PENDAHULUAN
• Kebanyakan uji hipotesis terdahulu yang dikenal dengan PARAMETRIK
didasarkan pada anggapan sampel acak berdistribusi tertentu contohnya
distribusi normal dengan sampel besar sehingga penyimpangannya kecil.
• Dan uji hipotesis yang tidak menggunakan anggapan tsb. (bebas distribusi)
kecuali berdistribusi kontinyu dikenal dengan NON PARAMETRIK.
• Namun demikian, bila uji parametrik dan nonparametrik dapat digunakan untuk
data yang sama, kita seharusnya menghindari uji nonparametrik dan
mengerjakannya dengan teknik parametrik.
3
4
UJI RUNTUN
Uji runtun atau Uji Deret (Run Test) merupakan pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah
urutan sampel pengamatan diambil secara acak atau tidak.
• Data dibagi menjadi 2 kelompok yang saling eksklusif, seperti: laki-laki atau perempuan, cacat atau tidak cacat,
diatas atau dibawah median dan lain sebagainya kemudian deret data tersebut hanya akan terdiri atas 2 lambang.
Banyaknya data dalam sebuah runtun disebut panjang dari runtun.
Misalnya hasil inspeksi tehadap 16 produk diperoleh hasil yang menunjukkan produk cacat (C) dan baik (B)
dengan urutan B B C C C C B C C C B B B B B B. Sehingga diperoleh jumlah runtun (v) sebanyak 5 terdiri atas
runtun pertama panjangnya 2 yaitu BB, runtun kedua panjangnya 4 yaitu CCCC, runtun ketiga panjangnya 1
yaitu B, runtun keempat panjangnya 3 yaitu CCC dan runtun kelima panjangnya 6 yaitu BBBBBB.
• Misal n adalah ukuran sampel total, maka n1 = banyaknya lambang yang lebih sedikit (7), dan n2 = banyaknya
lambang yang lebih banyak (9) ukuran sampel total n = n1 + n2 (16)
5
dan
Solusi :
1. H0 : sampel berasal dari proses acak
2. H1 : sampel tidak berasal dari proses acak
3. Statistik uji :
dan dan banyak runtun v = 5
Sehingga
p-value =
dan
Ujilah pada taraf nyata 5% bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang diambil secara acak
Solusi :
1. H0 : kedua sampel berasal dari populasi yang diambil secara acak
2. H1 : kedua sampel tidak berasal dari populasi yang diambil secara acak.
12
3. Statistik uji :
Sehingga :
Pada taraf nyata 5%, cukup bukti untuk menyatakan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang diambil
secara acak.
14
Apabila terdapat nilai kembar (ties), statistik uji perlu dikoreksi dengan faktor koreksi :
dengan dan t adalah banyaknya ties. Statistik uji Kruskal Wallis terkoreksinya :
17
Tahapan Umum Uji Kruskal Wallis
1. H0 : M1 = M2 = … = Mk atau k populasi memiliki fungsi distribusi identik
2. H1 : minimal satu tanda “=“ pada H0 tidak berlaku atau k populasi memiliki fungsi distribusi berbeda
3. Statistik Uji :
a. Jika tidak terdapat ties :
5. Kesimpulan
18
19
Ujilah pada taraf nyata 5% bahwa median kecepatan membaca data dari ketiga jenis metode pemasangan SSD
adalah berbeda
Solusi :
1. H0 : M1 = M2 = M3
2. H1 : minimal ada satu tanda “=“ tidak berlaku pada H0
20
3. Statistik Uji :
Lakukan perankingan observasi pada setiap sampel dan jumlah ranking setiap sampel sebagai berikut :