
1. Metode kontak langsung (misal wawancara, diskusi)
2. Metode-metode observasional
3. Metode unobtrusive dan arsip (misal catatan harian dan bentuk peninggalan
lainnya)

• Punch (1998) menggolongkan tipe penelitian dalam desain penelitian kualitatif


1. Studi kasus
2. Etnografi
3. Grounded Theory

• Denzin dan Lincoln (1994) menggolongkan tipe penelitian berdasarkan dari sifat
penelitian
1. Studi kasus
2. Etnografi dan observasi partisipatif
3. Fenomenologi, etnometodologi, praktek-praktek interpretif, metode biografi
dan penelitian klinis
“Tipe” dalam artian “metode-metode”

Ada beberapa penulis mengartikan tipe


sebagai metode-metode.
Studi Kasus
Kasus fenomena khusus yang hadir dalam
suatu konteks yang terbatasi

Kasus dapat berupa individu, peran, kelompok


kecil, organisasi, komunitas, bahkan bangsa
Tipe-tipe studi kasus
• Studi kasus intrinsic (tertarik pd satu kasus khusus)
• Studi kasus instrumental
• Studi kasus kolektif/majemuk/komparatif

Metode pengumpulan data untuk tipe penelitian studi


kasus:
• Observasi
• Wawancara
• Studi dokumen/karya/produk yang terkait dengan kasus
Tipe penelitian Studi Kasus
• Studi kasus >> instrinsik : dinamika Kehidupan kupu2
malam yang berusaha untuk hidup laik dan merasa
sama dengan manusia lain
• Instrumental : pengemis dari kampung X yang kaya dari
hasil mengemis
• Kolektif : ex (i) kelompok d ring of fire, latbel melakukan
expedisi tsb, memahami dari sudut pandang pelaku
bagmna keunikan lingkaran api yang mengelilingi
indonesia, dan bgmna pasca dan kemgkinan “ledakan”
lainnya
Ex(ii) anak broken home—ditunjang dengan single parent
—anak salah pergaulan—terlibat napza—g punya arah
hidup—ikut kelompok tawuran, begal, genk bengis, dsj.
Penelitian Etnografi
etnografi
• secara sederhana dpt diartikan sebagai ilmu tentang kelompok/
bangsa/ masyarakat/budaya.
• Hal penting dari penelitian etnografi adalah peran sentral budaya
dalam memahami cara hidup kelompok yang diteliti
• Budaya dalam hal ini dpt diartikan sebagai keseluruhan tingkah
laku sosial yg dipelajari anggota kelompok
• Kata, tindakan, atau produk-produk budaya pada suatu kelompok
diyakini merupakan tanda yang merepresentasikan makna
tertentu.
• Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa budaya dipelajari
dan dibagi bersama anggota masyarakat, dan karenanya perlu
dideskripsikan dan dimengerti.
• Meski yang difokuskan adalah perspektif masyarakat yang diteliti
emics (perspektif informan dan masyarakat) dan etics (perspektif
peneliti) saling berkait. Bagaimanapun pada akhirnya interpretasi
peneliti yang akan dilaporkan dalam laporan penelitian.
ETNOGRAFI
Masyarakat suku NIAS (SUMUT), menganggap bahwa
kedewasaan dimulai dengan kemampuan sang anak
melompati susunan batu yang dibuat dan dilakukan
secara turun temurun (tanda laki2 sejati) dan dapat
diterjunkan ke medan perang

Masy TORAJA juga menganggap bahwa bukti kekayaan


adalah dengan seberapa banyak susunan tanduk kerbau
yang ada di atap rumah (TONGKONAN) yang bisa dilihat
oleh smua masyarakat >> KERBAU HITAM RP.60JT ,
KERBAU BULE 600JT
Karakteristik Penelitian Etnografis

Deskriptif
• (konvensional, interpretatif) – penelitian inilah
yang sering disebut sebagai penelitian etnografi

Kritikal
• (mempertanyakan, emansipatif) – penelitian ini
meneliti praktek-praktek sosial dalam kaitannya
dengan sistem dan budaya makro
Metode Pengumpulan Data Penelitian
Etnografis
• Pengumpulan data di lapangan melalui
Kegiatan berbagai metode, menggabungkan
observasi, partisipasi dan wawancara,
Lapangan dgn peneliti tinggal dilapangan

• Pengumpulan data lebih mendasarkan


Penelitian diri pada studi dokumen (surat, kisah
hidup, catatan harian, dsb)
Etno-historis

• Pada umumnya penelitian etnografi ini membutuhkan waktu yang lama


Penelitian Partisipatoris

• Rasa ketidakpuasan terhadap penelitian konvensional


serta bentuk-bentuk pembangunan atau pengembangan
masyarakat yang ‘top-down’
• Adanya kesadaran mengenai pentingnya pelibatan aktif
masyarakat
• Adanya kebutuhan akan metode yang mudah,
berorientasi praktis, memberdayakan dan berkelanjutan.
• Sering disebut dengan PRA – Participatory Rural Appraisal

• Penelitian partisipatoris disebut sebagai trend masa kini

• Pengumpulan data dilapangan dilakukan melalui berbagai


metode pasrtisipatif yang mudah, praktis, dan memberdayakan;
1. diskusi kelompok terfokus (FGD),
2. penyusunan matriks kebutuhan,
3. penelusuran sejarah desa/masyarakat,
4. penyusunan kalender musim,
5. jadwal harian,
6. pesta desa/daerah,
7. kajian lembaga desa/masyarakat (diagram venn),
8. kajian mata pencaharian dan sebagainya.
Metode-metode Unobtrusive / tidak reaktif

• Secara harfiah, istiilah unobtrusive diartikan


sebagai ‘tidak menonjolkan diri’, ‘rendah diri’
• Metode ini bersifat non reaktif
• Peneliti hanya menyandarkan diri pada data
unobtrusive; jejak-jejak fisik dan arsip
• Contohnya yaitu dalam kasus tawuran
1. Jejak-jejak fisik
– Erosi : ada suatu tanda penghilangan yg
menunjukkan gambaran perilaku tertentu
– Akresi : adanya akumulasi bukti-bukti fisik
mengindikasikan perilaku tertentu.

2. Arsip atau dokumen


– Resmi
– Pribadi
• Analisis isi dapat masuk dalam metode non
reaktif
• Isi mengacu pada kata-kata, arti atau makna,
gambar, simbol, ide-ide atau tema yang
dikomunikasikan oleh teks.
Ragam Metode Pengumpulan data

• Observasi
• Wawancara
• Focus Group Disscussion
• Penelitian Partisipatoris
• Metode yang terkait gambar (mengggunakan foto)
• Metode dengan pemetaan dan ranking
• Metode dengan drama dan bercerita
• Oral History
Observasi
• Diturunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan
“memperhatikan”.
• Diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat
dengan mencatat fenomena dan mempertimbangkan
hubungan antaraspek dalam fenomena tsb.
• Merupakan metode yang paling tua dari ilmu sosial,
karena kita terlibat dalam proses mengamati pada cara-
cara tertentu
Observasi kadang dianggap kurang ilmiah karena
kedekatannya dengan suasana kehidupan sehari-hari dan
dianggap dapat dilakukan oleh siapapun tanpa perlu
dibahas secara khusus.
Observasi merupakan metode pengumpulan data
esensial dalam penelitian, khususnya kualitatif (Patton)
Latihan melakukan observasi mencakup belajar
mengadakan observasi secara umum pada
konteks/subjek yang dipilih, maupun mengadakan
observasi dengan fokus khusus.
Perlu juga berlatih bagaimana menulis hasil observasi
secara deksriptif, dan mengembangkan kedisiplinan
mencatat kejadian lapangan secara mendetail
Pentingnya Kegiatan Observasi
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari
perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati
tersebut.
Patton (1990) mengatakan data hasil observasi menjadi data
penting karena :
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang
konteks dalam mana hal yang diteliti ada atau terjadi.
Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,
berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara
induktif.
 Mengingat individu yang telah sepenuhnya terlibat dalam
konteks hidupnya sering mengalami kesulitan merefleksikan
pemikiran mereka tentang pengalamannya, observasi
memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh partisipan
atau subjek penelitian sendiri kurang disadari.
 Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang
hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh
subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
 Jawaban tergadap pertanyaan akan diwarnai oleh persepsi
selektif individu yang diwawancara.
 Observasi memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap
introspeksi terhadap penelitian yang dilakukannya.
Uraian Harus Deskriptif, bukan
Interpretatif
 Peneliti yang baik akan melaporkan hasil observasinya secara
deskriptif bukan interpretatif.
 Pengamat tidak mencatat kesimpulan atau interprestasi,
melainkan data konkrit berkenaan dengan fenomena yang
diamati.
 Deskripsi interpretatif dengan menggunakan penyimpulan-
penyimpulan dari peneliti harus dihindari.
Variasi dalam
Pendekatan Observasi
• Apakah pengamat berpartisipasi aktif dalam
setting yang diamatinya ataukah ia menjadi
pengamat pasif, dalam arti tidak terlibat dalam
aktifitas yang diamatinya tersebut.

• Apakah peneliti melakukan observasinya


secara terbuka ataukah secara
tertutup/terselubung.
• Apakah observasi perlu dilakukan dalam
jangka waktu yang lama atau cukup dalam
waktu yang terbatas.

• Variasi berkenaan dengan fokus variasi:


fenomena utuh atau aspek-aspek khusus.
Metode Pengumpulan
Data
SEBUAH PERTANYAAN

APAKAH OBSERVASI PERLU DILAKUKAN DALAM


JANGKA WAKTU LAMA ATAU CUKUP DALAM
WAKTU TERBATAS ?

VARIASI BERKENAN DENGAN FOKUS OBSERVASI :


FENOMENA UTUH ATAU ASPEK – ASPEK KHUSUS?
Barnister, dkk (1994) Beberapa Variasi
Pendekatan yang Perlu Dipertimbangkan

Variasi Dalam
Variasi Dalam
Struktur
Fokus Observasi
Observasi

Variasi Dalam
Pemberian
Metode dan
Umpan Balik
Sarana/Instrumen
2 Situasi yang Tidak Relevan Tetapi Membantu
Penelitian dan Harus Dicatat

1. Bila dalam suatu fenomena suatu hal


seharusnya (atau diharpkan terjadi) dan
ternyata tidak terjadi
2. Bila peneliti dengan pengethauna dan
pengalamannya memperkirakan bahwa
ketidakberadaan aktivitas atau aspek
tertentu menjadi suatu hal yang tidak
umum
Catatan
Lapangan
1. Berisi hal - hal yang
dianggap penting
2. Sifatnya Deskriptif
3. Harus dibuat saat
observasi Berlangsung
4. Apabila relevan dan
memungkinkan, catatan
lapangan perlu di isi
kutipan-kutipan langsung
dari apa yang objek
katakan dan yang diamati
dari objek selama proses
wawancara berlangsung,
dan bersifat mendetail.
Yang Harus
Diperhatikan Saat
Membuat Catatan
Observasi
Menurut Banister,dkk (1994)
ATTENTION !!!

1. Deskripsi tentang konteks yang di observasi.


2. Deskripsi mengenai karakteristik orang yang akan
diamati.
3. Deskripsi tentang siapa yang melakukan observasi
4. Deskripsi mengenai perilaku yang ditampilkan orang -
orang yang diamati.
5. Interpretasi sementara dari peneliti terhadap kejadian
yang diamati (terpisah).
6. Pertimbangan mengenai alternative interpretasi lain.
7. Eksplorasi perasaan dan penghayatan peneliti terhadap
kejadian yang diamati.
Wawancara
• Wawancara adalah
percakapan dan tanya jawab
yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
• Wawancara kualitatif dilakukan
bila peneliti bermaksud
memperoleh pengetahuan
tentang makna subjektif yang
dipahami individu berkenaan
dengan topik yang diteliti dan
bermaksud mengeksplorasi
isu tersebut (Banister dkk.,
1994)
Variasi Wawancara : Patton, (1990)

Wawancara Informal

Wawancara Dengan Pedoman


Umum
Wawancara Dengan Pedoman
Terstandart yang Terbuka
PERTANYAAN PENELITIAN
• Pertanyaan tentang apa yang dilakukan
atau biasa dilakukan mengacu pada
pertanyaan tingkah laku

• Peneliti dapat menanyakan hal terkait


dengan proses pemahaman dan
interpretasai responden. Jawabannya akan
memberi kejelasan mengenai pemikiran,
tujuan, impian, dan nilai yang dimiliki.

• Pertanyaan tentang perasaan untuk


memperoleh pemahaman aspek afektif
dalm diri responden, misal :
- Respon emosional
- Respon pengalaman
- Respon pemikiran-pemikiran mereka
PERTANYAAN PENELITIAN
• Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan
atau opini lebih baik diletakkan di belakang
apabila penelitian diarahkan untuk menggali
pengalaman, penghayatan sekaligus
pandangan subjek

• * Fungsinya: menghindari bias pandangan


masyarakat yang mempengaruhi jawaban
subjek dan menghalanginya bercerita secara
jujur tentang pengalaman dan
penghayatannya

• Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan


atau opini perlu diantisipasi karena bisa saja
tidak merefleksikan opini subjek penelitian
melainkan diwarnai pandangan masyarakat.
PENTING
DIPERHATIKAN
Pandangan & Perasaan
tidak tampil secara
terpisah. Sehingga
peneliti diharapkan
terampil dan hati hati
dlam membedakan
keduanya. 
PENYUSUNAN PERTANYAAN : SMITH, ET. ALL, (1994)

• Pertanyaan harus bersifat netral, tidak


diwarnai nilai-nilai tertentu dan tidak
mengarahkan

• Peneliti perlu menghindari kata-kata yang


canggih, resmi ataupun tinggi. Sehingga
pertanyaan yang diajukan peneliti mudah
dipahami oleh subjek penelitian

• Peneliti perlu menggunakan pertanyaan


terbuka, bukan pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup merupakan
pertanyaan yang hanya akan menarik
jawaban ya/tidak sedangkan dari
pertanyaan terbuka peneliti mengajak
responden untuk bercerita lebih lanjut
Persiapan Diri dan
Keteriampilan Wawancara
• Peneliti perlu memiliki
pengetahuan yang memadai • Dalam pengambilan data peneliti
mengenai isu yang akan dibahas.  perlu menjalin rapport (hubungan
baik) dengan responden sekaligus
• Sebelum memulai wawancara, menjaga netralitas data. 
peneliti perlu menjelaskan apa
yang akan dilakukan. Ringkasan • Peneliti harus peka terhadap
pertanyaan dapat dikirimkan semua rekasi responden, dan
kepada responden agar ia dapat kemudian dapat mengambil
menyiapkan dengan informasi yang langkah-langkah yang tepat untuk
diperlukan mengatasinya agar proses
pengambilan data selanjutnya
• Peneliti tidak perlu berpanjang lebih efektif.
lebar mengenai apa yang akan
dilakukannnya agar tidak
membingungkan responden
PENTING
•  PENTING untuk diperhatikan, bahwa
wawancara harus berjalan dengan suasana DIPERHATIKAN
menyenangkan dan dirasa aman oleh
responden, sehingga responden dapat
berbicara secara terbuka, oleh sebab itu
wawancara tidak perlu diurutkan dan
disusun sedemikian rupa.

• BEBERAPA pertanyaan tidak harus


ditanyakan secara eksplisit, karena
terkadang ada beberapa jawaban yang
tidak sesuai dengan aspek pertanyaan dan
justru mengarah pada aspek pertanyaan
lain. Oleh karena itu peneliti perlu
mempertimbangkan aspek pertanyaan
tersebut 
• PERTANYAAN
- Jelas, sederhana, dan singkat.
- tidak mengandung beberapa pesan pertanyaan
sekaligus.
- menghindari pertanyaan “MENGAPA ?”
KETERAMPILAN
•  Apabila mengandung beberapa pesan
pertanyaan maka itu akan membuat bingung WAWANCARA
responden dalam memahami dan menjawab,
terlebih kan membuat bingung peneliti itu
sendiri saat harus menganalisis jawaban.

• “MENGAPA ?” mengasumsikan seakan


reponden selalu tahu alsan setiap
tindakannya atau dipikirkannya.
- Merasa dievaluasi
- Didesak
- Tidak dihargai privasinya
- Diragukan tindakannya
• Apabila diperlukan, cara lainnya yang tidak
langsung seperti “Dapat Jelaskan Lebih
Lanjut ?”

• Saat tertentu peneliti perlu mengecek


pertanyaan pemahamannya akan pemaparan
jawaban reponden. ”Dari uraian tadi, saya
menyimpulkan....., apakah benar begitu pak ?”
 
• Menurut Jorgensen(1989) MANFAAT  meminta
responden mengulangi dan menjelaskan
kembali jawabannya seperti :
1. Responden mengambil kesimpulan bahwa
KETERAMPILAN peneliti sungguh berminat pada uraian yang
disampaikan
WAWANCARA 2. Responden dapat merefleksi , mengoreksi
kembali, atau menjelaskan apa yang dimaksud
3. Peneliti dapat memperoleh gambaran yang
lebih jelas sekaligus mengecek konsistensi
jawaban responden
WAWANCARA SECARA KREATIF : PATTON,
(1990)

KENAPA HARUS KREATIF?


Cara Lain Untuk Mendapatkan Jawaban
Selain Wawancara Biasa
Patton,
(1990)
• Dengan teknik proyeksi menggunakan tes psikologis tertentu. Cth: tes
Rosarch
• Wawancara kreatif dengan kegiatan menulis sebelum wawancara
menggunakan pendekatan Robert Kegan  

Pendekatan Robert
Kaegan
• Pendekatan oleh Robert Kegan (wawancara subjek-objek) à
didasarkan pada reaksi responden terhadap 10 kata dalam kartu,
yaitu marah, cemas, keberhasilan, keyakinan, sedih, rusak,
tergerak/tersentuh, kehilangan, perubahan, dan penting untuk saya.
Hal yang Perlu Dilakukan Untuk Memperoleh
Transkrip Lengkap Wawancara
Patton,
(1990)
• Mengusulkan diperhatikannya hal-hal praktis agar peneliti dapat
memperoleh transkrip yang lengkap dari wawancara yang dilakukannya.
Yaitu dengan memakai alat seperti :
Persiapan Menghadapi
Proses Wawancara
Sebelum Wawancara

Pilih tempat yang bebas dari ganggguan

Siapkan alat perekam pada tempat yang stabil

Minta responden untuk berbicara dengan keras dan jelas


Saat Wawancara

• Mulai wawancara dengan ucapan


peneliti : “Wawancara dilakukan pada ...,
tempat dan tanggal ..., Pada ..(subjek
penelitian)...
• Peneliti berbicara secara jelas dan tidak
terlalu cepat, karena responden
cenderung melakukan hal yang sama
seperti peneliti.
• Perhatikan apakah alat perekam telah
merekam dengan baik.
• Matikan alat perekam saat pembicaraan
yang tidak relevan sedang berlangsung.
Setelah Wawancara

• Peneliti mendengarkan rekaman, membuat catatan


dan menghapus diskusi-diskusi yang tidak relevan.
• Mencatat nama-nama dengan lengkap dan istilah-
istilah yang tidak umum/tidak familiar yang
digunakan responden.
• Menyimpan rekaman wawancara dengan baik

Anda mungkin juga menyukai