Anda di halaman 1dari 65

HEMODIALISA

Dr.Hj Tri Hapsari Retno Agustiyowati, SKp,


MKes
082120718245
• Pengertian
• Su/ proses translokasi dari solut dlm
plasma darah ke dalam cairan dialisat
melalui membran semi permeabel k/
perbedaan konsentrasi (difusi ) dan
perbedaan tekanan (filtrasi)
• Indikasi :
a. ARF:
1. Hiperkalemi berat ( K > 7 meq /l)
2. Azotemia berat(Kreatinin > 10 mg/dl) dan
urea N > 100 mg/dl)
3. Asidosis berat ( HCO3 < 15 mg/dl)
Overhidrasi yg tidak responsif thd diuretika

b. CRF (CKD)
1. Indikasi medik:
• CCT < 5 cc /mnt
• Gejala spt ARF
2. Indikasi non medik:
• Mampu melanjutkan selama tidak
terbatas
• Kemungkinan rehabilitasi
• Pengertian & kerja sama kel ttg segala
konsekuensi HD
• Penderita bersifat kooperatif
3. HD propilaksis: dilakukan u/ persiapan operasi
• Kontra indikasi:
1. Usia : dulu maks 50 th, sek dgn teknologi usia
meningkat
2. Peny kardiovaskuler
3. KU buruk
4. Peny yg tidak dapat disembuhkan
ISTILAH-ISTILAH HD
1. Ginjal Buatan / dialyzer
• Alat dimana proses dialisa terjadi 2
ruangan
• Ruangan darah / kompartemen darah
• Ruangan dialysat /kompartemen dialisat
• Batasnya selaput semi permeabel
2. Blood line: mengalirkan darah dari tubuh
ke dialyzer dan dari dialyzer ke tubuh
• Arteri blood line / ABL/ Inlet
• Vena blood line /VBL/ Outlet
3. Dialisat:
• Cairan yg digunakan pd proses HD ,terdiri
dari campuran air dan elektrolit yg
konsentrasi & tekanan osmotik hampir
sama dgn darah
4. Akses darah:
• Tempat penusukan pd vena u/
mendapatkan aliran darah 150 -300 cc
/menit
• Temporer / sementara : bbrp jam sampai
minggu vena femoral, vena subclavia
• Permanen: lama / tahunan arterio vena
fistula (AV shunt)
5. Antikoagulan:
• Obat u/ mencegah pembekuan darah
• Obatnya : heparin
• Pemakaian heparin heparinisasi
• Caranya:
a. intermitten:diberi selang 1 jam
b. continous: terus2an selama HD
c. Minimal: pd waktu menyiapkan sirkulasi
darah
d. Regional:pd ABL diberi heparin pd VBL
diberi potamin
PROSES HD
• Darah akan ditarik o/ pompa darah/ blood
pump melalui ABL ke dialyzer , dlm
dialyzer darah akan mengisi kompartemen
darah (I)
• Cairan dialisat akan dialirkan o/ mesin
dialisis u/ mengisi kompartemen dialisat
(II)
• Kedua kompartemen dipisahkan o/
membran semi permeabel
• Setelah terjadi proses dialisa dalam
dialyzer maka darah tersebut akan
dilarkan kembali melalui VBL ke dalam
tubuh, sedang cairan dialisat yg berisi
toksin yg ditarik dari darah dibuang o/
mesin dialisat
DOSIS HD
• Dalam menentukan dosis HD harus
memperhatikan:
1. TD (time of dialysis)
• Berapa menit tiap HD u/ mencapai
efektifitas tiap mg 12 jam: 3 x 4 jam atau
2 x 6 jam
2. ID (interdialityc time) waktu interval HD
• Pasien berat / akut 3x1mg 2 jam
• Pasien stabil 2x1mg 4 jam
3. QB (Blood Flow):
• Besarnya aliran darah yg dialirkan ke dlm
dialyzer besar : 150 – 300 cc / mnt
• QB makin besar HD makin efektif
4. QD (Dialysat flow)
• Besarnya aliran dialysat ke dalam
dialyzer besar 300 – 500 cc/mnt
• QD makin besar, proses HD makin efektif
5. K ( Kliren’s Dialyzer)
• Kemampuan dialyzer u/ membersihkan
drh dari cairan & zat yg terlarut
• Makin besar kliren’s dialyzer makin besar
kemampuan u/ membersihkan darah
• Besarnya kliren’s dipengaruhi bahan.,tebal, luas
membran, kliren’s dialyzer disebut koefisien ultra
filtrasi (KUF)
6. TMP (Trans Membran Pressure):
• Besarnya perbedaan tekanan hydrostatik antara
kompartemen dialisis (Pd) dan kompartemen
darah (Pb)
• TMP= Pb – Pd mm Hg
• TMP diperlukan agar terjadi proses filtrasi
• Usahakan Pb > Pd
• TMP tidak boleh < 50 mmHg
• TMP diatur mesin secara otomatis / manual
7. UFR (Ultra Filtration Rate)
• Banyaknya cairan yg direncanakan
ditarik dr tubuh pasien setiap jam
• Target UFR: jumlah cairan /BB yg akan
diturunkan

Penatalaksanaan HD
A. Per sebelum HD
B. Per selama HD
C. Per setelah HD
Per Sebelum HD
1. Persiapan Mesin:
a. Listrik
b. Air
c. Saluran pembuangan
d. Dialisat
2. Persiapan alat2:
a. Dialyzer 1 bh
b. Blood lines 1 bh
c. AV fistula 2 bh
d. NaCi 0,9% 3 flabot
e. Infus set 1 buah
f. Bak steril berisi:
• Spuit 3 cc
• Kasa
• Sarung tangan steril
• Mangkok berisi NaCl
• Duk steril
• Obat2an (heparin, lidocain)
• Duk klem
• Alat /bahan lain: alkohol 70% ,plester,
formulir harian HD
3. Persiapan sirkulasi darah
• Menyiapkan dialyzer & blood line pd
mesin HD yaitu:
a. Soaking  melembabkan dialyzer
b. Rinsing membilas dialyzer
c. Priming mengisi sirkulasi pertama
4. Persiapan pasien
a. Persiapan mental
b. Izin dilakukan tindakan (bagi yg baru)
c. Persiapan fisik: timbang BB, Obs TTV,
Obs KU
PER SELAMA HD
1. Mempersiapkan sarana hubungan
sirkulasi
• Dilakukan dgn salah satu cara di bawah
ini:
a. Dgn internal AV shunt / fistula
b. Dgn femoral
c. Dgn subclavia
2. Menghubungkan sarana hub sirkulasi dgn
mesin (mulai HD)
3. Pengamatan selama HD
a. Obs pasien:
• KU
• TTV
• Posisi
• Adanya perdarahan
• keluhan
b.Obs mesin:
• QB Tekanan vena
• QD TMP
• Temperatur Kebocoran
• Conductivity Sambungan2
• Tekanan arteri
c. Pengisian formulir harian dialisa
• Nama umur
• Ruangan TTV
• Lama HD jenis dialyzer
• Jenis dialisat dosis heparin
• Obat2 yg diberi selama HD
• Keluhan selama HD
PER SETELAH HD
1. Mengakhiri HD
• Persiapan alat2 : deppers, betadin,
plester. Alat penekan, bantal pasir
2. Membersihkan mesin HD
• Dibersihkan baik bagian luar maupun
dlm
3. Melengkapi pengisisan formulir harian
dialisa
KOMPLIKASI HD
A. Disebabkan tindakan HD
1. Hipotensi
Gejalanya:
• Lemas, berkeringat, pandangan kunang2,
mual, muntah, sesak
Penyebab:
• Pengeluaran cairan yg terlalu cepat
• Pengeluaran cairan berlebihan
• Sebelumnya dehidrasi
• k/ obat anti hipertensi
Penanganan :
• Tidurkan pasien horizontal/ rata
• QB & TMP diturunkan
• Obs TTV
• Obs KU
• Berikan cairan perlahan
• Beri O2 bila sesak
• k/p beri obat u/ meningkatkan tek darah
2. Sindroma disequilibrium
Gejalanya:
• Tekanan darah naik
• Sakit kepala hebat
• Gelisah
• Penglihatan kabur
• Perasaan sesak
• Perasaan enek
• Kadang bisa kejang
Penyebab: penurunan kadar serum kreatinin
dan ureum cepat
Penanganan:
• QB dan TMP diturunkan
• Obs KU
• Obs TTV
• Beri obat penurun Tek drh
• k/p beri obat penenang
3. Nyeri dada
Gejala:
• Gelisah
• Kesakitan daerah dada
Penyebab:
• Akibat hipertensi
• Penarikan cairan terlalu cepat
Penanganan:
• QB & TMP diturunkan
• Berikan O2
• Berikan obat jantung ( di bawah lidah)
• k/p lakukan EKG
4. Keram
Gejala:
• Sakit daerah betis, paha, perut, jari, tangan
Penyebab:
• Pengeluaran cairan berlebihan
• Gangguan elektrolit
Penanganan:
• QB & TMP turunkan
• Atasi secara manual dgn cara memijit yg
sakit
• Beri calsium glukonas
5. Menggigil
Gejala:
• Mengeluh kedinginan
• Menggigil
• Kadang suhu tubuh naik
• Lemas, muntah, berkeringat
Penyebab:
• Reaksi pyrogen
• Reaksi tranfusi
• Sterilisasi kurang
penanganan:
• Ukur suhu tubuh
• Bila panas kompres
• k/p pasang selimut / buli2 panas
• Beri obat ( antihistamin, anti piretik)
• Kultur darah
6. Kejang
Gejala:
• Kejang
Penyebab:
• Hipertensi berat
• Emboli udara
• Sindroma disequilibrium berat
Penanganan:
• QB & TMP turunkan
• Beri O2
• k/p obat penenang
• Pertahankan jalan nafas
• k/p HD stop
DISEBABKAN KESALAHAN
TEKNIS
1. Emboli udara
Gejala:
a. Pasien posisi duduk
• Berteriak dgn pegang telinga (k/ suara udara
masuk dgn cepat ke otak
• Kejang
• Sesak ,muka biru
• Twiching otot
• Kadang tidak sadar
b. Pasien tidur terlentang
• Nafas dalam, batu, cyanosis
• Nafas tertahan / megap2
• Kadang tidak sadar
• Nadi lemah
Penyebab:
• Udara dari outlet / venous line masuk ke
tubuh pasien
Penanganan:
• Posisi terlentang dgn kaki > tinggi dari
kepala
• Berbaring ke sisi kiri badan
• QB dan TMP diturunkan
• Beri O2
• Pertahankan jalan nafas
• k/p HD stop sementara
2. Dialyzer bocor (Blood Leak)
Gejala:
• Blood leak detector alarm
• Dialisat yg keluar warna merah
Penanganan:
a. Kebocoran kecil:
• QB dikecilkan, TMP diturunkan ke nol
selama 15 ‘
• Kembalikan QB & TMP ke semula
• Kalau berhasil HD teruskan Obs
• Tidak berhasil ganti dialyzer
b. Kebocoran besar ganti dialyzer
3. Dialyzer beku / clot
Gejala:
• Tekanan arteri alarm
• Dialyzer warna gelap sebagian / seluruh
Penanganan:
a. Bekuan sebagian:
• Beri ekstra heparin
• QB tinggikan
• Bilas dgn NaCl
• Kalau berhasil HD teruskan obs
• Tidak berhasil  ganti dialyzer
b. Beku seluruh  ganti dialyzer
INFEKSI
Gejala:
Tempat terinfeksi bengkak, merah, sakit,
panas
Penanganan: antibiotik
HD Adekwat
1. Ultra Filtrasi adekwat
• Parameternya: tercapainya BB kering
(dry weight) yaitu BB tanpa edema
2. Analisa adekwat
• Parameternya adalah setiap HD dpt
menurunkan 5 -60% kadar ureum pasien
• Kadar kreatinin tdk dapat dijadikan
patokan k/ dipengaruhi banyak faktor
HD kronik /rutin adekwat
1. Keadaan klinis & gizi pasien membaik
2. Kadar albumin mendekati normal
3. Hipertensi terkontrol
4. Hb >8 gr atau PCV >20 %
5. Pre HD : ureum < 100 mg%, kreatinin <
15 mg%
6. Kadar elektrolit (Na, K, Ca,P,Mg)
mendekati normal
PERITONEAL DIALISA
Proses dialisis yang dilakkukan dalam dan
oleh tubuh pd selaput peritoneal dalam
rongga perut (peritoneum) yg banyak
mengandung pembuluh darah dibantu
oleh cairan dialisis yg dimasukkan ke
dalam peritoneal melalui kateter yg
dipasang . Translokasi solut terjadi dgn
cara difusi sedang filtrasi solvent terjadi
dgn osmosis
Indikasi PD:
• Peny jantung koroner yg berat
• Sukar membuat akses darah
• Anak
• Manula
Kontraindikasi:
• Illeus paralitik / obstruktif
• Hernia
KI absolut kehilangan fungsi area
permukaan peritoneum
JENIS PD
A. Dialisis Peritoneal Akut /APD
• u/ pasien akut
Penatalaksanaan PD:
1. Pemasangan kateter dokter
Caranya:
a. Kosongkan KK
b. Antiseptik dinding abdomen
c. Temukan tempat insersi terbaik:
• 3-5 cm di bawah pusat
• 1/3 bawah pusat antara simpisis pubis dan
pusat
d. Anastesi lokal insisi kulit dan masukkan
kateter
e. Masukkan heparin 500-1000 unit melalui
kateter u/ mencegah pembekuan
f. Fiksasi kateter dgn dijahit
2. Proses PD:
a. Kateter PD sambungkan dgn inflow dan
out flow
b. Lakukan test masukkan cairan sesuai
jumlah yg ditentukan keluarkan tanpa
dwelling time
c. Bila test lancar lanjutkan : inflow 15’,
Indweliing 30-45’, out flow 15-20’
d. Prosedur pd awal penggunaan dpt
sampai 72 jam tgt urea N
e. Lama PD tgt keadaan pasien bisa
samapai 5 -7 hr
3. Prosedur pertukaran cairan
Pemasukan sejumlah cairan tgt exchange /
cycle
Pertukaran terdiri dari 3 fase
• Fill: cairan dimasukkan ke rongga
peritoneum
• Dwell time: cairan dialisat disimpan dalam
rongga peritoneum dlm jangka waktu ttt.
Lamanya dwell time tgt type peritoneal
dialisa .Bila APD < 60 mnt, CAPD >4 jam
Komplikasi:
• Perdarahan
• Perporasi
• Sumbatan pada kanul
• Kebocoran sekitar kanul
• Nyeri abdominal
• peritonitis
B. Dialisis Peritoneal Kronis u/ pasien GGK
(CKD) salah satunya CAPD (Continous
Ambulatory Peritoneal Dialysis) atau
Dialisis Peritoneal Mandiri
Berkesinambungan (DPMB)
CAPD:
• Type PD yg dpt dilakukan di rumah
• Dialisis yg bebas dari mesin
• Dilakukan terus menerus selama 24 jam 7
hari seminggu
• Pertukaran cairan setiap 3-5 kali sehari
setiap 4-6 jam sekali, setelah pertukaran
cairan yg terakhir (pd malam hari) cairan
akan disimpan dalam rongga peritoneum
semalaman
Indikasi CAPD:
• Medis :
• pasien kelainan jantung
• Usila
• Penyakit menular
• Sosial:
• Tempat tinggal jauh dari pusat PD
• Pasien masih aktif bekerja
Kontra Indikasi CAPD:
• Absolut: permukaan selaput peritoneum
sempit k/ sering peritonitis
• Relatif:
• Ostomi
• Op abdomen / trauma baru
• Sangat gemuk
• Rongga abd sempit akibat masa tumor
 Kesulitan menjalankan program sendiri:
• Fisik (buta)
• RM
• Psikosis
• Motivasi rendah
 Komplikasi CAPD:
• Peritonitis
• Infeksi pd exit site
• Obstruksi kateter
Perbedaan PD dengan CAPD
PD:
• Dialyzer khusus yg dpt dirubah sesuai
kondisi pasien
• Kecepatan aliran dialisat dapat dirubah
• Waktu dialisis dpt dirubah 2x /mg ,3x/mg
• Kecepatan aliran dialisat dpt dirubah
CAPD:
• Pasien gunakan membran peritoneum yg
tdk dpt dirubah
• Kecepatan aliran dialisat tdk dapat dirubah
• Waktu dialisis sehari sesudah 24 jam,
dwelling time dpt dimaksimalkan
• Dpt menambah volume cairan

Masalah keperawatan yg sering muncul pd


pasien dialisis
• Ggn rasa aman cemas
• Ggn rasa nyaman gatal
• Ggn kebutuhan istirahat tidur
• Ggn konsep diri
• Ggn rasa nyaman nyeri
• Ggn rasa nyaman mual & muntah
• Ggn pola eliminasi
• Perubahan volumecairan (>/<)
• Terbatas aktivitas
• < pengetahuan ttg hal yg berhubungan
dgn dialisis
TRANSPLANTASI GINJAL
Operasi pemindahan ginjal sehat (donor) kepada
orang lain (resipient) baik donor hidup atau mati
(cadaver)
Syarat2 resipient:
• Usia 16-55 th
• Tdk mengidap peny berat
• Kondisi prima dgn cara:
 Diet TKTP
 Hb > 10 gr%
 HD adehidrat (12-15 jam /mg)
 HD terakhir sehari sebelum TG
Syarat2 Donor:
• Usia 16-55 th
• Punya motivasi tinggi tanpa paksaan
• Kedua ginjal normal ,tidak terinfeksi
• Tdk mengidap peny berat yg
memperburuk fs ginjal % komplikasi
setelah op ginjal
• Gol darah cocok
Sumber ginjal / donor:
• Donor mayat / cadaver
• Berlaku di semua negara kecuali negara
islam
• Donor hidup:
 Saudara kandung
 Orang tua
 Bukan keluarga
TG di Ind berdasar PP No 18 th 198…
• Seleksi donor hidup keluarga:
• Hub kel yg dpt dipercaya
• Umur ideal 20 – 50 th
• Lolos skrining psikologis
 Motivasi tinggi u/ dodor tanpa imbalan
 Menyadari hidup normal dgn 1 ginjal
• Lolos skrining medis:
 Kedua ginjal normal mel pem
 Tdk ada resiko hipertensi, batu ginjal, peny
ginjal turunan
 Gol darah sesuai
 Menandatangani SOP
PER PRA TG
• Persiapan mental: pasien diisolasi: berikan
penyuluhan u op
• Persiapan fisik: Obs TTV, pem lab, pem
rontgen, EKG
• Persiapan pasien: cukur daerah op,
kompres daerah op 2 jam
• seb op : pasien puasa , klisma tinggi,
premedikasi
PER POST OP
• Pasien diisolasi
• Membatasi kontak dgnpengunjung
Pengamatan yg harus dilakukan
• Obs TTV
• Obs intake output 12 jam pertama tiap
jam, hari kedua tiap 3 jam, hari ketiga tiap
6 jam
• Kateter: ganti setelah 5 hr, dilepas hari ke
6-10, obs adanya sumbatan, terlepas,
terekuk
• Bj urine : hari I tiap jam, hari II tiap 3 jam,
hari III 6-12 jam
• Drain: diangkat setelah hari ke 7 , obs
adanya perdarahan, luka , terlepas
drainnya
• Pemeriksaan lab: ureum, kreatinin, Na, K,
tiap 4 jam
• Pemberian obat2 immunosupressive
sesuai protokol
• Diet: Hari I puasa, hari II lunak, hari III
TKTP
• Mobilisasi: secepat mungkin, hari ke 5
lags turun dr TT & dijaga daerah perut
(ginjal baru) tdk mendpt tekanan
• Pengamatan thp infeksi, rejeksi

Faktor2 yg berperan dalam keberhasilan


TG:
• Faktor donor:
Sumber ginjal (donor hidup/kadaver)
Usia donor
Infeksi yg terjadi pd donor
• Faktor recipient:
Peny dasar penyebab GGK
• Faktor immunogenetik
• Faktor penanganan pre & post op & intra
op ( periop)

Masalah pd TG:
• Rejeksi: penolakan tubuh thp ginjal yg
dicangkokan k/ dianggap benda asing
• Gejalanya:
Hiper akut: bbrp menit setelah pembuluh
darah disambung
Gejalanya:
ginjal membiru
Lembek
 tidak produksi urine
Gejala masih dpt timbul 24 – 48 jam
harus diangkat lagi
• Akut: Terjadi dalam 3 bulan pertama
• Gejala:
Ginjal bengkak, keras, sakit
Urine <
Suhu badan tinggi, nadi cepat
Pasien gelisah
Proteinuria
Kadar Na dalam darahtinggi
• Kronik: timbul perlahan2, biasanya setelah
bbrp bulan / tahun
• Gejala:
Hipertensi
Proteinuria
Menurun fungsi ginjal
2. Immunosupresi
Obat yg digunakan u/ pencegahan rejeksi.
Obat diberikan 2 tahap yaitu induksi &
pemeliharaan
Obat yg sering digunakan kombinasi misal
steroid & sefalosporin
Komplikasi obat pd recipient
menyebabkan immun menurun

Anda mungkin juga menyukai